Holla Minna!
Fic kedua saya di fandom DN ini. Padahal saya ini pencinta LightxMisa, tapi kenapa akhir-akhir ini saya terbawa-bawa suka LightxL?
Ok daripada saya kebanyakan ngomong, mendingan kita mulai aja!
Happy Reading Minna-san…
Disclaimer : Death Note punya Tsugumi Ohba & Takeshi Obata
Rated : T
Shonen-ai just for fun
OOC, GaJe, Jayus dan segudang kegilaan lainnya!
Di sini Light dalam masa pemborgolan bersama L.
Light POV
Ya, di sinilah aku sekarang. Terjebak dalam hari-hariku setiap saat bersama dengan si panda jadi-jadian yang mengaku sebagai detektif nomor satu di dunia. Tinggal satu atap dengannya di apartement yang sengaja dia beli untuk kami.
Ini semua dia lakukan karena dia sangat mencintaiku, eh bukan- maksudku karena dia sangat mencurigaiku. Ya, dia curiga kalau aku adalah Kira, pembunuh misterius yang melakukan pembunuhan besar-besaran pada para kriminal di dunia ini. Saking curiganya dia padaku, tanganku sampai diborgol dengan tangannya seperti ini, menyebalkan sekali. Padahal dia selalu mengeluh kalau tangannya sangat sakit karena ditarik-tarik olehku. Memangnya ini salah siapa hah? Kita kan punya kehidupan yang harus dijalani masing-masing.
Huh! Kalau saja aku tahu nama aslinya, sudah kutulis namanya itu di Death Note milikku ini. Waduh! Sekarang jadi ketahuan kalau aku adalah Kira. Tapi tak apalah. Ini kan hanya ada dalam pikiranku, orang lain mana tahu. Benar kan?
Seperti malam-malam biasanya, aku dan dia nonton TV di ruangan depan. Kami tidak ke markas karena dia bilang weekend ini mau di rumah saja.
Dia menyetel berita televisi yang tengah menayangkan pencuri celana dalam di asrama putri di suatu sekolah di Tokyo, yang saat ini masih buron. Melihatnya tanganku menjadi gatal dan panas. Ingin rasanya aku cepat-cepat menuliskan nama pencuri bejat itu di Death Noteku. Tapi aku harus tenang. Mungkin saja ini sengaja dilakukan olehnya supaya dugaan aku adalah Kira semakin kuat. Aku yang diberi otak jenius seperti ini mana mungkin terjebak! Fufufu
Tok..tok..tok
Aku langsung membuyarkan pikiranku ketika terdengar pintu depan diketuk seseorang dari luar. Aku menoleh ke arah pemuda berambut acak-acakan di sampingku yang sedang melahap pancake di piringnya ini.
"Hari ini giliranmu untuk membuka pintu, Ryuuzaki!" kataku pada orang di sampingku yang kukenal dengan nama Ryuuzaki ini. Dia mengangkat sebelah alisnya.
"Kenapa tidak Kira-kun saja yang membukanya?" balasnya enteng.
"Sudah kubilang berkali-kali kalau aku ini bukan Kira!" bentakku. Merasa jengkel juga dia selalu memancing emosiku seperti ini. Huh!
TOK..TOK..TOK..
"Hei! Cepat buka pintunya!" perintahku lagi. Bukannya dia sendiri yang membuat jadwal giliran siapa yang memasak, cuci piring, membersihkan WC dan membuka pintu sehari-harinya? Dan hari ini adalah giliran dia untuk membukakan pintu untuk siapa saja yang datang pada hari ini.
TOK..TOK..BRUAGH!..BRAK..!
Sepertinya orang yang mengetuk pintu di luar semakin anarki saja karena pintunya belum dibuka-buka terus.
"WOIIII!" Ryuuzaki berteriak. "Pintu rumah saya bisa rusak kalau ditimpuk-timpuk seperti itu!" teriak Ryuuzaki seraya bangkit dari duduk-jongkoknya-menuju pintu. Kenapa tidak dari tadi saja sih?
Saat Ryuuzaki keluar, kesempatan ini tidak aku sia-siakan begitu saja. Aku langsung mengeluarkan Death Note yang aku sembunyikan di kaos singletku dan menuliskan nama pencuri celana dalam yang masih buron itu.
End Light POV
L membuka pintu apartementnya. Siapa yang datang bertamu malam-malam begini? Tapi dilihatnya tidak ada orang di depan pintunya. L celingak-celingkuk ke kanan dan ke kiri. Tak sengaja arah pandangnya tertuju pada keranjang besar di bawah kakinya.
'Ini…..' L jongkok di depan keranjang tersebut. 'Makanan dari Watari!' pikir L. Dia segera mengangkat keranjang yang dia kira berisi makanan itu ke dalam rumah.
L meletakkan keranjang itu di meja tempat L dan Light nonton TV tadi. Light yang tadi sedang nyengir-nyengir gaje langsung terdiam bagitu melihat barang yang diletakkan oleh L di atas meja.
"Apa itu?" tanya Light penasaran. "Saya juga tidak tahu. Mungkin ini makanan dari Watari. Dia memang tahu sekali kalau saya sedang kehabisan stok makanan manis!" ungkap L. Light memutar bola matanya bosan. L langsung mengulurkan tangannya berniat membuka kain yang menutupi keranjang tersebut. Mata L sudah berbinar-binar membayangkan makanan manis di keranjang tersebut.
Tapi…. L langsung terbelalak tatkala membuka kain penutup tersebut. Yang dia lihat bukanlah setumpuk makanan manis, tapi seekor -eh sesosok makhluk kecil berambut putih yang sedang mengemut jempol kakinya.
"Light-kun, ini bayi kan?" tanya L polos sambil memegang sebelah kaki si kecil dan mengarahkannya tepat di wajah Light.
"Huwaaa!" sontak Light langsung merebut si kecil dari pegangan L dan mendudukkannya di meja.
"Kau ini, Ryuuzaki. Tadi itu berbahaya sekali!" teriak Light sambil menghela nafas lega. Sementara L hanya manggut-manggut.
Light menggaruk-garuk kepalanya. Sebenarnya dia ini bayinya siapa? Hmm…dari segi fisik, sepertinya bayi ini berusia Sembilan belas bulan lebih lima hari. Light yang merupakan mantan anggota posyandu terdekat, tentu saja tahu hal-hal seperti ini.
"Ryuuzaki, kau menemukan bayi ini di mana?" tanya Light. "Saya menemukannya di depan pintu!" jawab L.
"Lebih baik kita serahkan saja bayi ini ke kantor polisi. Biarkan mereka yang mencari keluarga dari bayi ini!" usul Light sambil melirik ke arah si bayi albino ini.
"Kila…Ki..la.." bayi itu menggapai-gapaikan tangannya ke arah Light.
"Huh? Kila?" L memiringkan kepalanya karena mendengar ucapan yang tidak bisa dimengerti dari si bayi itu.
Mata Light membulat sempurna. Dia yang diberi otak jenius bisa menangkap kata-kata yang diucapkan oleh bayi tersebut. Yang dia maksud 'Kila' itu adalah 'Kira'. Bayi ini tahu kalau Light adalah Kira? Baru ketemu udah sok kenal begitu. Dengan cepat Light langsung membungkam mulut si kecil itu dengan tangannya.
"Hahaha..sepertinya dia lapar!" kata Light sambil tertawa hambar untuk mengalihkan pembicaraaan. Dia berharap L tidak sadar ucapan bayi ini tadi.
"Rupanya dia lapar. Kalau begitu, ini…" L langsung memasukkan permen lollypop miliknya ke mulut si albino. "Hey! Jangan!" teriak Light kaget ketika melihat L langsung menjejalkan bayi yang baru berusia Sembilan belas bulan lebih lima hari tersebut lollypop miliknya. Tapi…
Gubrak!
Light langsung jatuh tersungkur begitu melihat si bayi terlihat senang mengemut lollypop dari L. Jangan-jangan dia bakal jadi pewarisnya si Ryuuzaki batin Light.
"Dia benar-benar manis, Light-kun! Saya jadi ingin memakannya!" ucap L sungguh-sungguh. "Dia di sini saja! Cepat atau lambat, orang tuanya pasti akan datang sendiri. Sampai saat itu tiba, kita rawat saja bayi ini!"
'Kita? Loe aja kali, gue nggak!' batin Light yang kesal atas permintaan L barusan. Karena pasti dia lagi yang bakal kena imbasnya.
"Papa..Pa..pa.." si kecil itu melirik ke arah L dan memanggilnya dengan sebutan 'Papa'.
"Aduh…saya ini bukan papa kamu!" kata L sambil menggaruk-garuk pipinya. Light terkikik geli mendengar L dipanggil Papa oleh bayi ini. Huahaha! Light tertawa nista dalam hati.
"Mama…Mama.." si albino menggapai-gapaikan tangannya ke arah Light.
"UAPUAH?" Light melotot mendengar bayi tersebut memanggilnya dengan sebutan 'mama'. Dia yang bertampang maskulin dengan tubuh yang gagah perkosa eh, perkasa seperti ini dipanggil dengan sebutan 'mama'? Apakah dia terlihat begitu pantas memakai high heels atau memakai baju daster? Ini benar-benar konyol!
"Hehehe lucu juga yah. Saya jadi papanya dan Light-kun jadi mamanya!" L terkikik geli. Mungkin dia membalas kikikkan Light tadi.
"TIDAK MAU! AKU YANG HARUSNYA JADI PAPA. DAN KAU YANG JADI MAMA, RYUUZAKI!" sembur Light. Dia masih tidak terima harus menjadi uke-nya si L ini.
"Loh? Bukannya bayi ini yang memutuskan sendiri?" balas L enteng.
"Tidak bisa! Pokoknya aku yang jadi papanya! Kau tidak pantas jadi seorang papa. Kau bahkan tidak punya kumis!" teriak Light yang mengungkit-ngungkit kumis, tidak sadar kalau dia juga tidak punya kumis.
"JADI, LIGHT-KUN MAUNYA SEPERTI APA, HAH?" L juga terpancing emosi. "KITA CERAI!" teriak Light nggak nyambung. "MEMANGNYA SAYA TAKUT APA?" L berkacak pinggang.
"Hiks..Hiks.." Light dan L menghentikan perkelahian mereka ketika mendengar isakkan dari si albino.
"Huwaaa…jangan nangis! Jangan nangis!" teriak duo L itu panik. L mencoba menghibur bayi kecil itu dengan cara menjulurkan lidahnya berniat tampil lucu, tapi si kecil malah menangis semakin kencang.
Duk!
"Aduh…" Light dan L mengelus-ngelus kening mereka yang tidak sengaja berbenturan. Mereka berdua terdiam ketika melihat si albino tidak lagi menangis. Apa karena kening mereka berbenturan tadi terlihat lucu olehnya?
L mencoba lagi. Dia menarik bibir Light untuk membentuk sebuah senyuman. Dan berhasil! Si albino malah bertepuk-tepuk senang melihatnya. L lalu mencobanya lagi. Kali ini dia naik ke punggung Light dan menjadikan Light seperti kuda. Berhasil lagi! Si albino sekarang malah tertawa berguling-guling, membuat Light dan L langsung sweatdrop setiap lima detik sekali.
Dengan begitu, L mengambil kesimpulan kalau bayi ini tidak mau melihat Light dan dirinya bertengkar seperti tadi.
"Ne Light-kun, bagaimana kalau kita beri nama bayi ini. Kasihan kan dia dipanggil albino atau bayi kecil terus sama author kita ini?" usul L yang dibalas oleh anggukakan setuju dari Light. "Bagusnya namanya apa yah?" gumam Light.
"Ah, bagaimana kalau namanya Raden Mas Nate River Mangundiredjo Kusumaatmadja Purwasasmitadireksa Yagami?" ucap L lantang.
"Kenapa ada Yagami-nya segala? Kenapa bukan namamu saja?" tanya Light. Padahal ini kesempatan buat dia untuk tahu nama asli si panda beracun ini.
"Bukannya Light-kun sendiri yang bilang ingin jadi papa? Anak kan mengikuti marga ayahnya!" L menjelaskan. Light yang pada dasarnya orang yang selalu melihat ke masa depan, menggeleng-gelengkan kepalanya. Bagaimana kalau anak ini mengikuti ujian nasional? Pasti dia akan sangat kerepotan melingkari kolom namanya yang sangat panjang itu.
"Jangan, itu terlalu panjang! Bagaimana kalau umm……Japra?" usul Light yang langsung mendapat lemparan sendok tembok dari si no name.
"Umm…" L dan Light terlihat berpikir keras. Ternyata si no name ini sangat pilih-pilih. Tak lama kemudian Light dan L saling pandang.
"Near!" ucap mereka bersamaan.
-TBC-
Uhuk..uhuk..
Yeah! Perpaduan nama Raden Mas Nate River Mangundiredjo Kusumaatmadja Purwasasmitadireksa Yagami dan Japra menghasilkan 'Near' sebagai nama si kecil albino!
Huaaa..gomen kalo mereka sangat OOC di sini. Near juga! Mungkin hari-hari yang menyenangkan duo L akan dimulai di chap depan.
Ciao…
Mind to Review?
