Ps : Aku hanya mengedit beberapa kata yang tidak benar setelah 2 tahun aku tidak melanjutkan proyek ini. dan memutuskan akan memperpanjang chapternya di karenakan lupa akan konsep untuk meng-akhiri cerita ini. maaf atas menghilangnya saya selama ini karena fokus ke projek lain dan juga kesibukan di duta.
.
.
Absolute love
Raten : T
Disclamer : Fujimaki Tadatoshi, tapi boleh ngak Ryouta-chan jadi milik Yuki, nanti Yuki tukar dengan semua karakterku waktu smp?#plak!
Story : Namikaze Yukiko-chan
Pairing : OcReaderMale x Akashi
Type : Multi-chap
Warning : Typo(S) yang tak pernah luput dari mata anda, serta karakter yang OOC, serta hal-hal yang tak berkenan yang lainnya. Masih dengan tema bumbu BL alias shonen-ai
Summary : Cinta itu tak ada batas. Karena cinta memiliki arti luas. Dan cinta juga tak mengenal umur, suku, ras agama …. serta tinggi badan. *Yuki langsung kabur, takut ada Sei-tan nogol lalu membunuh yuki dengan gunting kratmanya.*
.
Langsung aja di baca!
Don't like, don't read.
.
.
.
CHAPTER 01 :
.
.
Kau berlari secepat mungkin dengan membawa makanan pagimu –roti isi- seperti biasanya. Namun kali ini menuju sebuah sekolah menengah terkenal bernama Teiko. Kau selalu impi-impikan akan masuk kesana tahun lalu, namun baru terwujud sekarang. Ayahmu bersikeras bahwa sekolah manapun tidak akan menjadi masalah, karena pesimis dengan nilai raport mu yang sebagian merah. Walau seperti itu kau masih bersikeras mau sekolah ke Teiko yang merupakan impianmu.
Sebenarnya ayahmu tak sekejam kelihatannya. Terbukti dia mau memasukanmu ke Teiko. Namun neraka sudah menanti, untuk bisa memasuki sekolah elit, kamu harus mengikuti test masuk ke Teiko sekalipun kamu pindahan dari sekolah lain. Ini Membuatmu menjadi seakan-akan orang lain. Di karenakan kau membaca buku dengan rajin lebih dari biasanya. Ayahmu sampai menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuanmu di matanya, namun agak terasa aneh melihat anak kesayangan macam kamu berubah sifat dari asalnya tidak bisa diam di suatu tempat sama lama-lama. Layaknya cacing kepanasan dan suka sekali bermain basket dengan ayahmu. Kini berbalik 360 derajat menjadi pendiam dan selalu bergaul dengan buku pelajaran.
Setelah hampir 10 menit kau berlari akhirnya kau berhasil sampai ke tempat tujuan. Meski belum ada siapa-siapa di sekolah karena masih jam 6 pagi. Namun semagatmu tak luntur begitu saja, Kau langsung pergi memulai petualangan yang bisa di bilang terlalu pagi untuk mengelilingi sekolah barumu. Walaupun angin berhembus cukup dingin, justru tidak mematahkan semangatmu. Kau tersenyum senang sepanjang jalan hingga kau berhenti di sebuah GYM sekolah. Karena tanganmu sudah gatal dengan namanya bermain basket kau pun langsung melempar tas sekolahmu, membuka jas putihmu lalu mengambil bola yang tergeletak di lapangan GYM dan memasukannya ke ring. Kau tersenyum saat bola itu masuk dan mencetak angka, namun senyuman itu sirna kala kau melihat sekumpulan pemuda pelagi yang menonton aksimu di tengah lapangan.
"Hoh… ada tamu yang tak di undang" ucap pemuda berambut merahnya menatapmu dengan mata dwi warna sambil tersenyum sangat menyeramkan di matamu.
"E-eto." Kau tak bisa menjawab pemuda yang kamu tau adalah seorang kapten tim basket terkenal yang bisa disebut Kiseki no sedai. Akashi Seijirou.
"Bisakah kau pergi dari sini. Atau aku akan memberimu hadiah khusus ini." Lanjut Akashi sambil mengeluarkan sebuah benda tajam yang tak lain adalah gunting keramat yang selalu ia bawa.
'Yandere Type.' Batinmu nista.
"Kamu anak pindahan itu yang lolos tes kepala sekolah itukan. Bu-bukannya aku memperhatikan. Aku hanya kebetulan lewat saja, Nandayo!" Ucap pemuda berambut hijau lumut sambil membenarkan kacamatanya.
'Siapa juga yang akan percaya kata-katamu, idiot. Aku jelas-jelas kau melihat –mengintip— ruang kepala sekolah. Dasar Tsundere megane.'
"Midorimacchi bohong. Aku melihatmu sedang mencoba membuka pintu ruangan kep –"
"Urusaii!" Balas pemuda hijau yang di panggil 'Midorimacchi' oleh temannya yang berambut kuning. Sambil melemparnya dengan sebuah benda yang kau ketahui adalah boneka kecil sebesar tangan berwarna pink.
'Oh, yang benar saja. Dia tak akan merasa kesakitan karena lemparan benda Lucky Itemmu.' Runtukmu dan anggota kiseki no sedai lainya, kecuali yang bersangkutan dan Akashi tentunya. Namun, yang terjadi selanjutnya, si rambut kuning itu pingsan. Entah beneran atau boongan, itu bukan urusanmu.
"Oi, nama lo?" Tanya pemuda berkulit tan berambut biru tua kepadamu.
"[Nama Lengkap] desu." Jawabmu.
"[Nama Kecil], nama yang aneh untuk seorang Cowok?" Balasnya mengejek.
Ingin sekali kau melempar pemuda berwajah preman itu dari hadapanmu. Tetapi, kau di kejutkan seorang pemuda mungil *takut marah, kalau aku nulis pendek* berambut biru muda yang datang secara tiba-tiba di hadapanmu sambil berkata 'Aomine-kun, tak baik membuat orang lain marah.' Dengan muka yang datar. Dan refleks kau berteriak. Untungnya kau tak memiliki riwayat penyakit jantung.
"Ka-kau sejak kapan di sini!" Tanyamu.
"Aku sudah ada di sini dari tadi [marga keluarga]-san." Jawabnya.
"Be-benarkah?!"
"[Marga Keluarga]chin boleh aku memiliki ini?" Tanya pemuda tinggi berambut ungu itu kepadamu.
"Me-miliki apa?"
"Yang ada di saku celanamu." Balasnya sambil menunjuk sebuah makan ringan panjang yang berada di saku celanamu. Bahkan kau tak ingat kalau ada snack. Lalu kau mengambilnya dari saku.
"Ini untukmu." Sambil tersenyum lalu memberikannya apa yang di inginkannya.
"Eh~ kenapa Cuma Murasakibaracchi yang di kasih saja. Aku juga mau suu~" Jawab Kise tiba-tiba sudah bangun dari penyiksaan.
"Gomen, aku Cuma punya satu." Balasmu.
"Hidoi suu~"
"Sudah cukup basa-basinya, sekarang semua latihan 2 kali lipat." Suara Akashi membuat semua pembicaraan yang mulai absurd itu berakhir. Lalu terlihat muka para anggota yang lain langsung masang muka masam.
"Dan untukmu." Lanjutnya sambil menunjuk ke arahmu. Kau langsung bingung.
"Ikut lari dengan yang lain karena telah mengganggu latihan kami."
"Ta-tapi—" belum selesai menjawab, ucapanmu telah di potong dengan biadabnya oleh Akashi.
"Oh, jangan-jangan kau ingin di gandakan latihan." Balasnya dan lalu refleks kau mengeleng-geleng kepala cepat.
'2 kalilipat saja pusing. Apalangi kalau di tambah, mungkin aku bisa menyusul kakek di alam surga.' Pikirmu nista.
.
.
.
"Kamu ngak apa-apakan [Marga keluarga]-san?" Tanya wali kelasmu saat melihat kondisimu yang mirip tikus got yang baru selesai mandi di empang kotor.
"Aku tidak apa-apa kok, Sensei." Balasmu.
"Ya sudah, nah ini kelasmu. Kamu tunggu di sini sampai aku mempersilahkanmu masuk." Perintah sensei dan dibalas anggukkan olehmu sebagai tanda mengerti.
'Dasar Oni! Belum juga aku masuk ke klubnya. Dia sudah memberikan porsi latihan padaku.' Pikirmu. Ketika kau melihat dari jendela pintu kelas. Dari sana, kau melihat Wali kelasmu berkata.
"Hei, masuk!" sambil agak teriak.
Lalu kau masuk ke kelas setelah membenarkan pakaianmu. Ngak maching banget, kalau murid baru keliatan habis di keroyok massa. Dengan segera kau, langsung memperkenalkan diri.
"Salam kenal, namaku [nama lengkap]. Pindahan dari SMP Shoein. Namaku emang terlalu cewek. Tetapi aku beneran cowok. Mohon bantuannya." Jawabmu lantang. Dan membuat seisi kelas menjadi hening. Saat kau melihat semua teman sekelasmu dari depan kelas. Bulu romamu langsung merinding saat melihat Akashi Seijurou, berada di bangku dekat jendela baris ketinga di dalam kelas sebari tersenyum –atau dalam hal ini menyeringai— iblis.
"Ne, ne. [marga keluarga]-kun. Kamu sudah punya pacar?" seorang gadis berambut hitam sepunggung memakai bondu putih itu memecahkan keheningan kelas saat ini. Mungkin pertanyaan ini bisa berarti dua kemungkinan. Pertama kau di akui tampan atau pilihan kedua, dia saat ini sedang menghinamu. Tapi dari tatapan matanya, kau menyimpulkan bahwa dia jujur dan serius dengan perkataannya.
"Belum sih." Jawabbmu seadanya sambil garuk-garuk kepala.
"Cie~ Hana-hime sedang jatuh cinta." Teriak para cewek serempak.
"Cih, cowok baru itu sok kegantengan." Ucap seorang cowok berambut cokelat tak terima juga di seteujui semua cowok, kecuali wali kelasmu dan Akashi tentunya.
"Kamu rumahnya di mana? Boleh dong kami kapan-kapan mampir."
"Bo-boleh."
"Ne-ne –
Entah kenapa pembicaraan ini ngak akan ada habisnya kalau tak di hentikan oleh sensei yang udah keliatan gatel banget pingin ngajar dari tadi.
"Nah, anak-anak bertanyanya bisa di sambung sesudah istirahat. Dan kamu bisa duduk di …. Ah, di belakang Akashi-san di pojok dekat jendela barisan ke-4."
Jantungmu terasa terhenti.
'Apa ini semacam kutukan dari tuhan karena telah membunuh tikus dekil hitam and bulukkan di kamarku.' Runtukmu.
Oh ayolah, mana mungkin tikus bisa mengutuk seseorang. Memangnya ini cerita maling kundang.
Dengan rasa was-was. Kau berjalan menuju tempat yang di tunjuk wali kelasmu. Selangkah demi selangkah, menghayati cara berjalanmu yang kini tak bisa di sebut normal. Kau berjalan bagaikan robot juga tanganmu yang ter-ayun-ayun kedepan kebelakang secara bergantian mengikuti langkah kakimu. Seakan-akan ini adalah hari terakhirmu.
Akhirnya kau duduk dengan selamat sentosa. Kalau sekarang ini tidak ada orang, pasti kau akan menari ala Boyband korea atas keselamatan nyawamu. Dan tanpa kau sadari Akashi makin menyeringai hebat kala kau telah duduk di kursimu.
.
.
.
Teng, Teng, Teng….
( Jam istirahat )
Saat istirahat tiba, tak seperti biasanya para siswa-siswi di kelas berkumpul di suatu tempat –tepatnya di mejamu–. Tapi menurutmu itu Wajar, karena menjadi anak baru di kelas adalah kau akan di kelilingi siswa dan siswi dengan sederet pertanyaan yang harus kau jawab biarpun sedikit. Namun bisa memuaskan hasrat ingin taunya. Tentu dengan sebuah senyuman, Meskipun pertanyaannya agak melenceng dari topik. Misalnya,
"Lingkar pinggangmu berapa?" atau "Kau sudah pernah nonton GGS (ganteng-ganteng serigala) di tipi Indonesia itu? Ceritanya itu lebay." Atau yang seperti ini " kamu homo bukan?"
Pertanyaan-pertanyaan yang di lontarkan teman-temanmu itu terlalu melenceng dari yang kau pikirkan. Terkadang kau berpikir, ini baru sehari kau jalani. Gimana seterusnya? Bisa-bisa kau masuk rumah sakit jiwa.
.
.
.
~To Be Continue~
.
Hore chap 1 tamat. Tadinya aku gak bakalan nulis lagi, habis udah kehabisan ide. Tapi karena Fandom ini aku mulai semangat menulis lagi.
Oh, ya ada yang kenal aku ngak? Belum kenal aku? Masih kagak tau? Ya udah deh kita kenalan ajah.
Yukiko desu. Atau kalian bisa memanggilku Yuki. Aku juga gak keberatan klo kalian menambahkan -san, -chan atau bahkan -kun di belakang namaku. Aku anak baru di Fandom ini. Salam kenal..
.
.
.
Mohon di ripiu ya~
Kritik dan saran di terima kok.
.
Oke sampai jumpa di chap 2
.
.
.
Salam Yukiko-chan ^-^
