Tittle : Classic Story
Author : exgulliver
Genre : Family, Romance
Rated : T
Main Cast :
- Yesung (22 tahun)
- Kyuhyun (20 tahun)
Support Cast :
- Heechul (25 tahun)
- Yunho (22 tahun)
- Minho (14 tahun)
- Jinki (8 tahun)
- Baekhyun (7 tahun)
- Minsung (6 tahun)
- Sohyun (6 tahun)
- Yoogeun (4 tahun)
Summary : Sejak umur 7 tahun Yesung telah menjadi bagian Keluarga Kyuhyun. Bersama anak-anak yang memiliki nasib sepertinya, Yesung menjalani hari-harinya tanpa keluhan. Sikap dingin dan tertutup Yesung justru membuat orang sekitarnya bingung, termasuk Kyuhyun. Bagaimana cara Kyuhyun memahami Yesung sejauh ini? Seperti apa hubungan kakak-beradik mereka setelah menginjak usia dewasa?
Disclaimer : This story is mine *w* ok, hanya meminjam nama oppars saja ~
.
.
Warnings : Typos, BL, skinship, dont like dont read :3 paii
.
.
.
~~~Happy Reading~~~
###===Classic Story===###
.
.
.
"Jinki~ya, berhenti!"
Anak laki-laki berumur 8 tahun itu tetap melanjutkan langkah mungilnya. "Shireo! Aku tahu hyung akan mengunciku dikamar jika aku menurutimu!" serunya lantang.
"Hey, aku tidak akan melakukannya!"
"Aku tidak mau. Aku tidak percaya padamu Kyuhyun hyung!" seru Jinki.
Kyuhyun terpaksa menghentikan larinya. Nafasnya memburu akibat aktivitas yang menguras energinya dipagi buta ini.
"Haah.. andai saja bukan karena permintaan eomma, untuk apa aku lari maraton sepagi ini." keluh Kyuhyun.
"Oppa oppa, ini untukmu~"
Namja 20 tahun itu menoleh ke samping. Seorang gadis mungil meremas ujung kaos Kyuhyun seraya mengulurkan selembar kertas seukuran A4 dengan gambar beruang merah muda. "Oh, Minsung~ee.. apa kau yang membuatnya?" Kyuhyun merendahkan posisinya dan menerima hadiah pemberian Minsung.
Gadis kecil itu mengangguk imut. Senyum Kyuhyun terlihat menggantikan rasa kesalnya beberapa detik lalu. "Gomawo nde~" ia mengusap kepala Minsung penuh sayang. "Apa Minsung~ee sudah sarapan?"
"Belum oppa.."
"Kalau begitu cepat ke ruang makan dan minta sup yang lezat pada eomma, arrachi?"
"Ne Kyuhyun oppa~" Minsung kecilpun berlari meninggalkan Kyuhyun.
Disisi lain, dari sebuah bangku panjang dibawah pohon oak yang ada di area taman belakang rumah, seorang namja bermata sipit namun tajam itu nampak memperhatikan semua aktivitas di rumah berwarna coklat tersebut.
Wajahnya yang terkesan manis sangat berlawanan dengan sikapnya yang cenderung dingin. Tanpa banyak komentar, ia memilih menutup kedua onyx sabitnya dan kembali menikmati alunan musik yang mengalir dari headset hitamnya.
Pandangan Kyuhyun jatuh pada sosok manis tersebut. Sorot matanya meredup, "Masih ditempat yang sama seperti kemarin. Kapan kau akan berbaur dengan yang lain, Yesung hyung?" gumamnya seorang diri.
.
.
.
Kyuhyun masuk ke dapur dengan wajah lesu. Ia berjalan ke arah lemari pendingin dan mengambil sekotak susu putih.
"Kenapa wajahmu seperti itu Kyuhyunie? Dan dimana Jin Ki? Bukankah kuminta kau memanggilnya untuk sarapan." tanya seorang wanita paruh baya berusia 45 tahunan dari meja makan.
"Haah.. Jin Ki kabur setelah memecahkan jam tanganku." Kyuhyun duduk di meja makan sambil mengunyah selembar roti tawar yang ia ambil dari piring di dekat oven.
Wanita cantik yang tak lain adalah ibu Kyuhyun itu kembali pada aktivitasnya menyuapi Minsung. "Kau mengancamnya lagi?" tebaknya.
Kyuhyun menampilkan gigi-gigi rapinya, "Sedikit hehe.."
"Pantas saja dia lari. Kyuhyunie, kau harus bisa memahami adik-adikmu disini. Mereka tak seberuntung dirimu, jadi jangan terlalu menyalahkan mereka disaat hidup mereka tak lebih baik dari kita." Nasihat Sang Ibu penuh kebijaksanaan.
Sang anak sepenuhnya mengerti. Hidup bersama anak-anak yang telah kehilangan kedua orang tua mereka, tak sepatutnya Kyuhyun bersikap egois.
Karena kedua orang tuanya yang memiliki hati sebaik malaikat, sejak kecil Kyuhyun sudah terbiasa tinggal bersama anak-anak yang telah kehilangan keluarga mereka diusia muda. Dari sekitar 16 anak yang sebelumnya mereka rawat, kini hanya ada 7 anak yang masih tinggal bersama keluarga Kyuhyun.
Di sebuah rumah berlantai dua yang kini berubah menjadi panti asuhan kecil tersebut, Kyuhyun menikmati kesehariannya. Ia tak merasa keberatan meskipun terkadang adik-adik kecilnya berbuat jail seperti yang dilakukan JinKi pagi ini. Hidup dalam kebersamaan menciptakan kenyamanan tersendiri bagi Kyuhyun.
"Yesungie, kau tidak sarapan?" suara lembut Mrs. Cho menghentikan sosok Yesung yang melintas diruang keluarga.
Kyuhyun ikut mengarahkan pandangannya pada namja 22 tahun tersebut. Masih jelas dalam ingatan Kyuhyun ketika Yesung datang ke rumahnya dengan mata bengkak. Saat itu Kyuhyun baru berumur lima tahun. Orang tuanya bilang, Yesung baru saja mengalami kecelakaan yang membuat kedua orang tuanya meninggal dunia.
Semenjak Yesung tinggal bersama mereka, namja itu tak pernah berbaur dengan anak-anak yang lain. Tak sekalipun ia ikut makan bersama atau berkumpul diruang keluarga untuk menonton televisi. Pernah sekali Kyuhyun mengajak Yesung pergi berlibur, tapi yang Kyuhyun dapat hanya tatapan dingin tanpa sepatah katapun.
Yesung adalah satu-satunya anak yang tinggal dirumah Kyuhyun selama 15 tahun. Sejak ia berumur 7 tahun, Yesung tumbuh bersama Kyuhyun meskipun dengan status yang berbeda.
Memang ada beberapa keluarga yang berniat mengadopsi Yesung saat itu, tapi Yesung tak pernah mau meninggalkan rumah Kyuhyun. Entah apa alasannya memilih tetap tinggal. Kyuhyun tak pernah bisa menanyakan hal tersebut secara langsung.
"Tidak. Aku harus kerja lebih awal hari ini." Setelah menjelaskan alasannya, Yesung menaiki anak tangga ke lantai dua.
.
.
.
###
.
.
.
"Yesung, meja nomor 15."
"Ne hyungnim!" Yesung segera mengambil alih nampan berisikan potongan daging samgyupsal tersebut untuk diantarkan pada sang pelanggan di meja 15.
"Bisa aku minta dua botol air mineral?" pinta seorang wanita dari meja 14 pada Yesung.
"Ah ne~ tentu saja. Tunggu sebentar akan saya ambilkan nyonya."
Melewati kesibukan yang terjadi selama jam makan siang direstoran daging tersebut, Yesung akhirnya mendapat waktu untuk beristirahat.
Seperti biasa, ia mengambil sebungkus mie instan dari lokernya lalu memasaknya di dapur. Tidak seperti teman-temannya yang menikmati waktu istirahat untuk makan di restoran bersama rekan yang lain atau menghabiskan bekal dari rumah, Yesung lebih suka menyendiri.
"Kau memasak mie lagi?" tadinya Yunho masuk ke dapur untuk mengambil air minum, tapi melihat Yesung sibuk didepan kompor membuatnya bertanya pada namja manis itu.
Yesung menoleh sekilas, "Eum."
Yunho mendekat ke arah Yesung. "Apa kau tidak bosan? Setiap masuk pagi kau selalu memasak mie untuk makan siang. Saat masuk malampun kau tak pernah makan apapun Yesung."
"Aku tidak banyak makan." jawab Yesung singkat.
Namja bertubuh lebih besar dari Yesung itu menggeleng pelan. "Yesung, tubuhmu itu terlalu kurus untuk seorang namja. Makanlah lebih banyak."
"Kau mau?" Yesung memilih mengelak dari ucapan Yunho. Ia justru menawarkan semangkuk mie yang selesai dibuatnya pada Yunho.
Sang lawan bicara menghela nafas putus asa. Percuma saja bicara dengan Yesung selama sifat keras kepalanya masih bersarang dikepala Yesung.
.
.
.
###
.
.
.
Sekitar pukul 5 sore, Yesung tiba di rumah. Ia memarkirkan sepeda biru kesayangannya ke garasi dan berjalan masuk ke dalam rumah.
"Yesungie oppa!" Sohyun berteriak dari ruang keluarga begitu melihat kedatangan Yesung. Gadis berambut pendek itu langsung berlari mendekati Yesung.
"Oppa sudah pulang?"
Yesung menyamakan tingginya dengan Sohyun, "sudah."
Sohyun bergelayut manja dileher Yesung. "Oppa, tadi Baekhyun~ee menyembunyikan bonekaku. Aku benci dengan Baekhyun~ee."
"Benarkah? Katakan saja pada eomma untuk mengambilnya."
"Aku pulaang~"
.
Deg
.
Yesung segera melepaskan rangkulan Sohyun dan berdiri kaku.
"Hyung.." Kyuhyun yang baru tiba di rumah sedikit tak percaya melihat Yesung berbincang dengan Sohyun. Sejak kapan Yesung mau berbaur dengan anak-anak disini? Setau Kyuhyun, Yesung adalah tipikal namja pendiam yang tak pernah memperdulikan keadaan sekitarnya.
"Oh, kau pulang." Yesung menatap sekilas sosok Kyuhyun sebelum berlalu menaiki anak tangga.
Kyuhyun langsung mendekati Sohyun. "Sohyun~ee, apa yang Yesung oppa katakan padamu?"
Gadis manis berusia 6 tahun itu mengerjapkan mata bulatnya lucu. "Yesungie oppa bilang aku harus minta eomma mengambil bonekaku dari Baekhyun~ee."
"Hmm.. aku tak tahu hyung akan peduli pada hal seperti itu. Yakk Baekhyun~ee!" Tanpa sengaja Kyuhyun melihat Baekhyun yang hendak turun dari tangga. "Cepat kembalikan boneka Sohyun sebelum aku mengambil robot power rangers pinkmu."
Baekhyun langsung membalikkan badan dan berlari kembali ke kamarnya. Ia tidak akan membiarkan Kyuhyun mengambil robot kesayangannya.
.
.
.
###===Classic Story===###
.
.
.
Hari minggu.. hari dimana Kyuhyun terbebas dari rutinitasnya di kampus. Tak ada jadwal kuliah sehingga hari ini ia bebas melakukan apapun.
.
Klek
.
Kyuhyun membuka knop pintu kamarnya. Kebetulan yang tak terduga, ia berpapasan dengan Yesung yang juga baru keluar dari kamar pribadinya. Letak kamar mereka memang berhadapan.
"Hyung mau kemana sepagi ini?" tanya Kyuhyun heran.
"Kerja." Yesung berbalik untuk mengunci kamarnya dan langsung meninggalkan Kyuhyun.
"Hyung!" Kyuhyun berhasil menahan tangan Yesung ketika menuruni tangga.
Namja manis itu menatap Kyuhyun risih. Jelas dalam sorot matanya bahwa ia merasa terganggu dengan tindakan Kyuhyun.
"Restoranmu buka jam 8, dimana kau akan bekerja saat sekarang baru jam 7?"
"Kau tak perlu tahu."
Yang lebih muda akhirnya menyerah. Ia melepaskan tangan Yesung dan membiarkan namja itu pergi.
.
.
.
"Eomma, aku berangkat."
Mrs. Cho menatap putra 'sulung'nya bingung. "Sepagi ini?"
"Ada hal lain yang harus kukerjakan."
"Oh baiklah.. hati-hati Yesungie."
"Ne." Yesungpun menghilang ke balik pintu keluar bersamaan dengan Kyuhyun yang baru saja tiba dilantai dasar.
"Eomma.. semakin hari aku semakin tak mengerti dengan sikap Yesung hyung. Kenapa dia begitu dingin dan tertutup eomma?"
Mrs. Cho yang melihat ekspresi bingung diwajah Kyuhyun hanya mengedikkan bahu. "Mungkin Yesungie hanya butuh waktu sayang."
"Waktu? Apakah 15 tahun tidak cukup baginya untuk menyatu dengan kita?"
Sang Ibu menggenggam bahu putranya lembut. "Tak ada yang tahu jalan pikiran seseorang, termasuk Yesung. 15 tahun mungkin tak akan bisa menggantikan kehidupannya dulu, sayang."
"Huh, anak itu benar-benar sulit diberitahu."
Kyuhyun dan Sang Ibu nampak terheran melihat Mr. Cho yang datang sambil menggerutu.
"Kenapa yeobo?"
"Yesungie, tadi kulihat dia pergi jalan kaki. Jadi kuminta dia memakai sepeda motor Kyuhyun, tapi dia justru menolaknya."
"Dimana sepeda Yesung hyung?"
"Minho membawanya menginap di rumah Kibum kemarin sore." Mr. Cho duduk disofa seraya menikmati kopi buatan Mrs. Cho.
"Appa, boleh kupakai mobilnya?"
"Untuk?"
"Mengantar Yesung hyung."
"Oh, baiklah. Tapi pastikan kau berhati-hati." Pesan Mr. Cho sebelum menyerahkan kunci mobilnya pada Kyuhyun.
Kyuhyun segera mengambil kunci mobil tersebut dan bergegas menuju garasi. Ia harus cepat-cepat sebelum Yesung berjalan terlalu jauh.
.
.
.
Headset itu tak pernah sekalipun jauh dari Yesung. Hanya musik dari MP3 yang terputar diponselnyalah teman setia Yesung setiap waktu.
Mengenakan sebuah kaos abu-abu bertuliskan snake didadanya, Yesung berjalan ditrotoar seorang diri. Tak lupa sebuah tas ransel dipunggungnya yang berisikan seragam kerja.
"Yesung hyung!" sebuah suara yang tak asing terdengar memanggil nama Yesung dari samping.
Namja manis itu menoleh. Onyx sabit Yesung sedikit melebar karena terkejut. 'Kyuhyun?'
"Ayo naik. Aku akan mengantarmu."
"Tidak." tolak Yesung sambil terus berjalan.
Kyuhyun tak menyerah. "Appa yang menyuruhku. Dia bilang aku tak bisa pulang sebelum mengantarmu hyung." bohongnya.
Berhasil.. langkah Yesung terhenti mendengar hal tersebut. Ia menatap sosok Kyuhyun dalam kebisuan.
Keduanya bertukar pandang selama beberapa saat sebelum akhirnya Yesung memutuskan masuk ke dalam mobil Kyuhyun.
Namja Cho itu tersenyum dalam hati. "Hyung mau ke restoran 'kan?"
"Eum."
"Baiklah, aku akan mengantarmu." Kyuhyun memang sudah tahu dimana tempat Yesung bekerja. Tak terhitung sebenarnya berapa kali ia makan di restroan itu.
Ketika mobil sedan hitam Kyuhyun melintasi sebuah minimarket di tepi jalan, bariton Yesung menyela tiba-tiba. "Tolong berhenti."
"Wae?" Kyuhyun menurut saja dan langsung menepikan mobilnya.
"Ada sesuatu yang harus kubeli."
Belum sempat Kyuhyun bertanya, Yesung telah lebih dulu keluar dari mobil.
Lima menit kemudian Yesung berjalan keluar dari minimarket. Ditangannya terdapat sebotol air mineral dan kantung plastik kecil. Dari spion mobilnya, Kyuhyun melihat Yesung meminum sesuatu yang nampak seperti obat-obatan itu dari dalam kantung plastiknya.
"Sudah." Yesung masuk ke mobil Kyuhyun dengan santai. Ia memasukkan botol minumnya ke dalam tas sekaligus dengan beberapa obat yang dibelinya barusan.
"Hyung beli obat?"
"Eum." Dehem Yesung menjawab rasa ingin tahu Kyuhyun.
"Apa hyung sakit?"
"Aku baik-baik saja. Ayo pergi." Lagi-lagi Yesung menolak memberitahu hal yang sesungguhnya pada Kyuhyun.
Selama diperjalanan, Kyuhyun diam-diam memperhatikan sosok Yesung. Beberapa kali ia mendapati mata Yesung tertutup. Nampaknya namja itu didera rasa kantuk yang tak tertahankan.
"Hyung kita sampai." Dengan berat hati Kyuhyun membangunkan Yesung yang tak sengaja tertidur.
Yesung mengerjapkan matanya beberapa kali. "Oh, aku mengerti. Kalau begitu aku pergi, terima kasih." Setelah mengucapkan kata terima kasih sebagai wujud sopan santun, Yesung melenggang begitu saja.
"Hyung!" Kyuhyun memutuskan keluar dari mobilnya dan berlari mengejar Yesung.
"Apa?"
"Hmm.. aku lupa, telepon aku saat kau pulang. Biar kujemput."
"Tak perlu."
"Tapi hyung─"
"─Pulanglah." Yesung langsung masuk ke dalam restoran tanpa mempedulikan Kyuhyun yang masih berdiri ditempatnya.
"Kyuhyun!"
Sebuah tepukan dibahu membuat Kyuhyun tersentak. Ia berbalik dan, "Astaga Yunho hyung! Kau mengagetkanku." mendapati seorang namja dengan tubuh atletisnya tersenyum cerah.
"Kenapa ada di sini? Restoran dibuka tiga puluh menit lagi."
"Aku mengantar Yesung hyung bukan untuk makan." jawab Kyuhyun.
Yunho terlihat kaget. "Yesung masuk kerja? Kupikir dia akan beristirahat di rumah."
"Wae?" pertanyaan Yunho justru membuat Kyuhyun kebingungan.
"Kemarin Yesung pingsan di restoran. Sepertinya dia demam karena sore harinya Yesung kehujanan saat mengantarkan pesanan delivery. Suhu badannya cukup tinggi semalam." tutur Yunho.
Kyuhyun membulatkan matanya kaget. Pantas saja tadi Yesung membeli obat-obatan di minimarket. Rupanya ia sedang tidak enak badan.
.
.
.
###
.
.
.
"Yunho~ya, dimana Yesung?"
"Ada di gudang hyungnim. Paman Choi memintanya memeriksa persediaan."
Namja berwajah cantik dengan tubuh tinggi rampingnya itu langsung menuju tempat yang disebutkan Yunho.
"Yesung.." panggilan pertama yang dilontarkan Heechul nampaknya tak begitu terdengar oleh Yesung.
"Yesung, kau dengar aku?" sekali lagi Heechul mencoba memanggil sosok Yesung yang tetap membelakanginya.
Yesung yang tersadar spontan berbalik mengetahui sang bos memanggil namanya. "Ne hyungnim?"
Heechul memperhatikan kondisi Yesung dari ujung kaki hingga kepala. "Kau sakit?" Bibir Yesung memang terlihat cukup pucat hari ini.
"Tidak."
"Sungguh? Kau terlihat pucat Yesung."
"Ada apa hyungnim mencariku?" tanya Yesung mengubah topik pembicaraan.
Heechul mendesah pelan. "Tidak jadi, biar Yunho saja yang mengantarkan pesanannya. Kau istirahatlah."
Setelah Heechul pergi meninggalkan gudang, Yesung menyandarkan tubuhnya dipintu lemari pendingin sembari mengepalkan tangannya kuat-kuat.
Rasa pusing itu membuat kepala Yesung serasa dihujam puluhan jarum kecil menyakitkan.
"Ah!" Yesung benci hal seperti ini. Ia tak suka jika tubuhnya harus kalah oleh rasa sakit.
.
.
.
###
.
.
.
Pukul 4 sore, mobil Mr. Cho sudah terparkir di depan restoran Heechul. Siapa lagi yang mengendarainya kemari jika bukan Cho Kyuhyun.
Hampir tiga puluh menit berlalu, Kyuhyun tak mendapati sosok Yesung keluar dari restoran. Membawa rasa penasarannya, namja jangkung itu masuk ke dalam restoran.
"Waa.. lihat siapa yang datang anak muda."
"Heechul hyung~" Kyuhyun merenggek pada namja cantik dibalik mesin kasir tersebut.
Sekedar informasi, Heechul dan Kyuhyun itu bersaudara. Ibu Heechul adalah kakak dari Mr. Cho.
"Haha.. apa yang membawamu kemari? Kau ingin makan?" tanya Heechul.
Kyuhyun menggeleng, "Ani hyung. Aku disuruh eomma menjemput Yesung hyung. Apa dia sudah pulang?"
"Yesung? Dia sudah pulang satu setengah jam yang lalu. Apa dia belum sampai dirumah?"
"Pulang?"
"Eoh," angguk Heechul. "Aku memaksanya pulang karena kulihat dia sedang sakit."
Terjawab sudah pertanyaan Kyuhyun. Yesung bukan pulang terlambat, tapi ia justru pergi lebih awal. Sekarang masalahnya, kemana Yesung? Jika ia pulang satu setengah jam yang lalu, seharusnya ia sudah tiba dirumah jam 15.30 tadi.
.
.
.
###
.
.
.
Ditempat lain, tepatnya di sebuah halte bus kecil tak jauh dari rumah Keluarga Cho, Yesung membiarkan tubuhnya beristirahat untuk sejenak. Yesung mengeluarkan obat demam serta sakit kepala yang dibelinya tadi pagi di minimarket. Diminumnya tablet putih pahit itu dengan harapan mampu meredakan rasa sakit ditubuhnya.
Hampir 40 menit Yesung menghabiskan waktunya untuk tidur di halte bus tersebut. Selama sepasang headset hitam itu masih melekat dikedua telinganya, Yesung tak menghiraukan omongan orang-orang yang mengomentari tindakannya.
"Huh.. menyebalkan." Yesung mendengus kesal. Langkah kakinya menuntun namja manis itu meningggalkan halte. Lebih baik baginya untuk pulang ke rumah sekarang. Beristirahat di halte umum sama sekali bukan ide yang tepat.
.
Brukk
.
"Aish!" Tiba-tiba saja seseorang menabrak tubuh Yesung dari belakang. Sebenarnya benturan itu tidak terlalu keras untuk membuat Yesung tersungkur, tapi salahkan kondisi tubuh Yesung yang sialnya terasa amat rapuh itu.
"M-maafkan aku, aku tidak sengaja." Sosok itu mencoba mengulurkan tangannya pada Yesung.
"Tidak bisakah kau berhati-hati?" omel Yesung. Ia bangkit seorang diri, mengabaikan uluran tangan tersebut.
"Aku sedang terburu-buru, sungguh maafkan aku."
Yesung menatap namja 25 tahunan itu dingin. "Pergilah." Si Manis benar-benar dalam mood yang buruk untuk sekedar berdebat menuntut pertanggungjawaban.
"Terima kasih.." pria itu berlari meninggalkan lawan bicaranya.
"Huuh.. benar-benar." Yesung mencoba membersihkan pakaiannya dari debu halus jalanan. "Ya Tuhan!" tapi kemudian kedua onyx sabitnya melebar. "Dompetku!"
Terlambat bagi Yesung untuk menyadari hal yang terjadi barusan. Kini dompetnya sudah raib tanpa jejak. Sungguh hari yang sial, ingin rasanya Yesung berteriak marah dan mencaci apapun.
Entah sebuah keberuntungan atau gangguan baru bagi Kim Yesung, sebuah mobil sedan hitam yang Yesung sadari itu adalah milik Mr. Cho, kini berhenti tepat disampingnya. Satu-satu putra emas Keluarga Cho keluar dari mobil dan berdiri dihadapan Yesung.
Yesung coba menyampaikan kata 'Apa?' melalui sorot matanya.
"Kenapa tidak menelponku? Sudah kukatakan aku akan menjemputmu hyung."
"Tidak perlu." Yesung berjalan melewati Kyuhyun.
"Yesung hyung!" tangan besar Kyuhyun dengan cepat menarik lengan Yesung. "Aku akan memberitahukannya pada eomma jika kau tetap menolak."
"Mwo?" onyx sabit itu menatap Kyuhyun tak mengerti.
Yang lebih muda tersenyum tipis. "Kalau hyung kemarin pingsan di restoran dan hari ini hyung memaksakan diri untuk bekerja meskipun kondisi tubuhmu sedang tidak baik." tuturnya.
"Kyuhyun.."
"Jangan anggap aku tidak tahu hyung. Kau tak punya pilihan lain kalau tak ingin membuat eomma dan appa khawatir."
"Kau mengancamku?"
"Tidak, aku memberimu penawaran. Itu saja, bagaimana?"
Butuh waktu bagi Yesung untuk berpikir.
"Jangan bicara apapun." Akhirnya ia putuskan untuk naik ke mobil Kyuhyun. Jelas Yesung tak ingin membuat Mr. dan Mrs. Cho merasa cemas karena dirinya.
Sementara Yesung masuk ke dalam mobil, Kyuhyun tersenyum lega. Selalu seperti ini. Tak pernah mudah baginya mengalahkan sifat keras kepala Yesung. Bicara dengan Yesung sudah termasuk hal sulit bagi Kyuhyun, apalagi membujuknya.. ckc.. kalau saja Kyuhyun tak cukup sabar menghadapinya, entah seperti apa hubungan kakak-adik mereka kini.
.
.
.
###===END or TBC?===###
.
.
.
Gimana menurut kalian ff ini? ._.
Yang merasa ini pantas dan ingin dilanjut, silahkan review saja nde.
Oh ya, dan untuk fic Mystery.. itu bakal dilanjut kok, tapi maaf kalau lama. Author lagi cari ide hheeew
.
see you paii paii
