This story belong to Jjokkomi, not mine i just translate it. Please don't re-upload it ^^
sorry for typo(s).
it's yaoi and kaisoo an xiuhan fanfiction.
don't like don't read!
Kyungsoo berumur enam tahun, akan berumur tujuh tahun di musim dingin ini, dan berada di kelas pertama sekolah dasar. Dia anak terkecil, selalu menjadi yang paling pendek di kelas. Dia pendiam dan sopan dan menarik perhatian salah satu teman sekelasnya. Seorang Kim Jongin, yang berkulit tan dan lebih tinggi dari bayi mungilnya. Hanya 2 hari lebih muda dari Kyungsoo sendiri, anaknya memberitahunya tentang itu dengan semangat kemarin.
Luhan pikir ia orang tua yang penyabar dan pengertian. Menjadi ayah dari seorang malaikat kecil seperti Kyungsoo, ia tidak perlu khawatir apakah Kyungsoo akan mendapat masalah di sekolah atau rangking jelek. Dia tidak perlu membujuk Kyungsoo agar membereskan mainannya atau memaksanya pergi tidur. Ia mendapatkan sifat rajin dari Dad-nya, Minseok. Hal yang di turunkan Luhan hanyalah mata dan hidungnya. Diluar hal itu Kyungsoo seluruhnya memiliki kepribadian Minseok, membuatnya terkadang tersenyum bangga pada anaknya.
Namun nyatanya Luhan tidak menjadi penyabar kepada anak lain, tidak juga pengertian. Terutama pada Kim Jongin karena jelas sekali terlihat bahwa ia menaksir anak mungilnya yang berumur enam tahun. Awalnya itu terlihat manis, melihat bocah lelaki itu merona dan memainkan tangannya ketika berbicara dengan anaknya.
Tapi sekarang itu benar-benar mengganggu. Karena Jongin terlalu sering 'menyentuh' untuk anak kelas satu sekolah dasar. Selalu menempel pada 'hyung'nya, mengikutinya kemanapun dan mencium pipinya.
Luhan benci itu. Ia tidak suka bagaimana Kyungsoo tersenyum dan merona karenanya. Sialan, mereka baru berumur enam tahun. Mereka seharusnya bermain bersama dan saling mendorong, bukannya berciuman dan bergandengan tangan.
"Kau melotot lagi... pada bocah umur enam tahun," Minseok berkomentar saat mereka duduk di kursi taman, sambil membolak balik majalah bisnisnya.
Luhan mencaci karena ia yakin ia tidak memelototi bocah berumur enam tahun, kecuali ia benar melakukannya. Dia pasti akan masuk neraka.
"Well... tidak seharusnya bocah berumur enam tahun mencoba menggoda bayiku." Dengan marah ia menyilangkan tangannya dan cemberut.
Hari ini mereka berada di taman, orang tua Jongin mentraktir anak-anak mereka makan es krim, untungnya mereka tidak ada di sekitar untuk menyaksikan Luhan memelototi anak mereka.
Mereka punya 2 anak, kakak lelaki Jongin kelas 3 sekolah dasar, bernama Taemin yang terkadang ikut menginap.
Kim Joonmyun dan Kim Jongdae adalah orang baik, pikirnya. Namun mereka perlu mengajarkan si bungsu tentang batas pribadi.
Minseok memutar bola matanya akan kelakuan menggelikan Luhan. Dia sudah seperti itu semenjak 2 minggu awal sekolah dimulai. Sekarang sudah hampir liburan thanksgiving dan ia masih belum bisa menerima kenyataan anaknya memiliki penggemar.
"Mereka berumur enam tahun, Luhan," tekannya, menurunkan majalahnya dan menghadap suaminya untuk tujuh tahun itu. Ketika Luhan mulai berguman dan bahasa cina, ia tahu ia tidak diperhatikan. Menghela nafasnya, ia kembali dengan majalahnya setelah memeriksa ponselnya.
"Daddy, daddy!" Luhan melihat ke depan dan tersenyum saat Kyungsoo melompat lompat ke arahnya, Jongin mengekori dibelakang, tangan kecilnya menggenggam milik kedua orang tuanya. Ia menghela nafas, menyadari kunjungan sudah hampir selesai. Ia tidak tahu lagi berapa lama ia harus berurusan dengan bocah Kim.
Saat anak-anak itu sudah menghabiskan es krim mereka, mereka saling berucap sampai jumpa dan Luhan tersenyum paksa saat Jongin menyium Kyungsoo di pipi, semua orang tersipu sementara ia menahan diri agar tidak menampar seseorang.
Ketika mendudukkan Kyungsoo di kursinya, dia melihat potongan kecil kertas timah terpasang di jemari mungilnya. Saat ia menanyakan Kyungsoo menjawab dengan semangat.
"Jonginie memberinya padaku! Kami akan menikah!"
Luhan memucat dan meneriakkan nama Minseok sebelum keluar dari mobil.
this one belong to Jjokkomi too :3
thanks for read.
review or flame, anyone?
see ya in next chap~
.
.
Orange Sea
