Well hi guys! It's been such a long time since my last post.. It's like 2 years ago.. Well.. Some sort of thing happened this last 2 years.. So.. Here's my new story.. Hope you guys like itu.. And don't forget to leave some comment down below.. Thank you.. ^_^
Chapter 1
"Huh..." terlihat seorang pria yang tengah duduk bersandar di kursi kantor yang super empuk itu berusaha mengurangi rasa lelahnya akibat memaksakan diri.
KNOK KNOK..
"Masuk."
"Tuan, ini berkas saham bulan kemarin." Ucap sang sekretaris menyerahkan beberapa tumpuk map di atas meja.
"Huh... Terima kasih." Ucap pria itu mulai kembali bekerja.
"Tuan bak-baik saja?" tanya sekretaris itu lagi.
"Ya. Aku baik-baik saja." Ucap pria itu serius dengan berkasnya.
"Tuan butuh sesuatu?" tanya sekretaris itu lagi terdengara sangat cerewet bagi yang tidak biasa.
"Yang seperti biasa." Ucap pria itu masih tidak mau menatap sekretarisnya itu.
"Baiklah.. Saya akan sampaikan pada bagian dapur." Ucap sekretaris itu kemudian sedikit membungkuk hormat izin undur diri.
"Hah... Kalau begini caranya ini tidak akan selesai sampai malam." Ucap pria itu kesal menatap berkas-berkas yang ada di mejanya. Buka karna dia bodoh dan malas untuk mengerjakannya, tapi berkas itu milik anak buahnya yang harus dia check ulang sebelum di masukkan ke brangkas perusahaan.
KNOK KNOK..
"Siapa lagi... Masuk." Ucap pria itu malas.
"Coklat hangat anda tuan." Ucap OB itu meletakkan cangkir imut berbentuk panda itu di meja kerja pria itu. Kalau diperhatikan ruangan itu dipenuhi pernak-pernik panda. Hal yang tidak akan pernah ditemukan di kantor atasan perusahaan manapun.
"Terima kasih." Ucap pria itu hanya sedikit melirik cangkirnya dan kembali bekerja. Melihat itu sang OB segera undur diri.
Sejam kemudian pintu ruang directur utama itu terbuka, spontan semua karyawan berdiri dan membungkuk saat bos mereka lewat.
"Anda akan kemana tuan?" tanya sang sekretaris untuk memastikan sang bos tidak pergi jauh mengingat jadwal padat menanti sang atasan.
"Aku hanya akan menghirup udara segar." Alasan sang atasan meninggalkan ruangan itu santai, begitu tubuh sang atasan tidak terlihat semuanya kembali bekerja dengan serius karna tidak mau mendapat tatapan maut sang atasan.
"Ah.. Tuan.. Mau pergi makan donat?" tanya sang security melihat atasannya keluar.
"Hmm.. Ya.. Aku butuh makanan manis untuk bisa kembali melahap berkas-berkas itu." Jawab sang atasan.
"Hahaha. Anda bekerja terlalu keras tuan. Cobalah untuk sedikit santai." Saran sang security mengerti atasannya.
"Akan aku usahakan." Jawab sang pria bersiap pergi kalau saja seseorang tidak tiba-tiba menabrak sang pria sampai jatuh terduduk dengan sang penabrak berada dalam dekapannya.
"Ack! Tuan! Anda baik-baik saja?" tanya sang security panik dan kaget.
"A.. Aigoo..." sang atasan hanya mengusap sikunya pelan mengingat sikutnya terbentur jalanan.
"Ah.. Ma.. Maafkan aku.." ucap sang penabrak menjauhkan tubuhnya.
"Hah.. Kau baik-baik saja?" tanya si pria berbaik hati membantu orang yang menabraknya berdiri.
"Aku baik-baik saja." Ucap gadis penabrak itu.
"Lebih berhati-hatilah. Bagaimana kalau yang kau tabrak itu anak kecil atau orang tua." Nasehat sang atasan sambil membersihkan jas belakangnya.
"Kalau itu lain persoalankan.."
"Hah.. Terserahmu saja." Ucap pria itu meninggalkan sang gadis layaknya tidak ada yang terjadi.
-Caffe-
"Yang biasa." Ucap pria itu begitu duduk di tempat biasa dia duduk jika mendatangi caffe ini.
"Maaf men... Ah?! Kau yang tadi!"
"Ya.. Jangan berteriak begitu." Ucap si pria merasa terganggu aktivitasnya dengan teriakan sang pelayan. "Ah.. Kau rupanya.."
"Se.. Selamat menikmati.."
"Ada apa dengannya." Ucap sang pria bingung dengan pelayan yang tadi sempat menabraknya langsung kabur masuk ke dapur.
"Si.. Silahkan."
"Aku tidak ingat memesan ini." Ucap sang pria menatap cake yang disuguhkan sang pelayan yang tadi kabur.
"Pe.. Permintaan maaf karna sudah menabrak." Ucap sang pelayan.
"Oh.. Terima kasih CL?" ucap sang pria membaca name tag di baju sang pelayan. "Nama yang aneh."
"Ja.. Jangan seenaknya memanggil nama kecilku!"
"Kalau kau tidak mau namamu di sebut jangan gunakan name tag dan jangan bekerja di tempat yang sudah pasti menggunakan name tag untuk memudahkan para pelanggan mengingat nama pelayan yang menerima pesanan mereka.." komentar sang pria bingung dengan sikap gadis bernama CL ini.
"Maafkan dia tuan."
"Sudahlah.. Bukan masalah bagiku." Ucap Seungri menikmati pesananya. Begitu selesai ia segera bangkit untuk kembali ke kantornya.
"Tu.. Tunggu!"
"Huh? Ohh.. Kau CL.. adaapa?" tanya pria itu menatap gadis yang menghentikan langkahnya tepat di depan caffe.
"Permintaan maaf sudah berteriak di dalam dan membuatmu malu. Aku tidak tau kalau kau pelanggan utama kami." Ucap gadis itu menyerahkan cup kopi.
"Tidak masalah bagiku." Usap pria itu menerima cup itu dan berlalu pergi
-jam 12 malam, di depan kantor-
"Huh.. Dugaanku benar.. Berkas itu benar-benar menyita waktu." Ucap pria itu menghampiri mobilnya yang baru saja di antarkan security perusahaannya.
"Pulang terlambat lagi tuan Seungri?" tanya sang security terlihat akrab dengan atasannya itu.
"Begitulah.. Andai berkas-berkas itu dikerjakan dengan teliti aku tidak akan pulang selarut ini." Komentarnya.
"Hahahaha.. Tapi tuan sebaiknya jangan terlalu sering pulang selarut ini. Tidak baik untuk kesehatan." Saran sang security.
"Aku tau itu. Terima kasih ahjusshi." Ucap pria itu sedikit tersenyum.
"Anda baik-baik saja tuan?" tanya sang security lagi.
"Huh?"
"Anda terlihat menahan sakit. Apa akibat tabrakan tadi siang?"
"Aku tidak apa-apa.. Hanya terkilir mungkin.. Aku bisa tangani." Ucap pria itu menaiki mobilnya dan melaju pergi meninggalkan kantornya.
Mobil mewah itu melaju dengan kecepatan standar, sang pengemudi memang tidak suka memacu mobilnya diluar batas kalau memang tidak dibutuhkan, selain itu cuaca memang sedang kurang bersahabat. Hujan salju tengah menyelimuti kota Seoul hari ini. Perjalanan terasa sangat sunyi karna memang tidak ada yang mau keluar di jam segini dengan cuaca begini sampai tiba-tiba sesuatu atau seseorang muncul tiba-tiba di depan mobil itu, membuat sang pengemudi harus banting stir karna kaget dan agar sesuatu atau seseorang itu tidak ia tabrak.
"YA! Aish! Apa aku menabrak?" ucap pria itu masih dalam keadaan kaget luar biasa. Perlahan iapun keluar dari mobilnya dan menghampiri benda yang hampir ia tabrak itu. "He.. Hey... Kau baik-baik saja?" tanyanya berjongkok dan menggoyang bahu gadis yang nyaris mati ia tabrak.
"U.. Ungh..."
"YA! KEMBALI KESINI KAU!"
"Akh?!" bukannya menjawab begitu mendengar teriakan seorang pria dari balik gang spontan gadis itu bangkit dan berusaha kabur.
"He.. Hey! Tunggu!" melihat orang yang nyaris ia tabrak akan kabur iapun spontan menahan tangan gadis itu.
"Lepaskan aku!"
"Kalau kau bermaksud kabur darinya itu tidak akan berhasil dalam keadaanmu yang seperti ini. Ikut aku!" ucap pria itu menarik tangan gadis itu masuk ke mobilnya dan segera tancap gas. "Kau baik-baik saja?" tanyanya mengulang pertanyaannya yang belum terjawab.
"Un.. Kenapa kau menolongku?" ucap gadis itu menunduk, meremas ujung rok pendeknya.
"Bukankah wajar saling menolong orang yang dalam kesulitan? Dan lagi kau ini sepertinya suka sekali menabrak atau ditabrak ya, CL.. Tadi siang menabrakku sekarang mobilku. Lalu.. Siapa pria tadi?"
"Ma.. Mantanku."
"Hmphh..."
"Jangan tertawa!"
"Di zaman seperti ini masih ada saja yang aneh-aneh seperti itu." Komentarnya tidak bisa menahan tawanya.
"A.. Apa maksudmu?"
"Ya.. Yang seperti itu.. Mengejar mantan.. Karna apa? Kau punya hutang padanya?"
"Ti.. TIDAK! Enak saja!"
"Tidak perlu marahkan kalau itu memang tidak benar." Komentar pria itu singkat penuh keseriusan. "Jadi kau ting.. Aish.. Dia tidur?" ucap sang pria tidak percaya dengan gadis itu.
TBC
