Eren Jaeger, enam belas tahun, seorang pemuda berdarah Jerman-Turki, tubuh yang proposional dengan kulit tan yang sangat sedap untuk dipandang, sangat tampan bagi wanita dan sangat manis bagi lelaki yang menyimpang.

Di suatu malam saat meracik pesanan para pelanggan, Eren Jaeger melihatnya, melihat lelaki dengan rambut eboni dengan potongan undercut, kulit pucat, bibir tipis, wajah datar dan tatapan tajam dari mata setajam elang yang beriris kelabu, sungguh indah dan menakutkan secara bersamaan. Eren Jaeger jatuh kedalam pesona lelaki yang bahkan tak ia ketahui namanya.

Je T'aime

Disclaimer : Shingeki no Kyojin belongs to Isayama Hajime-sensei

Summary : Eren Jaeger just an innocent boy who fall in love with a fucking bastard.

Rated : T

Main characters : Eren Jaeger, Levi Ackerman, Erwin Smith, Hange Zoe, Mikasa Ackerman, Armin Arlert, etc

Genres : Alternative Universe, Modern Setting, Drama, Romance.

Warnings : Typos, bisexual and lots of things

Chapter 1 : First Meeting

Suara dentuman musik yang memekakan telinga, sekumpulan manusia yang menggerakkan badan mereka dengan liar di lantai dansa, pasangan yang sedang melakukan hubungan intim memenuhi sudut-sudut club dan para wanita pemuas yang sedang melayani pelanggan merupakan hal yang lumrah ditemui di club. Eren sedang meracik pesanan minuman para pelanggan yang sudah menunggu pesanan mereka. Seorang wanita berambut pirang duduk di kursi bar.

"Selamat malam Miss, apakah anda ingin Cocktails Illusion seperti biasa?" tawar Eren yang sedang membersihkan bar counter.

"Ya, seperti biasa Eren." Jawab wanita pirang tersebut yang dibalas anggukan oleh Eren.

Eren kemudian memasukkan ice cube , midori 0.5oz , tripel Sec 0.5oz, malibu 1oz, melon 1oz dan lime juice 0.5oz ke dalam shaker, menutup shaker dengan gelas mixing dan mulai me-shakingnya sampai tercampur. Setelah itu Eren menuangkan minuman yang telah di shake ke dalam gelas dan untuk sentuhan terakhir menempelkan lime slice di bibir gelas.

"Maaf menunggu lama ini pesanan anda, Miss" Eren menyerahkan Cocktails Illusion itu kepada wanita pirang.

"Terima kasih Eren," wanita berambut pirang sepunggung itu menenggak Cocktails Illusion yang diracik Eren " Racikanmu luar biasa seperti biasanya." Lanjut wanita pirang setelah menghabiskan Cocktailsnya.

"Sama-sama dan terima kasih kembali Miss." Balas Eren kemudian melanjutkan pekerjaannya.

Eren menghela napas panjang kemudian menghembuskannya kembali, ia khawatir dengan keadaan Ayahnya, Grisha Jaeger yang sekarang berada di rumah. Ayahnya sedang sakit karena begitu keras bekerja, Ibunya Carla Jaeger hanyalah seorang pembantu rumah tangga yang penghasilannya tidak mencukupi, sedangkan ia dan saudara angkatnya Mikasa yang notabenenya masih bersekolah harus bekerja untuk membantu penghasilan keluarga, karena mereka tidak ingin terlalu membebani kedua orang tua mereka dan akhirnya mereka disini bekerja sebagai pelayan club ternama di Sina.

"Eren, kenapa kau melamun? Apakah ada masalah?" tanya Mikasa yang baru selesai mengantarkan pesanan pengunjung "Tidak apa-apa Mikasa, aku hanya memikirkan Ayah apakah dia baik-baik saja dirumah?" balas Eren sambil membersihkan gelas-gelas

"Yo! Eren apakah kau baik-baik saja?" sapa Isabel, salah satu bartender "Aaaa~ maaf Eren aku tidak bisa membantumu meracik minumam malam ini aku harus pergi sekarang, Ayahku sedang sakit. Bye Eren dan Mikasa~" pamit Isabel kemudian berjalan menuju pintu Bar

Setelah kepergian Isabel, Eren mengalihkan pandangannya ke arah pintu club yang terbuka memperlihatkan dua orang pria tampan dengan tinggi yang kontras, yang satu berperawakan tinggi tegap dengan rambut pirang, mata biru, dan alis tebal tengah bercakap-cakap dengan seorang wanita berkuncir kuda dan memakai kacamata, sedangkan pria yang berada disebelah si pirang tengah mengamati suasana club, pria berambut eboni dengan potongan rambut undercut itu mempunyai pesona yang kuat di mata Eren, pemuda itu memiliki mata beriris kelabu yang tajam seperti elang, kulit putih, bibir tipis yang senantiasa melekuk kebawah dan wajah tanpa ekspresi. Dan setelah beberapa saat Eren memandang pria eboni itu, mata mereka bertubrukan dan sekilas Eren melihat seringai dari pria eboni yang entah kenapa membuat Eren merasa malu, dengan buru-buru Eren kembali melanjutkan pekerjaannya. Eren berusaha mengabaikan tatapan tajam setajam elang dengan iris kelabu itu senantiasa memandang Eren yang sedang membersihkan gelas-gelas dibalik counter Bar.

∞ Je T'aime ∞

"Levi, apa yang sedang kau perhatikan?" tanya pria pirang yang telah selesai bercakap-cakap dengan wanita kuncir kuda.

"Tidak ada, hanya melihat seekor mangsa." Balas pria berambut eboni yang diketahui bernama Levi dengan seringai dibibir tipisnya.

"Levi, kau h-"

"Kau memiliki Petra," potong kuncir kuda" Kau tidak lupakan jika kalian tengah berkencan?" lanjut kuncir kuda sambil menatap lekat wajah datar Levi.

"Aku ingat mata empat, kau Erwin dan Hanji tidak usah menasehatiku." Balas Levi sambil menunjuk wajah Erwin dan Hanji bergantian kemudian berlalu dari hadapan mereka berdua.

Erwin mengusap wajahnya "Entah perasaanku tidak enak dengan keadaan Levi sekarang," Erwin kemudian berjalan ke arah counter bar dan duduk di salah satu kursi yang telah disediakan "Dia itu serius tidak sih dengan Petra?" lanjut Erwin sambil memijit pelipisnya "Dia mencintai Petra, Of course." Hanji menimpali pertanyaan rekan sejawatnya itu.

Eren yang melihat pria pirang dan kuncir kuda sedang duduk di kursi yang telah disedikan segera tersenyum dan menyodorkan daftar minuman. Eren tidak melihat pria berambut eboni tadi bersama kedua orang ini, karena malas Eren tidak mengambil pusing kemana perginya pria eboni itu.

"Selamat malam, minuman apa yang ingin anda pesan Sir dan Miss?" tanya Eren dengan senyum manis

"Aku Tequila Sunrise saja aku sedang tidak ingin mabuk malam ini dan kau Hanji?" pesan pria pirang kemudian bertanya pada kuncir kuda yang ia ketahui bernama Hanji "Aku sama saja denganmu Erwin" balas Hanji kepada pria pirang yang bernama Erwin

"Baiklah Sir dan Miss dua Tequila Sunrise akan segera siap, mohon ditunggu sebentar," kata Eren dengan senyum manis.

Eren kemudian menuangkan grenadine ke dalam gelas menambahkan ice cube ke dalam gelas dan untuk mendapatkan hasil yang terbaik Eren mencampurkan tequila, lime juice, orange juice dan soda top yang sudah disediakan ke dalam gelas, setelah semua bahan tercampur Eren mengaduknya dengan stirer dan untuk sentuhan terakhir Eren tak lupa menambahkan garnis dari slice orange dan menempelkannya di bibir gelas agar mendapatkan kesempurnaan, kemudian menyodorkan dua gelas itu kepada Erwin dan Hanji.

"Terima kasih anak manis." ucap Hanji senang setelah melihat pesanan mereka sudah dibuat oleh Eren dan mulai menenggak Tequilanya "Sama-sama Miss, silahkan dinikmati." Balas Eren dengan senyum.

"Namamu siapa? Sepertinya kau masih muda, nak. Berapa Umurmu?" tanya Erwin yang sedari tadi diam menyesap Tequilanya.

"Nama saya Eren Jaeger dan masih enam belas tahun Sir," balas Eren yang sedang membersihkan counter bar "Kau masih begitu muda, Eren. Kemana orang tuamu? Apakah kau yatim-piatu?" tanya Erwin lagi yang menatap Eren begitu lekat "Tidak, saya bekerja disini untuk membantu orang tua saya Sir." Balas Eren yang kemudian membersihkan alat-alat bar dan dibalas Erwin dengan gumaman tak jelas.

Tak lama setelah bercakap-cakap dengan Erwin, pria berambut eboni datang dan langsung mendudukkan pantatnya di kursi kososng di sebelah Erwin

"Sialan, kalian sudah memesan dan tidak memesankanku?" kata pria eboni dengan ekspresi datar.

"Kau sih lama jadi kita pesan duluan, aku akan memesankanmu." Balas Erwin sembari memanggil Eren yang masih setia membersihkan peralatan bar.

"Ada apa tuan? Apakah anda ingin memesan lagi?" tanya Eren sambil menyodorkan daftar minuman dengan senyum .

"Oi, bocah buatkan aku Coktails Margarita Blue." Perintah Levi dengan gaya angkuhnya, sementara Eren yang kaget karena keangkuhan Levi hanya bisa menahan makian yang ingin keluar dari bibir indahnya.

"Baiklah Sir, Cocktails Margarita Blue akan segera siap." Balas Eren dengan senyum terpaksa "Dasar kuntet dia kira dia siapa? Berlagak seperti bos saja dia, tapi sebenarnya dia memang terlihat orang berada tapi... sudahlah jangan pikirkan Eren" batin Eren yang sudah emosi karena perkataan pria bermanik kelabu itu.

"Jangan pakai lama bocah, kau sudah membuat mataku iritasi dengan tingkah bodohmu yang sebelas duabelas dengan penghuni Rumah Sakit Jiwa." Ucap Levi kemudian menyelipkan sebatang rokok menthol dan menyalakannya dengan pematik api.

"Baiklah, Sir." Buru-buru Eren kembali menyiapkan bahan-bahan untuk minuman pesanan Levi. Eren kemudian menyiapkan shaker, tequila 2oz, lime juice 2oz, cointreau 2oz, ice cube 5pcs , sald dan memasukka liquid tersebut kedalam shaker dan men-shake nya sebanyak duabelas kali, menuangkan kedalam gelas martini yang bibir gelasnya sudah ditaburi dengan garam dan Eren juga tak lupa menambahkan Cherry merah kedalam minuman Levi.

"Silahkan, Sir." Eren menyuguhkan pesanan Levi kemudian kembali berkutat dengan cucian gelas-gelas "Tidak buruk, bocah." Ucap Levi setelah mengambil Cocktails Margarita Blue pesanannya dan hanya dibalas gumaman tak jelas oleh Eren.

"Eren, bisakah kau bawakan kami makanan kecil?" ucap Hanji dengan wajah yang bersemu pengaruh alkohol.

"Tentu Miss," balas Eren kemudian dengan cepat memanggil Mikasa yang baru kembali dari toilet "Mikasa, tolong ambilkan snack didapur untuk pengunjung kita." Tanpa berkata apapun Mikasa mengambil snack yang dimaksud Eren dan memberikannya kepada Hanji.

"Eren, berhati-hatilah dengan ketiga orang itu, perasaanku tak enak terhadap mereka" bisik Mikasa "Ya Tuhan, Mikasa aku bukan anak kecil lagi, lagipula mereka sepertinya orang baik," balas Eren dengan nada tak suka "Lagipula aku hanya menjalankan tugasku sebagai bartender dan seorang bartender harus bersikap baik kepada pelanggannya Mikasa atau kita akan mendapatkan masalah dari atasan." Lanjut Eren yang masih membersihkan gelas-gelas "Eren, aku hanya memberitahumu apalagi dengan pria pendek itu, kau harus berhati-hati." Kata Mikasa dan meninggalkan Eren yang masih terbengong-bengong karena ucapan tak masuk akal saudari angkatnya tersebut. Mereka tak sadar jika sedari tadi sepasang mata beriris kelabu sedang memperhatikan interaksi mereka.

"Levi, Hanji kita pulang."

∞ Je T'aime ∞

"EREN!" teriak seorang pemuda berambut pirang seleher kepada pemuda brunette yang berjalan lamat-lamat ke arahnya.

"Ya Tuhan, Armin mengapa kau begitu berisik," balas Eren dengan muka tertekuk karena mereka diperhatikan oleh para pengunjung taman yang lain "Habisnya kau lama sekali dan kemana Mikasa?" balas Armin "Dia membantu ibu dirumah, ayo Armin kita cari toko buku yang kau maksud." Kata Eren kemudian menarik Armin yang dibalas rontaan pemuda pirang itu karena tak terima diseret seperti karung beras.

"Jadi kita harus menaiki bus berapa lama? Apakah kau mengingat jalan kesana Armin?" tanya Eren kepada Armin setelah mereka sampai di halte bus "Tentu! Kita hanya perlu menaiki bus searah ini kurang lebih limabelas menit dan berjalan sedikit dari halte bus dan sampai." Balas Armin lalu membaca kembali novel yang sempat terlantarkan.

Eren bosan melihat Armin yang tenggelam dalam dunianya sendiri dan mengabaikan Eren yang tidak mempunyai aktifitas lain selain melihat kendaraan yang berlalu lalang di jalan depannya. Akhirnya Eren memutuskan untuk tidur sejenak sambil menunggu bus yang mungkin saja masih lama datangnya.

"Ren... Eren... Eren," Eren mendengar suara yang memanggil namanya juga guncangan lembut pada bahunya "Nghh?" lenguh Eren dan menutup matanya dengan telapak tangannya, menghalangi cahaya masuk "Eren, busnya sudah datang atau kita akan tertinggal!" teriak seseorang yang ternyata adalah Armin "Ah?! Sudah datang? Maafkan aku Armin, ayo kita masuk." Kata Eren yang baru saja bangun dari alam bawah sadarnya dan menarik Armin ke dalam bus yang terparkir rapi didepan halte bus.

"Dia sudah naik ke dalam bus." Ucap seseorang berpakaian hitam dengan topi juga kacamata ala detektif dari dalam kegelapan gang dibelakang halte bus.

∞ Je T'aime ∞

Eren dan Armin turun di halte bus setelah menaiki bus seperti yang dikatakan Armin kurang lebih limabelas menit. Setelah membayar tarif bus untuk dua orang mereka pun berjalan kearah yang searah dengan halte bus tempat mereka berhenti tadi.

"Eren, apakah kau ingin mampir sebentar di La boulangerie de Ackerman? Lagipula kita tidak sedang terburu-buru." tawar Armin setelah melihat jam di ponselnya yang sudah menunjukkan pukul duabelas kurang lima menit.

"Sepertinya tak ada salahnya, ayo Armin kebetulan aku baru saja terima gaji." kata Eren dengan semangat membayangkan makanan seperti apa yang akan mereka makan.

"Ya! Kita bisa patungan untuk membeli sepotong kue di La boulangerie de Ackerman. Kata mereka kue-kue yang tersedia disana sangat enak!" kata Armin dengan wajah yang cerah. Eren memang pernah sekali mencoba kue lezat dari tokoh kue itu saat teman sekelasnya Annie yang saat itu berulang tahun.

"Baiklah, kita bisa mampir kesana sebentar aku ingin merasakan kue buatan La boulangerie de Ackerman lagi." Eren menarik Armin berbalik ke arah toko yang sempat mereka lewati dan masuk kedalam toko kue itu

Eren masuk kedalam tokoh kue itu bersama Armin, saat Eren mendorong pintu masuk tokoh kue itu mereka dimanjakan dengan aroma kue yang baru dikeluarkan dari panggangan. Eren menarik tangan Armin untuk duduk disalah satu sofa dengan kaca sebagai pembatas antara bakery dan jalan raya.

"Armin pesanlah Macaroons Haute Couture aku akan menunggu disini," kata Eren setelah melihat-lihat daftar menu yang ada dimeja mereka.

"Baiklah Eren, tunggu aku disini jangan kemana-mana." Kata Armin sebelum berlalu mengantri dan perkataan Armin itu membuat Eren mendecakkan lidahnya tak suka.

Eren mengalihkan pandangannya ke jalanan yang terlihat dari kaca pembatas bakery ini, saat masih asyik melihat pemandangan jalan raya tiba-tiba Lamborghini Veneno hitam berhenti tepat didepan pintu La boulangerie de Ackerman sang pengemudi keluar dari sisi kiri mobil, pria itu memakai t-shirt hitam yang melekat sempurna di badannya, ripped jeans berwarna hitam, sneakers converse hitam serta kacamata berbingkai hitam yang Eren duga merk brand terkenal bertengger indah di hidung mancungnya. Eren terkesima dengan penampilang pria itu, sepertinya Eren pernah melihat pria itu dan saat pria itu masuk ke dalam La boulangerie de Ackerman seluruh pekerja bakery itu menghentikan pekerjaan mereka dan berjejer rapih di depan pintu menyambut pria mempesona itu.

"SELAMAT DATANG, MY LORD!" sambut seluruh pekerja La boulangerie de Ackerman sambil membungkukkan badan mereka sembilanpuluh derajat yang hanya dibalas dengan anggukan acuh dari sang pria. Sejenak pria tersebut menyapu pandangannya kedalam La boulangerie de Ackerman. Sadar diperhatikan oleh seseorang, pria itu membalas tatapan dari mata beriris hijau kekuningan itu dan saat itu juga Eren tersadar setelah melihat seringai kejam yang tersungging dibibir tipis pria itu.

"Kita bertemu lagi, mon petit ours."

∞ Je T'aime ∞

AN:

AAAA AKHIRNYA SELESAI CHAPTER 1 INI HEHEHEHE

Banyak sekali kekurangan FF ini;-; saya penulis absurd yang dengan segenap jiwa dan raga berusaha menulis ini dan sangat berani mengambil tema untuk ff yang berat.

Semoga para readers sudi membaca karya abal-abal saya ini, saya butuh kritik dan saran dari para readers untuk mengembangkan karya tulis saya. Saya banyak terinspirasi dari banyak FF, novel-novel dari penulis terkenal dan buku di Wattpad.

FYI saya agak kesulitan saat adegan Eren saat di bar sehingga harus membaca artikel-artikel bar dan mixdrinks di internet untuk menunjang peran Eren sebagai bartender kece disini. Dan untuk para readers yang ingin memberi masukkan dapat mengatakannya lewat pm atau akun sosial media yang dapat di cek pada profile saya. Masih banyak typo dan kesalahan tulisan di FF saya mohon koreksinya readers-san.

mon petit ours : my little bear

La boulangerie de Ackerman : Ackerman's bakery

yang lain dapat di tanyakan pada google

P.S : LEVI IS SO FUCKING HAWT. End story.