Bacotan (?) ada di bawah. Tumpahan saia (?) ditaruh dibawah, biar drabble ini tak terganggu~ x)

Yang Pertama, a kazuka's

.

BLEACH © TITE KUBO

Yang Pertama, atas namaku untukmu

.

1st: Yang Pertama Kulihat Darimu

.

.

.

Satu buku fiksi bertemakan sport dan semi-romance berada di tanganku. Salah satu sahabat meminjamkan itu padaku. Katanya baru dibeli—tapi aku tak peduli, dan segera melahapnya di jam kosong ini.

"Rukia-chan, ikut?"

Aku menoleh. Momo memandangku. "Ke mana?"

"Ini sudah waktunya istirahat. Tidak makan?"

Aku melirik jam dinding di tembok atas kelasku. Pukul setengah sepuluh lewat dipadukan oleh kedua jarumnya. Aku baru sadar aku telah terpekur bersama buku ini selama hampir satu jam.

"Tidak. Kalian saja."

"Baiklah. Ada yang mau kau minta?"

Aku berpikir sejenak. Kurasakan perutku tak terlalu lapar. Kugelengkan kepala. Momo pun pergi bersama yang lain. Meninggalkanku sendiri. Biar sajalah, buku baru lebih penting daripada makan!—motivasiku yang terlalu terobsesi dengan genre semacam ini.

Mataku terus berputar mengelilingi baris kata-perkata yang berleret memenuhi halaman. Semuanya membuat mataku lelah!

Kucoba saran yang pernah kubaca di sebuah buku. Katanya, jika mata lelah karena melihat objek yang membutuhkan banyak konsentrasi, sebaiknya lemaskan dengan cara memandang sesuatu yang hijau atau objek yang berjarak jauh dari kita. Melenturkan kembali otot yang berkontraksi jarak dekat.

Ah, ternyata baru kusadari bukan diriku satu-satunya yang tertinggal di kelas. Ada seseorang di sudut sana. Bersama sebuah gitar dan memainkan lagu nada mellow sebisa suaranya.

Ichigo!

Lagi. Sejenak semuanya yang memenuhi otakku hilang. Berganti dengan ilusi dirinya yang begitu utuh dan simpul memberi senyum. Jantungku berubah liar—memperlaju kerja dirinya tanpa kukehendaki.

Dia—tetap tenang. Kontras dengan diriku yang berusaha menenangkan diri untuk tidak bergetar lagi saat melihat dia.

Bagus, Rukia. Kau lagi-lagi kehilangan kontrol untuk tetap tenang saat bersamanya. Ini yang keseribu kali mungkin, dalam beberapa tahun ini kau selalu begitu—aku merutuk batinku sendiri.

Tapi nadanya terhenti di akor C. Matanya beralih padaku!

Aku semakin tak bisa mengatur diri. Aku hilang kendali untuk tetap tenang. Di depannya...

Lalu ia tersenyum. Mataku ingin pergi dari kontak langsung terhadap matanya, tapi aku takut apabila aku tidak dapat melihat yang seperti ini lagi. Intinya, aku labil saat ia memandangku.

Bagus, kalian dapat menebak satu arti. Aku jatuh cinta padanya, sejak tahun pertama kami saling mengenal di sekolah menengah pertama dulu.

"Hei, melamun saja!"

Dia menegurku. Kucoba menjawab.

"Eh? Haha..." tawa garing yang muncul. Terlihat samasekali tidak elit.

Ia cuek.

Kuperlihatkan ia lagi. Ia melanjutkan nada-nada pada petikan jemarinya. Semakin terdengar merdu.

"Ichigo—" mulaiku. Ia dengan cepat menghentikan permainan solonya.

"Ya?"

"Falling Slowly?" aku mencoba menebak judul lagu yang dimainkannya.

"Ya," jawabnya. "Kau tahu?"

"Aku pernah mendengarnya di internet. Ada salah satu blog yang memakainya sebagai nada latar."

"Oh," jawabnya pendek.

Lalu kembali ia mainkan Falling Slowly. Kucoba mengikutinya dengan lirik yang kuketahui.

Tapi ia berhenti lagi.

"Hafal?"

Aku mengiyakan dengan masam. Sedikit-sedikit, kujawab.

"Hmm, Ichigo?"

"Ada apa?"

Aku memberanikan diri berjalan padanya. Entah apa yang menggerakkan diriku hingga seperti ini. Kekuatan, dari mana?

"Kau bermain gitar, aku yang bernyanyi. Boleh?"

"Siapa yang melarang?" tawanya. Aku tersenyum kecil, menahan merah yang mulai membanjiri jaringan kulit wajahku.

Dan ia memulai lagi lagunya dari awal, dari pembuka berupa akor C.

Aku baru ingat sesuatu...

Tiga-empat tahun yang lalu.

Ada seseorang yang menyendiri di sudut kelas, sembari memetik gitar. Memainkan musik mellow—tak ada yang memperhatikannya.

Kecuali diriku.

Dan itulah, yang membuatku ingat, yang pertama kulihat darimu hingga aku sangat menyukaimu adalah...

... Saat kau bermain gitar.

Karena saat itu kau begitu hening, begitu serius, menampakkan seluruhnya dirimu apa adanya—poin yang menarikku ke hatimu.

.

.

- chapter 1: end

.

habis kuaplot ulang, ada kata-kata yang salah... =A=

First bacotan (?): Oke, pertama saia jelasin dulu kenapa pair IchiRuki (lagilagilagilagi) karena setelah ditelusuri bagaimanapun, saia dan dia sepertinya IchiRuki. Dari tinggi, rambut saia, model tubuh dia... =,=a

Dan sebenarnya, ini buat ultah dia yang masih beberapa hari lagi. Dalihnya, sih, pengen bikin drabble pertama, tapi niatan tetep aja akhirnya buat ultah dia. Selamat, deh! DX Tapi bener, ini drabble pertama saia. Sekalian saja, begitu.

Soal judulnya, Yang Pertama, itu karena dialah 'yang pertama' untuk saia dalam beberapa hal tertentu. :)).

Hmm, baiknya keep atau di-delete saja? Mungkin aneh, nih... —_—