Why Child ?
~KimJi17~
Cast : All member SEVENTEEN and ex SEVENTEEN
Main Pair : SoonHoon
WARNING! Fanfic YAOI, Don't like? Don't read!
Fanfic ini murni dari otak saya, jika ada kesamaan pasti hanyalah kebetulan. Tapi para karakter milik Tuhan dan orang tuanya masing-masing (Kalo boleh sih Wonu milik saya *plak)
'Jihoon membenci anak kecil, mereka itu merepotkan, gampang nangis, susah diatur, tak mau menurut dan hobi sekali membuat orang kesal, Jihoon benci itu. Tapi, gimana kalau ternyata orang yang disukainya punya banyak adik?'
.
.
.
HAPPY READING!
Seorang pemuda bernama Lee Jihoon menatap kesal pada seseorang yang lebih muda darinya itu, karena telah mengambil barang miliknya tanpa se-ijin darinya, dan malah dirusak olehnya.
"Aku kan sudah meminta maaf hyung, kenapa kau terus marah padaku? Aku pasti akan menggantinya", Chan –orang yang lebih muda itu (adiknya)- terus menerus memohon, agar hyung-nya memaafkannya.
"Lalu apa maksudmu menggunakan laptop ku tanpa ijin?".
"Salah hyung sendiri, kenapa masuk tanpa mengetuk pintu dulu? Kan bikin kaget, terus jatuh deh laptop milik hyung nya", mendengar alasan yang sebenarnya tak masuk akal dari adiknya itu membuatnya semakin marah.
"Kenapa aku harus mengetuk pintu untuk masuk ke kamarku sendiri, eoh? Lagi pula, apa yang sebenarnya kau lakukan dengan laptop-ku?".
Chan terdiam, mengingat-ngingat apa yang dia lakukan bersama laptop milik hyung nya beberapa menit yang lalu. Jihoon memutar bola matanya malas, dia membenci hal itu, anak kecil selalu berpikir terlalu lama.
"Nah, aku ingat! Aku melihat folder yang isinya foto pacar hyung semua, meskipun keliatannya dia engga liat ke kamera di semua foto-nya. Apa hyung foto diam-diam? Atau sebenarnya dia bukan pacar hyung? Apa hyung seorang stalker?", Jihoon melotot hebat mendengar pengakuan yang lancang dari adiknya.
TAKK
Jihoon memukul kepala Chan dengan tongkat yang sedang dipegangnya, membuat sang adik meringis kesakitan.
"Waeyo hyung? Apa aku salah bicara? Lagi pula foto orang itu sangat banyak, namun tak ada satupun yang melihat kearah kamera. Berarti kau memotonya diam-diam kan?".
"Berhenti membicarakan hal itu, dan jangan pernah menggunakan barangku lagi!", dengan marah Jihoon mendorong adiknya keluar dari kamar.
Setelah kepergian Chan, Jihoon tidur-tiduran di atas kasurnya dengan wajah memerah, entah karena dia marah atau malu. Marah, karena adiknya yang sembarangan menggunakan laptop nya. Dan malu, karena adiknya tahu akan rahasianya.
"Aissh, dasar anak kecil. Hobi banget gangguin orang, kalau sampai dia kasih tau orang lain, akan aku cincang dia!".
.
.
.
Jihoon p.o.v
Pagi ini aku pergi kesekolah dengan mood-ku yang sudah rusak gara-gara anak itu, adikku. Anak kecil itu benar-benar menyebalkan, mereka itu merepotkan, gampang nangis, susah diatur, tak mau menurut dan hobi sekali membuat orang kesal.
Chan mengatakan tak mau ganti rugi laptop ku, dan kalau aku memaksanya dia mengancamaku dengan akan memberitau eommaku tentang rahasia yang dia temukan kemarin. Sebuah folder yang berisi foto-foto orang itu, orang yang sudah lama kukagumi, ah mungkin kusukai, atau mungkin ku…cintai? B-berhenti membicarakannya, lama-lama wajahku akan sangat panas jika memikirkannya.
"Lee Jihoon!", sebuah suara memanggilku, suara yang selalu membuat jantungku berdegup keras.
"S-soonyoung…", gumamku sangat pelan, melihat dia berlari kearahku membuat jantungku berdegup semakin keras.
Kwon Soonyoung, seseorang yang sangat ku kagumi. Dia memanggilku, mendekatiku dan tersenyum padaku. Bolehkah aku terbang sekarang?
"Jihoon! Lee Jihoon? Hei, kau masih sadar?", pertanyaanya segera menyadarkanku dari lamunan aneh itu.
"Hah? A-ada apa Soonyoung?", entah kenapa tiba-tiba mulutku seolah-olah susah untuk bertanya, padahal ini bukanlah pertama kalinya aku berbicara dengannya.
"Kau akan pergi kerumahku pulang sekolah nanti bukan? Untuk mengerjakan tugas kelompok itu?", aku mengangguk menjawab pertanyaanya.
"Baiklah, kalau begitu nanti kau tunggu aku sebentar. Karena Kim saem menyuruhku ke ruangannya saat jam pulang", aku mengangguk kembali menjawab perkataanya.
Segera setelah dia pergi menjauh, aku mengigit bibirku pelan untuk menahan senyum bahagiaku. Aku tak percaya bisa pergi kerumahnya meskipun dengan alasan mengerjakan tugas kelompok. Aku harus berterima kasih pada Kang saem karena sudah membuatku satu kelompok denganya, eh? Kurasa tidak, jika aku melakukannya itu akan sangat memalukan.
Aku sangat senang menunggu pulang sekolah nanti. Aku akan pergi kerumahnya dan mungkin bertemu dengan ibunya dan juga a…aishh bagaimana aku bisa lupa! Bagaimana aku akan berhadapan dengan adik-adiknya itu nanti? Arrgh seharusnya aku memintanya datang kerumahku saja, eh? Ck, bisa-bisa adikku malah membuatku malu. Huaaa, apa yang harus aku lakukan? Kenapa ditempat ini ada begitu banyak anak kecil.
.
.
.
Kwon Soonyoung, seorang murid yang berada di kelas XI dan teman sekelas Lee Jihoon. Dia termasuk murid yang berprestasi, dia selalu mendapatkan juara umum disekolahnya. Dia adalah siswa yang lumayan populer dan orang-orang pasti mengenalnya, apalagi akan keramahannya. Dan bahkan orang-orang tau mengenai adik-adiknya (mungkin lebih tepatnya orang-orang yang lebih muda darinya dan tinggal serumah dengannya) yang banyak itu.
Sejak Soonyoung berumur 7 tahun ayahnya telah meninggal akibat kecelakaan, dan itu membuat ibunya sedikit depresi. Tapi, karena ibunya merasa bertanggung jawab akan anak satu-satunya (yang sangat ia sayangi) itu, dia akhirnya membantu kakaknya mengurus panti asuhan. Saat itu Soonyoung yang sangat menginginkan seorang adik sangat senang ketika bertemu dengan orang-orang yang lebih muda darinya itu. Dan hingga sekarang, Soonyoung merasa bahagia karena bisa menjadi seorang kakak dari orang-orang yang membutuhkan kasih sayaang itu.
Drrt Drrt Drrt
Soonyoung merasakan ponselnya bergetar disaku celananya, dan dengan berhati-hati dan juga sembunyi-sembunyi tentunya, dia membuka pesan yang terkirim padanya itu.
-Seungcheolie-
Hyung bisakah kau membelikan Samuel kue ikan saat perjalanan pulang nanti? Sebenarnya dia menitip padaku tapi aku mungkin akan pulang telat hari ini, bukan hanya aku Doyoonie, Junghanie dan Jisoo juga. Kami ada jam pelajaran tambahan untuk persiapan ujian nanti, tolong aku dan terima kasih hyung.
Soonyoung dengan segera membalas pesan adik tertuanya itu dan kembali memperhatikan guru yang sedang menjelaskan pelajaran di depannya.
-To Seungcheolie-
Baiklah, akan hyung belikan. Kau tenang saja, dan belajarlah dengan giat. Dan satu lagi, jika kau ingin meng-sms ku tolong lihatlah waktu, aku mungkin bisa saja kena marah dan mendapatkan hukuman jika ketahuan tak memperhatikan pada jam pelajaran.
Dan saat ini, seseorang tak jauh darinya sedang memperhatikan setiap gerak-geriknya, dan sesekali mengusap wajahnya kasar, memikirkan sesuatu sepertinya.
"Arrgh, apa yang harus kulakukan jika dia tahu kalau aku membenci anak kecil? Apa aku harus menahan rasa kesalku ketika aku melihat anak-anak kecil? Apa ak…"
"Ehm! Lee Jihoon-ssi, apa pelajaranku membuatmu kesal?".
Jihoon terdiam mendengar teguran yang menakutkan didekat telinganya, dengan segera dia tersenyum minta maaf pada gurunya.
"T-tidak saem, aku tidak apa-apa, hehe", sayangnya senyuman semanis apapun milik Lee Jihoon itu tak mampu membuat wajah garang Jung saem menghilang.
Dan berakhirlah dengan Soonyoung yang menunggunya sepulang sekolah, karena Jung saem menghukumnya dengan membersihkan toilet yang berada di dekat gudang kotor itu.
TBC
Akhirnya Ji punya keberanian buat nge-post ff di ffn, jujur aja Ji lagi tergila-gilanya sama Seventeen, apalagi SoonHoonnya mereka unyu-unyu. Karena ini ff pertama buatan Ji yang di publish-in, mohon maaf kalau banyak typo, cerita ga nyambung, ga sesuai EYD, atau apapun itu. Terimakasih udah sempetin buat baca (*bow bareng uji)
