Disclaimer : Uta no Prince-sama © Broccoli

Rate : T

Main Chara : Tokiya Ichinose

AN : Okay, fanfic pertama gue seumur hidup. Mungkin agak OOC, saya minta maaf sebesar"nya *bows*. Saya masih sangaaaat baru di ffn, jadi mohon kritik saran untuk ff yang akan datang ^^" sumpah chapter 1 gaje abis, tapi kalo lanjut sampe akhir /mudah-mudahan/ gak nyesel! enjoy desu~!


Am I Wrong?

Chapter 1. Feeling That Left Unsaid

Siang itu langit terlihat cerah, tapi tidak secerah hati seseorang. Seorang Ichinose Tokiya. Ia berjalan di taman itu sendirian, sambil melihat sebatang coklat dan sepucuk surat ditangannya, dua benda yang harusnya ia berikan kepada seseorang yang ia sayangi di hari kasih sayang ini. Ah, tapi ia terlalu takut untuk memberikannya… takut… orang itu tidak memiliki perasaan yang sama… dengannya. Ia menghembuskan nafas panjang dan menatap langit biru yang indah itu.

"Ichinose-san~" gadis berambut merah muda yang membawa sebungkus kue coklat melambai-lambai kearahnya sambil tersenyum. Ia membalas dengan senyuman kecil yang ia paksakan dan menyapa gadis itu. Gadis itu lalu memberikan sebungkus kue coklat itu kepadanya.

"Arigatou Nanami" katanya tersenyum kecil sambil menerima kue-kue coklat itu. "tapi aku tidak punya apa-apa untukmu." Lanjutnya sambil menundukkan kepalanya. Nanami menggeleng. "tak apa, aku memberikan kue ini untuk semuanya sebagai tanda persahabatan" dengan nada riangnya.

Ia tersenyum, kali ini yang terlihat adalah senyum tulusnya. Ia mengucapkan terima kasih sekali lagi dan mengucapankan selamat hari valentine. Nanami mebalasnya dan pergi mencari anggota STARISH lainnya.

Ia menghempaskan tubuhnya di bangku taman di belakangnya dan membuka kantong kue-kue coklat pemberian Nanami. Satu kue… dua kue… sampai akhirnya tersisa 3 potong kue. Ia mengikat kantung kue itu dan memasukkannya ke dalam saku celana. 'Aku akan memakannya nanti' pikirnya.

Ia menoleh ke kanan dan menemukan kerumunan siswi-siswi yang berebut memberikan sesuatu kepada seseorang. Ia hanya memperhatikan kerumunan itu sampai akhirnya terlihat seorang laki-laki berambut pirang agak panjang yang dikerumuni. Jinguji Ren.

Bodohnya aku! Hari ini kan hari ulang tahun Jinguji-san. Aku lupa membelikannya hadiah! Mungkin aku akan membelikan saxophone untuknya… ucapnya dalam hati. Ia sekali lagi melihat kerumunan itu… mungkin aku akan mengucapkan selamat ulang tahunnya nanti.

ia memejamkan mata sejenak. Mencoba menenangkan diri. Satu menit… dua menit… tiga menit… ia membuka matanya dan bangun dari bangku itu. ia mulai berjalan kearah asramanya. Beberapa orang berpapasan dengannya dan mengucapkan 'selamat hari valentine' tapi ia hanya menjawabnya dengan nada dingin, Seperti biasa. Disekelilingnya bertebaran pasangan-pasangan yang merayakan hari kasih sayang ini bersama-sama. Ia yang tak memiliki kekasih berjalan seolah tidak peduli dengan keadaan disekitarnya. Tanpa sadar ia sampai di depan pintu kamar asramanya. Ia membukanya perlahan.

"Tadaima…' Sunyi. Tidak ada jawaban. Ia tahu teman sekamarnya itu mungkin sedang merayakan hari valentine bersama kekasihnya. Ia menutup pintu dan duduk di kursi belajarnya. Ia mengambil sisa kue di kantung celananya dan memakannya. Ia lalu merogoh surat dan coklat yang berada di saku blazernya. Ia menaruh coklat itu di meja dan membuka surat yang ia buat dan mulai membacanya lagi.

Untukmu, Ittoki Otoya…

Selamat hari valentine! Aku hanya bisa memberikan coklat dan surat ini. Surat yang menyatakan perasaanku kepadamu…

Apakah kau masih ingat pertama kali kita bertemu? Kau sedang mengeluarkan barang"mu dari kardus dan membereskannya. Ketika kau melihatku,kau langsung memperkenalkan diri dan menyapaku. Walau aku membalasnya dengan nada dingin kau tetap berusaha berbicara denganku. Didalam hatiku… aku senang.

Apakah kau masih ingat saat kita melakukan debut pertama kita? Kau sangat senang sampai-sampai tak bisa tidur malamnya dan malah mengoceh sendiri. Aku yang terlihat kesal saat itu dan menyuruhmu diam… sebenarnya bohong. Aku ingin tertawa melihat kelakuanmu itu.

Apakah kau ingat saat Shibuya-san menyatakan cinta padamu? Saat aku tau kalian menjadi sepasang kekasih aku tak tau mau berkata apa… hatiku seperti baru saja di bom… hancur. Aku memberikan senyuman kepada kalian berdua dan memberikan selamat. Walau hatiku tidak terima.

Hey Otoya. Selama ini aku menyukaimu. Aku suka suaramu yang merdu itu. aku suka rambut merah batamu itu. aku suka cara bicaramu dan caramu menyemangati orang lain. Ntah sejak kapan aku memiliki perasaan ini.

Hey Otoya. Kalau kau bukan kekasih Shibuya-san. Maukah kau menjadi kekasihku?

Ichinose Tokiya.

Ia termenung sebentar dan tersontak kaget karena tiba-tiba pintu kamar terbuka. Otoya… cepat-cepat ia melipat dan menyembunyikan surat itu. "Tadaima Toki-chan~" ucap Otoya dengan nada riangnya.

"Okaerinasai" jawabnya dingin sambil memutar-mutar coklat dimejanya. Otoya menaikan salah satu alisnya dan menghampirinya.

"Coklat untuk siapa itu Toki-chan~?" ucap Otoya dari belakangnya. ia menghembuskan nafas dan berkata "sudah kubilang jangan panggil aku dengan sebutan itu! atau aku nggak kasih coklat ini kepadamu"

"ah! baiklah Tokiya~ itu untukku?" tanya Otoya. Ia mengangguk dan memberikan coklat itu tanpa surat yang ia buat.

"Happy Valentine's Day, Otoya" Otoya tersenyum menerima coklat itu. Otoya tidak tahu dari kata 'Happy Valentine's Day yang ia ucapkan, tersimpan perasaannya yang sebenarnya.

14 Februari itu ia masih belum bisa mengungkapkan perasaannya.


TBC!

Review?