"Namaku Asakura Yui desu, Yoroshiku."

"Arisato Minato."


Awal pertama kali aku bertemu denganmu, kau selalu bersikap dingin padaku, iie aku rasa kau juga bersikap dingin pada semua orang yang kau temui. Aku tidak tau alasan kenapa kau bersikap seperi itu, tapi entah kenapa kita seperti pernah bertemu disuatu tempat, yang aku sendiripun tidak tau dimana. Aku seperti pernah mengenalmu, bahkan mungkin sangat mengenalmu, padahal kita baru saja bertemu bukan?.


"Lepaskan aku atau kita berdua akan jatuh Arisato-kun."

"Aku tidak akan pernah melepaskanmu apapun yang terjadi."


Saat aku hampir jatuh dari tartarus dimalam ketikah aku mendapatkan personaku, kau sama sekali tidak melepaskan tanganku. Kau terus menggenggamnya bahkan ketikah aku sudah aman sekalipun, seolah tidak ingin melepaskannya. Sejak saat itu aku jadi ingin lebih mengenalmu, dan mungkin ini pertama kalinya aku menyukai seseorang.


"Apa yang sedang kau masak?."

"Ah Arisato-kun, aku sedang memasak sup, mau mencicipinya?."

"Boleh."

"Hati-hati itu masih pan-."

"Auch."

"Mou aku sudah bilang untuk hati-hati kan."

"Go-gomen, tapi ini enak."

"Pfftt, hahahaha."

"Kenapa kau tertawa?."

"Iie cara kau mengatakannya benar-benar lucu Arisato-kun, hahaha."


Kau ingat saat kau mencicipi masakanku, kau mengatakan enak dengan wajah datar tapi sorot matamu berbinar-binar. Awalnya aku sempat bingung mengartikannya, tapi melihat wajahmu seperti itu, untuk pertama kalinya aku bisa tertawa dengan lepas, seolah tidak ada beban sama sekali. Ya kau yang pertama kali bisa membuatku tertawa seperti itu.


"Ne A-Arisato-kun, ada yang ingin aku katakan, se-sebenarnya aku mencitaimu."

"Aku juga mencitaimu."

"Eh be-benarkah, kau tidak bohongkan Arisato-kun?."

"Apa aku kelihatan berbohong?."

"Ka-kalau begitu, mulai sekarang kita berpacaran ya, dan aku akan memanggilmu Michan, bolehkan?."

"Tentu saja, aku juga akan memanggilmu Yuichan."


Diatap sekolah itu aku menyatakan perasaanku, dan kau menjawabnya dengan senyum yang tidak pernah kulihat selama aku mengenalmu. Tapi entah kenapa perasaanku jadi tidak enak seolah kita tidak akan bertemu lagi, seolah kau akan pergi jauh dari sisiku.


"Hiks…Michan jangan tinggalkan aku hiks…."

"Gomene Yuichan, aku harus melakukannya, ini demi semua orang."

"Ta-tapi."

Cup~

"Aku berjanji kita akan bertemu lagi Yuichan."


Aku ingat saat kita melawan Nyx, saat dimana kau menyegelnya dan terakhir kali kau menciumku serta harus meninggalkanku. Seharusnya aku yang menyegelnya tapi kau yang malah menggantikanku. Kau tau sejak saat itu aku terus menyalahkan diriku sendiri, menyalahkan ketidak berdayaanku untuk menyelamatkanmu. Aku masih berharap kalau itu semua hanya mimpi.


"Yuichan apa yang kau lakukan."

"Gomene Yukari-san, tapi ini yang seharusnya sudah kulakukan sejak dulu."

"Apa maksudmu Yui?."

"Seperti apa yang tadi Aegis sampaikan Mitsuru senpai, kita harus menyegel Erebus supaya dia tidak membangkitkan Nyx kembali bukan?."

"Jangan-jangan kau akan."

"Tidak bisa Yui, aku sudah berjanji pada Arisato untuk menjagamu, kita pasti bisa mengalahkanya bukan?."

"Tidak ada waktu lagi senpai, kita harus segera menyegelnya, atau mereka semua akan mati."

"Ta-tapi."

"Akihiko senpai, aku adalah seorang great seal, sudah seharusnya aku menyegel para shadow bukan?, bahkan seharusnya aku yang menyegel Nyx bukan Michan, karena itu aku akan tetap menyegelnya."

"Arigatone minna, dan sayonara."

"YUIIII."


Kami sempat berpikir dengan tersegelnya Nyx, maka dark hour dan para shadow sudah tidak ada. Tapi pemikiran kami salah besar, justru musuh baru yang lebih kuat datang. Aku sempat dibuat bingung dengan masa lalu yang terus diputar layaknya kaset yang telah rusak. Walau kami cukup kesulitan, tapi kami berhasil mengatasinya. Tapi sepertinya kejadian masa lalu harus terulang kembali dimana kami sekali lagi harus mengorbankan seseorang untuk dijadikan great seal. Karena itulah aku mengajukan diriku untuk membayar kesalahanku saat aku tidak bisa menyelamatkanmu. Walau aku harus merasakan kesepian dan kegelapan, tapi ini untuk semua orang, lagipula aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi bukan. Aku hanya bisa berharap dikehidupan selanjutnya kita akan bertemu lagi.


"Dingin dan gelap, aku bahkan tidak bisa melihat, apa ini yang juga dirasakan Michan saat menjadi great seal, aku juga tidak tau sudah berapa lama aku disini, rasanya sangat sepi."

"Yuichan."

"Eh aku seperti mendengar suara Michan."

"Yuichan bertahanlah aku akan menyelamatkanmu."

"Michan, MICHAN."


Saat aku sudah putus asa dalam kegelapan itu, aku mendengar suaramu kembali. Kau tau awalnya aku pikir hanya halusinasiku saja, tapi setelah aku membuka mataku dan melihatmu tersenyum sambil memelukku, aku percaya kalau semua ini bukanlah mimpi. Aku hanya bisa menangis bahagia saat tau kau baik-baik saja, saat tau kau tidak mengingkari janjimu. Dan ya saat tau kalau ternyata aku punya adik baru, walaupun dalam hal ini dia adalah diriku yang satu lagi, tapi aku senang karena aku tidak akan sendirian lagi.


PERSONA © ATLUS

PERSONA 4: NEW ADVENTURE © SHERRYSAKURA99

COVER © SHERRYSAKURA99

.

WARNING: OC, OOC (mungkin), cerita ini mengikuti jalan cerita Persona 4 dan jika ada yang kurang mengerti jalan ceritanya atau banyak kesalahan Typo mohon di maklumi.

PS: Disini Arisato Minato masih hidup, dan dia umurnya masih 18th.

Genre: Friendship, Adventure, Mistery, Romance, Humor (mungkin, walau humornya agak garing).

Rate:T

Pair: Arisato Minato X Oc (Asakura Yui)


Chapter 1: New Adventure


-Place: Asakura House-

"Apa yang sedang kau tulis Yuichan?." Tanya Michan sambil memeluk leherku.

"Ah aku sedang menulis cerita." Jawabku tanpa mengalihkan pandangan dari laptop putih didepanku.

"Aku tau kalau kau seorang penulis, tapi istirahatlah kau membutuhkanya." Ucapnya sambil mengecup pucuk rambutku.

"Hai, sebentar lagi Michan tinggal sedikit lagi."

"Baiklah, oneechan sudah membuatkan makan malam, aku akan menunggumu dibawah ya." Michanpun melepaskan pelukanya kemudian keluar dari kamarku, sedangkan aku kembali menekuni aktifitasku.

"Yosh tinggal sedikit lagi."

Namaku Asakura Yui, umurku 17th,tinggiku sekitar 160cm dengan berat 40kg, mempunyai surai kuning terang dan iris mata berwarna ungu gelap. Sedangkan tadi adalah kekasihku namanya Arisato Minato umurnya sekarang menginjak 18th, dia mempunyai surai berwarna biru gelap yang poninya menutupi mata kirinya dan mata yang warnanya sama seperti rambutnya. Ah mungkin kalian sedikit bingung dengan tulisan yang ada diatas tadi. Biar aku ceritakan sedikit, aku pernah melawan para shadow dan bergabung dengan SEES. Itu terjadi sekitar dua tahun yang lalu waktu umurku masih 15th, saat itu aku mendapatkan beasiswa ke Gekkoukan High School tepat satu bulan setelah orang tua angkatku meninggal. Kenapa orang tua angkat karena sebenarnya aku sendiri tidak tau orang tua asliku, mereka membuangku setelah aku dilahirkan. Dan keluarga Asakuralah yang menemukanku dan mengangkatku menjadi anak mereka, aku juga mempunyai seorang kakak perempuan namanya Asakura Akiko yang merupakan anak kandung dari mereka. Aku mengetahui kalau aku anak angkat ketikah tau bahwa rambut serta mata mereka berbeda dengan miliku. Tapi walaupun begitu aku tetap menyayanginya. Orang tua angkatku bekerja sebagai ilmuan di perusahaan Kirijo dan mereka meninggal karena sebuah insiden yang menyebabkan beberapa orang terluka dan juga banyak orang yang meninggal, ah termasuk orang tua Michan juga menjadi korban dalam insiden tersebut, mungkin inilah sebabnya aku mendapatkan beasiswa serta tinggal di asrama Iwatodai. Waktu itu aku sekelas dengan Michan, Yukari-san, dan juga Junpei-kun yang berada dikelas 2F. Kalian pasti bertanya-tanya kenapa aku yang baru berumur 15th sudah berada di kelas dua?, jawabanya itu karena aku lompat kelas, ya aku cukup pintar dalam bidang akademik, sehingga aku bisa langsung naik kelas dua.

"Oneechan makan malam sudah siap ayo kita makan." Teriak Yuki dari arah dapur.

"Baiklah aku akan segera turun." Jawabku merenggangkan badanku sebentar kemudian mulai beranjak dari kamarku.

Aku menuju ruang makan yang letaknya berada di lantai 1, karena kamarku sendiri berada dilantai 2. Setelah sampai disana aku melihat Michan, Yukichan, oneechan, dan orang yang sudah lama sekali aku tidak bertemu denganya.

"Minakochan kau ada disini." Ucapku riang sambil berlari kearahnya.

"Emm, kebetulan sekali menejer memberiku hari libur, jadi aku putuskan saja untuk datang kesini, habis aku merindukan oniichan dan oneechan sih." Jawabnya sambil memeluku.

Dia adalah Arisato Minako umurnya sekitar 15th, mempunyai surai merah pendek dan iris yang sama seperti rambutnya. Dia merupakan adik Michan, walaupun sebenarnya dia adalah diri Michan yang satu lagi, karena suatu alasan sisi lain dari kami berdua dapat hidup layaknya manusia biasa, tapi anehnya mereka berdua berbeda gender dengan kami. Itu karena Minako adalah perempuan sedangkan Michan adalah seorang laki-laki. Itulah yang terjadi pada Yuki yang merupakan sisi diriku yang satu lagi. Asakura Yuki adalah seorang laki-laki, mempunyai surai putih perak dengan iris yang berwarna kuning keemasan, umurnya sama seperti Minako 15th. Mereka berdualah yang mengeluarkanku dan Michan dari great seal. Awalnya aku sempat bingung bagaimana menjelaskannya pada oneechan soal Yuki, tapi dengan cerita yang dibumbui sedikit kebohongan oneechanpun percaya dan akhirnya mengangkat Yuki menjadi salah satu dari keluarga kami. Yuki sekarang hanya siswa biasa di salah satu sekolah yang terdapat di Tokyo dan juga membantu oneechan, karena oneechan membuka toko kue yang cukup terkenal di Tokyo. Sedangkan Minako menjadi seorang idol terkenal, bahkan sampai ke luar negeri, jadi jarang sekali aku bertemu dengannya. Aku sendiri, seperti yang dikatakan Michan tadi, aku seorang penulis dengan pen name Eurydice, nama yang sama seperti nama personaku. Beberapa karyaku sudah banyak yang dipublikasikan, ada juga yang dibuat film, anime, bahkan gamenya. Sejauh ini yang tau aku seorang penulis hanya Michan, oneechan, Yuki, dan Minako saja.

"Minakochan kau makan malam disini saja ya." Pinta oneechan sambil tersenyum.

"Tentu saja Akiko neechan aku memang berencana untuk makan malam disini." Jawab Minako dengan semangat.

"Yosh, mari kita makan." Ucapku duduk dikursi samping Michan diikuti Minako yang duduk disebelah Yuki.

"Itadakimasu." Ucap kami semua bersamaan dan mulai memakan masakan buatan oneechan.

"Nee Yuichan, Minatochan, kalian jadi pindah sekolah ke Yasogami?." Tanya oneechan disela-sela makan malam kami.

"Tentu saja, habisnya kami tidak bisa melanjutkan kembali di Gekkoukan, mengingat teman-teman kami sudah lulus semua, lagipula Mitsuru senpai juga merekomendasikan kami kesana." Jawabku.

"Bagaimana kalau kalian tinggal saja dirumah paman Ryotaro."

"Siapa itu neechan."

"Ah iya kau belum pernah bertemu paman Ryotaro ya, istrinya adalah adik dari okaasan, sayangnya istrinya meninggal karena kecelakaan lalu lintas, dia bekerja sebagai polisi dan kebetulan bertugas di Yasoinaba, aku bisa menelponya dan memintanya agar kalian berdua bisa tinggal disana selama satu tahun, dari pada kalian menyewa apartemen."

"Bagus juga bagaimana denganmu Michan, apa kau setuju?." Tanyaku menoleh kearah Michan.

"Aku sih setuju saja, asal bisa bersamamu." Jawabnya sambil tersenyum yang seketikah membuat wajahku memerah.

"Baiklah sudah diputuskan, nanti aku akan menelpon paman Ryotaro, jadi kapan kalian akan berangkat?."

"Satu minggu lagi, kami akan berangkat." Jawabku sambil tersenyum.


~P4:NA~


Satu minggu kemudian~

"Tidak ada yang tertinggal kan?." Tanya oneechan pada kami berdua.

"Ini sudah semua kok neechan." Jawabku sambil meraih tas ranselku juga beberapa tas kertas yang merupakan oleh-oleh untuk paman Ryotaro.

"Lagipula barang-barang kami sudah dikirim kemarin kan." Lanjut Michan yang mendapat anggukan tanda setuju dariku.

"Ah iya aku lupa, saa kalau begitu ayo kita berangkat." Ucap oneechan yang langsung masuk kedalam mobil diikuti oleh aku, Michan, dan juga Yuki.

Sebenarnya oneechan dan Yuki hanya mengantar kami sampai setasiun. Awalnya oneechan ingin mengantar kami sampai Inaba, tapi langsung aku larang mengingat jarak dari Tokyo menuju Inaba cukup jauh, aku tidak ingin membuat oneechan sampai kecapean. Sesampainya distasiun, kami langsung naik kereta jurusan Yasoinaba dan tak lupa berpamitan pada oneechan dan juga Yuki sebelum kami berangkat. Aku memilih duduk dikursi samping jendela, sedangkan Michan duduk disebelahku.

"Kau tau Michan, aku cukup lelah." Ucapku melepas headphoneku dan meletakan kepalaku dipundak Michan.

"Tidurlah, jika sudah sampai aku akan membangunkanmu." Ucapnya sambil mengelus rambutku. Karena terbuai dengan elusan Michan yang membuatku nyaman, akupun mulai tertidur di pundaknya.

-Place: Uknown-

"Ukh, dimana aku." Gumanku begitu aku membuka mataku.

Saat ini aku berada seperti di limousine dengan beberapa botol minuman yang aku yakini bahwa itu bir yang terletak berjejer disamping tempat duduk. Tapi yang membuatku kaget adalah dua orang yang sekarang sedang duduk didepanku. Dua orang itu yang membuatku dan Michan memiliki persona, dan juga harus menandatangani kontrak aneh. Dua orang itu…

"Igor?, dan kau emm Margaret ya?." Ucapku sambil menujuk kearah mereka berdua.

"Ah kau masih mengingat kami nona, khu…khu…khu." Ucap Igor sambil menyeringai.

"Hah tentu saja, kau yang membuatku dan Michan terjebak dalam kontrak aneh itu, tapi kenapa aku ada disini?, bukannya kontrak itu sudah selesai?."

"Kontrak anda memang sudah selesai nona, hanya saja kami ingin meminta bantuan anda untuk menolong tamu kami yang lain." Ucap Margaret tersenyum padaku.

"Tamu kalian yang lain?, apakah itu berarti akan terjadi sesuatu di Inaba?."

"Bisa dibilang seperti itu, tapi jangan khawatir anda tidak akan sendirian, karena kami juga mengundang seseorang untuk ikut membantu anda." Ucap Igor sambil melirik kesampingku. Akupun ikut menoleh kesampingku dan terkejut mendapati Michan duduk disana.

"Michan."

"Yuichan, kita ada dimana?." Tanyanya sambil melihat kesekeliling, dan dia cukup terkejut melihat Igor berada didepannya.

"Welcome to velvet room, senang sekali bertemu dengan anda lagi tuan." Ucap igor sambil menyeringai.

"Kenapa kami ada disini? bukannya kontrak kami sudah selesai?." Tanya Michan, yang sama seperti pertanyaanku tadi.

"Kami ingin meminta bantuan kalian, karena itu kami mengundang kalian kemari." Jawab Margaret.

"Bantuan?."

"Benar kami ingin agar kalian membantu tamu kami yang lain dalam menjalankan misinya."

"Maksudmu melawan para shadow?."

"Benar tuan."

"Tapi bukanya Nyx sudah musnah?."

"Memang benar, entah karena suatu alasan lain mereka muncul kembali, tapi kali ini bukan karena Nyx."

"Maksudmu ada musuh lain yang membangkitkan para shadow?." Tanyaku pada Margaret.

"Bisa dibilang seperti itu."

"Siapa yang telah membangkitkannya?" Tanya Michan.

"Kami sendiri tidak tau, karena itu kami meminta bantuan kalian untuk mencari tau." Jawab Margaret.

"Jika memang ini menyangkut para shadow, bisakah kau tidak melibatkan Yuichan?." Ucap Michan menundukan kepalanya yang sontak membuatku kaget dengan perkataannya.

"Kenapa nona Yui tidak boleh ikut terlibat?." Tanya Margaret pada Michan.

"Aku tidak ingin membuatnya terluka lagi, apalagi sampai dalam bahaya."

"Tidak bisa Michan, kalau kau ikut dalam misi ini aku juga akan ikut." Teriakku berdiri dari kursi dan menghadap kearah Michan.

"Tidak, aku tidak akan mengizinkanmu Yui, apa kau lupa bagaimana kondisimu saat kau keluar dari great seal, bahkan kondisimu jauh lebih parah dariku saat itu." Jawab Michan yang ikut berdiri dari posisi duduknya.

Memang benar sih apa yang dikatakan Michan, waktu itu kondisiku sangat memprihatinkan. Tubuhku sangat kurus bahkan seperti hanya terdapat tulang dan kulitnya saja, wajahku sangat pucat seperti tidak ada kehidupan disana, aku bahkan sempat tidak bisa menggerakan tubuhku selama beberapa hari. Berbanding terbalik dengan Michan yang kondisinya masih tetap sama sebelum dia menjadi great seal.

"Tetap saja aku mau membantumu Michan." Ucapku sambil menundukan kepalaku.

"Ta-tapi."

"Pokoknya apapun yang terjadi aku akan tetap ikut misi ini, aku tidak ingin kehilangan Michan lagi, aku ingin selalu disampingmu, karena itu aku akan tetap ikut suka atau tidak suka." Lanjutku. Ya aku tidak ingin kehilangan Michan lagi, sudah cukup kami dipisahkan karena kejadian dimasa lalu, aku tidak ingin kami berpisah lagi. Kalaupun Michan pergi aku juga akan pergi. Michan sempat terdiam dengan perkataanku barusan, dia seperti ingin berbicara sesuatu tapi buru-buru dipotong oleh Igor.

"Sayang sekali tapi nona Yui harus ikut karena ini memang misi kalian berdua."

"So-souka, baiklah kau boleh ikut, tapi tetaplah disampingku agar aku bisa melindungimu." Ucap Michan sambil tersenyum yang aku balas dengan senyuman dan wajah bahagia.

"Wakatta, tapi bukanya persona kami sudah hilang ya?." Tanyaku pada Margaret.

"Persona utama kalian masih ada kok."

"Maksudmu Orpheus dan Eurydice?." Tanya Michan.

"Ya mereka masih ada ditubuh kalian karena mereka sudah menjadi satu dengan kalian." Jawab Margaret sambil tersenyum.

"Dan satu lagi kekuatan wild kalian sudah tidak berfungsi lagi jadi kalian tidak akan bisa menggunakan persona lain, tapi jangan khawatir kami akan memberikan satu persona lagi untuk kalian." Lanjut Igor masih dengan seringai yang terpampang diwajahnya.

"Persona lagi?, persona yang mana?." Tanyaku.

Igor mengeluarkan dua kartu tarot dimejanya dan munculah dua persona yang sudah kami kenal karena dua persona itu muncul saat pertama kali kami mendapatkan persona.

"Thanatos." Ucap Michan sambil melihat tepat dimana monster dengan peti mati yang mengelilinginya sedang berdiri didepannya.

"Hera." Ucapku melihat tepat dimana sosok wanita cantik yang memakai topeng dengan mata berwarna merah menyalah, dan surai kuning keemasan yang bergelombang dengan mahkota berwarna perak diatasnya, serta memakai gaun berwarna putih yang panjang sampai kakinya dan membawa tombak di tangan kananya sedang berdiri didepanku.

"Ulurkan tangan kalian kedepan dan mereka akan menjadi milik kalian kembali." Perintah Igor yang langsung dituruti oleh kami berdua.

Kami mengulurkan tangan kanan kami dan mereka berubah menjadi kartu tarot. Untuk Thanatos dia berubah menjadi kartu Death, sedangkan untuk Hera dia berubah menjadi kartu Sun. Dan juga ada satu kartu fool disamping mereka, yang sempat membuatku bingung, untuk apa kartu itu?. Seakan mengerti akan kebingunganku, Margaret segera menjawabnya.

"Kartu fool itu untuk persona kalian yang asli, dan kalian tidak membutuhkan evoker untuk membangkitkan persona kalian." Ucap Margaret, seketikah kartu itu masuk kedalam tubuh kami.

"Cotto, jika tidak menggunakan evoker lalu kita menggunakan apa?." Tanyaku yang masih bingung dengan kata-kata Margaret.

"Kalau itu kalian akan segera mengetauinya nanti khu…khu…khu." Jawab Igor.

"Satu hal lagi, untuk misi ini kalian harus menunggu." Lanjut Margaret.

"Dan sampai saat itu tiba kita akan bertemu kembali, jadi sampai jumpa." Ucap Igor dan seketikah pandanganku menjadi gelap.

-Place: Train-

Aku membuka mataku, sepertinya aku kembali kedunia nyata dan terlihat Michan juga telah bangun dari tidurnya.

"Michan kau sudah bangun." Tanyaku sambil melihat kearah Michan.

"Ya, aku tidak menyangka kalau aku bermimpi berada di velvet room, dan ada kau disana." Ucapnya memperbaiki posisi duduknya.

"Eh aku juga sama, aku bermimpi berada disana dan ada Michan juga."

"Eh jangan-jangan."

"Itu tadi bukan mimpi." Ucap kami bersamaan.

"Kalau itu memang bukan mimpi, berarti memang akan terjadi sesuatukan." Ucapku sambil memasang pose berpikir.

"Ya sesuatu yang menyangkut persona dan para shadow."

"Tapi Margaret bilang kita harus menunggu, apa itu artinya tamu mereka belum datang?."

"Mungkin bisa dibilang seperti itu, yang jelas apapun yang terjadi jangan pernah jauh-jauh dariku, mengerti."

"Hai Michan, tenang saja aku tidak akan pernah menjauh dari Michan." Jawabku tersenyum sambil memeluk lengan Michan.

"Tapi ngomong-ngomong kereta ini sepi sekali, mungkin hanya ada beberapa orang disini." Ucap Michan sambil melihat kesekeliling.

"Kau benar, mungkin karena Yasoinaba hanya sebuah kota kecil, lebih mirip seperti pedesaan, lihat saja dari tadi aku hanya melihat bungkit dijendela." Ucapku sambil menunjuk keluar jendela. Tak lama kemudian terdengar suara pengumuman tanda bahwa sebentar lagi kami sampai di Yasoinaba.

"Terima kasih sudah berkendara bersama kami, sesaat lagi kita akan sampai dipemberhentian terakhir, stasiun Yasoinaba, silahkan bersiap-siap untuk turun." Ya kira-kira seperti itulah pemberitahuannya.

Segera kami mengambil tas yang berada diatas kami dan berdiri didepan pintu keluar kereta. Keretapun berhenti dan kami langsung keluar dari kereta tersebut. Keadaannya benar-benar sepi bahkan seperti tidak ada orang sama sekali. Ketikah kami keluar dari stasiun kami disambut oleh seorang pria berambut coklat pendek dan seorang anak kecil yang berambut sama dengannya berada disampingnya.

"Oh kalian sudah sampai ya." Ucap pria tersebut, aku rasa dia adalah paman Ryotaro yang pernah diceritakan oneechan.

"Ano apa kau paman Dojima Ryotaro?." Tanyaku memastikan.

"Ya, namaku Dojima Ryotaro, kau Yui kan, kakakmu pasti sudah bercerita kalau mendiang istriku adalah adik dari ibumu."

"Hai, oh ya yang ada disampingku ini namanya Arisato Minato, dia juga akan ikut tinggal dirumah paman." Ucapku sambil memegang pundak Michan.

"Doumo." Ucapnya sambil sedikit membungkukan badanya.

"Aku sudah dengar dari kakakmu kalau kalian sepasang kekasih, tapi aku harap kalian tidak melakukan hal-hal yang aneh sebelum wakunya, kalian mengerti." Ucap paman Ryotaro dengan wajah serius.

"Hai, wa-wakatta." Jawab kami berdua dengan wajah sweetdrop.

"Ne yang dibelakang paman itu siapa?." Tanyaku sambil melihat anak kecil yang bersembunyi dibelakang paman Ryotaro.

"Ah iya dia adalah anakku namanya Nanako, Nanako berikan salam pada mereka." Perintah paman sambil tersenyum.

"Ko-konichiwa." Ucapnya sambil malu-malu dan terlihat sangat imut dimataku, akupun langsung memeluknya karena keimutannya tersebut.

"Ka-kawaii." Ucapku dengan background bunga-bunga disekelilingku, yang sontak membuat Michan sweetdrop.

"Hahaha, sepertinya kau suka sekali dengan anak kecil ya." Ucap paman sambil tertawa.

"Tentu saja, dari dulu aku ingin punya adik perempuan, namaku Asakura Yui desu, panggil saja Yui neechan, dan aku akan memanggilmu Nanachan, kau mengerti." Ucapku sambil tersenyum.

"Bo-bolehkah aku memanggilmu oneechan?." Tanya Nanako ragu-ragu.

"Tentu saja."

"Kalau begitu aku akan memanggilmu oneechan." Ucapnya sambil tersenyum yang aku balas dengan senyuman diwajahku.

"Lebih baik sekarang kita pulang, kalian pasti capek bukan?." Usul paman dan mendapat anggukan tanda setuju dari kami.

Kami segera masuk kedalam mobil paman dan meninggalkan stasiun menuju rumahnya. Selama perjalanan hanya diisi keheningan sampai paman membuka percakapan.

"Aku dengar dari kakakmu kau sempat menghilang selama satu tahun, sebenarnya apa yang terjadi sampai kau menghilang?." Tanya paman padaku. Akupun bingung harus menjawab apa, hah kenapa juga paman harus menanyakan hal seperti itu. Melihat aku yang mulai kebingungan akhirnya Michanlah yang menjawab pertanyaan paman.

"Apathy Sindrom."

"Eh apa maksudmu?." Tanya paman yang masih tidak mengerti kata-kata Michan. Aku segera memutar otak untuk melanjutkan kata-kata Michan. Kenapa aku tidak memakai alasan yang dipakai Mitsuru senpai saat menjelaskanya pada oneechan, ah mungkin itu yang ingin disampaikan Michan, dia ingin aku menggunakan alasan itu.

"Begini paman tau kan kalau dua tahun yang lalu di Iwatodai pernah terjadi kasus misterius yang membuat korban menjadi gila dan ada juga yang bunuh diri, mereka menyebutnya Apathy Sindrom." Jelasku pada paman. Paman sempat terdiam sesaat, mungkin sedang mengingat-ingat kasus apa yang terjadi di Iwatodai.

"Ah aku ingat memang ada kasus seperti itu di Iwatodai, tapi apa hubungannya denganmu Yui?." Tanya paman setelah berhasil mengingat kasusnya.

"Sebenarnya…"

"Yuichan mengalami Apathy Sindrom, yang mengakibatkan dia harus koma dirumah sakit selama satu tahun." Lanjut Michan dengan nada datar.

"Bukan hanya aku Micha-ah maksudku Minato juga mengalami hal yang sama sepertiku." Ucapku.

"Apakah sampai separah itu oneechan?, apa kalian sekarang sudah tidak apa-apa?." Tanya Nanako dengan raut wajah khawatir.

"Daijoubu Nanachan, kami baik-baik saja kok." Jawabku sambil tersenyum.

-Place: Dojima House-

Akhirnya sampai juga dirumah paman, rumahnya sederhana sih tapi terasa nyaman. Paman masuk kedalam rumah itu diikuti oleh Nanako, aku dan Michan yang mengekor dibelakangnya.

"Baiklah aku sudah membagi kamarnya, Minato kamarmu ada dilantai atas sebelah kiri, sedangkan Yui kau satu kamar dengan Nanako, sebenarnya aku punya satu kamar kosong diatas tapi kamar itu untuk keponakanku yang akan pindah satu bulan lagi, jadi tidak apa-apakan kalau kau satu kamar dengan Nanako?." Tanya paman padaku.

"Aku tidak keberatan kalau Nanachan mengijinkan." Jawabku mengerling kearah Nanako.

"Daijoubu desu, aku malah senang kalau bisa satu kamar dengan oneechan." Jawabnya sambil tersenyum.

"Kalau begitu kalian bisa langsung merapikan barang-barang kalian." Ucap paman yang langsung mendapat anggukan tanda setuju dari kami.

"Ne oneechan kochi-kochii, aku akan membantu oneechan membereskan barang-barang oneechan." Ucap Nanako sambil menarik tanganku menuju kamarnya sedangkan aku hanya bisa mengikutinya.

Sesampainya dikamar Nanako, aku langsung memasukan pakaianku kedalam lemari dibantu oleh Nanako. Setelah itu aku meletakan laptop putihku di meja belajar dan juga empat buah figura kecil yang didalamnya ada fotoku dan Michan, yang satu lagi adalah fotoku dan juga anggota SEES, lalu yang satu lagi adalah fotoku, neechan, Yuki, Michan, dan juga Minakochan, dan yang terakhir adalah foto kedua orang tua angkatku bersama aku yang berumur 10th dan oneechan yang kira-kira berumur 17th.

"Apakah ini foto oneechan dengan Minato-san?." Tanya Nanako menunjuk kearah fotoku dan Michan saat aku meletakan bingkai terakhir dimeja belajar.

"Hai, itu diambil saat kami sedang ditaman hiburan waktu aku masih sekolah di Gekkoukan, ah kau bisa memanggil Michan dengan sebutan oniichan kok." Ucapku sambil tersenyum.

"Baiklah, ne kalau foto yang ini?." Ucapnya sambil menunjuk figura yang berada disebelahnya.

"Ah ini fotoku dan temanku serta senpai yang tinggal diasrama, kebetulan waktu itu aku dan Michan tinggal diasrama yang sama."

"Souka, kalau yang disebelahnya?." Tanya Nanako sambil menunjuk figura yang ada disebelahnya.

"Em ini fotoku dengan neechan, adikku, Michan, dan juga adik Michan."

"Ale aku seperti pernah melihat wanita ini sebelumnya." Ucap Nanako sambil menunjuk foto Minako.

"Namanya Arisato Minako, mungkin kau pernah mendengar nama Nakochan disuatu tempat."

"Ah dia yang menyanyikan soundtrack Loveline, dan juga menjadi seiyuunya bukan?."

"Loveline?, oh ya kalau tidak salah dia dapat job menjadi seiyuu untuk anime anak-anak dengan judul itu."

"Eeeh, jadi Minato niichan punya adik seorang idol?."

"Ya begitulah."

"Keren, bisahkan kapan-kapan aku minta tanda tangannya neechan?."

"Jika tidak sibuk aku bisa mengajaknya kemari." Ucapku sambil tersenyum.

"Hountoni?."

"Hai."

"Yatta, arigatone oneechan, ne kalau yang berambut putih ini siapa?."

"Dia adikku, namanya Asakura Yuki."

"Begitu ya, kalau foto yang terakhir?." Tanya Nanako sambil menunjuk ke figura yang ada disampingnya.

"Ah ini foto orang tuaku." Jawabku mengambil figura itu.

"Paman dan bibi ya, mereka cantik dan tampan, tapi kenapa rambutnya berbeda dengan oneechan?."

"Itu karena aku adalah anak angkat mereka." Jawabku sambil tersenyum.

"Eh anak angkat?."

"Hai, aku tidak tau siapa orang tua asliku, mereka membuangku saat aku baru lahir, lalu aku ditemukan oleh mereka dan mereka mengadopsiku."

"So-souka, gomene karena sudah menanyakan hal itu." Ucap Nanako menundukan wajahnya.

"Iie daijoubu, lagipula aku bersyukur bisa bertemu dengan mereka, walaupun hanya sesaat tapi aku bahagia." Ucapku mengembalikan figura tadi ditempatnya sambil tersenyum.

"Karena aku sudah membereskan semua barang-barangku, bagaimana kalau kita memasak untuk makan malam?." Usulku.

"Oneechan bisa memasak?."

"Tentu saja, aku akan memasakan makanan yang enak."

Kami keluar dari kamar tepat saat Michan juga keluar dari kamarnya, akhirnya kami berdua sepakat untuk memasak bersama mengingat Michan juga sering memasak sewaktu masih diasrama, tentu saja dibantu oleh Nanako yang mencuci bahan-bahan yang akan dimasak. Setelah jadi kami memakanya bersama-sama dengan paman yang diselingi dengan obrolan ringan dan sedikit bercanda, aku rasa aku akan betah berada disini.


To Be Continue


#Curhatan Author#

Saya membuat cerita baru, kali ini saya mampir ke fandom persona, ya walaupun agak sedikit terlambat.

(Minato: bukan hanya sedikit)

(Yui: tapi sudah sangat terlambat Author-san)

Hidoii tidak masalah kan, ya semoga cerita ini bisa dinikmati, bagi yang ingin melihat bagaimana OC saya bisa diliat di cover, dan jangan lupa tinggalkan REVIEW YA…!.


See You Next Chapter 2: New Friend