This Way that I Chose

Disclaimer :

Inazuma Eleven GO (c) Level-5

Pairing :

HakuKyou, TenKyou, TenShuu, sligth AtsuShirou, little bit HakuTai

Rate :

M

Genre: Romance, Fantasy, Hurt/Comfort & Friendship

Warning: AU, BL,OOC, Lemon, Lime , mengandung konten 17+ itu berarti Dibawah 17 Tahun dilarang keras membaca Fict ini, Bahasa yang ambigu dan tidak dimengerti (?) dan belepotan, Typo(s) berserakan, Alur kecepatan, merusak kesucian iman dan taqwa. Bagi pembenci YAOI ataupun LEMON, tolong segera keluar dari fic ini.

DON'T LIKE DON'T READ

.

.

.


Chapter I :


.

.

.

Tahun 2013 di kota Tokyo orang-orang sudah banyak yang tidak percaya lagi tentang adanya vampire, sampai pada suatu hari ditemukan mayat seorang perempuan dengan darah yang telah mengering seperti darahnya telah abis terhisap oleh vampire. Awalnya masih banyak yang mengira ini adalah pembunuhan biasa, tetapi setelah terjadi 10 pembunuhan yang serupa warga mulai resah. Akhirnya walikota Tokyo memanggil salah satu vampire hunter terhebat 'Tenma' untuk membasmi vampire tersebut.

"Akhirnya kau datang juga " kata walikota.

"Hmm... mana gadis-gadis yang kau janjikan?" Tenma bertanya sambil memasukan kusanaginya kedalam sarungnya.

"A…Anu ituuu…" keringat walikota bercucuran

"Tidak ada gadis maka tidak ada yang bisa kubantu untuk membunuh vampire itu gampang kan?" Tenma beranjak pergi sampai akhirnya dia terpesona dengan munculnya seseorang yang seperti malaikat datang menghampirinya. Rambut navy-nya yang berkilauan, kulitnya yang putih, dan lekuk badannya yang sangat menarik. Tenma sampai tidak sadar air liurnya udah hampir menetes.

Sambil mengambil nafas karena sepertinya dia kecapaian dia berkata kepada Tenma "Maa…maaf tadi aku tersesat, entah kenapa dari kecil aku susah sekali mengingat jalan." katanya sambil tersenyum.

"Perkenalkan aku Tsurugi Kyousuke, aku dipilih walikota untuk menjadi partnermu aku pintar dalam menyembuhkan luka lho". Tenma bingung nama yang aneh untuk seorang 'cewek'. "Ts..Tsurugi Kyousuke itukan nama untuk cowok bukannya untuk cewek secantik kamu.."

"Tapi aku kan cowok"

"…" Tenma terdiam

"Matsukaze?" Kyousuke tampak bingung

"Apa yang kamu bilang tadi?"

"Mmm.. Matsukaze... yang itu?"

"Bukan yang sebelumnya kamu bilang apa?"

"Aku cowok?"

Tenma langsung seperti terperosok ke jurang terdalam. Bagaimana aku bisa salah mengenali cowok sebagai cewek!

Dengan marah Tenma pun pergi. "Seperti yang kubilang tadi nggak ada cewek berarti aku pergi!" Tiba-tiba ada sepasang tangan menarik lengan bajunya yang panjang.

"Ja…jadi kamu tidak mau membantu kami?" Kata Kyousuke sambil berlinang air mata.

Tenma langsung merah mukanya bukan karena marah tapi karena dia deg-degan. Bingung karena apa yang harus dia lakukan untuk menghentikan tangisan Kyousuke tanpa ada yang membantunya, maka Tenma akhirnya bicara.

"Baiklah aku akan membantu memusnahkan vampire itu tapi untuk kali ini saja, lain kali kalau tanpa cewek aku tidak akan membantu!" ujar Tenma sambil mengusap-gusap kepala yang tidak gatal.

"Terima kasih atas bantuannya, Matsukaze-san!" Kyousuke pun akhirnya tersenyum.

"Panggil aku Tenma saja. "

"Ha'i. Tenma. "

Walikota dan yang lainnya senang sekali karena siasat mereka berhasil dengan bantuan dari Kyousuke tentunya.

"Sial betul aku ini." kata Tenma dalam hati, "Baru kali ini aku kerja dengan suka rela"

.

.

.

.


.

Malamnya...

"Hakuryuu..." Teriak Taiyou hendak memeluk Hakuryuu tercintanya yang langsung di tendang oleh Hakuryuu.

"Apaan, sih, tiba-tiba menyerangku begitu aku kan jadi kaget" Jawab Hakuryuu ketus.

"Hehe.. Hari ini kan malam si pemburu vampir ikutan jadinya aku lagi senang banget... Kau bosan juga 'kan menikmati makan malam tanpa harus bersusah payah dulu." Taiyou tersenyum ceria seperti biasa.

"Hmm. Iya juga, sih. Sebenarnya aku penasaran seberapa kuat si pemburu itu. Hakuryuu menyerigai. "Aku menjadi tidak sabar"

Tak lama kemudian seseorang datang. "Hakuryuu-sama setelah kuteliti pemburu itu bernama Matsukaze Tenma salah seorang dari pemburu vampir yang paling hebat. Berhati-hatilah karena dia akan membawa seorang partner." Kata Shuu sambil bersujud

"Shuu terimakasih atas infonya.. Kau pikir memang siapa aku ini, hah," Ujar Hakuryuu remeh. "Lalu kau tidak perlu bersujud dan panggil aku Hakuryuu saja kan sudah kubilang berkali-kali kau ini bukan anak buahku tapi temanku, jadi tak perlu terlalu sopan begitu."

"Ah! I...Iya Hakuryuu-sama." Melihat mata tajam Hakuryuu yang memandangnya Shuu baru ingat. "Ah! Hakuryuu maksudku"

"Tolong panggilkan Atsuya dan Fubuki untuk membantuku"

"Ba..Baik!" sahut Shuu dengan semangat.

Hakuryuu pun lalu memberikan senyum yang paling manis sebelum akhirnya dia pergi untuk mencari mangsa.

.

.

.

.


.

Di tempat yang telah ditentukan Shuu melumpuhkan para polisi dalam sekejab. Hakuryuu pun muncul tiba-tiba di belakang Tenma yang membuat Tenma terkejut.

"A..apa yang." Ujar Tenma yang tanpa sadar sudah dikunci oleh Hakuryuu.

"Hmm... jadi kau, ya, si pemburu vampire itu. Tapi sayang sekali kau kurang kuat, aku kunci sedikit saja kau sudah tak bisa bergerak." Hakuryuu menunduk dan mulai meminum darah Tenma.

"Ugh... Sialan.." Umpat Tenma. Baru kali ini dia tidak bisa apa-apa selain menunggu ajalnya.

Tiba-tiba muncul Kyousuke sambil mengeluarkan kilatan petir ,"Lepaskan Tenma!" ujarnya.

Hakuryuu yang terkejut mulai melonggarkan dekapannya, 'Mengapa dia bisa ada disini?' batin Hakuryuu langsung melempar tubuh Tenma dan melarikan diri. Entah kenapa kehadiran Kyousuke menuntunnya untuk menghindarinya.

Tenma yang tak ingin 'buruan'nya kabur, tertatih-tatih dan perlahan-lahan mulai bangkit. Dengan menahan rasa sakitnya, ia pun mengejar Hakuryuu.

.

.

.


.

Siang hari sebelum Kyousuke bertemu dengan Tenma dia tersesat di sebuah gang terpencil.

"Ukh.. Aku harus kemana ini aku lupa jalan di sekitar sini." Kata Kyousuke sambil tertunduk lesu.

Hakuryuu yang memperhatikan dari jauh mulai mendekatinya.

"Sepertinya anda tersesat. Aku mengenal daerah sini mau kubantu" Ujar Hakuryuu sambil tersenyum ramah.

"A.. I... Iya. Aku harus ke balai kota tapi aku tersesat. Hehehe." Kata Kyousuke dengan raut wajah berseri-seri karena akhirnya ada orang yang mau menolongnya.

"Perkenalkan aku Hakuryuu."

"Ah.. Aku Tsurugi Kyousuke." Balas Kyousuke.

Hal pertama yang terbesit di kepala Hakuryuu mengenai Kyousuke, dia sangat manis dan cantik menjadikannya tidak tahan untuk menyentuhnya. Tapi tentu saja diurungkan karena Kyousuke adalah seorang lelaki tulen sama seperti dirinya.

"Sebenarnya mau apa kamu ke balai kota?" Tanya Hakuryuu penasaran.

"Eh? I...Itu rahasia.. " Jawab Kyousuke sambil tersenyum manis

Hakuryuu kembali ke pikirannya yang semula "Jangan-jangan seseorang itu adalah si pemburu vampir ini. Lalu Kenapa aku tidak mau ketahuan Kyousuke kalau aku adalah vampire?!"

.

.

.


.

Shuu yang mengetahui hal itu langsung menghalangi Kyousuke untuk mengejar Tenma dan Hakuryuu lebih jauh.

"Minggir!" Perintah Kyousuke

"Maaf saja aku tidak bisa melakukan hal itu" Ujar Shuu kalem.

'Bagaimana ini aku tak bisa membantu Tenma' batin Kyousuke resah.

Maka dimulailah pertarungan sengit antara Hakuryuu dengan Tenma.

Tenma mulai mengeluarkan pedangnya dengan mengucapkan beberapa mantra yang kemudian menyerang Hakuryuu dengan petir tapi dengan mudah Hakuryuu menghindarinya.

"Apa hanya segini kekuatanmu? Aku kecewa..." Ejek Hakuryuu

"Kauuu!" Tenma maju agar bisa bertarung jarak dekat. Tenma menebaskan pedangnya ke arah leher Hakuryuu. Hakuryuu pun mengelak kebelakang dengan lincah namun saat Tenma mulai menyerang lagi , Hakuryuu mendengar suara Kyousuke.

"Tenma sebentar aku akan kesana!" teriak Kyousuke dari kejauhan.

Hakuryuu pun jadi kehilangan keseimbangan sehingga dengan mudah tusukan pedang Tenma yang bertubi-tubi mengenai bagian tubuhnya sehingga Hakuryuu mendapat luka yang cukup serius.

"Ukh! Sial aku jadi tidak bisa konsentrasi" Kata Hakuryuu sambil berlutut dengan tangannya memegang bahunya yang terluka parah.

"Bagaimana kalau kau mengakui kekalahanmu, hei vampire?" Kata Tenma sambil tersenyum iblis.

"Hehehe.. Hahahahaha.." Hakuryuu tertawa dengan sangat keras.

"Apa yang kau tertawakan?" Geram Tenma. Apa vampire ini sudah tak bisa berkutik makanya jadi gila? Pikir Tenma.

"Hmm... Asal kau tahu saja aku tidak mungkin kalah, karena aku mempunyai banyak teman yang setia padaku." Setelah Hakuryuu berkata seperti itu muncullah Atsuya dan Fubuki menyerang Tenma. Untungnya Tenma dapat menangkis serangan keduanya.

"A..apa jadi bukan hanya dua vampire rupanya" pikir Tenma.

"Hngh... Kalian lama sekali, sih!" Kata Hakuryuu sambil kesakitan sepertinya lukanya lebih dalam dari yang dia kira.

"Maaf Hakuryuu sebelum kesini kami melakukan 'ritual kami' dulu. Hihihi" Sahut Atsuya.

Fubuki hanya mengangguk malu sambil memerah pipinya.

"Kalian jangan menghiraukan aku atau kalian terima akibatnya sendiri." kata Tenma sambil berlari mendekati Hakuryuu, tapi sebelum sempat mendekat Tenma sudah dihadang Atsuya dan Fubuki.

"Hakuryuu kau pergilah dahulu menyembuhkan lukamu nanti kami akan menyusul" Sahut Atsuya.

"Hmm.. Oke. Tolong ya." Hakuryuu pun pergi untuk menyembuhkan lukanya terlebih dahulu.

"Sial! Kau mau kabur ya!" Teriak Tenma sambil terus bertarung dengan Atsuya dan Fubuki.

Atsuya dan Fubuki adalah lawan yang sulit bagi Tenma karena selain satu lawan dua mereka mahir dalam melakukan Alchemy. Saat Atsuya menyerang Tenma jarak dekat maka Fubuki melakukan alchemy-alchemy untuk menyerang Tenma dari jauh sehingga Tenma kewalahan. Tapi karena mulai pagi maka Shuu, Atsuya, dan Fubuki pun pergi menuju markas.

"Fiuhhh... Tertolong deh" kata Tenma sambil menjatuhkan diri ke tanah "Gilaaa hari pertama capee banget tidak kukira vampirnya lebih dari dua. Harusnya aku dapat bayaran lebih nih"

Kyousuke yang sudah terbebas dari Shuu mulai menyembuhkan Tenma.

"Tenma sini tangannya." sahut Kyousuke

Tenma pun menurutinya karena tangannya memang terluka paling parah

"sor te heill tum" Kyousuke mengucapkan mantra untuk menyembuhkan luka.

Shhhh ~! Luka Tenma perlahan menutup

"Wuooooo... Sugeee... Langsung sembuh " Tenma melihat lukanya yang sudah sembuh total. "Arigatou, Tsurugi"

"Cuma ini aku bisa."

"Tapi ini hebat." Tenma tiba-tiba melihat mata Kyousuke yang jernih yang membuat Tenma memerah mukanya dan mematung.

"Tenma? Hoi..?" Kyousuke yang bingung membuat Tenma menjadi tambah deg-degan.

Begitu Tenma bergerak untuk memeluk Kyousuke yang saat itu sangat manis bagi pandangan Tenma. "Ah! Aku baru ingat hari ini janji mau berkunjung ke rumah nii-san! Aku pergi dulu." Kyousuke buru-buru pergi meninggalkan Tenma yang sedang mematung lagi.

.

.

.


.

Di sebuah gereja tua dipinggir kota, Hakuryuu masih berusaha menyembuhkan lukanya karena vampire mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan diri sendiri.

"Ukh.. Sial kenapa lukaku belum sembuh-sembuh juga, sih! Jangan-jangan di pedang Matsukaze Tenma itu tersimpan suatu rahasia" Pikir Hakuryuu kesal.

"Tsurugi..." gumam Hakuryuu. Entah kenapa tiba-tiba dia ingin sekali bertemu dengan Kyousuke. Mukanya yang manis, badannya yang indah, rambutnya yang wangi.

Tanpa sengaja Kyousuke yang sedang menuju rumah kakaknya itu mendengar suara-suara dari dalam gereja tua yang sedang dilewatinya. Mendengar ada suara aneh membuat Kyousuke penasaran dan ingin menyelidikinya.

"Ukh... Sakit.. Auch" Hakuryuu yang sedang mencoba untuk mengganti posisi duduk tiba-tiba melihat sesosok orang yang dikenalnya

'Gaaa. Gawat.. Gara-gara aku memikirkannya sekarang Tsurugi ada disini dan melihat sosokku yang begini. Dia pasti akan memanggil Tenma untuk menghabisiku. Mau bersembunyi pun sudah tidak sempat.'

"Haku...ryuu..." Kyousuke kaget dia melihat sosok Hakuryuu yang masih dalam sosok vampire.

'Gawat deh.. mana lagi si Atsuya yang katanya mau menjemputku'

"Tsurugi... Seperti yang kau lihat aku ini vampire.. Sana panggil polisi atau Tenma untuk menghabisiku." Kata Hakuryuu pasrah karena belum ada yang menjemputnya dan dengan luka yang seperti ini dia tidak bisa kabur jauh.

Tapi bukannya Kyousuke memanggil polisi dan Tenma dia malah mendekati Hakuryuu dan jongkok di sebelahnya.

"Apa yang mau kau lakukan?" Tanya Hakuryuu bingung dengan sikap Kyousuke.

"Tahan ya.." Kyousuke mulai membacakan mantranya lagi "sor te heill tum"

Perlahan luka Hakuryuu mulai sembuh, Hakuryuu sangat takjub dengan keahlian Kyousuke "Ternyata kau ini bukan hanya bocah yang bisanya tersesat saja ya"

"Apa yang kau bilang. Huh.." Kyousuke merajuk.

"Hehehe.. Aku hanya bercanda Tsurugi.." balas Hakuryuu sambil tersenyum.

"Tsurugi... kenapa kau menyembuhkanku bukannya melaporkanku ? Aku ini 'kan vampire." Kata Hakuryuu pelan.

"Bisa dibilang ini sudah kewajibanku untuk menyembuhkan semua yang terluka. Mau manusia, hewan, bahkan vampire sekaligus." Kyousuke tersenyum lagi.

"Apa...Kamu tidak takut denganku?" Tanya Hakuryuu

"Buat apa aku takut denganmu.. Kau itu orang yang sangat baik buktinya kau telah membantuku waktu sedang tersesat"

"Baik , ya" Hakuryuu berkata dengan sangat pelan sambil tersenyum dan rona warna merah terlihat di pipinya.

"Tsurugi..."

"Apa?" tanya Kyousuke sambil melihat ke Hakuryuu.

Tiba-tiba tanpa aba-aba Hakuryuu memeluk Kyousuke dengan sangat erat.

"Ha...Hakuryuu?!" Kyousuke terkejut namun dia tak dapat melepaskan diri karena Hakuryuu jauh lebih kuat darinya.

Hakuryuu yang mencium harumnya rambut Kyousuke mulai mengendus-ngendus wangi rambut Kyousuke. Perlahan tangan Hakuryuu yang satu mulai mengusap pipi Kyousuke yang halus lalu mulai memegang dagu Kyousuke.

"Hakuryuu?" Kyousuke mulai takut dengan apa yang sedang Hakuryuu lakukan. Hakuryuu mendekatkan wajahnya ke wajah Kyousuke sehingga mereka saling merasakan nafasnya masing-masing. Wajah Hakuryuu dan Kyousuke saat ini sama-sama merah. "Tsurugi..." Tinggal beberapa mili lagi bibir mereka bersentuhan. Namun sebelum bibir ranum Kyousuke 'ternodai' tiba-tiba masuk beberapa anak buah Tenma yang ditugaskan untuk mencari vampire termasuk Hakuryuu. Karena luka Hakuryuu sudah disembuhkan, dia dengan cepat dapat melarikan diri.

Sekarang tinggallah Kyousuke yang terpaksa tidak menemui kakaknya karena dia harus berhadapan dengan Tenma untuk melaporkan kejadian barusan.

"Jadi apa yang dia lakukan padamu Tsurugi... Dia belum menghisap darahmu kan?" Tanya Tenma. Kyousuke yang ditanyakan tentang yang Hakuryuu lakukan tiba-tiba mukanya memerah

"Di..Dia belum lakukan apa-apa kok.. Bener.." Dalam pikiran Kyousuke terlintas terus saat Hakuryuu tiba-tiba memeluknya dan hendak mencium dirinya. Mengingat hal itu membuat muka Kyousuke sekarang seperti telur rebus. Tenma yang daritadi memperhatikan Kyousuke merasa ada sesuatu hal lain yang belum diceritakan olehnya tapi karena Kyousuke tidak cerita apa-apa maka dia mempersilakan Kyousuke untuk beristirahat.

Kyousuke pun kembali ke apartemennya untuk beristirahat tentunya dengan pengawalan yang ketat. Kyousuke yang sampai ke kamarnya langsung merebahkan dirinya ke kasur mukanya masih memerah apalagi saat memikirkan Hakuryuu "Hakuryuu... Apa yang kau lakukan padaku hingga aku jadi begini aneh"

.

.

.

.

Hakuryuu yang sudah kembali ke 'rumah'nya, langsung memarahi teman-temannya yang melupakan dirinya yang sedang terluka.

"Maaf.. Kami lupa karena kami sudah capek banget tadi hehehe." Atsuya tertawa.

"Aku juga minta maaf aku kira Hakuryuu sudah tertidur." Shuu menggaruk-garuk kepalanya.

"Hah... Sudahlah sekarang aku mau tidur dulu." Hakuryuu menuju ke kamarnya dan langsung tiduran di ranjangnya. "Tsurugi... kenapa tadi aku ingin sekali menyentuhnya ya... Jangan-jangan aku telah jatuh cinta."

.

.

.

.


.

Esok harinya~

Pukul 10 Kyousuke baru terbangun karena kejadian kemarin yang melelahkan dan membingungkan. Kyousuke merenggangkan badannya baru setelah itu dia pergi ke kamar mandi untuk mandi. Tapi Kyousuke saat ini tidak tahu kalau saat itu dia sedang diawasi oleh Hakuryuu. Hakuryuu dengan seksama melihat kegiatan sehari-hari Kyousuke. Hakuryuu sekarang ini hanya ingin melihat Kyousuke dari jauh karena Hakuryuu takut kalau Kyousuke jadi membencinya gara-gara kejadian kemarin. (A/N : Hakuryuu itu tipe vampire yang tidak takut matahari)

"Hakuryuu kamu sedang melihat apa, sih?" tiba-tiba Taiyou muncul dibelakang Hakuryuu sambil memeluk Hakuryuu yang langsung ditonjok sama Hakuryuu.

"Jangan peluk-peluk!" sahut Hakuryuu ketus.

"Hmm.. Kamu memperhatikan partner Tenma ya.. Siapa ya namanya aku lupa."

"Dia Tsurugi..."

"Oya, betul-betul.. Hmmm Lumayan juga dia.. Boleh dia menjadi mangsaku, Hakuryuu?" pertanyaan Taiyou langsung disambut dengan tatapan tajam Hakuryuu pada Taiyou.

"Hah... Dasar. Ya, sudah aku mau jalan-jalan dulu saja." Sebelum Taiyou pergi dia mencium pipi Hakuryuu dulu.

"Arghh... Apa yang kau lakukan?!" Belum sempat Hakuryuu menghajar Taiyou, dia sudah pergi duluan.

"Sialan berani-beraninya dia." umpat Hakuryuu sambil membersihkan pipinya sebersih-bersihnya.

"Wakh... Apa yang kalian inginkan dariku?" Teriak Kyousuke saat hendak belanja pancake kesukaannya yang dihentikan oleh sekelompok preman.

Hakuryuu yang mendengar teriakan Kyousuke langsung mencari Kyousuke. "Tsurugi.."

"Hehehe... Berikan uangmu padaku!" Bentak preman satu.

"Ta...Tapi ini uangku satu-satunya untuk aku hidup." Kyousuke ketakutan. Kyousuke bisa saja melawan mereka tapi Kyousuke sudah berjanji untuk tidak melukai sesama manusia.

"Huh! Kalau kau tidak mau memberikan uangmu kami bisa saja berlaku kasar!" Preman yang berbadan lebih besar menarik kerah Kyousuke sampai membuat Kyousuke melayang.

"Ukh... " Kyousuke kesakitan.

"Cepat serahkan uangmu atau kami terpaksa melakukan hal yang tidak-tidak padamu... Teman-teman lihat deh dia ini cowok tapi memiliki badan yang cukup indah." Kata preman dua.

"Hahahaha..." preman-preman tertawa melihat Kyousuke yang ketakutan.

"Ba..Baiklah silahkan kalian ambil uangku semuanya, tapi kumohon bebaskan aku." mohon Kyousuke dia lebih baik kehilangan uangnya daripada kehilangan 'hal yang lain'.

"Hmmm... Begitu dong daritadi.. Tapi.." Preman satu memukul Kyousuke sampai jatuh ke tanah lalu duduk diatas Kyousuke.

"Aku tidak janji akan membebaskanmu." Preman satu tersenyum licik. Teman-teman premannya mulai memegang tangan dan kaki Kyousuke.

"Kumohon jangan." Teriak Kyousuke. Begitu para preman mulai membuka pakaian Kyousuke tiba-tiba muncul Hakuryuu dari atas atap dan mulai memukuli mereka sampai babak belur.

"Kalian jangan pernah menyentuh 'Tsurugi-ku' lagi atau kalian akan kutenggelamkan di Teluk Tokyo!" Marah Hakuryuu. Maka para preman itu langsung melarikan diri tanpa melihat ke belakang lagi.

"Hakuryuu?" Kyousuke kaget karena Hakuryuu datang menolongnya.

Hakuryuu mendekati Kyousuke "Kau... Kau tidak apa-apa? Maaf aku terlambat."

'Gara-gara Taiyou membuatku kehilangan Tsurugi tadi. Awas saja kalo ketemu aku bakal buat dia menderita seharian' batin Hakuryuu.

"Uhm.. terima kasih Hakuryuu... Tapi apa maksudmu dengan 'Tsurugi-ku' itu?" ucap Kyousuke polos dan sangat manis pikir Hakuryuu.

"A...Aku itu... Maksudku Tsurugi-kun, ya, begitu" jawab Hakuryuu dengan pipi yang memerah.

'Ukh... dia manis banget' pikir Hakuryuu sambil melihat Kyousuke yang sedang membenarkan pakaiannya.

"A...Anu kau mau berkunjung ke rumahku ? Hmm aku akan membuatkanmu makanan untuk balas budi." Kata Kyousuke berhati-hati.

"Hah ? Kau tidak takut kalau aku akan 'menyerangmu' lagi seperti kemaren ?" Tanya Hakuryuu balik.

Muka Kyousuke langsung memerah "Aku tidak apa-apa kok kalau kau yang menyerangku lagi.." jawab Kyousuke pelan.

"Heh?" Hakuryuu kaget mendengar perkataan Kyousuke.

"Bercanda tau! Emang kau pikir aku senang diserang! Baka!" Jawab Kyousuke sambil tertawa. 'Tapi sebenarnya aku emang tidak apa-apa kalau sama Hakuryuu' pikir Kyousuke.

"Huh! Tenang aja aku juga tak mau menyerang seorang bocah!" Kata Hakuryuu sambil tertawa bersama Kyousuke. 'Padahal aku ingin sekali menyerangmu Kyousuke' Pikir Hakuryuu.

Setelah puas tertawa Kyousuke pun membawa Hakuryuu ke rumahnya.

.

.

.

.

"Silahkan duduk dulu." Kata Kyousuke sambil pergi ke dapur.

"Hhh.." Hakuryuu biasanya hanya melihat dari luar sekarang dia telah duduk di ruang tamu Kyousuke. 'Mudah-mudahan aku dapat menahan diri' batin Hakuryuu yang kini bergejolak hebat. Akal VS Napsu ?!

Tak lama tiba-tiba saja terdengar bunyi piring pecah dari dapur.

"Tsurugi ada apa?" Hakuryuu buru-buru pergi ke dapur.

"A...Anu tadi aku cuma terpeleset... Ukh!." Kata Kyousuke sambil memegang jarinya yang teriris beling.

Hakuryuu yang melihat darah Kyousuke langsung mendekat. "Darahnya sayang.." Hakuryuu pun langsung menghisap darah tersebut yang membuat Kyousuke jadi panik "Ha... Hakuryuu hentikan."

"Hmmm.. Enak juga, ya, darahmu" kata Hakuryuu sambil melepaskan jari Kyousuke.

Kyousuke melongo.

"Heh? Kamu kenapa?" tanya Hakuryuu.

"Ah.. Ti..Tidak kukira tadi kamu mau menghisap darahku sampai habis" Kata Kyousuke sambil memerah mukanya.

"Hahaha.. Tenang sekarang aku masih kenyang, tidak tahu, ya, kalau nanti malam saatnya waktu makanku" Hakuryuu tertawa tak bisa berhenti melihat Kyousuke yang panik tadi.

"Hmmph.. Dasar tidak sopan" Kyousuke ngambek sambil menggembungkan pipinya yang membuat Kyousuke jadi tampak lebih manis di mata Hakuryuu.

'Aku ingin sekali menyentuhnya lagi kulitnya yang putih dan halus, menikmati bibirnya yang keliatannya lezat sekali, dan tubuhnya yang... Arghhhh apa yang kupikirkan... Tidak boleh Hakuryuu... Tidak boleh...' Hakuryuu cepat-cepat menghapus pikiran kotornya.

"Hakuryuu apa kau akan terus membunuh manusia?" tanya Kyousuke serius

"Hah?"

"Sudah jawab saja"

"Sebenarnya, sih, ini seperti sudah mendarah daging bagi vampire untuk membunuh manusia jadinya aku juga tidak tahu.." jawab Hakuryuu datar

"A...Aku punya ide bagaimana saat kau lapar kau minum saja darahku tapi kumohon jangan membunuh manusia lagi." Mohon Kyousuke serius.

"Burrsst!" Hakuryuu yang sedang minum teh jadi menyemburkan tehnya "A..Apa?!"

"Aku sebenarnya punya impian membuat tempat dimana vampire dan manusia dapat hidup dengan damai oleh karena itu aku sedang dalam proses pembuatan tablet darah untuk para vampire, kumohon sampai saat itu tiba, minum saja darahku!" Kyousuke menundukkan kepalanya untuk mendapat persetujuan.

"...Tablet darah?" tanya Hakuryuu

"Iya, dengan sebutir tablet darah cukup untuk makan sekali bagi para vampir." Kata Kyousuke tetap menunjukkan sikap keseseriusannya.

"Hmmm... jadi begitu cara kerjanya..." Kata Hakuryuu sambil memainkan rambutnya.

"Ja...Jadi gimana?" Kyousuke menatap lurus mata Hakuryuu.

"Hn, baiklah aku setuju.. Sampai project tablet darah selesai... Aku akan meminum darahmu" Hakuryuu tersenyum

"Ah... Terimakasih banyak."

"O,ya bagaimana dengan teman-temanku tidak mungkin kan mereka meminum darahmu juga?" Tanya Hakuryuu—sebenarnya Hakuryuu tidak mau mereka dapat darah Kyousuke.

"Bagaimana kalau mereka kuberi saja darah dari donor darah..." Kyousuke memberi ide.

"Sou... Bagus juga kalau begitu saat pulang nanti mereka akan kuberi tahu.. Tapi aku juga punya satu permintaan.." kata Hakuryuu.

"A..Apa itu?"

"Anggap saja kita gencatan senjata dulu jadi bilang pada temanmu Tenma jangan mengejar aku dan teman-temanku kecuali bila temanku yang memulainya duluan"

"Baiklah" Kyousuke tersenyum tapi tiba-tiba dia ingat sesuatu—dia harus memberi darahnya pada Hakuryuu tiap boleh demi cita-citanya.

"Hehe... Tsurugi aku jadi tidak sabar menunggu malam." Hakuryuu tersenyum licik.

Kyousuke langsung membeku.

"Ya sudah aku pergi dulu ke tempat teman-temanku. Sampai nanti malam ya." Hakuryuu pun pergi melalui jendela.

.

.

.

.


.

Di markas para vampire...

"A..Apa Hakuryuu?" Taiyou kaget mendengar kata-kata dari Hakuryuu.

"Iya.. Jadi kita gencatan senjata dulu sama para manusia dengan cara kita minum darah dari hasil donor darah sambil menunggu tablet darah yang tadi kuceritakan." Kata Hakuryuu senyum-senyum karena tidak sabar menunggu malam harinya.

"Aku tidak setuju!" Taiyou membantah Hakuryuu.

"Hoh... Jadi kau membantahku Taiyou!?" Seru Hakuryuu dengan mata tajamnya. "Bagaimana dengan yang lain apa kalian setuju?"

"Aku sih setuju-setuju aja sepertinya mengasyikan berteman dengan mereka." Kata Atsuya

"A...Aku juga setuju" kata Fubuki

"Kalau kata Hakuryuu demikian aku, sih, nurut-nurut saja" Kata Shuu kalem sambil berpikir 'Lagipula aku sedang penasaran dengan salah seorang manusia'

"Nah kau dengar Taiyou 4 banding 1 kau kalah. Jadi sekarang kau pilih mau mengikutiku atau kau jangan pernah muncul lagi dihadapanku."

"Hakuryuu... Aku perlu bicara empat mata denganmu" kata Taiyou serius.

"Baiklah.. Kalian tunggu saja disini aku akan pergi dengan Taiyou ke ruanganku"

"Baik." kata Atsuya, Fubuki, dan Shuu serempak.

.

.

.

.

Di ruangan Hakuryuu

"Jadi kau maunya bagaimana?" Hakuryuu bingung dengan perilaku Taiyou.

"Kh.. Hakuryuu, dulu kau begitu aku puja tapi yang sekarang kau.. kau.. " Taiyou mendorong Hakuryuu ke ranjang Hakuryuu yang besar.

"Taiyou apa yang—" Hakuryuu kaget.

"Hakuryuu..." Taiyou mulai mencium Hakuryuu dengan ganasnya.

"Henti.. Hentikan!" Hakuryuu melepaskan diri dari Taiyou.

"Hakuryuu... Apa kau berubah karena manusia itu, Hah!" kemarahan Taiyou memuncak.

"I..Ini tidak ada hubungannya dengan Tsurugi!"

"Hah! Aku tidak pernah bilang Tsurugi 'kan.. Jadi benar dia orangnya"

Hakuryuu tersadar bahwa Taiyou tidak pernah menyebut nama Tsurugi.. Dia terjebak..

"Hakuryuu.. Aku mencintaimu..Apa aku tidak cukup untukmu.." Taiyou mulai memeluk Hakuryuu.

"Taiyou kau tahu aku hanya menganggapmu sebagai teman tidak lebih." kata Hakuryuu sambil berusaha melepaskan diri dari pelukan Taiyou.

"Aku tidak mau hanya menjadi temanmu, Hakuryuu!" teriak Taiyou yang membuat Hakuryuu menjadi kaget.

"Aku.. ingin kau menjadi kekasihku, Hakuryuu.." Taiyou mulai mencium bibir Hakuryuu dengan paksa dan mulai membuka baju Hakuryuu.

Beruntung Hakuryuu lebih kuat dari Taiyou sehingga Hakuryuu dapat melepaskan diri dari Taiyou dengan cara menendang perut Taiyou sampai Taiyou terlempar mengenai tembok dibelakangnya.

"Hakuryuu.. nan...de..." tanya Taiyou pelan.

"Taiyou aku tidak bisa menjadi kekasihmu. Kau tahu itu.." Hakuryuu merasa bersalah.

"Heh... Baiklah kalau begitu aku tidak bisa berada disini lagi. Aku akan pergi dari sini.." Taiyou perlahan berdiri.

"Taiyou kau serius?" Tanya Hakuryuu yang dijawab dengan anggukan dari Taiyou

"Kalau begitu aku tidak akan menahanmu. Kuminta kau jangan muncul lagi dihadapanku..." Hakuryuu merasa sedikit sedih kehilangan temannya hanya karena keegoisan Hakuryuu untuk dekat dengan Kyousuke.

.

.

.

.

"APAAAAAAA!" Tenma berteriak setelah mendengar ide gila Kyousuke.

"Se.. Seperti yang kukatakan tadi aku sudah bicara dengan salah satu vampire yang kemarin tentang gencatan senjata ini dan mereka sudah setuju..." Kyousuke bicara sambil siap-siap menutup telinganya lagi.

"Tsurugi... DASAR BODOH! Kenapa kau tidak memberinya hasil donor darah juga malah kau memberinya darahmu sendiri HAH!" Bentak Tenma.

"Ah..." Kyousuke baru sadar mengapa Hakuryuu tidak diberi hasil donor darah juga bukan darahnya sendiri.

"Hhhhh.." Tenma menggeleng-gelengkan kepalanya pusing dengan kebodohan partner-nya satu ini. "Ya sudah nanti malam kau beritahu pada siapa tadi namanya?"

"Hakuryuu... " Kyousuke mengingatkan.

"Iya-iya Hakuryuu. Bilang saja kau tidak jadi memberikan darahmu tapi gantinya darah hasil donor darah mengerti?" Tenma tidak mau kalau Kyousuke jadi salah satu korban dari vampire yang dia lawan kemarin. "Ya sudah sana kau ambil beberapa kantong darah dari rumah sakit"

"Ba..Baiklah" Kyousuke mengangguk setuju.

'Mudah-mudahan Hakuryuu setuju, abisnya kemarin dia seperti senang sekali' pikir Kyousuke.

.

.

.

.


.

Malamnya di rumah Kyousuke.

"Waduh... Pakai apa ya.. Baju ini.. Baju itu.. Semuanya bagus" Pikir Kyousuke

"Eh?! Aku kan bukan mau kencan buat apa repot-repot milih baju?" Kyousuke baru sadar oleh kebodohannya.

"Tapi... Hmmm.. Ya sudah pake baju ini aja deh" Kyousuke memilih baju dark-purple kesukaannya.

Tak lama kemudian Hakuryuu pun datang.

"Hoi Tsurugi... Aku lapar banget nih.." Hakuryuu datang dari jendela sambil tersenyum.

"A...Anu.. Itu.." Kyousuke bingung bagaimana mau ngomong tentang ucapan Tenma tadi.

"Hmmm... Apa?" Hakuryuu masih tersenyum.

"I..Ini.." Kyousuke menyerahkan sekantong darah dari donor darah ke Hakuryuu.

"Apa ini?" Hakuryuu polos.

"A..Anu aku tidak jadi memberikanmu darahku. Hehehe.." Kyousuke tertawa grogi.

"..." Hakuryuu bengong mencerna apa yang Kyousuke katakan.

"Hakuryuu maaf, ya, abisnya aku belum menyiapkan hatiku dan Tenma bilang kamu minum darah dulu dari kantong darah saja" Ujar Kyousuke polos.

Hakuryuu saat ini mematung karena impiannya untuk meminum darah Kyousuke sambil menyentuh tubuh Kyousuke hilang dalam sekejab.

"Arghhh...Tsurugi kau jahat sekali kukira kita kan sudah sepakat." Kata Hakuryuu sambil ngambek. 'Padahal sudah kunanti-nanti dari tadi siang'

"Ha...Hakuryuu" Kyousuke jadi merasa bersalah.

Hakuryuu merajuk sambil jongkok di pinggir tembok, "Dasar Tsurugi pembohong..."

"Ba..Baiklah kamu boleh meminum darahku tapi kali ini saja ya.." ucap Kyousuke akhirnya mengalah.

'Hehehe.. Kena juga kau Tsurugi' batin Hakuryuu.

"Baiklah sekarang kita menuju tempat tidur." kata Hakuryuu sambil senyam-senyum.

"... Ke..kenapa harus di tempat tidur?" Kyousuke mulai terpikir yang tidak-tidak.

"Tentu saja karena akan terasa sakit saat kugigit, jadi kupikir kalau kamu sambil meremas bantal sambil duduk di tempat tidur yang empuk rasa sakitnya akan berkurang" Kata Hakuryuu asal-asalan.

"Ahhh.. Gitu toh" Kyousuke dengan polosnya—bodoh—langsung menuju tempat tidur diikuti dengan Hakuryuu yang tersenyum licik.

Kyousuke sudah dalam posisi duduk dipinggir tembok sambil memeluk bantal, Hakuryuu mendekati Kyousuke dengan hati-hati. Hakuryuu pun mulai mengeluarkan gigi taringnya dan mulai mendekatkan kepalanya di dekat leher Kyousuke yang kelihatan sangat lezat.

"Hnnn.." Kyousuke mendesah saat Hakuryuu menjilat-jilat bagian leher Kyousuke. "Tsurugi santai saja ya, anggap saja sedang donor darah" ucap Hakuryuu sedikit jail.

Kyousuke mengangguk maka Hakuryuu segera menusukkan taringnya ke dalam lehernya

"Akh..." Kyousuke agak kesakitan tapi ternyata tidak sesakit yang dikira.

Hakuryuu dengan asyiknya meminum darah Kyousuke yang lezat sekali, "Hmm..."

Tiba-tiba Kyousuke menyadari sesuatu ada sepasang tangan yang meraba-raba tubuhnya, "Ha.. Hakuryuu apa yang kamu lakukan." Kyousuke mulai panik sambil mencoba menghentikan tangan Hakuryuu namun Hakuryuu terlalu kuat. Kyousuke tak bisa menghentikan gerakan tangan Hakuryuu. Hakuryuu mulai memasukkan salah satu tangannya ke dalam celana Kyousuke dan memijit-mijit titik sensitif Kyousuke. "Hnnn... Ahh... Hakuryuu hentikan.."

Hakuryuu tidak mempedulikannya. Dia tetap meminum darah Kyousuke sambil merasakan tubuh Kyousuke. Sekarang tubuh Kyousuke mulai menegang. Perasaan Kyousuke diombang-ambing antara perasaan takut dan perasaan senang 'Kenapa aku malah merasa senang di sentuh Hakuryuu?!'

"Hngh.. Hakuryuu...akh.." desah Kyousuke akhirnya tidak tahan dan mengeluarkan cairan yang berwarna putih. Hakuryuu tiba-tiba mulai melonggarkan pelukannya.

"Tsurugi... Maaf.. Aku.." Hakuryuu yang sudah beres meminum darah Kyousuke, mulai menatap Kyousuke sambil meminta maaf karena Hakuryuu tidak dapat menahan dirinya.

Kyousuke yang merasa lemas setelah memberikan sebagian darahnya untuk Hakuryuu tiba-tiba menarik tubuh Hakuryuu ke atas badannya lalu mulai mencium bibir Hakuryuu yang tentunya membuat kaget Hakuryuu. Kyousuke pun tersenyum.

"Pembalasan karena kau telah meminum darahku dan memegang-megang tubuhku, Hakuryuu." ujar Kyousuke sambil tersenyum.

"Tsurugi... Aku jadi tambah tidak tahan!" Hakuryuu menerjang Kyousuke yang berakhir dengan pukulan maut Tenma.

"Tenma? Kenapa kamu ada disini?" tanya Kyousuke.

"Kamu tanya KENAPA?! Aku takut jadinya akan begini tahu!" kata Tenma sambil membetulkan pakaian yang dikenakan Kyousuke.

"Kauuu... Sialan beraninya memukulku dari belakang!" marah Hakuryuu karena kesenangannya dihentikan oleh Tenma.

"Hmph! Dasar vampire tidak tahu diri!" balas Tenma.

"APUAAAA!" Bentak Hakuryuu.

Hakuryuu dan Tenma pun saling menatap tajam.

"A...Anu.. Kalian berdua tenanglah" Kyousuke bingung.

"Mana bisa aku tenang setelah makhluk mesum yang satu ini telah menyentuhmu, Tsurugi!" Kata Tenma sambil menunjuk Hakuryuu.

"Hei! Seenaknya saja kau menunjuk-nunjukku sambil bilang aku ini makhluk mesum! Aku ini salah satu dari vampir kalangan atas kau tahu!" Balas Hakuryuu sambil menepis tunjukan tangan Tenma.

"Heh? Aku baru tahu ternyata vampire kalangan atas isinya makhluk mesum sepertimu!" Tenma menambahkan yang tentunya membuat Hakuryuu makin kesal. Sebelum sempat Hakuryuu memukul Tenma, tiba-tiba muncul Shuu.

"Anu... Ada Hakuryuu disini?" Tanya Shuu yang muncul dari balik jendela.

"Shuu... Ngapain kamu kesini?" Tanya Hakuryuu.

"Begini Hakuryuu.. Pino dia datang ke markas kita terus..." Shuu tiba-tiba tidak melanjutkan kata-katanya setelah mata dia menangkap sesosok manusia yang membuat Shuu tertarik.

"Hm? Shuu?" tanya Hakuryuu.

"Ah! I..Iya Hakuryuu.. Ja... Jadi Pino... menunggumu di markas.." Kata Shuu terbata-bata sambil sekali-sekali matanya tertuju ke sosok yang selalu dia perhatikan.

"Hmm.. Dasar Pino ngapain, sih, dia ke markas kita. Ya, sudahlah ayo kita pergi.." Ujar Hakuryuu kepada Shuu.

"I..Iya" Sahut Shuu yang cepat-cepat pergi dari situ.

"Tenma.. Aku pergi dulu ya sampai besok.." Kata Hakuryuu sambil beranjak pergi "Matsukaze Tenma awas jangan menyentuh Tsurugi."

"Harusnya aku yang bilang begitu!" Teriak Tenma. Tapi tak digubris oleh Hakuryuu.

"Dasar..." muka Tenma jadi merah takut ketahuan oleh Kyousuke perasaannya pada Kyousuke.

"Tenma.. Aku mau tidur rasanya capek sekali hari ini.." Kata Kyousuke lemas.

"Baiklah. Aku akan berjaga diluar kalau ada apa-apa panggil saja aku" Ujar Tenma yang dibalas dengan anggukan Kyousuke. Tenma pun segera keluar.

'Hari ini cape sekali.. Apalagi setelah Hakuryuu datang dan mulai meminum darahku lalu...' muka Kyousuke langsung memerah mengingat apa yang terjadi 'Entah kenapa aku ingin sekali Hakuryuu menyentuhku lagi seperti tadi..' pikir Kyousuke sambil mulai terlelap.

.

.

.

.


.

Di markas Hakuryuu..

"Mana, sih, si Hakuryuu.. Jarang-jarang rivalnya datang berkunjung dia malah tidak ada gimana sih!" Sungut Pino.

"Ma.. Maaf sepertinya dia ada urusan.. Shuu tadi sudah mencarinya jadi kemungkinan sebentar lagi dia sampai kesini" Ujar Atsuya.

"Hey kau vampire rendahan, sini bentar!" Perintah Pino menunjuk ke Fubuki yang daritadi diam.

"I..Iya.." Fubuki mendekat.

Tanpa aba-aba Pino langsung memukulnya sehingga Fubuki terjatuh, lalu Pino mulai menendangi Fubuki. "Sa..kit.." kata Fubuki kesakitan

"Hentikan!" Kata Atsuya sambil maju ke depan Fubuki untuk melindungi saudara kembarnya itu.

"Hnnh... Kalian menjijikan! Biar kupukuli kalian sampai Hakuryuu datang. Lumayan buat mengisi waktu." Kata Pino sambil menendangi mereka berdua.

"Ugh.." Atsuya tersungkur kesakitan.

Sebelum Pino menendang mereka untuk kedua kalinya Hakuryuu datang.

"Pino hentikan!"

Pino pun menghentikan tindakannya, "Heh beruntung kalian Hakuryuu datang."

"Pino kalau kau berani menyentuh teman-temanku lagi aku tidak akan tinggal diam!" Ancam Hakuryuu melihat dua temannya kesakitan.

"Hakuryuu... Hakuryuu.. vampire rendahan seperti mereka kau sebut teman? Jangan buat aku tertawa. Mereka ada karena mereka hanya pantas sebagai budak kita Hakuryuu.." kata Pino sambil tertawa.

"Pino sudah katakan saja apa maumu datang kesini!" Geram Hakuryuu.

"Hmmm... Gimana ya... Aku mendengar bahwa kamu sebagai vampire kalangan atas yang berkuasa atas daerah Tokyo ini membuat kesepakatan untuk gencatan senjata dengan rantai makanan kita. Hal ini tentunya mencoreng martabat para vampir termasuk aku. Kau tahu" kata Pino sambil mendekati Hakuryuu.

"Hnh.. Cuma itu? Sekarang kuminta kau keluar dari sini! Aku malas membicarakan hal itu denganmu!" Kata Hakuryuu sambil mendorong Pino.

"Heh baiklah-baiklah aku pergi sekarang! Sampai nanti Hakuryuu-ku" Kata Pino sambil beranjak pergi.

Sepeninggalnya Pino, Hakuryuu cepat-cepat menghampiri tempat Fubuki bersaudara yang kiri tersungkur di lantai.

"Kalian tidak apa-apa?" tanya Hakuryuu kepada Atsuya dan Fubuki.

"Kami tidak apa-apa Hakuryuu.. Hanya mendengar kamu menyebut kami temanmu itu telah mengurangi rasa sakit kami" kata Fubuki sambil menggendong Atsuya yang terluka lebih parah kembali ke kamarnya.

.

.

.

.


.

Di menara Tokyo

"Hai, Taiyou sepertinya yang kau katakan itu memang benar. Hakuryuu telah takluk kepada manusia. Kau tahu mengapa Hakuryuu jadi begitu, kan?" Tanya Pino sambil duduk di sebelah Taiyou.

"...Aku... Tidak bisa mengatakannya padamu.. Kau pasti akan menggunakannya untuk menghabisi Hakuryuu. Dan aku tidak mau itu terjadi.." Jawab Taiyou sambil duduk meringkuk.

"Hahaha... Kau tahu saja tabiatku. Tapi... Kalau dipikir-pikir jika kita membunuh salah satu penyebab Hakuryuu jadi takluk begitu.. Kemungkinan besar Hakuryuu bisa kembali seperti dia yang semula. Itu menurutku lho.." Kata Pino sambil tersenyum licik.

'Benar juga kalau aku membunuh Tsurugi maka Hakuryuu akan kembali seperti semula' pikir Taiyou 'Tidak boleh! Tidak boleh ! Kalau itu kulakukan maka Hakuryuu akan semakin benci padaku'

"Pino kumohon jangan bikin ide yang aneh-aneh! Kalau itu dilakukan maka Hakuryuu malah makin benci padaku." kata Taiyou putus asa.

"Lho, memang aku salah? Gunakan saja salah satu menusia yang telah membuat Hakuryuu takluk sebagai sandera lalu buat Hakuryuu berjanji kalau Hakuryuu akan selalu menuruti perintahmu. Setelah Hakuryuu berjanji bunuh saja manusia itu. Seorang vampir kan tidak akan melanggar janjinya sendiri."

"Tapi.. Jika hal itu kulakukan yang ada Hakuryuu akan semakin membenciku, Pino."

"Yang penting kan kau dapatkan tubuhnya walau kemungkinan besar kau tidak mendapatkan hati Hakuryuu. Daripada tidak mendapatkan hati Hakuryuu lebih baik sekalian saja kau hancurkan hati Hakuryuu." Kata Pino santai.

"Betul juga idemu, Pino! Walau hati Hakuryuu tidak padaku aku masih bisa mendapatkan tubuh Hakuryuu. Itu lebih baik daripada tidak mendapatkan apa-apa." Taiyou tersenyum licik.

'Hehehe.. Kena juga kau Taiyou.. Bila berjalan lancar maka aku bisa menghancurkan Hakuryuu sekaligus denganmu, Amemiya Taiyou.' pikir Pino.

.

.

.

.

.

Shuu terlihat sedang gelisah sambil mondar-mandir dikamarnya

'Hari ini aku berhasil saling tatap dengan Tenma. Entah kenapa sejak pertarungan Tenma dengan Hakuryuu, aku tidak bisa berhenti memikirkannya... Masa aku jadi seperti Atsuya dan Fubuki yang menyukai sesama jenis?! Tidak! Tidak! Itu tidak mungkin!'

Shuu pun rebahan di kasurnya

'Lagipula menurut pengamatanku Tenma itu.. Menyukai lawan jenis jadi tidak mungkin Tenma akan menyukaiku.. Udah laki-laki, dark elf, mukaku juga tidak cakep malah terlihat tirus.. Hhhh...'

Shuu membenamkan kepalanya di bawah bantal lalu berusaha untuk tidur dan tidak memikirkan Tenma lagi.

.

.

.

.

.

Besok paginya Shuu pergi ke pasar untuk membeli perlengkapan makanan untuk dirinya (A/N : asal kalian tahu Shuu itu sebenarnya bukan vampir melainkan dark elf yang bersumpah setia kepada Hakuryuu)

"Hmm.. Dengan ini makanan untuk seminggu selesai sudah." gumam Shuu sambil melihat belanjaannya.

Tiba-tiba... Bruk!. Shuu menabrak seseorang.

"Ma...Maaf tadi aku tidak melihat ke depan." kata Shuu sambil mengambil barang belanjaannya yang terjatuh.

"Hmm? Bukankah kamu yang kemarin menjemput Hakuryuu?" kata seseorang di depannya.

"Eh?!" Shuu kaget karena yang di depannya ternyata telah berdiri sosok yang disukainya, Tenma.

"Kamu kenapa kaget gitu sih? Sini kubantu mengambil barangmu yang jatuh." Ujar Tenma sambil mulai memunguti barang belanja milik Shuu.

"Ah.. Te.. Terimakasih.. Aku.. Pergi dulu.." Shuu buru-buru pergi karena dia tidak tahan dekat-dekat dengan pria yang disukainya lama-lama. Karena dia tidak tahu bagaimana harus bertingkah di depan Tenma.

"Hey. Tunggu dulu.. Aku ingin berbicara denganmu sebentar." kata Tenma sambil memegang bahu Shuu.

'Ba..Bagaimana ini aku sangat tegang' pikir Shuu mematung.

Entah bagaimana caranya saat ini Shuu berada di apartemennya Tenma.

"Pertama siapa namamu?" tanya Tenma.

"A...Aku Shuu.." sahut Shuu gugup.

"Hmm.. Shuu, ya.." ujar Tenma sambil menopangkan satu tangannya.

'Deg! Deg! Deg!' Shuu saat ini sangat tegang bertatap muka dengan Tenma.

"Boleh ku tau mengapa kamu mau menuruti perintah Hakuryuu? Bukannya dia vampire yang sangat sombong?"

"Se...Sepertinya kamu salah Tenma. Hakuryuu tidak sombong.. Dia...Dia.. sangat baik sekali.." Kata Shuu tidak mau Tenma salah sangka kepada Hakuryuu.

"Hmm? Kenapa kamu berkata begitu?" Tenma menjadi penasaran.

"Be..Begini. Asal kamu tahu aku sebenarnya bukanlah bangsa vampire. Aku bangsa elf.."

"Elf?" Tenma kaget ternyata elf itu ada.

"I..I..ya. Sebenarnya saat aku masih berada di tempat dimana elf tinggal.. Aku berbeda dengan mereka dimana elf itu cantik-cantik dan rupawan dan memiliki sayap yang sangat indah, sedangkan aku.. selain tidak setampan mereka aku juga memiliki sayap hitam.. Sehingga aku dijauhi dan sering dijadikan sasaran pelampiasan para elf itu... Saat itu munculah Hakuryuu.. Dia.. Menerimaku apa adanya.. Saat itulah aku bersumpah setia kepada Hakuryuu." Cerita Shuu.

"Jadi.. Hakuryuu itu sebenarnya baik gitu? Lalu kenapa sikapnya menyebalkan kalau bertemu denganku?"

"Itu.. Karena dia mengakui kamu sebagai rival.. Jarang lho Hakuryuu mengakui seseorang sebagai rivalnya.. Hehe tapi yang menganggapnya rival itu banyak.." Ujar Shuu.

"Rival ya... Bagus juga.. Oya kamu punya sayap kan? Bisa kau perlihatkan padaku?" Tenma penasaran dengan bangsa elf.

"Eh? Ta..Tapi sayapku tidak sebagus yang kau kira, Tenma... Sayapku hitam pekat"

"Tidak apa-apa perlihatkan saja padaku." Tenma tersenyum.

"Ehm... A..Anu tidak apa-apa kan kalau aku membuka baju disini? Aku takut bajuku rusak dan aku bakal dimarahin kalau Hakuryuu tahu aku memperlihatkan sayapku kepada orang lain." Shuu merasa kupingnya memerah malu dilihat oleh orang yang disukainya.

"Silahkan saja.. Tenang aku tidak akan memberitahu Hakuryuu tentang hal ini."

Maka Shuu pun mulai membuka bajunya, Shuu malu sekali memperlihatkan tubuhnya di depan orang yang disukainya walau cuma untuk memperlihatkan sayapnya.

'Hmm.. Ternyata Shuu walaupun kurus tubuhnya lumayan seksi' Pikir Tenma yang cepat-cepat dihapusnya.

"A..Aku mulai ya.." Shuu mulai memejamkan matanya untuk berkonsentrasi mengeluarkan sayapnya yang telah lama dia simpan.

Perlahan sepasang sayap berwarna hitam kelam keluar dari dalam tubuh Shuu. Sayap tersebut mirip dengan sayap capung namun berwarna hitam pekat.

"Huoooo... Sugee.." Ujar Tenma takjub sambil memegang sayap Shuu tersebut.

Belum puas Tenma menyentuh-nyentuh sayap Shuu, Shuu sudah menghilangkan sayap tersebut.

"Yah... Kenapa kau simpan lagi sayapmu.. Aku kan belum puas" Kata Tenma seperti anak kecil yang kehilangan mainannya.

"A.. Aku sudah harus pulang.. Nanti Hakuryuu mencariku akunya tidak ada, aku jadi tidak enak..." Ujar Shuu sambil kembali memakai bajunya.. 'Sebenarnya aku sudah tidak tahan untuk menyentuh Tenma kalau tiba-tiba aku menyentuhnya bisa-bisa Tenma tidak mau ketemu lagi sama aku..' Pikir Shuu.

"Huh... Ya, sudah deh aku sudah mendapat yang aku mau.. Cepat pulang sana nanti aku yang dicari-cari Hakuryuu dengan tuduhan menculikmu"

"Haha.. Aku pulang dulu." pamit Shuu sambil menghilang dibalik pintu.

'Gyaaaa... Aku senang sekali hari ini aku ngobrol banyak sama Tenma dan Tenma juga tidak merasa jijik dengan sayapku.. Senangnya' Batin Shuu kegirangan.

.

.

.

.


.

Sekarang tiap malam Hakuryuu pergi ke rumah Kyousuke untuk mengambil kantong darah dan tentunya Tenma juga berjaga tiap malam setiap Hakuryuu datang ke tempat Kyousuke takut Kyousuke diapa-apain lagi sama Hakuryuu. Hakuryuu memendam perasaan cinta sama Kyousuke namun saat Hakuryuu mulai dekat dengan Kyousuke muncullah masalah baru.

.

.

.


.

Di Kediaman Hakuryuu

"A..Anu Hakuryuu.. Fubuki menemukan sesuatu hal yang mengejutkan.." sahut Atsuya pelan dia bingung harus memberitahu Hakuryuu atau tidak soal hal ini.

"Apa katakan saja." Hakuryuu sedang bersiap ke rumah Kyousuke lagi.

"Be..begini ternyata Tsurugi itu.. Adalah anak dari pemburu vampir yang telah kau bunuh 15 tahun yang lalu... Hakuryuu... Maafkan aku tapi aku merasa harus memberitahumu hal ini" kata Atsuya sambil merasa bersalah.

Perasaan Hakuryuu sekarang ini seperti petir yang menyambar di siang bolong. Hakuryuu tidak tahu lagi harus bersikap bagaimana kalau bertemu dengan Kyousuke.

'Bila Tsurugi tahu hal ini dia pasti akan membenciku... Aku juga tidak pantas bertemu dengannya.. Aku vampire yang telah membunuh orangtua Tsurugi.. Kalau begini lebih baik Tsurugi tidak pernah bertemu denganku.. Baiklah aku tidak akan bertemu dengan Tsurugi lagi.. Dari pada Tsurugi tahu akulah pembunuh orangtua Tsurugi... Aku lebih baik menghilang dari kehidupannya' Pikir Hakuryuu sedih.

.

.

.

.

Malamnya Kyousuke menunggu kedatangan Hakuryuu.

"Mana, ya Hakuryuu tidak biasanya dia telat.." kata Kyousuke kepada Tenma.

"Hhh.. Mana kutahu.." Tenma juga bingung.

Tiba-tiba dari jendela muncul Shuu.

"A..Anu aku datang menggantikan Hakuryuu mengambil kantong darahnya." kata Shuu

"Eh? Kenapa Hakuryuu tidak kesini? Apa dia ada urusan?" Tanya Kyousuke sedikit sedih.

"I...Itu.. Sepertinya Hakuryuu tidak akan datang lagi kesini.. Jadi aku yang akan menggantikannya mengambil kantong darah mulai dari sekarang." Ujar Shuu pelan

"Shuu... Sebenarnya apa yang terjadi pada Hakuryuu?" tanya Tenma karena tidak biasanya Hakuryuu bersikap begitu apalagi tidak mau ketemu lagi dengan Kyousuke pasti ada sesuatu.

"Shuu kumohon beritahu aku sebenarnya apa yang terjadi..." mohon Kyousuke.

"Aku... Tidak bisa.. Maaf.." Kata Shuu sambil pergi dengan cepat.

"Tenma... Aku tahu ada yang tidak beres.." gumam Kyousuke.

"Iya aku juga tahu biar kucoba tanya kalau bertemu dengan Hakuryuu" Ujar Tenma menenangkan Kyousuke.

.

.

.

.


.

Sudah hampir sebulan sejak itu Hakuryuu hanya tidur-tiduran dikamarnya sambil meminum kantong darah yang diambil oleh Shuu tiap hari. Shuu, Atsuya , dan Fubuki bingung dengan keadaan ini Hakuryuu yang tadinya selalu ceria berubah menjadi pemurung.

Sampai suatu hari di rumah Kyousuke...

"Woi Kyousuke ada surat buatmu dari Hakuryuu!" Seru Tenma.

"Eh? Surat dari Hakuryuu?" Kyousuke bingung.

Dear Tsurugi,

Aku kangen padamu Tsurugi. Kutunggu di tebing St. Maria jam 00.00. Ada hal penting yang mau kubicarakan.

From : Hakuryuu

P.S. datanglah sendirian

"Entah mengapa aku merasa firasat buruk mengenai hal ini, Tsurugi." Kata Tenma yang mulai was-was.

"Tapi kau tahu kan kalau Hakuryuu itu tidak mungkin akan mencelakaiku, Tenma." ujar Kyousuke dengan wajah berseri-seri.

"Tapi apa maksudnya kau harus datang sendirian?!" Tenma benar-benar merasakan firasat yang sangat buruk.

"Tenma kau tenanglah.. Tidak akan terjadi apa-apa padaku.. Lagipula aku kan anak dari pemburu vampire juga seperti kau. Jadi aku bisa menjaga diriku sendiri.." Kata Kyousuke sambil mengelus kepala Tenma seperti anak kecil.

"Baiklah kau boleh pergi tapi aku akan tetap mengawasimu dari jauh." Kata Tenma

"Haha.. Ok-ok" Kyousuke tersenyum.

.

.

.

.

.

Pukul 00.00 di tebing

Kyousuke berlari kecil ketika melihat seseorang sedang menunggunya. Orang tersebut sedang membelakangi Kyousuke melihat ke arah lautan nan gelap.

"Hakuryuu! " Panggil Kyousuke riang.

Orang tersebut pun berbalik ke arah Kyousuke. Tapi orang tersebut sama sekali bukan Hakuryuu.. Dia..

"Lho? Ka..Kamu siapa? Dimana Hakuryuu?" Kyousuke kebingungan mencari-cari sosok Hakuryuu.

"Hehehe... Aku Taiyou. Sayang sekali Hakuryuu hari ini tidak bisa datang, Tsurugi." Taiyou tersenyum licik.

"Heh? Kenapa Hakuryuu tidak datang bukankah dia yang menyuruhku kesini?" Kyousuke makin bingung.

"Itu karena sebenarnya akulah yang telah menulis surat itu.. Untuk bertemu denganmu" Ujar Taiyou sambil mendekati Kyousuke.

"Taiyou mengapa kau mau bertemu denganku?" Kyousuke menjaga jarak dengan Taiyou.

"Bagaimana kalau kubilang aku ingin bertemu denganmu untuk membunuhmu, Tsurugi" kata Taiyou sambil memperkecil jarak antara mereka berdua.

"A..Apa?" Kyousuke kaget dengan alasan Taiyou "Kenapa kau ingin membunuhku?"

Sekarang jarak Taiyou dengan Kyousuke sudah sangat dekat.

"Karena kau telah mengambil Hakuryuu dariku Tsurugi. Dan hal itulah yang membuatku tidak bisa memaafkanmu!" Seru Taiyou sambil memukul muka Kyousuke yang membuat Kyousuke langsung jatuh.

"Kau salah Taiyou aku tidak pernah mengambil Hakuryuu darimu." ujar Kyousuke sambil perlahan berdiri.

Belum sempat Kyousuke berdiri, Taiyou langsung menendang perutnya yang membuat Kyousuke sangat kesakitan. "Ugh..."

Sambil menjambak rambut Kyousuke, Taiyou berkata "Gara-gara kau Hakuryuu-ku yang dulu sudah tidak ada lagi"

"Ugh..." Kyousuke tidak bisa bergerak karena serangan dari bangsa vampir lebih kuat dari manusia berkali-kali lipat.

"Akhirnya aku mendapatkan ide untuk menghancurkan hati Hakuryuu dengan begitu aku akan mendapatkan Hakuryuu-ku lagi" kata Taiyou sambil bersiap untuk memukul Kyousuke lagi. Tiba-tiba Kyousuke mengeluarkan mantra untuk mengeluarkan ledakan "jederar" Kyousuke mengeluarkan ledakan tersebut di tangan Taiyou.

"Sialan kau!" Marah Taiyou yang ternyata ledakan tersebut berhasil melukai tangan Taiyou. "Akan kubuat kamu tak bisa merapalkan mantramu lagi! KISAMA!"

Dengan cepat Taiyou sudah berhasil melumpuhkan Kyousuke hingga Kyousuke selain tidak dapat bergerak, Kyousuke juga sudah sulit untuk membuka mulutnya yang penuh dengan darah.

"Nah sekarang jadilah anak penurut ya.." ujar Taiyou sambil duduk dibelakang Kyousuke bersiap untuk meminum darah Kyousuke sampai habis.

Belum selesai meminum darah Kyousuke sampai habis tiba-tiba Tenma datang.

"Lepaskan Tsurugi! Dasar kau vampire gila!" ujar Tenma marah 'Sial coba aku datang lebih cepat gara-gara wanita-wanita sial tadi'

"Hhh.. Rupanya ada pengganggu.." kata Taiyou sambil perlahan berdiri meninggalkan Kyousuke yang sekarat. "Akan kubereskan kau dengan cepat"

Taiyou berlari mendekati Tenma. Tenma bersiap dengan mengeluarkan pedangnya. Taiyou menyerang Tenma secara membabi buta, Tenma dengan susah payah bertahan dibalik pedangnya. 'Kuat sekali' Pikir Tenma

.

.

.

.

.

Sementara di tempat lain...

"Hakuryuu gawat!" teriak Shuu sambil membuka kamar Hakuryuu.

"Ada apa Shuu..." Sahut Hakuryuu sambil malas-malasan.

"Tsurugi! Tsurugi!" jerit Shuu panik

"Kenapa dengan Tsurugi, Shuu?!" Hakuryuu jadi ikut panik.

"Tadi aku ketemu Tenma kata dia... Tsurugi dalam bahaya.. Terus aku ikuti Tenma.. Ternyata Tsurugi mau dibunuh sama Taiyou.. Terakhir kali kulihat Tsurugi sedang sekarat karena Taiyou telah meminum sebagian besar darah Tsurugi..." kata Shuu sambil berusaha mengambil nafas

"A...APA? Taiyou dia.." Hakuryuu kaget sekali dengan pernyataan Shuu.

"Hakuryuu cepatlah tolong Tsurugi kalau tidak.. Mungkin kamu tidak akan bisa bertemu lagi dengan Tsurugi untuk kedua kalinya.." mohon Shuu sebenarnya dia juga takut Tenma akan mati di tangan Taiyou.

"Ugh... Baiklah aku pergi sekarang!" Ujar Hakuryuu buru-buru pergi.

.

.

.

.

.

Terlihat Tenma sudah tergeletak walau belum mati tapi Tenma sudah tidak dapat bergerak lagi.

"Heh.. Sekarang tinggal kuteruskan lagi menghisap darah Tsurugi sampai habis.." Kata Taiyou agak kecapaian.

Taiyou pun mulai menancapkan lagi giginya ke leher Tsurugi dan mulai menghisap darahnya lagi.

"Hentikan..." ujar Tenma lemah.

"Tenma... Hakuryuu..." gumam Tsurugi sambil menitikan air mata.

Tiba-tiba...

"Taiyou Hentikan! KUBILANG BERHENTI!" teriak Hakuryuu yang baru saja sampai bersama Shuu, Atsuya, dan Fubuki.

"Hakuryuu..." sahut Taiyou sambil menjambak rambut Kyousuke.

"Taiyou.. Kenapa kau lakukan hal ini.." tanya Hakuryuu sambil melihat ke Kyousuke yang terlihat sangat lemah.

"Kau tanya kenapa?! Ini semua karenamu Hakuryuu.. Kalau saja kau menerimaku aku tidak akan berbuat ini!" Teriak Taiyou

"Taiyou kau tahu cinta tak bisa dipaksakan.." sahut Hakuryuu.

"Hehehe... Karena itu.. Aku lakukan hal ini walaupun kau tak mencintaiku tapi aku bisa mendapatkan tubuhmu, Hakuryuu!" Teriak Taiyou sambil melempar Kyousuke ke bawah tebing.

Hakuryuu yang kaget tanpa sempat berpikir apa-apa ikut terjun untuk menyelamatkan Kyousuke.

"HAKURYUU! BODOH!" geram Taiyou.

"Taiyou... Kau telah membuat kami marah.. Karena itu kau akan kami beri pelajaran!" kata Atsuya dan Fubuki bersamaan.

Shuu segera pergi menuju tempat Tenma terkapar mencoba untuk memberikan pengobatan pertama. "Tenma bertahanlah" Shuu panik melihat Tenma yang terluka cukup parah.

"Shuu..." ujar Tenma pelan.

Sedangkan Hakuryuu..

'Tsurugi... bertahanlah' Hakuryuu sedang berusaha mengejar Kyousuke yang semakin tenggelam. Begitu berhasil menarik Kyousuke ke atas permukaan, Hakuryuu segera mencari tempat untuk berpijak. Di atas tanah Hakuryuu segera memeriksa denyut nadi dan nafas Kyousuke yang ternyata sudah hilang. "Tsurugi jawablah aku. Tsurugi!"

Saat itu Hakuryuu sangat panik bingung dengan apa yang harus dia lakukan. Akhirnya Hakuryuu melakukan pertolongan pertama yaitu melakukan pernafasan buatan, 'Tsurugi...Kumohon hiduplah,' mohon Hakuryuu sambil perlahan-lahan mulai menempelkan bibirnya di bibir Kyousuke. Lalu Hakuryuu mulai memberikan nafas buatan sambil sekali-kali menekan dada Kyousuke.

"Tsurugi kumohon buka matamu!" kata Hakuryuu sambil mulai menangis. Hakuryuu pun memulai lagi memberikan nafas buatan berkali-kali sampai akhirnya Kyousuke tersadar. "Tsurugi..." Hakuryuu saat itu masih menangis.

"Hakuryuu... Kamu menangis.. Maaf" ujar Kyousuke pelan sampai akhirnya Kyousuke perlahan kesadarannya hilang lagi. Hakuryuu segera bergegas membawa Kyousuke ke markasnya untuk melakukan pengobatan lebih lanjut.

.

.

.

.


.

Atsuya dan Fubuki menggabungkan kekuatan untuk melawan Taiyou. "Hiah!" Atsuya menyerang Taiyou dengan dagger-nya. Taiyou pun menghindar ke belakang dengan cepat. Belum sempat Taiyou berdiri tegak Fubuki menyerang Taiyou dengan alchemy-nya.

"Kalian jangan menghalangiku untuk bersama dengan Hakuryuu!" marah Taiyou sambil menahan sakit karena lukanya. Tiba-tiba dari tangan Taiyou muncul cahaya "Hahahaha.. Dengan ini kalian akan musnah semuanya!" Taiyou mengarahkan serangannya ke Atsuya dan Fubuki yang tanpa persiapan untuk menerima serangan tersebut. Tiba-tiba Shuu melompat ke depan Atsuya dan Fubuki sambil mengeluarkan mantra dengan bahasa peri.

"Shuu..." gumam Tenma pelan melihat Shuu yang bersusah payah untuk menyelamatkan temannya. Begitu serangan tersebut sampai ke Shuu, hanya terlihat warna putih karena terlalu silaunya dan kemudian cahaya tersebut hilang dan meninggalkan debu-debu yang berterbangan. Terlihat sosok Shuu masih berdiri tegak saat debu-debu tersebut mulai menghilang. Sosok Shuu dalam bentuk perinya yang pernah dilihat Tenma dengan sayapnya yang terbentang lebar.

"Ti...Tidak mungkin...Aku tidak pernah tahu kau sekuat itu.." kata Taiyou kaget sambil berlutut.

"Itu karena aku tidak mau orang lain tahu kekuatanku selain Hakuryuu." Shuu mulai mendekati Taiyou dengan tatapan marah. Begitu jarak Shuu dan Taiyou dekat, Shuu menampar Taiyou dengan keras, "Kenapa kau berani melukai Hakuryuu dan teman-temanmu sendiri, Taiyou?!" Taiyou masih tertegun dengan perbuatan Shuu yang berani menamparnya.

"Hakuryuu selalu menganggapmu sebagai satu-satunya saudaranya.. Karena itu aku memberi kesempatan kedua untukmu untuk meminta maaf kepada Hakuryuu atas apa yang telah kau perbuat" sahut Shuu sambil mengelus-ngelus kepala Taiyou. Taiyou mulai menitikan air mata menyesal dengan apa yang telah ia perbuat, menyesal telah termakan jebakan Pino

"Ma..Maafkan aku..Apa aku masih bisa menjadi teman kalian?" Atsuya dan Fubuki mengangguk pelan tanda setuju.

"Hey aku tahu kalian sedang senang sekarang tapi jangan lupakan aku!" kesal Tenma yang masih terluka. Baik Tsurugi ataupun Shuu keberadaan Tenma tidak terlalu penting, kan? Kasihan...

.

.

.

.


.

Di kediaman Hakuryuu

Kyousuke terbangun dan melihat ke sekelilingnya dia berada di kamar yang sangat indah penuh dengan interior sebuah istana dengan ranjang yang sangat besar seperti milik putri raja. Kemudian Kyousuke mencoba untuk duduk walau badannya masih sedikit sakit dan lemas. Kemudian ia memegang lehernya bekas digigit oleh Taiyou. Dia sadar sesuatu, "Aku masih hidup...Saat aku dilempar...Hakuryuu melompat untuk menyelamatkanku..Terus..."

"Akhirnya kau bangun juga Tsurugi..." Hakuryuu tiba-tiba masuk ke dalam kamar sambil membawakan bubur panas.

"Hakuryuu...?" kata Kyousuke yang masih lemas.

"Ini cepat kau makan!" Kata Hakuryuu sambil menyodorkan sendok penuh bubur tersebut.

"Ka..kamu yang buat?" Tanya Kyousuke bingung.

"Iya, aku yang buat sudah jangan tanya-tanya lagi, cepat dimakan!" kata Hakuryuu sambil hendak menyuapin Kyousuke.

"Ah..." sahut Kyousuke sambil pelan-pelan memakan bubur tersebut sambil disuapin oleh Hakuryuu.

Begitu selesai makan bubur, Kyousuke mulai bertanya "Hakuryuu.. Sebenarnya beberapa minggu ini kamu kenapa tidak pernah datang lagi ke rumahku?"

"Hnn.. Tidak kenapa-napa cuma malas saja." Jawab Hakuryuu bohong.

"Jadi, kamu cuma malas saja.. Aku kira kamu membenciku setelah kejadian saat terakhir kita bertemu." Kyousuke tersenyum miris. Tiba-tiba Kyousuke teringat kejadian saat ia mencium Hakuryuu sehingga muka Kyousuke berubah menjadi merah.

Saat Kyousuke menyembunyikan mukanya yang merah, Hakuryuu pun segera membuang muka takut Kyousuke melihat muka merahnya juga. Begitu muka Hakuryuu sudah mereda merahnya Hakuryuu mulai melirik ke Kyousuke yang dipipinya masih terlihat semu-semu merah yang membuat empunya makin manis pikir Hakuryuu. Perhatian Hakuryuu tiba-tiba teralih ke bibir Kyousuke yang mulus 'Ukh tidak boleh Hakuryuu bukannya kamu telah bersumpah tidak akan mendekati Tsurugi lagi!'

"Hakuryuu?" Tanya Kyousuke bingung dengan sikap Hakuryuu.

"Apa?" Hakuryuu langsung bersikap cool lagi.

"E-eto kenapa aku tidak memakai pakaian dalam..Terus.. baju ini? Akh... Kenapa tidak ada celana?!" Tanya Kyousuke kaget saat mengintip ke dalam selimut yang sedang dipakainya itu.

"Ugh...I..Itu karena kamu basah kuyup, tadi kalau kamu terus memakai baju itu kamu bisa masuk angin jadinya aku meminjamkan bajuku! Soal celana 'kan kamu lebih tinggi dariku jadinya tidak masuk" sahut Hakuryuu sambil menghilangkan pikiran kotornya saat Kyousuke berkata tidak memakai 'pakaian dalam'.

"Ja..jadi kamu lihat, ya, tubuhku?!" Kyousuke merasa malu

"Khh... Kalau aku tidak lihat gimana aku mengganti bajumu?" Hakuryuu merasa sangat malu 'Gawat... apa Tsurugi menantangku!? Kalau begini terus lama-lama aku...'

"Hakuryuu... Terimakasih ini kedua kalinya kamu menolongku.. Kalau kamu tidak ada aku tidak tahu apa yang akan terjadi..." Kata Kyousuke sambil tersenyum namun tiba-tiba butiran-butiran air mata mulai keluar dari mata Kyousuke "Eh? Ke.. kenapa aku menangis?"

"Ts-tsurugi?!" Hakuryuu kaget.

"Ma...Maaf tiba-tiba aku merasa sangat takut." Kyousuke berusaha keras menghentikan tangisannya tapi yang terjadi malah makin banyak air mata yang keluar.

"Tsurugi..." Hakuryuu memeluk Kyousuke dengan erat.

"Hakuryuu..." Kyousuke kangen dengan pelukan dari Hakuryuu sehingga Kyousuke merasa aman.

"Lebih baik kamu keluarkan saja semua tangisanmu jangan disimpan.." Hakuryuu sudah tidak mau tahu lagi —dengan sumpah, janji, dan tekadnya— yang penting Kyousuke berhenti menangis.

"Iya... Hakuryuu.. Terimakasih sekali lagi.." Kyousuke memendam mukanya lebih dalam lagi ke dada bidang Hakuryuu yang tentunya membuat Hakuryuu makin tidak bisa menahan keinginannya lagi untuk menyentuh Kyousuke yang sedang setengah telanjang itu.

Hakuryuu melepaskan pelukannya dan langsung mencium Kyousuke dengan sangat dalam. Ciuman yang telah lama dinantikannya. Hakuryuu tidak ingat lagi kalau dia tidak boleh menyentuh Kyousuke. "Hnnn..." Kyousuke mendesah saat Hakuryuu memasukan lidahnya untuk menelusuri gua mulut Kyousuke. Kyousuke pun lalu mulai memainkan lidahnya juga mengikuti lidah Hakuryuu. Setelah puas menelusuri mulut Kyousuke, Hakuryuu mulai menjilati leher Kyousuke sambil mulai melucuti baju Kyousuke. Kemudian Hakuryuu mulai menjilat dan menghisap nipple Kyousuke yang diiringi dengan desahan dari Kyousuke. "Hakuryuu...Ahnn.." desah Kyousuke.

"Tsurugi..." gumam Hakuryuu terus merasakan tubuh Kyousuke yang indah itu. Dimana pun Hakuryuu menyentuh Kyousuke, ia mengeluarkan suara yang bagaikan sebuah melody indah dalam sebuah lagu.

Kemudian Hakuryuu yang sudah semakin panas dan tidak sabar mulai mempersiapkan Kyousuke untuk ke tingkat selanjutnya. Hakuryuu mulai memasukkan jarinya kedalam selangkangan Kyousuke

"Ahngh... Ha...Hakuryuu..." desah Kyousuke agak kesakitan.

"Tsurugi.. tenang sebentar..." bisik Hakuryuu ke kuping Kyousuke sambil menjilati kupingnya. "Hnnn.." desah Kyousuke. Setelah Kyousuke sudah agak rileks, Hakuryuu mengeluarkan jarinya dan perlahan membuka celananya yang menyembunyikan hasrat Hakuryuu. Perlahan namun pasti, Hakuryuu menusukkan miliknya ke dalam selangkangan Kyousuke.

"Hnngh...hnn..Ha..Hakuryuu..." desah Kyousuke yang merasakan sakit namun dia juga merasakan adanya suatu kenikmatan tersendiri.

"Hah..hah...Tsurugi...aku mencintaimu.." kata Hakuryuu sambil terus menerus melakukan gerakan yang dinamis dan kompak dengan Kyousuke.

"Hhnnngh...Hakuryuu..." desah Kyousuke tidak tahan lagi oleh manuver-manuver yang dilakukan Hakuryuu.

"A..Ah..Hngh..." Kyousuke yang merasakan Hakuryuu sudah mengeluarkan cairan hangat dalam dirinya langsung mengeluarkan juga cairan tersebut dari dalam dirinya yang sudah tidak dapat ditahan lagi.

Hakuryuu langsung menjatuhkan diri ke atas Kyousuke karena agak kecapaian dengan apa yang dilakukannya.

"Hakuryuu...aku..juga mencintaimu..." ujar Kyousuke memeluk Hakuryuu yang tersenyum.

Tak lama kemudian mereka pun tertidur pulas.

.

.

.

.

.


=TBC=


Fict special menyambut HakuKyou's Day (udah lewat) =.=" Hore.. tepuk tangan~!

バンザイ!

ハク。キョウ

Sebenarnya nggak niat bikin Rate –M berhubung para reader-san kebanyak masih bocah *dirajam rame-rame* Tapi ya... tampang Hakuryuu nggak ada cerminan anak sholeh (?) sih /di-white huricane-/ semesum penampilannya /ditelen –shinning dragon-/ Tapi lemon nggak semut-semut amat, begitu saja (SAJA). Yakin menurut saia emang nggak Hard . /senyum tanpa dosa/ Ada yang ngerasa nggak , kalo judulnya nggak nyambung sama VamPic ini? Maksudnya "This Way That I Chose" itu Hakuryuu memilih berteman denga manusia biarpun kodratnya emang menjadi musuh manusia penjelasannya... Reader-san baca aja Ore wa Zombie (-red : bukan ajang promosi lho!) ada latar belakangnya kok. Hn, berhubung saia nggak pintar bikin multichap karena pasti langsung kena WB ini cuma twoshoot kok. jadi yaa... maklum 1 chap agak panjang. –rentangin jari- Sengaja emang, coz kalo pendek, lanjut besok udah lupa =,=v

Oh... tenang Last Chap nggak sepanjang chap 1 kok... jadi alurnya saia bikin cepet. Udah, jadi intinya tinggal dikembangin doang... Jadi Reader-san tunggu minggu depan ya...

.

.

Oya ... mungkin kalo reader-san ada yang bingung dengan istilah ada bahasa latin (Nb: mantra penyembuh yang dirapalkan Kyousuke)

sor te heill tum = sembuhkan

Alchemy : berasal dari kata Yunani kuno 'Khemia' memiliki arti seni menggubah mental. Maksudnya 'alkimia' yang digunakan membangun sesuatu dan menghancurkannya. (itu yang menurut mbah gugel =3 )

Elf : Peri/bentuk manusia sebelum manusia sekarang (?) memiliki telinga agak runcing.

Dagger : pisau belati. /tanda salib/ palang/silang juga dipakai didepan nama-nama mereka yang telah meninggal/anumerta. (Bahasa kerennya R.I.P a.k.a nisan kuburan XDD –gua ngasal-)

.

.

.

Oke! Seperti biasa. Saia tunggu review, kritik dan juga sarannya. Arigatou :D *Bungkuk hormat*