[Red Demon
Waaah! Ceritamu bagus sekali lho, Centipede-san. Aku sampai nangis bacanya. Kau tahu tidak? Sekolah yang ada dalam ceritamu itu mirip sekali dengan sekolah tempatku belajar sekarang, di SMU Kunugigaoka!
Keep writing! (^_^)9]
...
...
...
Setetes air mata jatuh mengikuti hukum gravitasi.
Tangan yang sedari tadi memegang mouse pun terlepas untuk mengusap lelehan air mata yang tak terbendung lagi.
Ah, ternyata ini rasanya punya readers.
Selama ini, ia terus menyembunyikan hobby yang bisa menyaingi sekretarisnya itu. Ia memakai penname yang absurd agar tak ada yang mengenali siapa dirinya di dunia per-fanfiction-an.
Karena hobbynya ini sangat memalukan.
Seorang Asano Gakushuu, anak semata wayang kepala yayasan Kunugigaoka, gemar menulis cerita roman picisan.
Sebenarnya sih tidak ada yang salah dengan tema roman picisan itu, hanya saja Gakushuu terlalu ekspresif pada karyanya. Terlalu delusional, disertai plot twist yang benar-benar unpredictable.
Salah satu karyanya berjudul Kisah Cinta di Sekolah.
[Gadis A, murid pindahan yang cupu, jatuh cinta pada Lelaki B, si playboy sekolah incaran para Milf. Untuk mendapatkan cinta si B, Gadis A rela memacari ayah si B, yakni Bapak C. Namun, bukannya mendapatkan cinta, Gadis A malah mendapatkan ucapan selamat dari Lelaki B karena berhasil memacari ayahnya yang sudah duda.
Romansa ini berakhir dengan Gadis A menikahi Om D, karena Bapak C tewas keracunan buah durian yang dimakan kebanyakan.
Bagaimana dengan nasib Lelaki B?
Ia malah disukai oleh Lelaki E yang merupakan sahabatnya dari kecil. Tamat.]
Karya-karya milik Asano Gakushuu jarang sekali mendapat review yang banyak. Di fave saja tidak, apalagi di review. Bahkan tidak ada flamer!
Entah Gakushuu harus merasa bangga atau miris.
Tapi, sebuah akun dengan nama Red Devil sering memberinya review positif.
Entah setan apa yang merasuki akun tersebut sehingga mau-maunya memberikan review pada karya picisan Gakushuu. Mungkin iseng. Tapi kok sering?
Gakushuu menganggap gadis itu (ia tidak tahu gender si pemilik akun, tapi dari tutur kata halusnya, Gakushuu yakin si pemilik akun adalah seorang wanita) adalah fansnya. Terlebih barusan, gadis itu bilang sekolah dalam cerita Gakushuu mirip sekali dengan sekolahnya. Di SMU Kunugigaoka.
Wah.
Gakushuu kan sekolah di SMU Kunugigaoka.
Jangan-jangan gadis itu memang benar fansnya?
Lah berarti seseorang ada yang mengetahui identitas asli Asano Gakushuu dong?
Gawat.
Lebih gawat lagi, Gakushuu sepertinya jatuh cinta dengan Red Demon! Mungkinkah stockholm syndrome?
.
[To: Red Demon
Terima kasih ya sudah membaca, Red-san. Aku senang sekali ternyata ceritaku ini tidak gaje. Omong-omong aku juga anak SMU Kunugigaoka. Bagaimana kalau kita bertemu?
Sign,
Kawaii Centipede.]
.
.
.
Cinta si Penulis
© Jagung Bledug
Ansatsu Kyoushitsu © Matsui Yuusei
Fiction ini dibuat semata-mata untuk hiburan belaka. Tidak menggunakan EYD yang benar. Mengandung unsur homo, AU.
Don't like, don't read
.
.
.
Mampus.
Akabane Karma mengutuk dirinya yang terlalu iseng.
Jempolnya berhenti mengetuk layar ponselnya ketika membaca sebuah email asing yang tertera di ponselnya.
Ia membeku.
.
[To: Red Demon
Terima kasih ya sudah membaca, Red-san. Aku senang sekali ternyata ceritaku ini tidak gaje. Omong-omong aku juga anak SMU Kunugigaoka. Bagaimana kalau kita bertemu?
Sign,
Kawaii Centipede.]
.
Anak SMU Kunugigaoka juga?! Yang benar saja!
Karma tidak pernah percaya yang namanya kebetulan. Astaga, padahal ia iseng memberikan review karena melihat Author Note yang selalu dituliskan oleh Kawaii Centipede di setiap karyanya. Kurang lebih begini bunyinya:
Terima kasih sudah membaca, walau aku yakin tak ada yang membaca. Tapi biarlah aku berkarya sesuai motto situs ini. Aku tahu aku tak pandai merangkai kata. Tapi akan kuhargai sekali jika kalian sudah membaca ceritaku, terima kasih sekali lagi.
Miris.
Karena itu, Karma rela untuk me-review cerita-cerita absurd si Kawaii Centipede lewat akun fake yang biasa ia gunakan untuk ngeflame fiction yang ia anggap jelek. Kalau si Kawaii Centipede itu terlalu depresi lantas bunuh diri karena tidak ada yang membaca ceritanya kan berabe.
Karma adalah iblis berhati malaikat.
Tapi karena kebaikan hatinya itulah, niat iseng perlahan muncul.
Namanya juga Karma.
Dari review yang objektif pada struktur cerita, tema, pewatakan, EYD, hingga review yang cuma mengungkapkan ekspresi seperti 'o-em-ji aku nangis manja baca ini' dan 'keep writing ya'. Karma mendapat karma.
Ia tidak tahu jika review-review (bahkan yang sudah melenceng) yang ia tulis bisa membuat baper sang penulis.
'Aduh, ngapain juga aku bilang sekolah di cerita itu mirip dengan SMU Kunugigaoka?' Karma menggigit jarinya frustrasi.
'Terus aku harus jawab apa?'
Otak jenius miliknya mendadak ngadat. Sepertinya tidak ada jalan lain selain menemui sang penulis. Siapa tahu kan penulis itu seorang wanita cantik, baik hati macam Okuda Manami – mantannya yang kini bersekolah di SMU X – dulu?
Ah, benar!
Siapa tahu memang Okuda Manami yang menulisnya!
.
[To: Kawaii Centipede
Wah boleh saja! Kalau begitu ku tunggu di kantin jam 3 sore. Aku harus ikut pelatihan OSN Matematika dulu soalnya (^_^)
~ Red Demon]
.
Yang Karma tidak ketahui, Okuda Manami kini sudah berpacaran dengan Takebayashi Koutarou yang juga merupakan teman sekelas Karma waktu SMP dulu. Okuda memutuskan Karma karena tidak sanggup menjalani hubungan jarak jauh.
Karma-kun tidak punya waktu untukku, katanya.
Kini, gadis pencinta kimia itu berpacaran dengan Takebayashi yang satu SMU dengannya. Selain karena mereka berdua science freak, mereka selalu bisa bertemu setiap hari. Tidak seperti hubungannya dengan Karma dulu. Bisa sebulan sekali ketemu lantaran keduanya sibuk.
Ah, Karma susah move on rupanya.
.
.
.
Dahi Asano Muda mengkerut layaknya kacang ecris.
Iris violetnya terpaku dalam diam menatap email yang tertera di ponselnya. Balasan dari Red Demon rupanya sudah tiba. Cepat juga, pikir Gakushuu.
'Anak pelatihan OSN Matematika? Siapa?' Gakushuu mengingat-ingat nama peserta yang mengikuti pelatihan OSN Matematika. Maklum, Gakushuu juga anak pelatihan OSN Matematika, jadi ia harus tahu siapa saja saingannya di ajang bergengsi itu.
Ah, bukan cuma Matematika, semua olimpiade sains ia ikuti. Maklum, multitalenta.
Yang ia ingat di kelas pelatihan Matematika adalah Akabane Karma, rivalnya sedari SMP.
Masa iya, Akabane si Red Demon? Gakushuu menelan ludah paksa.
Ah, tapi definisi red kan bukan cuma warna rambut. Akabane boleh saja identik dengan warna merah karena rambutnya.
Bisa saja kan si Red Demon itu adalah wanita yang suka warna merah?
"Merah, ya..." Gakushuu menerawang jauh lebih dalam.
Merah...
Merah...
Merah...
Ah.
ADA!
Gakushuu ingat di kelas pelatihan OSN Matematika itu ada seorang pemuda yang berasal dari Asia Tenggara dan memiliki warna rambut merah.
Akashi Seijuurou a.k.a Budi Setyajiwicaksono.
Namanya mirip seorang ikemen antagonis di serial anime Kurakura no Gay yang lagi terkenal saat ini. Bercerita tentang kura-kura yang tak ternotis dan akhirnya ternotis oleh kura-kura betina yang ia kagumi selama ini.
Klasik.
Akashi Seijuurou a.k.a Budi Setyajiwicaksono ini memiliki postur badan 172cm dan kulitnya agak tan. Rambut merahnya adalah hasil pewarnaan dirinya sendiri. Makanya, warna rambutnya tidak merata merah semua. Masih ada warna hitam di bagian belakang kepalanya.
Ia memiliki punggung berwarna merah – suspek Gakushuu.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengannya. Ia pintar (meskipun bagi Gakushuu, biasa saja), good looking, dan berpikir out of the box. Kekurangannya... Tidak ada gadis yang mau menjadi pacarnya. Jangankan pacar, gebetannya pun tidak.
Para gadis di kelasnya bilang ia seperti anak alay yang suka main di rel kereta api, tapi Akashi aka Budi bilang itu Harajuku style – sambil mengibaskan rambutnya.
Cool.
...
...
...
Gakushuu berdenial kalau Red Demon adalah Akashi aka Budi.
Aduh, tolong singkirkan opsi Akashi aka Budi.
Gakushuu tidak bisa mengingat siapa lagi wanita di kelas pelatihan Matematika yang identik dengan warna merah. Efek Akashi aka Budi itu sukses membuat otaknya blank.
Sialan. Yang ia ingat sekarang adalah Akabane Karma, si merah yang menjadi rivalnya sewaktu SMP. Tidak mungkin Akabane kan? Akabane memang jahil, tapi Gakushuu yakin Akabane tidak tahu siapa Kawaii Centipede sebenarnya.
Lagian... Memangnya Akabane gemar baca cerita roman picisan?
Gakushuu tidak bisa membayangkannya. Terlalu sulit.
.
[To: Red Demon
Oke, akan ku tunggu.
Sign,
Kawaii Centipede]
.
.
.
Namanya juga jatuh cinta.
Makan tahi bisa semanis memakan cokelat.
Ponsel yang ada dalam genggaman tangannya sampai retak lantaran sang empu terlampau kaget melihat pemandangan di hadapannya.
Begitu pula lelaki bersurai merah yang berdiri di hadapan pemuda bermarga Asano tersebut.
"AKASHI?!"
.
.
.
To be Continue
.
.
.
[A/N]
Hahaha absurd as always. Btw, salam kenal semuanya.
Gue Jagung Bledug.
Ide cerita ini muncul pas gue lagi iseng buka review di akun ffn yang lama, dan kepikiran... Apa semua reviewer menulis secara objektif atau...?
Silakan reviewnya ^^
