When You Tell Me That You Love Me

(Song by Diana Rose)

Ayane Sakura-Chan

Jongin X Sehun

Romance. Slice of Life

PG-15

2 Shoot

Ini KaiHun ver dari Baekyeol ori-nya.

Saya ingin membuktikan ucapan dari author lain yang ingin berhenti dari ffn. Tapi, kalau saya berhenti mungkin saya akan berhenti menulis fic karena saya tidak suka membuat blog ataupun wp pribadi.

...

...

...

'Everything you ask for

Nothing is above me

I'm shining like a candle in the dark

When You Tell Me That You Love Me.'

(The Most Beautiful Song, Ever)

...

...

...

Sehun Is Just Sehun Himself

Sehun adalah seorang remaja yang biasa. Sungguh, benar-benar biasa. Dia hidup dalam keluarga normal yang terdiri dari ibunya dan dirinya sendiri. Yah, ayahnya sudah meninggal dunia ketika dia masih duduk di bangku kelas satu sekolah dasar. Kemudian sekarang dia berada di tahun keduanya di Senior High School, berada di jurusan sains semenjak dia tidak menyukai hal-hal yang berbau sosial. Ya, dia adalah seorang individualis. Salahkan lingkungannya, yang mementuk karakternya sehingga dia menjadi seperti sekarang ini.

Dan dia mempunyai seorang 'saudara kembar' yang sudah melewati banyak suka dan duka bersama semenjak mereka 'balita', Xi Luhan. Seorang namja manis keturunan China yang tinggal di Korea semenjak dia masih berusia lima tahun. Persahabatan mereka terjalin dengan sangat murni dan sudah menembus hitungan waktu yang mengalahkan kecepatan cahaya, karena mereka tidak bisa menjelaskan kapan 'tali' itu mulai terjalin.

Saat menilik pada sosok seorang Xi Luhan, kita akan disuguhkan pemandangan surga dunia yang memabukan. Dimana seorang remaja belia yang berusia tujuh belas tahun itu berparas sangat rupawan dengan kontur wajah yang menyerupai malaikat. Kulit putih merona dan bersinar, bibir tipis, kecil, dan merah muda, hidung kecil tetapi mancung dan manis, kemudian yang terbaik adalah, sepasang hazel kecoklatan yang menantang dunia dengan penuh pesona. Jika belum cukup sampai disitu, Luhan adalah seorang jenius kecil yang sangat rajin dan penyayang. Dia selalu mengungguli teman-temannya dalam setiap mata pelajaran dan, selalu mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingannya sisi kiri, seorang Sehun sendiri adalah... dirinya sendiri, cukup sebuah nama, 'Oh Sehun' yang bisa menjadi deskripsi secara keseluruhan dari sosok rapuh itu. Mempunyai badan mungil, dengan raut wajah sayu dan intelek yang rata-rata. Dan seperti yang kita semua tahu, rata-rata tidak akan 'hidup' dalam dunia ini. Yang ada hanya dua, hitam dan putih, baik atau tidak, bukannya abu-abu, si netral yang membingungkan.

Terkadang, pandangan orang menusuk Sehun secara perlahan saat mereka berjalan berdua menelusuri lorong sekolah yang panjang. Pandangan yang menghakimi bahwa dalam kenyataan, si putih tidak seharusnya berdampingan dengan si abu-abu. Namun, saat melihat senyuman menawan Luhan, tatapan itu perlahan menghilang bagaikan bekas luka gores yang kecil saja. Dan saat ini, sepenuhnya, dia tersadar, bahwa... dalam hidup, orang lain hanya sebagai penonton, dia yang berperan.

Sepulang sekolah, Sehun akan menjalankan part timenya di sebuah kedai ramen sebagai pelayan. Dia bekerja pada Yifan ajushi, paman dari Luhan yang berbaik hati mengizinkannya bekerja disana. Meski terkadang jadwal sekolah membunuhnya, sebisa mungkin Sehun tetap berusaha menjalankan jadwal pekerjaannya dengan baik. Dia selalu datang tepat waktu ke kedai itu, dan itulah yang membuat banyak orang-orang terdekatnya kagum padanya. Di balik sosok rapuh itu, ternyata terpendam jiwa pejuang yang begitu hebat.

"Hari ini ada shift?"Luhan bertanya padanya seusai jam terakhir selesai. Sehun mengangguk pelan kemudian tersenyum kepada sahabatnya itu. Mereka memang selalu mengambil jadwal dan jam yang sama sehingga bisa selalu berdua.

"Kalau begitu, ayo kita ke depan,"Luhan menggandeng tangan kurus Sehun dengan tangannya yang sedikit lebih besar. Keduanya berjalan menuju gerbang sekolah dengan riang, karena satu lagi hari melelahkan tentang sekolah sudah terlewatkan.

"Hah... ternyata paman Yoon sudah menjemputku, aku pulang dulu yah... anyeong..."Luhan segera berlari menuju supir pribadi keluarganya yang ternyata sudah menunggunya di depan gerbang. Sehun mengiringi kepergiannya dengan sebuah senyuman tipis yang terukir di bibirnya.

Sering dia berpikir, kenapa Luhan bisa mempunyai takdir yang begitu baik? Apa karena di kehidupan masa lalu dia adalah seorang biksu yang baik sehingga di masa sekarang dia terlahir sebagai seorang 'malaikat'? dan, jika itu benar, apakah Sehun dulunya adalah seorang penyandang cacat yang pemalas sehingga reinkarnasinya menjadi seperti ini? Tapi jawabannya selalu sama, dia hanya akan mengendikan bahunya dan segera menghilangkan pikiran-pikiran itu dari dalam benaknya. "Mana mungkin Luhan mengalami reinkarnasi, dia bahkan seorang Kristian yang taat,bodoh sekali aku ini."

...

...

...

"Paman, ramennya dua lagi... meja enam tambah satu mangkok... meja tiga lima mangkok, yang satu kuahnya jangan terlalu banyak,"hari ini memang sangat ramai. Sehun bahkan baru bekerja selama satu setengah jam, dan peluh tidak henti-hentinya keluar dari pori-porinya. Menandakan bahwa cuaca di musim semi – menjelang panas ini memang lebih tinggi dari hari-hari sebelumnya, dan tentu saja, keramaian membuat ruangan sempit ini terasa lebih sesak.

"Pelayan! Aku sudah menunggu selama setengah jam!"seorang laki-laki dengan suara bassnya yang duduk di pojok kanan nampak protes dengan nada emosi.

"Ya, sebentar..."Sehun sedikit berteriak.

"Aishhh... menyebalkan sekali! Katanya pelayanan disini yang terbaik, kau bohong padaku eoh?"namja tan itu memprotes kekasih kecilnya yang sedari tadi duduk diam, seperti anak anjing yang menurut.

"Eum... aku tidak bohong. Biasanya sangat cepat kok, mungkin karena malam ini ramai jadi pelayannya sangat sibuk. Lagipula kita duduk di pojok, mungkin mereka tidak melihat kita,"kata si kecil pelan-pelan. Si pemilik suara bass kemudian tersenyum saat mendengar penjelasan dengan nada menggemaskan dari kekasihnya.

"Aigooo... kau manis sekali,"pujinya sambil mengusak rambut halus namja kecil itu dengan sayang.

"Ekhem... jika kalian tidak keberatan. Tolong ingat, aku masih bernafas disini. Tepat diantara kalian,"dan sebuah suara terdengar dari arah namja berkulit tan, mengganggu acara bermesraan sepasang kekasih itu.

"Mck... kau mengganggu saja, makanya cari kekasih!"kata namja bersuara bass kemudian menjauhkan tangannya dari kepala kekasihnya yang kini sedang menunduk malu.

"Ha... belum saatnya mencari kekasih baru. Aku masih belum bisa melupakan Krystal,"kata namja kulit tan itu.

"Yeah... tapi suatu saat kau harus menemukan yang baru,"timpal si namja bersuara bass.

"Tentu saja hyung giant-ku,"kata si namja tan kemudian tersenyum.

"Ini pesanan kalian..."dan Sehun dengan tiga mangkuk ramen tiba di meja nomor dua itu. Dia pergi dari sana kemudian kembali dengan teko baru yang sudah diiisi dengan air minum.

"Hei... maaf, aku rasa kau salah menyajikan, aku bilang tanpa sayur kan?"dan si grumpy, dengan suara basskembali kesal.

"Ah? Maaf, kalau begitu biar saya ganti,"kata Sehun panik.

"Tidak usah, biar aku saja yang memakan sayuranmu nanti Chanyeol hyung..."dan suara lembut itu membuat Sehun terpaku sejenak.

Suaranya? meski dia yakin sekali bahwa baru kali ini dia mendengar suara itu tapi sosok ini terasa sangat familiar di dalam memori Sehun.

...

...

...

Dan hari ini akhirnya musim panas tiba. Artinya dimulai dari hari ini, tanggal dua juni sampai dua bulan ke depan, Sehun memiliki banyak waktu luang untuk mengerjakan banyak hal yang menyenangkan. Dia sudah menyusun jadwal yang sempurna, mulai dari mengerjakan semua PR musim panasnya di minggu pertama, kemudian bekerja part time lebih banyak, menabung uang hasil part time untuk membeli sepatu baru yang diimpikannya, dan mengunjungi hutan di pinggir kotanya setiap dua hari sekali. Jika seperti ini, maka kesimpulannya musim panas Sehun akan berjalan sama dengan musim panas-musim panas sebelumnya. Tidak ada liburan, tidak ada pantai biru dan berjemur, ataupun sekedar semangka dingin yang memiliki sedikit biji di dalamnya untuk dimakan.

Tapi Sehun adalah Sehun, dan setidakmenyenangkan apapun hidupnya ini, dia tetap akan berdiri kokoh pada porosnya sendiri. Bukannya ulat melewati tahap kepompong dulu sebelum ia menjadi kupu-kupu yang indah? Dan itu adalah sesuatu yang selalu Sehun pegang. Takdir manusia sama halnya dengan takdir kupu-kupu, harus melewati masa-masa sulit untuk akhirnya meraih kebahagiaan mereka. Lagipula, dia pernah membaca, bahwa kepompong hanya akan berubah menjadi kupu-kupu saat kepompong itu keluar sendiri dari pupanya, bukan karena bantuan dari makhluk lain, berarti manusia pun begitu. Manusia harus berusaha sendiri untuk mengubah takdir yang ada pada mereka.

"Ayolah Hun, sekali ini saja... ikut denganku,"Luhan memohon pada Sehun dengan puppy eyesnya.

"Tidak Lu... aku tidak mau mengganggu liburanmu dan Minseok,"jawab Sehun tanpa memandang sedikitpun pada Luhan. Dan dia tetap fokus pada hitungan aritmetikanya.

"Mck... tidak! Tidak akan begitu, Minseok hyung pasti akan senang jika kau bisa ikut,"kata Luhan masih berusaha meyakinkan. Sehun menghela nafasnya kasar. Menghentikan kegiatannya sejenak dan memandang Luhan serius.

"Maaf Lu, aku tidak bisa. Kau tau kan, aku mempunyai banyak hal untuk dikerjakan,"kata Sehun lagi. luhan mengerucutkan bibirnya kemudian tersenyum.

"Baiklah... aku tidak akan memaksamu,"kata Luhan akhirnya mengerti. Sehun tersenyum pada sahabat manisnya itu.

"Kalau begitu, setidaknya biarkan aku membawa oleh-oleh untukmu?"tanya Luhan ceria.

"Hmm? Oleh-oleh ya? Ah, apa yang lebih baik dari hawaii selain bule tampan dengan kulit tan?"dan Sehun menyeringai nakal.

"Hahahaha... dasar bodoh!"Luhan meninju lengan Sehun pelan.

"Yasudah, nanti kubelikan sesuatu yang bagus. Eum... aku akan kembali seminggu lagi, dahhh..."dengan itu sosok sempurna Luhan menghilang dari pandangan Sehun.

Sehun memejamkan matanya sejenak. Bisa saja dia ikut Luhan dan Minseok pergi ke Hawaii untuk satu minggu, bisa saja dia tidak melakukan part timenya dan melupakan sepatu idamannya untuk sejenak. Tapi, hutan itu tidak bisa menunggunya. Karena sesungguhnya yang menunggu adalah Sehun, menunggu seseorang untuk datang dan memeluknya.

...

...

...

Hari ini part timenya di toko buku dimulai. Di hari minggu yang cerah dengan terik matahari yang panas, Sehun bertugas sebagai kasir bersama dengan seorang teman satu sekolah yang bernama Do Kyungsoo. Keduanya tidak kenal cukup dekat, mengingat mereka berada di dalam kelas. Dan juga... jangan lupakan sikap anti-sosial Sehun yang semakin menjadi-jadi dari hari ke hari. Anak itu selalu berusaha menghindar dari orang asing sebisa mungkin. Membuatnya menjadi sedikit terasingkan karena tidak memiliki banyak teman.

Berbeda dengan si mata bulat Kyungsoo yang justru sangat ramah dan sociable. Dia anak yang humble, dan bergaul dengan baik. Dia juga selalu menunjukan senyuman manisnya kepada setiap orang. Membuat kedua anak itu seperti dua kutub yang berbeda. Namun jika kalian mengingat hukum magnet, kalian akan mengerti. Bahwa, dua kutub yang berbeda akan mengalami gaya tarik menarik. Membuat keduanya dekat dalam ruang lingkup yang tersembunyi.

"Sejak kapan kau mulai melakukan part time?"Kyungsoo berinisiatif membuka pembicaraan semenjak keadaan sangat kaku.

"Hm... semenjak kelas tiga SMP sepertinya,"jawab Sehun seadanya.

"Wah... kau hebat yah,"puji Kyungsoo.

"Biasa saja. Aku kira itu hal yang wajar,"Sehun menoleh ke arah Kyungsoo.

"Tidak. Aku ingin melakukan part time dari dulu, tapi orangtuaku selalu melarangku, mereka bilang nanti saja saat kau sudah SMA! Begitu..."Kyungsoo mempotkan bibirnya lucu.

"Wah... luar biasa,"komentar Sehun singkat. Dia menolehkan kepalanya ke arah pintu masuk, lalu menghembuskan nafasnya kasar. Kenapa tokonya sangat sepi?

"Sepi yah..."gumam Kyugsoo lirih.

"Ah... tentu saja! Ini kan musim panas, kenapa aku bisa lupa! Orang-orang harusnya sedang berlibur bukannya mengunjungi toko buku!"kata Kyungsoo kemudian. Sehun mengangguk setuju kemudian kembali duduk di kursi kasir.

"Wah... bagaimana ini? Bagaimana kalau tidak ada pembeli!"Kyungsoo mulai heboh sendiri. Sehun meliriknya dari sudut matanya kemudian haya diam saja.

"Ah lebih baik..."

"Yeobseyo?"

"Hey.. bisa datang ke toko buku?"

"Ah, toko buku tempat aku bekerja."

"Datang saja!"

'Flip...'

"Hehehe... tenang saja, nanti juga ada pelanggan,"Kyungsoo tersenyum sendiri.

Setengah jam berlalu dengan sunyi. Hanya ada suara kertas bergesekan yang timbul dari arah Sehun dan Kyungsoo yang memilih untuk membaca buku disana. Kyungsoo dengan buku resepnya, sedangkan Sehun dengan buku pendidikan anak. Yah, Sehun... meski dia adalah tipe anti-sosial tapi dia memiliki cita-cita di bidang sosial. Dia bercita-cita untuk bekerja di UNICEF. Bekerja disana, artinya dia bisa menolong anak-anak yang tidak seberuntung dirinya. Bekerja di UNICEF memang impian Sehun dari kecil.

'Tring...'dan suara bell dari arah pintu masuk berbunyi. Sehun hendak berdiri dan menyapa pelanggan itu, namun Kyungsoo lebih dulu keluar dari meja kasir dan berlari ke arah pelanggan itu.

"Jongin!"suara manja Kyungsoo terdengar lagi.

"Hmm... ada apa?"tanya pelanggan itu. Pelanggan dengan postur tubuh yang sangat tinggi dan wajah yang sangat tampan. Dan Sehun mengenalinya, dia adalah laki-laki yang berkunjung ke kedai ramen malam itu. Dan sosoknya mengingatkannya kepada seseorang yang selalu muncul dalam mimpi-mimpi Sehun.

"Jongin... tidak ada pelanggan yang datang. Aku takut tokonya tidak laku, jadi... kau yang membeli buku disini ya?"pinta Kyungsoo manja. Namja itu tersenyum kemudian mengusap rambut Kungsoo dengan sayang.

"Baiklah, seberapa banyak yang kau minta?"tanya namja itu.

"Banyaaaaaaaaaaaakkkk... sebanyak yang kau bisa,"kata Kyungsoo kemudian menarik namja itu ke arah Sehun.

"Sehun... ini Jongin, sepupuku. Dan Jongin, ini Sehun teman satu sekolahku!"Kyungsoo tersenyum kepadanya.

"Jongin imnida,"kata Jongin ramah.

"Sehun... imnida,"kata Sehun pelan.

"Nah Sehun-ah... Jongin yang akan menjadi pelanggan kita!"Kyungsoo tersenyum penuh kemenangan dan Jongin ikut tersenyum dibuatnya. Sementara Sehun, sedikit banyak dia mulai merasa bahwa... mungkin musim panasnya kali ini akan sedikit lebih berwarna.

TBC.

Doa kan saya yah! Saya mau ujian nih...