A/N: Hola! Apa kabar readers? Ini fic baru Cherry untuk mengisi waktu senggang ^^
Semoga kalian suka, ya!
Disclaimer: Yang pastinya punya dua kaki, dua tangan, dua mata, blablablabla, singkatnya Masami Kurumada.
Warning: Gak jelas, Aneh, OOC, en lain-lain XDDD
Rasa
By: Cherry-Sakura05
Pagi ini Aiolia latihan bertarung dengan kakaknya dan Seiya.
"Cukup, Seiya. Ayo istirahat dulu." Kata Aiolos melempar botol air ke arah Seiya.
"Yooossh, isi baterei duluu..." Seiya nyengir.
Tak lama kemudian, Kiki datang menghampiri mereka.
"Seiya, seiya." Kiki menarik ujung baju Seiya.
"Ada apa, Kiki?"
"Aku mau nanya."
"Nanya apa?"
"Uhm, anu..." Kiki memberi isyarat pada Seiya untuk membungkukkan badannya.
Setelah mendengar apa yang dibisikkan Kiki, Seiya berkata, "Sebaiknya kau tanya pada Aiolia yang lebih berpengalaman." Tunjuknya pada Aiolia.
"Aiolia..."
"Ya?"
"Anu..."
"Apa?"
"Jatuh cinta itu rasanya bagaimana sih?"
Aiolia terdiam.
"Jatuh cinta itu membuat kita merasa selalu senang setiap saat ketika melihat orang yang kita suka ada di dekat kita. Ada sebuah rasa senang yang menggetarkan hati, membuat kita selalu tersenyum. Memang kenapa?" tanya Aiolia penasaran.
"Ah, tidaak..." Kiki sibuk menggaruk kepalanya dengan wajah bersemu. "Arigatou, Aiolia!"
Setelah Kiki jauh, Aiolia hanya menggeleng pelan sambil tersenyum geli.
Mungkin Kiki punya gadis yang disukainya, pikir Aiolia.
"Haduuuh, anak sekecil itu udah jatuh cinta!" tukas Seiya.
"Waktu kecil kamu juga pasti seperti itu." Aiolos tersenyum.
"Bu-bukan, bukan! A-aku... ah, sudahlah." Seiya menyerah. Ia tak mampu membantah kata-kata Aiolos karena saat kecil ia memang mendapatkan cinta pertamanya.
Aiolia hanya tertawa meledek Seiya yang salah tingkah.
Esoknya, Kiki datang lagi ke tempat latihan.
"Aiolia-yo, Cemburu itu apa?"
"Cemburu? Itu perasaan yang timbul kalau kau melihat gadis yang kau suka akrab dengan pria lain. Kenapa? Kau cemburu?"
"Bu-bukan aku..." lagi-lagi wajah Kiki bersemu merah.
Saat Kiki pergi, Aiolos menimpali. "Kalau Mu tahu anak didiknya jatuh cinta..." Aio bersaudara saling pandang.
"...Kira-kira apa yang terjadi pada Kiki, ya...?" Aiolos menahan tawa membayangkan reaksi Mu jika tahu Kiki sedang jatuh cinta.
"Cinta masa kecil memang indah." Celetuk Seiya.
"Memangnya kamu..." sindir Aiolia menyenggol Seiya yang pura-pura sibuk.
Esoknya lagi, Kiki kembali mendatangi Aiolia.
"Aiolia, speechless itu apa?"
"Rasa gugup. Gak bisa ngomong apa-apa. Grogi. Pokoknya semacam itulah. Apa kau mencoba menyatakan perasaanmu pada seseorang tapi kau sendiri speechless?"
"Ah, bukan kok." Kiki berlari pergi sambil melambaikan tangannya.
Seminggu setelah itu, Kiki kembali mendatangi Aiolia yang sedang makan siang bersama Aiolos. Kali ini tidak seperti biasanya, Kiki berlari-lari dengan wajah memerah dan tampak sekali kalau seperti dikejar sesuatu.
"Aiolia," Mendadak Kiki meloncat naik ke meja makan.
"Ini pertanyaan terakhirku. Tapi berjanjilah kau akan menjawabnya dengan jujur."
"Memangnya kapan aku tidak menjawab dengan jujur?" tukas Aiolia bingung.
"Berjanjilah!"
Aiolia mengangguk.
"...dan JANGAN tertawa!"
Aiolia mengangguk (lagi).
"Umm,"
Kiki terlihat gugup mengeluarkan suaranya.
"Ciuman itu rasanya bagaimana?"
Aiolos yang berada disitu langsung tersedak batuk-batuk saking kagetnya.
A/N: Alamaakk, saya teringat cinta pertama masa kecil saya. Waktu itu belom ngerti apa-apa. tapi karena ada rasa suka, saya sering bertanya macam-macam hal pada orangtua saya sampai kadang mereka kelabakan! xixixixixi~ *dicubit*. Jadi saya terpikir untuk menuangkannya dalam fic, itung-itung sebagai kenangan! *nyengir*
Ada yang ingin meninggalkan jejak di Review? ;D
