Ciao Minna~ Ini fic pertama Clou setelah sekian lama Clou cuma jadi Reviewer dan (Silent) Reader~ Hope you enjoy it!

Desclaimer: Katekyo Hitman Reborn bukan punya Clou! KHR Cuma punya Amano Akira-sensei!

WARNING: AU, Typo, OOC, GaJe, ide yang pasaran, summary gak nyambung dengan ceritanya, acak-acakan, kata-katanya gak baku, ceritanya pendek, campur-aduk bahasa, cara penulisan yang aneh, Lebay, de el el bisa di lihat sendiri.

Pair: D18, 6927, B26, XS, dan kalau Clou lagi pengen mungkin bakal nambah.

Don't Like? Don't Read! And Don't Flame~

~*My Guardian Angel*~

.

.

.

Waktu kecil aku selalu suka dan percaya pada semua cerita ibuku tentang

"Malaikat Pelindung"

Malaikat pelindung melindungi setiap manusia dari segala macam bahaya

Sampai saat manusia itu akan mati

Kata ibu malaikat pelindung memiliki wajah yang cantik dan juga rambut yang indah,

Yang akan mempesona siapapun yang melihatnya

Oh, dan yang namanya malaikat itu pasti baik hati kan?

Dulu aku percaya itu,

Sampai-sampai aku pernah bermimpi ingin menikah dengan malaikat

Tapi. . . ,

Ibu tidak pernah bilang padaku kalau. . .

MALAIKAT PELINDUNG ITU LAKI-LAKI!

Di suatu pagi, terlihat seorang pemuda berambut pirang tengah tertidur lelap dengan posisi yang tidak elit (nungging) di dalam sebuah kamar yang bisa di bilang sangat besar dan mewah di atas sebuah kasur berukuran King Size.

Jam 07.00

KRIIIIING

Pemuda itu masih belum bergeming.

KRIIIIIIIIIIIIIIIING

Pemuda itu malah merapatkan selimutnya.

KRIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIING

Pemuda itu membuka sedikit matanya.

DUAK

~siiing~

"Hoahm..., ini lebih baik" gumam pemuda itu lalu kembali menutup matanya dan menenggelamkan dirinya di dalam selimutnya lagi. Tentunya setelah melempar jam weker yang tengah mengusik tidurnya dari tadi menggunakan cambuk kesayangannya.

1 menit, pemuda itu telah kembali tertidur dengan nyenyak.

Hari sudah semakin siang, tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 08.00

BYUUUR

"HUWAAA! Aku tenggelam! Ibu, Kakek, Romario, Malaikat pelindung tolong aku! Blububububub..." teriak pemuda tersebut GaJe sambil bergaya seperti orang yang tenggelam, tapi anehnya pemuda itu masih terlelap alias ngigau.

"BOSS! Ayo cepat bangun!" ucap sang pelaku yang menyiram pemuda pirang tersebut dengan air seember sambil mengguncang-guncang tubuh pemuda tersebut agar terbangun dan berhenti ngigau yang gak jelas.

"Ah, oh, ternyata itu kau Romario" ucap pemuda pirang yang di panggil Boss itu sambil mengucek-ucek matanya dan menguap.

"Boss, ini bukan saatnya santai! Bukannya hari ini Boss harus sekolah!" ucap seorang pria paruh baya yang di panggil Romario oleh pemuda pirang tadi.

"Hah~ Memangnya ini jam berapa?" tanya pemuda tersebut sambil masih guling-gulingan di atas ranjang.

"Sekarang sudah jam 08.00 Boss" jawab Romario sambil melihat jam tangannya.

"Oh... baru jam 08.00... Eh? SUDAH JAM 08.00! AKU BISA TERLAMBAT!" teriak pemuda itu panik, lalu cepat-cepat bangun dan menyambar handuk beserta seragam sekolahnya yang sudah di siapkan oleh pelayannya dan buru-buru masuk kamar mandi, bukan Romario ya pelayannya. Romario itu bodyguard sekaligus babysitternya, bukan pelayan. Ah, atau sama saja? Yah, tapi intinya bukan Romario yang menyiapkan seragamnya.

DUAK

BUAK

PRANG

DOR DOR DOR

GUK GUK

MEONG

Lha? Tuh orang mandi atau berantem di kamar mandi? Kok suara mandinya abstrak kayak gitu.

15 menit kemudian pemuda pirang tersebut sudah keluar dari kamar mandi dengan keadaan lebih berantakan dari sebelum dia mandi dan, oh, penuh luka-luka. Jika di identifikasi dari suara-suara abstrak, keadaan pemuda tersebut dan keadaan kamar mandinya, bisa di simpulkan bahwa ketika pemuda itu masuk ke kamar mandi dia tersadung kakinya sendiri lalu jatuh dan kebetulan tertimpa tangga(?) yang entah apa gunanya itu, dan tangga tersebut juga menimpa cermin wastafel yang ada di dalam kamar mandi dan entah kenapa juga kebetulan mengenai sebuah pistol yang entah kenapa lagi di letakkan diwastafel lalu tanpa di sengaja pelatuknya tertarik dan sedikit menyerempet anjing(?) dan kucing(?) yang sedang mandi di kamar mandi tersebut.

Dan karna kebetulan lagi hanya ada pemuda tersebut di kamar mandi, jadinya anjing dan kucing itu menyerangnya. 15 menit itu di habiskannya untuk melarikan diri dari anjing dan kucing tersebut. Intinya, dia gak mandi.

"Boss! Anda tidak apa-apa!" ucap Romario khawatir sambil menghampiri Boss-nya yang udah mirip orang sekarat.

"A-aku tidak apa-apa... jam berapa sekarang?" tanya pemuda tersebut lirih, wah, kayaknya bener-bener sekarat.

"Jam 08.15 Boss"

"..."

"Boss?"

"HUWAAAA! 45 MENIT LAGI KELAS DI MULAI!" teriak pemuda tersebut frustasi, kayaknya nyawanya udah balik lagi gara-gara mau telat.

Lalu buru-buru lari keluar dari kamarnya yang ada di lantai 8, ke lantai 1. Untung aja di kastilnya itu ada lift-nya, kalau enggak bisa gempor duluan turun-naik lantai 8. Tapi, seperti sebelum-sebelumnya, keberuntungan tidak berpihak pada pemuda itu. Karna setibanya di depan lift, terpampang besar tulisan;

LIFT RUSAK

NANTI SIANG BARU SELESAI DI PERBAIKI

"HUWAAAA! KENAPA RUSAK DI SAAT SEPERTI INI!" teriak pemuda tersebut makin frustasi sambil mengacak-acak rambutnya yang sudah acak-acakan.

"Bangun kesiangan lagi Dino?" tanya seorang pria tua bertongkat pada pemuda tersebut.

"Ka-kakek! I-itu, anu, aku-"

"Hmm?"

"Iya, aku bangun kesiangan" jawab pemuda tersebut lirih yang diketahui bernama Dino.

"Haah... Lagi ya... Kali ini kau bisa gunakan lift rahasia di kamar Kakek" ucap Kakek Dino sambil menghela napas.

"Terima kasih Kek!" ucap Dino riang sambil memeluk Kakeknya saking bahagianya.

"Sudah, sana berangkat sekolah. Kakek tidak mau berurusan lagi dengan Vendicare hanya karna kamu terlambat datang ke sekolah." Ucap sang Kakek sambil mengelus-elus kepala cucu kesayangannya itu.

Dino bergidik ngeri. Sudah cukup baginya di penjara selama seminggu di penjara air oleh Vendicare karna dia terlambat masuk ke sekolah. Dan Kakeknya terpaksa datang untuk berunding dengan Vendicare untuk mengeluarkan cucunya itu.

Oh, sekedar informasi. Dino bersekolah di MCS atau Mafia Combat School yang peraturannya sangat ketat. Yang terlambat datang akan di penjara di penjara air Vendicare. Untuk mengeluarkannya, orang tua atau walinya harus berunding dulu dengan Kepala Sekolah MCS dan Vendicare tentunya. Dan tentu saja tidak sedikit biaya yang di keluarkan untuk itu.

"Kalau begitu aku berangkat dulu Kek!" ucap Dino sambil berlari ke arah kamar Kakeknya.

"Kami Permisi Tuan Besar" ucap Romario sambil membungkuk hormat, lalu berlari mengikuti Dino.

"Iya, ah! Dino! Di kamar Kakek ada-"

Sebelum sempat Kakeknya menyelesaikan kata-katanya Dino telah masuk ke kamar Kakeknya.

Dan, di dalam kamar yang lebih mewah dari kamar Dino yang sudah mewah itu terlihat seorang pria paruh baya yang kelihatannya seumuran dengan Romario. Orang itu tengah memandangi sebuah lukisan yang sangat besar bergambar seorang wanita berambut pirang yang sangat cantik bak bidadari.

Orang itu menoleh ke arah Dino.

"Dino?"

"A-ayah...," ucap Dino lirih, wajahnya terlihat kaget.

"Sudah lama sekali ayah tidak melihatmu. Bagaimana dengan sekolahmu?" tanya pria tersebut sambil tersenyum, yang di ketahui adalah Ayah Dino.

"Bukan urusanmu!" jawab Dino ketus.

Orang itu hanya tersenyum sedih.

"Ah! Tuan! Selamat Pagi" ucap Romario sambil membungkuk hormat.

"Oh, selamat pagi juga Romario, dan Dino" jawab ayah Dino.

"..." Dino tidak menanggapinya dan hanya melihat ayahnya dengan tatapan benci. Yang di tatap hanya melihat ke arah Dino dengan tatapan sedih dan maklum.

"Boss, sudah tidak ada waktu lagi, sekarang sudah jam 08.20" ucap Romario mengingatkan.

"Eh? 40 MENIT LAGI KELAS DI MULAI!" teriak Dino panik (lagi) dan berlari ke arah lift yang ada di sebelah lukisan wanita cantik berambut pirang itu tanpa memperdulikan ayahnya.

Tapi, sebelum masuk ke dalam lift, Dino melirik sebentar ke arah lukisan itu dan bergumam 'Selamat pagi ibu'.

*~Skip Waktu Naik Lift~*

"IVAN CEPAT NGEBUT! AYO BALAP MOBIL ITU!" teriak Dino yang saat itu sudah ada di dalam mobil yang di kemudikan oleh Ivan, salah satu Bodyguardnya.

"Ta-tapi kita sudah melaju dengan kecepatan 150 km/jam Boss, kita juga sudah beberapa kali melanggar rambu-rambu lalu lintas tadi..." jawab Ivan .

"Tambah lagi! 10 menit lagi kelas dimulai!" perintah Dino.

"Haah, baiklah Boss" Ivan pun menambah kecepatannya jadi 200 km/jam.

"Huwaaa! Ivan! Hati-hati! Di depan ada anak kecil!" teriak Dino panik sambil menunjuk-nunjuk ke depan.

CKIIIT
Dengan sigap Ivan berhasil menghindarinya.

"Huwaaaa! Ada kucing!"

CKIIIT

"Hwaaa! Ada nenek-nenek!"

CKIIIT

"KYAAA! Ada Justin Bieber! Ivan berhenti! Aku mau minta tanda tangannya! Aku nge-fans banget ama Justin!" ucap Romario fansgirlingan sambil ngibar-ngibarkan bendera Beliebers.

Yang lain pada sweatdrop. Ivan refleks menghentikan mobilnya. Romario langsung minta tanda tangan Justin. Dengan tampang sangarnya dia berhasil menyingkirkan para gadis-gadis Beliebers. Dan... Berhasil mendapatkan tanda tangan Justin Bieber! KYAAA! Cewek-cewek Beliebers yang di situ cuma bisa ngiri!

Ok-ini-ngawur, Back To Story

Walaupun banyak rintangan yang menghadang, Dino berhasil sampai di depan gerbang sekolahnya 10 detik sebelum bel berbunyi. Dan selamat dari para penjaga Vendicare yang dengan setia telah menunggu di depan gerbang Mafia Combat School.

~*The End(?)*~

EH! Enggak! Becanda! Fic-nya belum selesai! Masih jauh untuk di bilang selesai!

Pendek kan? GaJe kan? Banyak Typo-nya kan? Lebay kan? Clou akui isinya memang parah. Clou masih pemula... karna itu, para senpai tolong bantu Clou untuk memperbaiki segala hal yang masih kurang di fic ini dengan REVIEW~!