DISCLAIMER

Naruto dan semua karakter selain Ooc bukan kepunyaan saya

.

WARNING

Terlalu bagus untuk di lewatkan! Hehehe...

.

PAIR...

Naruto x ?

.

Just enjoy...

.

.

Gelap

Dingin

Dan sesak...

Entah dimanakah aku sekarang. Mencoba menggerakan tubuhku, namun aku menyadari bahwa kedua tanganku sedang terkunci kuat di sebuah kursi yang aku duduki sekarang...

Apa yang terjadi padaku?

Uggh

tiba-tiba kepalaku terasa sakit,... sangat sakit saat aku mencoba mengingat apa yang sedang terjadi padaku. Tempat ini begitu gelap untuk mendapat penglihatan. Namun ada satu hal yang pasti, bau busuk semacam bangkai dan bau amis khas gumpalan darah begitu tercium oleh kedua lubang hidungku ini. Namun anehnya, Entah kenapa aku merasa sudah terbiasa dengan bau ini. Sama skali tidak terganggu dengan kedua bau menyengat yang aku yakin dapat membuat manusia manapun akan muntah atau bahkan sampai sesak nafas karenanya.

JEPLAK

bunyi keras dari sebuah tuas terdengar oleh telingaku. Berbarangan dengan itu, lampu dengan tingkat pencahayan super tinggi langsung menyambut penglihatanku. Tentu saja aku langsung menutup kedua mataku karena silaunya lampu tersebut.

Setelah mencoba untuk beradaptasi dengan tingkat pencahayannya, akhirnya aku dapat melihat semua hal yang ada di sekelilingku. Aku terdiam dengan ekspresi yang bahkan aku sendiri tidak dapat untuk mengartikannya. Hmmm... bagaimana mengatakannya yah? Secara garis besar, saat ini aku sedang berada di tengah sebuah ruangan yang cukup luas dengan bentuk menyerupai kubah raksasa. Yahh,,, Setidaknya ruangan ini cukup untuk menampung lebih dari 100 orang. Tapi heyy, yang menjadi masalanya bukanlah semua itu... masalahnya adalah, adanya ratusan- ohhh ralat,... maksudku ribuan potongan tubuh yang dapat aku asumsikan sebgai potongan tubuh manusia yang sebahagian masih segar dan sebahagian lainnya sudah mulai membusuk.

Potongan tubuh itu bermacam-macam... mulai dari yang terbesar adalah kepala utuh hingga yang terkecil adalah potongan lidah yang semuanya tercecer disegala penjuru ruangan tersebut. Sungguh pemandangan yang sanggup membuat siapapun akan berteriak histeris dengan mengeluarkan semua isi yang ada dalam perutnya... belum lagi banyaknya ulat dan serangga lainnya yang terlihat sedang lahap menyantap semua potongan daging itu.

Namun tiba-tiba aku menyadari sesuatu...,... kenapa aku tidak merasakan semua itu?

Perasaan ini?! Bahkan setelah melihat dan mencium semua bau menyengat itu, aku sama skali tidak merasakan apapu dalam diriku. Entah itu rasa ngeri, jijik, atapun rasa takut...,. sama skali tidak aku rasakan.

Ada apa ini?! Kenapa aku tidak merasakan apapun?!

Aku sendiripun heran.. tidak bisa menjelaskan atau memahami apa yang telah terjadi padaku. Kepalaku menunduk sejenak... dapat kulihat semua anggota geraku tengah dikunci oleh borgol besi tanpa kunci yang menyatu dengan kursi ini. Mataku sedikit melirik kesamping saat sebuah benda putih panjang sedang menguntai disana...

Apa ini?

Penasaran dengan benda apa itu, akupun memperhatikannya. Terlihat begitu Kasar dan lebat dengan gabungan dari berbagai macam helayan tipis... dari sisi manapun, benda ini begitu mirip dengan rambut...

Apakah ini rambutku?!

Aku cukup terkejut saat menyadari bahwa benda ini adalah rambutku sendiri. Melirik kesisi satunya, akupun juga melihat hal yang sama dengan benda ini. Hal itu lantas membuatku yakin bahwa ini adalah rambutku. Tapi satu yang aku bingungkan..,... sejak kapan rambutku berubah menjadi berwarna putih?!

Deg

[Kau tidak di terima disini! Keberadaanmu adalah aib terbesar dalam hidupku!]

Ughh

Sekelebat ingatan menghantam keras kepalaku.

Sakit! Sangat sakit!

Setelah cukup lama, akhirnya rasa sakit itu mulai menghilang dan tidak lagi terasa...

Apa itu?

Mencoba mengingat lebih dalam, tapi aku sama skali tidal menemukan apa-apa.. tidak hanya itu, bahkan aku sama skali tidak mengingat nama, dimana aku berasal, dan siapa kedua orang tuaku. Entah apa yang telah terjadi padaku hingga aku tidak mengingat semua itu... lelah untuk berpikir, akhirnya aku memilih untuk kembali terfokus kepada ruangan yang sedang aku tempati saat ini... setelah cukup lama memperhatikan seluruh sudut ruangan dengan banyaknya potongan tubuh yang ada, akhirnya aku menyadari sesuatu...

Apakah itu...,... kepalaku?!

Sungguh suatu fakta yang mencengangkan... ternyata semua potongan kepala yang ada dalam ruangan itu tidak lain dan tidak bukan adalah kepalaku sendiri...

Tunggu dulu? Jika itu adalah kepalaku, berarti semu potongan tubuh ini adalah...,..

Clekk... Krattttt...

Fokusku teralihkan oleh suara pintu besar yang sedang terbuka oleh sesuatu, atau bisa dibilang oleh seseorang...

"Khukhukhu..,..."

Pendengaranku menangkap sebuah tawa psycopat dari seorang pria yang mulai memasuki ruangan ini... jujur saja, aku sama skali tidak menyangka dalam ruangan ini ada sebuah pintu sebagai tempat masuknya... padahal dari seluruh area dinding ini yang ada, tidak ada satupun celah yang terdapat disana.. entah itu sebuah jendela maupun fentilasi udara, yang ada hanyalah dinding beton polos tanpa ada ukiran maupun model yang berarti... aku sempat heran, bagaimana makhluk hidup bisa bertahan dalam ruangan ini? Yahh, tentu saja termasuk aku!

"Hohoho... selamat malam pemuda-kun.."

Pria perawakan 30 tahunan dengan pakaian serba putih serta kaca mata bulat mulai berbicara dengan nada yang terdengar yahhh..,.. sedikit tidak waras di telingaku. Rambutnya berwarna hitam panjang dengan ikatan bergaya ekor kuda. dia berjalan kearahku dengan menggosok-gosok kedua telapak tangannya lengkap dengan senyuman gila ala Psycopat tertangkap di bibir penuh brewok miliknya..

Berhenti tepat satu jengkal dari samping kiriku, dia mulai berjongkok dan mensejajarkan dirinya dengan diriku. Melirik kearahnya, aku dapat melihat wajah menjijikan penuh nafsu tertampang jelas dari samping kepalaku.

Apa-apan orang ini, apa dia Maho?!

Tidak lama kemudian, dia mengeluarkan sesuatu yang begitu menjijikan dengan berbagai macam lendir lengket dari dalam mulutnya, yaitu lidahnya sendiri.. setelah itu, dia mulai mendekatkannya kearah telingaku...

tunggu dulu, apa yang akan dilakukan orang tua gila ini? Jangan bilang kalau..,..

Claappp

Tubuhku langsung merinding saat sensasi lembut dan penuh cairan lengket langsung menerobos kelubang telingaku. Sunggu sensasi yang akan membuatmu bahagia jika hal itu dilakukan oleh Ariana Grande atau sejenisnya. Namun semua itu akan beda ceritanya jika yang melakulannya adalah seorang om brewok dengan bau mulut yang sanggup membuat sampahpun layu karenanya.

Seandainya aku dapat mengumpat, aku akan dengan lantang berteriak (what the fu*k dude)... sayangnya semua itu tidak bisa aku lakukan karena tidak adanya respon dari tubuhku..

Ini sungguh aneh.. pikiran dan tubuhku sama skali tidak ingin bekerja sama... apa sebenarnya yang terjadi padaku?

Setelah melakukan itu, dia kembali menarik lidahnya keluar dari telingaku, dan jangan lupa adanya benang silva yang terhubung dari air liurnya ke lubang telingaku... walau aku merasakan perasaan jijik yang teramat sangat, namun anehnya wajahku sama skali tidak menunjukan ekspresi berarti. Hanya terdiam dengan pandangan kosong...

Dia kemudian berpindah tempat menuju hadapanku.. entah berapakali aku hendak mengumpat akibat wajah menjijikannya itu...

"Khukhukhu..,.. seperti biasa, kau selalu berhasil membuat nafsuhku meledak!"

Berbicara dengan semua kalimat manis itu, sudah cukup membuatku ingin menamparkan sebatang Pen*s bencong ke wajahnya..

"Baiklahh... apa yang akan kita mainkan hari ini?"

Dia bertanya seakan-akan aku akan menjawabnya... namun tidak lama, sebuah meja yang penuh akan alat bedah muncul atau keluar dari lantai yang terbelah secara otomatis..

Hmmm... teknologi yang menarik...

Masih dengan senyum gilanya dia memilih alat-alat bedah yang ada di atas meja tersebut.

"Hmmm,,,... yang mana yahh? Capcipcup kembang kuncup, siapa yang mau dimau gicup...,.. nahhh, ini dia!"

Dengan sedikit mantra pemilihan, akhirnya dia bersorak riang saat menemukan benda yang akan dia gunakan, yaitu sebuah gunting raksasa yang sudah berada di genggamannya. Kembali mendekat kearahku, tangan kirinya yang bebas mulai dia letakan di dada bidang miliku.

Ohhh... aku lupa memberi tahu kalian kalau saat ini aku sedang dalam keadaan..,... telanjang!

Semakin memperlebar senyumnya, dia mulai melakukan gerakan aneh pertama dengan mengelus-ngelus pelan dadaku, tidak lupa matanya yang bergerak liar mengekspos keseluruh tubuhku...

"Hmmm...,,.. sepertinya aku akan bermain dengan...,."

Menjeda ucapannya dan kembali menggerakan tangannya secara halus kebawa... atau lebih tepatnya kearah..,...

"...,... Ini!"

Seperti mendapat sebuah jackpot, dia menggengam erat timun cina miliku...

Ohhhh... ini sudah kelewatan!

"Khekhekhe...,.. terlihat begitu besar dan kokoh"

Kalian tau..,.. dia mengatakan hal tersebut bersaman dengan menonjolnya sesuatu dari balik selangkangan miliknya... Aku berani bersumpa demi bulu ketiak om Samson, bahwa tidak ada hal yang lebih mengerikan dari hal ini!

"Khekhekhekhe..,... saatnya memotong!"

Mengatakan hal itu, dia lalu mengangkat gunting besar tersebut dengan ngan satu tangan dan satu tangannya lagi masih setia menggenggam erat batang torpedo miliku..

Ehhh, tunggu dulu! Apa tadi dia bilang 'memotong'?!

What the fu-

Crassssss

ARGGGGHHHHH KEJANTA-

"..."

E-ehhh..! A-apa yang terjadi?

Sedikit melirik kebawah, aku dapat melihat dengan jelas bahwa my baby swith sudah terpotong setengah dengan darah yang terus mengalir keluar. Dan anehnya..,...,.. aku tidak merasakan apa-apa!

"Khukhu..,.. ahahah ha ha... luar BIASA!,...,."

Pria itu langsung tertawa keras dengan ucapan yang sedikit membuatku terkejut..

"..,...,.. bahkan setelah alat fitalmu terpotong, ekspresimu sama skali tidak berubah!"

Dia mulai menjauh dariku dan kembali meletakan gunting tersebut ke atas meja. Tidak lupa sebelum itu dia lebih dulu membersikannya agar tidak berkarat saat disimpan nanti.

Ohhh, lupakan soal itu! Bagaimana dengan kejanta-

"...?"

"Perfectooooo...,.. bahkan regenerasi tubuhmu jauh lebih cepat dibandingkan dengan 3 tahun terakhir!"

Aku tidak bisa berkata apa-apa saat melihat kejantanan miliku sudah kembali utuh seperti tidak terjadi apa-apa.

"Baiklah..,.. selanjutnya!..."

Dia kembali mengambil sebuah pisau besar yang sepertinya terbuat dari besih putih yang terlihat begitu bersih dan tajam.

Sekarang apa la-

CRASHHHH

"..."

1

.

2

.

3

.

Ha-ha..hah..ha... a-apa yang terjadi?

Aku mencoba mengatur nafas walau aku yakin ekspresi yang ada pada wajahku sama skali tidak berubah. Entah kenapa aku sama skali tidak bisa berbicara atau merubah ekspresi wajah datar ini..

Lupakan soal itu! Aku yakin beberapa saat yang lalu aku sempat perasakan sesuatu yang menyentuh leherku. Tapi aku sama skali tidak mengetahui apa itu. Akupun menatap pria itu yang sedang menatap heran diriku, Satu jarinya dia letakan di dagu seperti orang yang sedang berpikir.

"3 detik yah...,..." sembari berbicara, dia terus saja berjalan memutar-mutar seperti orang yang sedang gelisah...

"Hmmmm...,... cukup mengejutkan. Aku tidak menyangka regenerasinya akan berkembang secepat ini walau kepalanya sudah aku potong dengan cairan khusus penghambat regenerasi!"

Dia berbicara sambil meli-... heyy..,.. apa tadi dia bilang memotong kepala?!

Mataku langsung tertuju kesegalah arah untuk mencari apa yang menjadi objek pemotongannya. Dan walah..,.. aku dapat melihat sebuah potongan kepala berambut putih panjang lengkap dengan wajah tanpa ekspresi miliknya sedang tergeletak tidak jauh tepat di samping kiriku.

Jadi benar tadi kepalaku sudah dipotong!

Walaupun aku tidak mengerti apa sebenarnya yang terjadi pada tubuhku, tapi aku dapat mengambil kesimpulan bahwa orang ini sedang menguji kecepatan regenerasi dari tubuhku. Yahh, walaupun aku sama skali tidak mengerti kenapa bisa aku memiliki kemampuan seperti ini.

"Tidak-tidak..,.. seharusnya tidak seperti ini!"

Tiba-tiba saja dia bertingkah aneh dengan menjambak rambutnya seperti orang yang sedang terkena depresi berat. Dan secara mengejutkan pria itu langsung menatapku dengan pandangan seorang maniak gila yang terlihat begitu kusut.

"Tidak, Tidak! Hal ini tidak boleh kubiarkan..,... "

Senyumannya mengembang semakin lebar dan mulai kembali mendekatiku...

"Baiklah Naruto-kun, kita ak-"

Dan sekarang dia malah menghentikan ucapannya dan menatap shok kearahku dengan mulut yang terbuka.

Huhh... ada apa dengan manusia gila i-

Degg

[Naruto]

Ughh...

Degg

Degg

[Naruto]

Ughh

A-apa lagi yang sedang terjadi padaku?!

Seperti sebuah ombak besar di belahan samudra, ratusan ingatan tiba-tiba saja langsung menerobos masuk kedalam otaku!

Arggggghhh... ini sungguh menyakitkan!...Ingin skali aku berteriak akibat rasa sakit yang tidak tertahankan ini. Namun tetap saja, bibirku sama skali tidak bisa digerakan dan ekspresikupun masih tidak berubah dari yang tadi. Ingatan ini terus mengisi otaku dengan berbagai macam rentetan kejadian hingga membuat otaku terasa terbakar. Dan setelah beberapa saat kemudian...,..

"..."

akhirnya rasa sakit itu hilang dan kepalaku mulai tertunduk., otaku masih mencoba mencerna segala ingatan yang baru saja mengisi penuh pikiranku. Dan tidak lama kemudian,... aku tersenyum...

Ini?!

"Khe...,.. Jadi begitu yah..." untuk pertama kalinya akhirnya aku bisa berbicara. Sekarang aku mengerti,... dengan semua ingatan ini, akhirnya aku mengerti apa yang sedang terjadi padaku... Sepertinya sebuah nama tadi adalah kata kunci untuk membuka kembali ingatanku.

Aku sedikit mendongak untuk melihat pria yang sedari tadi mencoba untuk menyiksaku. Wajah gila yang tadi dipenuh oleh nafsu membara, seketika tergantikan dengan ekspresi shok disertai ketakutan tiada henti. Dapat kulihat pula tubuhnya bergetar hebat dengan keringat yang mulai membasahi sekujur tubuhnya saat mata hitam kelam itu bertemu dengan mataku.

"Si-sial!"

Kakinya mulai melangkah mundur seperti hendak pergi dari sini. Dan benar saja, dia langsung memutar tubuhnya dan berlari menuju pintu yang menjadi tempat masuknya tadi.

Blarrrr

Shuttttt

Dhuarrrr

"Arghhhhhh..,.."

Namun sayang,...,. tujuannya tidak akan perna tercapai. Dia berteriak kencang saat tiba-tiba aku meluncur kearahnya dengan siku yang sudah menempel erat di tenggorokannya. Kursi yang tadi sempat mengekangku dengan borgol baja, sekarang sudah hancur berkeping-keping. Dinding yang menjadi fondasi bagi bangunan ini, langsung retak karena tidak sanggup menahan benturan dari seranganku.

Aku baru menyadari bahwa orang ini begitu pendek... mungkin hanya sebatas dadaku, itulah kenapa kakinya tidak bisa menyentuh tanah saat sikuku mencengkram erat tenggorokannya.

"U-ughh.. le-lepaskan!"

Dia mencoba merontah. Namun semua itu sia-sia karena sikuku terlalu kuat mengunci lehernya. Darah mulai mengalir deras dari sudut bibirnya, matanya dengan terpaksa harus melihat keatas karena tidak sanggup menahan nafas lebih lama lagi.

"Ku-kurang ajar!... ugghh... le-lepaskan!"

Aku kembali tersenyum kecil saat mendengar permintaannya. Mensejajarkan wajahku dihadapannya, dapat kulihat ekspresi yang penuh akan ketakutan dan rasa keputus asaan melekat erat dalam wajahnya.

"Sungguh ironis bukan...,..."

Aku melihat tangan kananku yang bebas dan mengepalnya sekuat mungkin. Perasaan ini...,..., sungguh luar biasa! Aku merasa dapat melakukan apapun sekarang. Tunggu dulu..,.. aku ingin mencoba sesuatu...

Syurrrrr

Seperti air, tiba-tiba semua darah yang tercecer di seluruh ruangan ini mulai terangkat keatas seakan melawan hukum grafitasi. Tidak hanya darah yang berada di lantai saja yang terangkat, melainkan semua darah yang terdapat dalam potongan tubuhku juga keluar dan membuat semua potongan daging itu mengering hingga hancur menjadi debu. Setelah itu, semua darah kembali bergerak dan menyatu menjadi satu dan membentuk sebuah bulatan raksasa yang melayang tepat di belakangku...

Hohohoho...,.. jadi inikah hasil yang berhasil kudapatkan selama 3 tahun penyiksaan!? Tidak buruk!

"...,.. seorang bocah yang selama 3 tahun terakhir selalu menjadi mainanmu, sekarang malah berbalik menyerangmu!"

Entah kenapa aku sangat menikmati momen seperti ini. Lihat saja, bahkan bibirku tidak berhenti menampilkan senyum Iblis yang sepertinya berhasil membuat pria ini kencing di celana.

"Yahh..,.. aku tidak tau, apakah aku harus membencimu atau harus berterima kasih padamu...,.."

setelah mengatakan itu, aku kembali memanipulasi darah yang menempel pada tubuhku dan memadatkannya menjadi beberapa bulatan sebesar bola pingpong yang melayang di belakangku. Belum selesai, aku kembali mengubah bulatan darah itu menjadi beberapa jarum raksasa yang setiap jarumnya mengarah tepat ke semua anggota gerak pria gila ini. Setelah semua itu, akupun kembali berbicara.

"..,... jadi sebagai rasa terima kasihku,...,... akan kubuat kematianmu terasa sesakit mungkin!"

Crashh crashh crasss

Dapat kulihat kedua bola matanya melotot menahan sakit saat semua jarum itu menusuk setiap anggota geraknya mulai dari ke dua tangan hingga ke dua kakinya. Dia pasti ingin berteriak, namun tidak bisa karena kerongkongannya telah lebih dulu hancur akibat benturan dari sikuku. Setelah itu, akupun menjauh darinya dengan mundur tiga langkah kebelakang. Saat ini keadaan orang itu terlihat begitu menyedihkan. Tubuhnya masih tetap tidak menyentuh tanah karena adanya empat buah jarum yang menyokongnya.

Kepalanya tertunduk sambil berusaha bernafas walau akan sangat sulit karena hancurnya jalur pernafasan yang dia punya. Matanya sedikit manatap sayu diriku yang juga menatapnya dingin. Aku tidak tau apa yang dia pikirkan, tapi aku yakin dia pasti sedang menyumpahiku dan memakiku setengah mati.. dan tentu saja, aku sama skali tidak peduli dengan semua yang dia pikirkan.

"Urusanku disini sudah selesai...,." Aku berjalan pelan menuju dinding yang menjadi fondasi utama bangunan ini. Setelah cukup dekat, segumpal darah secara perlahan terpisah dari bulatan raksasa tersebut dan melayang menuju kearahku. Merentangkan tangan kananku kesamping, secara ajaib segumpal darah itu langsung berubah bentuk menjadi sebuah katana indah berwarna merah yang telah berada di genggaman tangan kananku.

dan tanpa perlu memasang kuda-kuda maupun persiapan,..,...

Syatttt syattt syatttt

Druuuuu blarrrr...

..,... dinding itu langsung terpotong menjadi beberapa bagian kecil sehingga menciptakan sebuah lobang yang cukup besar untuk aku lewat. Secara refleks mataku langsung tertutup saat silaunya matahari menyerang indra penglihatanku. Setelah beberapa saat, akhirnya aku dapat melihat keadaan yang ada di luar. Hohhh..,.. sepertinya aku berhasil menembus dinding yang terhubung dengan dunia luar... tersenyum kecil, akupun berjalan pelan menuju lubang yang aku buat tadi. Setelah sampai di luar, aku hanya bisa melihat awan dan beberapa pohon yang ada.

Tunggu dulu..,... awan?!

Penasaran dengan keraguanku, akupun kembali berjalan menuju kearah ujung jalan yang bisa aku tepaki. Dan walah..., dugaanku ternyata benar! Dapat kulihat daratan yang berada sekitar ribuan meter dibawahku. Menoleh kebelakang, dapat kulihat pula bangunan berbentuk kubah dengan dinding polos tanpa corak yang tadi sempat menjadi tempat pengurunganku, berdiri tegak di tengah daratan ini, dan disekelilingnya adalah jurang yang langsung menuju daratan yang berada jauh di bawah. Sungguh mengejutkan saat kau menyadari bahwa hidupmu dikekang selama 3 tahun di dalam sebuah bangunan kokoh yang terletak jauh di atas sebuah gunung yang tingginya mencapai ribuan meter.

"Harus kuakui,... ini adalah tempat persembunyian paling mutakhir yang perna aku ketahui. Dan lagi.,... " mataku lalu melihat keatas saat kembali menyadari sesuatu. "...,.. terdapat penghalang yang membuat tempat ini seakan berada dalam dimensi lain sehingga hewan maupun manusia yang tidak sengaja lewat maupun mendaki gunung ini, akan menembus dan tidak akan perna bisa menyentuh bangunan ini".

Wushhhh...

Angin berhembus cukup kencang hingga menerbangkan rambut panjangku. Sekali lagi, aku tidak menyangka bahwa rambutku akan berubah menjadi putih dan tumbuh sepanjang ini.

"Sepertinya aku harus memotong rambut mengganggu ini"

Ohhh... aku hampir lupa. Aku sekarang masih dalam keadaan telanjang, karena itulah...

Crassssshh

..,... tanpa merasa kesakitan, aku langsung memotong lengan kiriku hingga membuat darah menyembur keluar dengan derasnya. Manusia biasa pasti akan menganggapku gila karena memotong tangannya sendiri. tapi sayang,... aku bukanlah manusia! Mulai dari sel, daging, tulang, hingga kulitpun telah selesai beregenerasi dan menjadi lengan baru tanpa ada lecet sedikitpun. Aku sendiripun sempat terkagum dengan kemampuanku sendiri. Aku tidak pernah menyangka kalau di dunia ini akan ada kemampuan sehebat ini...

jujur saja, sejak awal aku hanya tau bahwa dunia ini hanyalah dunia kuno yang dipenuhi oleh manusia-manusia berkemampuan rendah yang disebut dengan 'Shinobi'. Shinobi adalah para manusia yang dapat mengendalikan energi yang disebut dengan 'cakra' menjadi berbagai macam jurus serta dapat mengubahnya menjadi salah satu dari ke lima elemen. Terdengar hebat..,.. namun tidak bagiku!

Cukup basa basinya! Aku cukup muak berada di tempat ini...

Syuttttt slaarrrrrr

Dalam sekejap sepasang sayap tercipta di punggungku dari gumpalan darah yang tadi sempat berceceran di tanah. Dan dengan sekali kepakan sayap, aku langsung terbang menuju angkasa yang terlihat begitu indah...

Setelah merasa cukup jauh, mataku kembali melirik kebelakang untuk melihat bangunan pengurungan yang terlihat semakin kecil karena jarak yang aku lewati. Tersenyum kecil, akupun menjentikan jari untuk mengaktifkan sesuatu. Dan hasilnya..,...,..

Blarrrrrrr ...

Sebuah ledakan darah menghancurkan seluruh area puncak pegunungan beserta dengan bangunan yang ada di atasnya. Dalam sekejap gunung yang tadinya begitu indah dengan ketinggian mencapai ribuan meter, sekarang telah berkurang setengah dengan lapisan darah segar yang memenuhi seluruh puncaknya..

Setelah cukuplah melihat, akupun kembali menghadap ke depan untuk melanjutkan perjalanan.

"dapat menghancurkan setengah dari gunung tertinggi..,... hmmm...,.. tidak buruk!...,.. dan lagi, energi yang dikeluarkanpun bahkan tidak mencapai setengah. Aku benar-benar tidak menyangka akan mendapat kekuatan seperti ini dalam dunia seburuk ini!"

Aku menatap lurus kedepan untuk memikirkan sesuatu...

'Tujuan pertama selesai... saatnya melakukan tujuan berikutnya!'

Dalam sekali kepakan, aku langsung meluncur bagaikan roket menuju ke arah tujuanku berikutnya...

.

.

..

...

...

And Cut!

Halo mina-san! Ya...ya...ya.. saya tau kalian pasti marah... kedua fic belum selesai, ehh mala apload lagi fic baru... yah mau bagaimana lagi, saya sudah kehabisan ide untuk ke dua fic itu... karena bingung mau ngapain, yahh aku buat fic aja lagi... seperti biasa, saya hanya bisa berusaha untuk menyelesaikannya... walaupum saya tidak bisa jamin kalau fic ini akan selesai ... udah itu ajah ...

Byyyyyy...