Sadarkah kalian bahwa yang namanya 'jatuh cinta' itu memang sesuatu yang egois?

Hinggap seenaknya saja di dalam hati, mengakar utuh hingga tak mampu melepaskannya.

Perasaan yang mampu membuat kita melakukan hal diluar batas, jika tak mampu mengenyahkan keegoisan yang timbul.

Dan, yang lebih menyusahkan lagi...

Cinta itu datang karena sesuatu yang sebenarnya biasa saja, bahkan tidak begitu penting. Bukan hal yang jika difikirkan menjadi 'pupuk' penyubur perasaan itu.

Hanya karena mereka terlihat sedikit 'berbeda' di mata kita.

Dan, kadang ia datang karena seseorang yang sesungguhnya tidak akan kita dapatkan.

Tidak akan pernah kita gapai hatinya.

Seutuhnya.

.

.

©Masashi Kishimoto

FAN FICTION

AUTHOR :
SilentPark Vindyra

-DIFFERENT : COMPLICATED-

CAST :

Find out by yourselves! :3

WARNING!
Typo, absurditas, cerita nggak jelas, bahasa payah, dll.

.

.

DON'T LIKE IT? NO PROBLEMO. JUST ENJOY IT.

HAPPY READING~


.

CHAPTER 0 : PROLOGUE


.

Percayakah kalian pada cinta seseorang yang bahkan belum genap berusia empat belas tahun?

Ya, pernyataan cinta yang kesekian kalinya diterima oleh seorang gadis yang berada di bawah pohon sekolahnya.

Hari ini adalah tahun ketiganya di SMA Konoha. Dan sudah tak terhitung berapa pernyataan, hadiah dan surat cinta yang ia terima selama bersekolah disana. Baik di dalam sekolah maupun dari luar sekolah.

Tapi, pernyataan cinta seorang anak SMP?

Hal konyol macam apa itu?

"Sarada nee-chan, jadilah pacarku!"

Uchiha Sarada, gadis bermata onyx dibalik kacamata merah yang ia kenakan memasang wajah yang tidak dapat dijabarkan.

Seseorang berambut kuning yang ia tahu adalah anak dari sahabat sang Ayah tiba-tiba menghampirinya dengan wajah penuh percaya diri, memanggil namanya kemudian mengatakan sesuatu yang...

Aneh.

"Err... Boruto, apa maksudmu?"

"Kau masih bertanya? Bukankah sudah sangat jelas?"

"Apa—maksudku, kau menghampiriku dari sekolahmu hanya untuk itu?"

Seorang anak laki-laki bermata shappire blue, warisan fisik Ayahnya, bernama Uzumaki Boruto berdecak seraya menyilangkan kedua tangan di depan dada.

"Kau berfikir kalau aku mengerjaimu?" tanyanya dengan nada sarkastik.

"Uhm—bukan begitu... umm, maksudku, sejujurnya iya."

"Karena aku empat tahun lebih muda darimu?"

Sarada seketika memutar bola matanya, "Iya."

Oh, ayolah. Seorang anak SMP tahun kedua menyatakan perasaan pada seorang siswi SMA tahun ketiga. Bukankah itu sangat lucu? Bagaimana bisa Boruto berfikir bahwa ia menyukai seseorang yang usianya berada jauh diatasnya? Itu pasti hanya lelucon anak SMP zaman sekarang.

Boruto dan Sarada sudah saling mengenal sejak dulu. Orang tua mereka sering berpergian bersama untuk jalan-jalan sambil membawa mereka. Boruto yang Sarada kenal ialah seorang anak laki-laki yang sering mengeluh karena kesibukan Ayahnya yang luar biasa dan sering menjahili adik dan teman-temannya. Bahkan ia pernah menggambar wajah Ayahnya dengan ekspresi yang sangat aneh untuk mengungkapkan kekesalannya. Tipe-tipe pemuda kekanakan.

Dan secara mendadak ia menyatakan perasaan pada Sarada. Dihadapan seluruh siswa SMA disana. Dibawah pohon yang berada di gerbang.

Weird.

Pasti ada sesuatu yang ia sembunyikan. Itulah yang ada dalam fikiran gadis cantik tersebut sekarang.

Boruto pun balas memutar bola matanya seraya berujar, "kolot sekali fikiranmu itu, Sarada nee-chan."

"Maaf, tapi aku memang lebih tua darimu, Boruto," jawab Sarada dengan urat yang muncul di pelipisnya. "Dan aku juga akan memilih yang lebih tua dariku untuk menjalin hubungan. Aku tidak tahu apa yang kau rencanakan, tapi, sekali lagi, maaf, rencanamu gagal," lanjutnya panjang.

"Oh, ayolah, Sarada nee-chan. Akan menyenangkan, kok, punya kekasih yang lebih muda empat tahun darimu."

"Terserah. Tapi jika kau mau mendengar jawaban tegas, akan kukatakan, tidak."

Sarada hendak bergegas meninggalkan Boruto ketika tiba-tiba pemuda itu maju dan menghalangi langkahnya.

"Hei, kembalilah ke sekolahmu, Boruto! Cukup sudah, ini benar-benar menarik perhatian!" Sarada berdesis tanda kesal.

Boruto memilih menghiraukan perkataan gadis dihadapannya dan memandangnya lekat-lekat, seakan menangkap Sarada dalam pandangannya.

Boruto tahu, Sarada hanya menganggapnya sebagai adik laki-laki yang harus belajar menjadi pemuda yang mandiri dan dewasa. Namun, siapa yang bisa menyalahkan perasaan yang sudah keburu hinggap dalam dadanya itu?

Persetan kata orang yang berujar dengan sadis bahwa itu bukanlah cinta, yang mengatakan itu hanyalah perasaan sesaat karena ia sudah sangat mengenal dan sering bersama dengan Sarada.

Dan persetan dengan umurnya yang baru akan genap empat belas tahun. Ia hanya tahu jika ia memang sudah jatuh cinta.

Tentu hanya pada gadis dihadapannya ini.

"Aku tahu, aku hanya anak SMP ingusan, Sarada nee-chan. Tapi aku sangat tahu, kalau aku sedang jatuh cinta padamu."

"Nah, dari bahasamu saja sudah jelas kau masih kanak-kanak. 'Sedang'. Tandanya kau masih labil."

"Kalau begitu, aku sudah jatuh cinta padamu."

"Kau koreksi karena aku mengoreksinya."

Boruto menghela nafasnya berat, ia bingung bagaimana caranya untuk meyakinkan Sarada tentang perasaannya.

"Sudahlah, Boruto," ujar Sarada sambil menepuk bahu pemuda tanggung dihadapannya. "Lebih baik kau kembali ke sekolahmu. Cepatlah atau kau akan terlambat."

Melihat Boruto yang bergeming di tempatnya, dengan langkah cepat Sarada bergegas menuju gedung sekolahnya. Namun langkahnya terhenti sejenak seraya ia membalikkan tubuh untuk berbicara singkat pada Boruto.

"Aku sudah punya seseorang yang kusukai. Yang jelas ia jauh lebih tua dan dewasa."

'Ah. Sudah kuduga dia akan bicara begitu,' batin Boruto menghela nafas kembali.

Saat Sarada melanjutkan langkahnya, giliran Boruto yang membalikkan tubuh sambil meneriakkan kalimat yang kembali membuat Sarada terhenti.

"Kalau begitu akan kubuat kau berfikir bahwa anak kecil lebih baik dari yang tua dan dewasa! Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku, Sarada nee-chan!"

Sambil berlari keluar untuk kembali ke sekolahnya, Boruto terkekeh sambil membayangkan betapa merahnya wajah Sarada saat ini.

"Lihat saja. Aku pasti akan membuatmu berpaling padaku, Sarada nee-chan!"

Sementara Sarada, yang wajahnya sudah semerah tomat, memilih untuk bersikap seolah tidak terjadi apapun walau seluruh mata sudah memandang padanya.

Ia membuka lokernya untuk mengganti sepatu sambil melihat sebuah foto yang ia tempel di dalam lokernya. Foto keluarganya bersama dengan Boruto, adiknya dan kedua orangtuanya.

"Hah, ya ampun, dia sungguh berbeda dari kalian, Naruto-san, Hinata-san," gumamnya sambil terkekeh sejenak.

Sarada kembali melangkah menuju kelasnya, tetap dengan ekspresi seakan tidak terjadi apapun barusan.

.

.

.

.

Cinta itu memang kejam dan egois.

Kehadirannya membuat seseorang jadi berharap yang tidak-tidak.

Seperti yang sedang kualami saat ini, Uchiha Sarada.

Bahkan, aku sampai tidak dapat menceritakan pada Papa dan Mama tentang laki-laki yang aku sukai.

Pernyataan yang paling kuharapkan tidak akan pernah kudapatkan. Aku tahu itu memang mustahil.

Sangat mustahil.

Karena itu, kurasa dengan memandangnya dan memikirkannya dalam hati selama beberapa detik kurasa sudah cukup.

Walaupun terkadang aku juga memikirkan kemungkinan yang ada untuk mendapatkan hatinya, dan aku langsung merasa menjadi perempuan paling jahat di dunia.

Tapi... aku nggak bisa menyalahkan perasaanku, bukan?

Seharusnya aku juga tidak menjawab pernyataan Boruto seperti itu, walaupun aku yakin ia hanya main-main.

Meski harus kukatakan bahwa yang tadi itu tidak pernah kusangka.

Aku kembali membayangkan seseorang yang kusukai sambil berjalan menuju kelasku, senyumku mengembang saat memikirkannya. Ah, ternyata aku memang sangat menyukai orang itu.

"Yang jelas, aku memang menyukai seseorang yang lebih tua dan dewasa darimu, bahkan dariku. Boruto."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TO BE CONTINUED...


Oh My God. Author kembali dengan cerita baru...

Readers : WOI, AUTHOR! LANJUTIN DULU ITU MY HEART'S FLOWER!

My Heart's Flower sedang dalam proses pengerjaan setelah author mengalami stuck dalam proses pengembangan ceritanya. Karena author sedikit mengubah ceritanya jadi bingung lagi. Duh, payah banget emang. Payaaah.

Prolog ini pun juga gak jelas. Gak jelas. Tapi author harap di chapter selanjutnya bisa menjadi cerita yang disukai. Hiks. Rencananya fiction ini akan berjumlah 3 atau 4 chapter. Di chapter selanjutnya baru akan kita ketahui siapa yang disukai Sarada. Muehehe /? Atau kalian sudah bisa menebak siapa yang disukai Sarada? Duh :(

Oke. See you at next chapter~