CheolSoo Love Story
Chapter I: Love at First Sight?
Seventeen Fanfiction.
Rating T (Belum mau menjerumuskan kok)
Seungcheol x Jisoo (CheolSoo)
[!] BxB. Gaje. OOC. Typos. Alur kecepetan. DLDR.
A/n: Anggaplah para cast disini memiliki umur yang tidak berbeda jauh 8") Ini juga bayanginnya CheolSoo era Adore U yak. Semoga tulisan saya yang ini tidak membingungkan /deep bow
©Lee Mico Malfoy
.
.
.
"Choi Seungcheol!" Dan lagi teriakan tersebut memenuhi telinga Seungcheol. Pria dengan surai blonde dengan sentuhan warna ungu itu menoleh.
"Apa lagi noona?" Seungcheol mendapati seorang wanita dengan rambut maroon panjangnya mendelik galak ke arahnya.
"Sudah ku bilang berapa kali, kau harus mengikuti kelas susulan bahasa Vampire! Kau mau dapat nilai 0? Oh aku tidak mau bertanggung jawab pada paman dan bibi Choi nantinya. Bukan karena kau murid baru disini, artinya kau bisa bebas dari pelajaran sebelum kau pindah." Omel Jihyun, si wanita dengan rambut maroon tadi.
Seungcheol hanya menghela nafas beratnya ntah untuk keberapa kalinya. Choi Seungcheol, seorang Vampire pureblood keturunan keluarga Le Boursier, merupakan siswa baru di sekolah luar biasa ini, Saint Vastumeer. Saint Vastumeer adalah sekolah tempat mendidik para Vampire, Werewolf, Elf, Centaur dan Siren agar menjadi creature yg baik. Atas rekomendasi kakak sepupunya Jihyun lah ia pindah kesini. Jihyun, lengkapnya Kang Jihyun, masih ada digaris keturunan Le Boursier juga. Umurnya di dunia manday (manusia) berbeda 3 tahun dengan Seungcheol, tapi disini? Mereka satu tingkat. Tapi tetap saja Noonanya ini memperlakukannya seperti anak kecil. Contohnya, sudah seminggu ini dia bersikeras menyuruh Seungcheol ikut kelas susulan bersama Sir Seunghyun. Bukannya tidak mau, Seungcheol hanya merasakan aura menusuk jika hanya harus berdua dengan masternya yang satu itu.
"Kau malah melamun! Ayo ikut aku!" Dan dengan tidak elitnya, Seungcheol terhuyung mengikuti tarikan kakak sepupunya ini.
.
.
.
"Jihyun!" Seungcheol ikut menoleh kala melihat seorang wanita melambai kearah mereka, ah tidak, ke arah noonanya.
"Haeryung! Ah sedang apa kau disini?" Tanya Jihyun nampak antusias bertemu dengan temannya yang sepertinya lumayan dekat ini.
"Aku baru saja mengantar sepupuku Jisoo untuk kelas Sir Seunghyun. Kau sendiri?" Jihyun melirik Seungcheol yang nampak acuh tak acuh disampingnya.
"Mengantar anak nakal ini masuk kelas juga. Aku duluan, sampai jumpa nanti!" Jihyun kembali menarik Seungcheol mengikutinya masuk kelas.
"Jadilah anak yang manis. Lagipula sepertinya kau tidak sendiri, jadi tak perlu tegang bersama sir Seunghyun nanti. Aku duluan, latihan Knight sepertinya sudah akan dimulai. Tenanglah, aku sudah minta izin telat untukmu pada sir Taekwoon. Maka dari itu jadilah vampire yang baik dan belajar dengan tenang, see you~" Jihyun tampak menepuk kepala Seungcheol sambil tertawa jahil lalu pergi begitu saja.
Ingin sekali rasanya Seungcheol memecat Jihyun dari daftar kakak sepupunya jika ia bisa. Teriakan kemarahan tak lupa Seungcheol serukan untuk kakak sepupu 'tersayang'nya tersebut, namun sayangnya Jihyun lebih suka mendengar suara merdu sir Taekwoon dilapangan karena dalam hitungan sepersekian detik, gadis berambut maroon itu sudah hilang dari pandangan si pria berdimple. Seungcheol yg teriakannya tidak digubris sama-sekali hanya mendengus kesal. Dengan berat hati ia mengambil tempat dibaris kedua paling depan dengan wajah sedikit tertekuk.
"Halo, murid kelas susulan juga? Kenalkan, namaku Hong Jisoo, kau bisa memanggilku Jisoo." Deg! Seungcheol tertegun kala melihat pria manis dengan poni coklatnya itu tersenyum ke arahnya sambil mengulurkan tangan. Salahkan Seungcheol yang terlalu sibuk mengomel pada kakak sepupunya, sampai-sampai ia tidak menyadari keberadaan pria manis disampingnya ini. Hei tunggu? Pria manis? Oh Seungcheol pasti terbentur, seenaknya memuji seseorang, bukan gayanya sekali.
"A-ah iya. Choi Seungcheol, panggil saja Seungcheol." Seungcheol menjabat lengan dihadapannya. Dan demi apapun, lengan yg kini ia jabat terasa begitu halus, dan terasa menyalurkan sengatan listrik yang terhubung langsung ke hatinya. Sebentar, hati? Seungcheol yakin ia benar-benar terbentur ranjangnya saat bangun tadi.
"Ah, boleh aku memanggilmu hyung? Seungcheol hyung?" Seungcheol yang saat itu otaknya mendadak berhenti bekerja hanya mengangguk sambil tersenyum yg ia yakini terlihat sangat aneh pasti. Yang ia fikirkan saat ini hanya bagaimana caranya ia bisa tidak terus-terusan memikirkan Jisoo yang ntah sejak kapan sepertinya merasuk ke dalam otaknya.
"Ekhem, apa kalian akan terus berpegangan tangan dan kelas kita batalkan?" Suara berat sir Seunghyun membuat keduanya menoleh. Dan sepertinya Seungcheol harus berterima kasih pada masternya kali ini, karena ia bisa menyembunyikan perasaan gugupnya di hadapan Jisoo untuk sementara waktu.
"Ah mohon maaf, mari kita mulai, sir."
.
.
.
"Seungcheol! Darimana saja kau!" Seungcheol yang masih terengah tak menjawab pertanyaan temannya tersebut.
"Yak! Kau tidak menjawab pertanyaanku!"
"Kelas susulan sir Seunghyun, Park-Cho-Rong-ssi." Jawab Seungcheol dengan wajahnya yg masih ditekuk. Jelas membuat Chorong merajuk kesal.
"Kau ketinggalan, tadi Myungsoo bertarung dengan Jihyun tau." Jungkook yang juga berada disitu mulai buka suara. Ah fyi, mereka sekarang sedang berada dilapangan tempat para Knight biasa berlatih.
"Oh ya? Siapa yang menang?" Seungcheol mendadak antusias.
"Tentu saja kakak sepupumu yg buas macam singa itu. Aku kena cambuk dan itu sakit." Myungsoo tampak mengusap bagian belakangnya yg membuat Seungcheol tertawa riang. Kapan lagi seorang Kim Myungsoo dipermalukan?
"Ah kenapa kau tidak merekamnya sih, Jeon? kan lumayan untuk hiburan." Seungcheol masih agak terkikik, membayangkan bagaimana si Ace itu dicambuk dengan tidak elitnya oleh kakak sepupunya.
"Kau gila? Yang ada aku kena cambuk sir Taekwoon karena tak fokus." Jungkook mencibir.
"Eh ngomong-ngomong, noonaku kemana?" Seungcheol baru menyadari noonanya yang berisik itu tak terlihat sejak ia datang ke lapangan latihan.
"Bersama Vernon, katanya mau membantu sir Joohyuk untuk tugas latihan Knight minggu depan." Seungcheol mencibir.
"Modus. Pasti alasan supaya bisa berdua dengan Vernon." Sudah jadi rahasia umum sepertinya kalau kakak sepupunya ini menyukai temannya yang punya keturunan amerika tersebut.
"Hei, apa menurut kalian cinta pandangan pertama itu benar-benar ada?" Pertanyaan tak lazim yang dilontarkan Seungcheol jelas membuat ketiga rekannya langsung terfokus padanya.
"Hoi, Choi. Kau sehat?" Tanya Myungsoo sarkastis, sembari lengannya terulur menyentuh dahi Seungcheol.
"Aku sehat, Kim. Ayolah, jawab saja." Seungcheol sedikit merajuk.
"Sepertinya kau terbentur saat bangun tadi." Chorong terkekeh pelan, membuat pria berdimple itu bertambah kesal.
"Kau jatuh cinta pada pandangan pertama? Pada siapa? Cinta seperti itu memang ada, bukan hanya pada novel atau film saja." Bersyukurlah Seungcheol bahwa diantara 3 temannya ini masih ada salah satu yang kadang bisa waras.
"Aku hanya bertanya, Jeon. Tadinya aku kira aku terkena love potionnya anak Wizard haha." Seungcheol tertawa tanpa beban, padahal dalam hati ia masih berfikir, apa ia benar-benar jatuh cinta pada pandangan pertama pada Jisoo? Apa perasaannya ini sudah pantas disebut cinta?
"Huh, siapa juga yang mau memberi Love Potion pada Vampire aneh tukang tidur sepertimu." Kadang Seungcheol bingung, kenapa ia membiarkan gadis bermarga Park ini masuk di list rekan dekatnya.
"Sebentar, ngomong-ngomong soal Potion.. Tadi kita diberi tugas bertanya pada siswa kelas Wizard soal ramuan-ramuan yang bisa dipakai untuk survival game nanti." Ntah keajaiban dari mana Myungsoo tiba-tiba mengingatkan soal tugas. Hari ini sepertinya benar-benar hari yang sangat ajaib bagi Seungcheol.
"Oh iya juga. Ah, kalian sudah ada rencana berkonsultasi pada siapa?" Jungkook yang sedari tadi diam mulai angkat suara kembali.
"Aku mau bertanya pada Joohyun. Sesama wanita lebih mudah untuk saling mengerti dan memahami." Sahut Chorong sambil mengangguk-anggukan kepalanya dan ditanggapi lirikan dan cibiran malas dari Seungcheol, hah dasar Wanita.
"Aku... Dengan Chanyeol sajalah." Sahut Myungsoo setelah berfikir sejenak.
"Nana noona mungkin tidak akan keberatan jika aku sedikit bertanya padanya. Bagaimana dengan kau, Seungcheol?" Seungcheol menoleh sekilas ke arah Jungkook.
"Ah, pada Gayoung tentunya. Siswa kelas Wizard yg cukup dekat denganku kan cuma dia." Sahut Seungcheol yg hanya diikuti anggukan Jungkook.
"Kalau begitu tunggu apalagi? Sepertinya Miss Taylor sudah menyelesaikan kelasnya. Kita langsung serbu saja mereka! Ada berita baru yang harus Joohyun tau!" Seru Chorong diikuti tawa renyahnya.
"Dasar penggosip."
.
.
.
"Gayoung~ Gayoung." Pria blonde tersebut tampak kebingungan di kelas berdinding kaca tersebut. Jungkook, Chorong dan Myungsoo sudah menemukan Partner bertanyanya. Sedangkan ia sudah berkeliling diruangan penuh tumbuhan-tumbuhan ini tapi belum juga melihat batang hidung gadis berambut ikal tersebut sama-sekali.
"Seungcheol hyung?" Dan Seungcheol merasa dunianya mendadak berhenti kala mendengar suara lembut menyapa pendengarannya. Retinanya menangkap sosok pria manis yang ikut sekelas bersamanya dikelas tambahan bahasa Vampire tadi.
"Jisoo? Kau di kelas wizard juga?" Seungcheol memasang wajah agak kaget. Pasalnya, sejak ia pindah, ia sering ke kelas wizard untuk bertemu Gayoung sekedar untuk bertukar cerita atau bertanya tugas pelajaran umum, tapi ia tak pernah bertemu Jisoo sama sekali.
"Ah iya. Aku Wizard juga. Hyung mencari Gayoung? Ia sedang tidak hadir. Katanya, ada urusan dunia manday yabf harus ia selesaikan." Jelas Jisoo. Dan Seungcheol kembali hanya mengangguk-angguk seperti orang bodoh. Konyol memang, kenapa ia benar-benar mati kutu didepan pria manis ini?
"Ah begitu rupanya. Mungkin aku harus selesaikan tugasnya nanti saja. Terima kasih infonya Jisoo." Seungcheol tersenyum sambil berlalu. Berada di dekat Jisoo terlalu lama tidak baik untuk jantungnya, ah mungkin untuk hatinya juga.
"Hyung! Tunggu! Apa kau butuh bantuan tugas ramuan untuk survival nanti? Kenapa tidak bertanya padaku? Bukan karena aku murid baru, aku tidak tau apa-apa lho~" dan Gotcha! Seungcheol mematung ditempatnya. Bagaimana ini? Ini kesempatan yang baik supaya ia bisa mendekati Jisoo. Tapi terlalu dekat dengan Jisoo bisa membuatnya salah tingkah.
"Aku tidak memaksa. Jika kau butuh aku, datang saja ke kamarku. Asrama Vampire, kamar paling ujung dilantai tiga. Sampai jumpa, Seungcheol hyung." Jisoo berlalu dengan senyum manisnya. Dan Seungcheol? Masih membatu, efek melihat senyuman Jisoo barusan.
Hei. Mereka satu asrama. Hanya berbeda lantai, Jisoo dilantai tiga dan Seungcheol di lantai satu. Tapi kenapa mereka tak pernah bertemu? Oh Choi Seungcheol, salahkan dirimu sendiri yang terlalu senang berpacaran dengan kasur dan bantalmu setiap hari. Dan untuk pertama kalinya dalam seumur hidup, Seungcheol merutuki bodoh pada dirinya sendiri.
.
.
.
Jam menunjukan pukul 7 lewat 13 menit. Sebenarnya lewat jam 7 adalah jam bermalas-malasan bagi Seungcheol. Tapi tidak untuk hari ini, dengan segala keberaniannya ia mematut dirinya di cermin sekejap sebelum akhirnya keluar dari ruangan pribadinya untuk ke kamar Jisoo. Kalian harus tau, ia akan ke KAMAR JISOO. Oh Seungcheol mendadak antusias untuk hal ini.
"Woaaa, mau kemana kau? Tumben sekali sudah lewat jam 7 dan kau mau meninggalkan kekasih empukmu itu?" Jihyun yang sedang berada diruang tengah asrama menghentikan langkah Seungcheol sejenak.
"Benar juga. Tumben sekali. Kau sehat Seungcheol?" Jaehwan yang sedang duduk disamping Jihyun ikut berkomentar.
"Ini bukan urusan Jihyun noona dan Jaehwan hyung." Seungcheol menjawab dengan senyuman, itu membuat Jihyun dan Jaehwan yakin bahwa Seungcheol benar-benar tidak sehat.
"Kalau begitu, ini boleh jadi urusanku? Kita kan sahabat, bro." Pria blasteran amerika yang ditaksir habis-habisan noonanya ini mendadak berkomentar.
"Ini juga tak bisa jadi urusanmu, Vernon. Sudah ah, kalian ini menghambat usahaku meraih masa depan. Sampai jumpa!" Dan kalimat terakhir Seungcheol benar-benar membuat melongo ketiga orang yang berada diruang tengah tersebut.
"Ingatkan aku untuk membawa Seungcheol ke ruang kesehatan nanti." Ucap Jihyun.
.
.
.
Tok.. Tok.. Tok..
Tiga ketukan. Dan rasanya jantung Seungcheol berdetak tiga kali lebih cepat dari biasanya. Rasanya lebih gugup dari pertarungannya melawan Krakken minggu lalu.
"Seungcheol hyung? Ah ayo masuk." Dan Seungcheol kembali merasa dunianya berhenti ketika pria manis berponi itu mempersilahkannya masuk ke ruang pribadinya. Oh kalian harus tau, Jisoo sekarang mengunakan piyama berwarna biru laut bermotif kucing dan itu membuatnya puluhan kali terlihat lebih imut dari biasanya.
"Ah, apa kau sudah akan tidur? Aku mengganggumu?" Seungcheol memandang Jisoo yang menutup pintu kamarnya. Seungcheol amat sangat bersyukur, Tuhan begitu baik padanya hari ini.
"Ah tidak. Aku memang biasanya menggunakan piyama setelah mandi sore." Jisoo tersenyum sampai matanya terlihat sipit. Dan senyuman tersebut mampu membuat Seungcheol percaya bahwa malaikat itu ada. Berlebihan memang, tapi itu memang ciri seseorang yang jatuh cinta bukan? Ya, Seungcheol yakin sekarang bahwa ia benar-benar jatuh cinta pada pria manis ini.
"Oh iya hyung, hanya ada satu kursi disini. Apa hyung tidak apa jika kita belajar di ranjangku?" Tuhan benar-benar ingin membahagiakan Seungcheol hari ini. Hei tuan Choi, tolong cegah otakmu untuk tidak berfikir macam-macam selain bahan-bahan untuk ramuan dan tugasmu.
"Ah tidak apa. Aku pecinta ranjang kok." Jawab Seungcheol dengan cengirannya, sedikit tidak tahu malu memang.
"Baiklah, ayo kita mulai!" Jisoo dengan semangatnya mulai menerangkan soal ramuan-ramuan yang sekiranya dibutuhkan Seungcheol nantinya, dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat ramuan tersebut. Tapi sepertinya yang mendengarkan penjelasan tidak sepenuhnya fokus dengan apa yang Jisoo terangkan. Masa bodohlah dengan Double power potion, health potion atau apalah Seungcheol tak ingat semua. Ia hanya fokus pada wajah Jisoo yang nampak semakin manis dan cantik dari jarak sedekat ini.
"Jisoo, apa kau percaya soal Cinta Pandangan Pertama?" Pertanyaan Seungcheol yang melenceng dari topik membuat Jisoo menghentikan penjelasannya dan memandang Seungcheol dengan pandangan menyelidik.
"Kenapa hyung bertanya seperti itu? Hyung sedang jatuh cinta pada seseorang?" Seungcheol yang ntah kenapa rasanya tak sanggup berbohong didepan calon kekasihnya ini mengangguk sambil memamerkan cengirannya lagi. Eh tunggu, calon kekasih? Percaya diri sekali tuan Choi.
"Mungkin sih. Bagaimana menurutmu?" Ntah mengapa rasanya hati Jisoo sedikit tidak terima mendengar penuturan pria berambut blonde ini, tidak rela? Siapa sebenarnya yang membuat pria dihadapannya ini jatuh cinta? Ck, ayolah Hong Jisoo, itu bukan urusanmu. Jisoo meyakinkan dirinya sendiri.
"Ah yaa~ Ada saja hyung. Ku dengar, cinta macam itu memang ada. Bukan hanya di novel atau film." Jawab Jisoo dengan senyum yang terlihat agak kecut. Sedangkan Seungcheol hanya mengangguk-angguk tak jelas. Hening beberapa saat, ntah kenapa rasanya jadi awkward tiba-tiba.
"Hm, Jisoo.. Bagaimana menurutmu jika.. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama.. Padamu?" Jisoo berharap telinganya belum rusak sehingga salah mendengar perkataan Seungcheol barusan.
"Oke mungkin ini terlalu cepat, ntahlah.. Aku bukan pria yang pandai berkata manis, tapi rasanya aku sudah jatuh pada pesonamu sejak kita pertama berjumpa tadi. Kau boleh menyebutku aneh atau apapun, tapi.. Aku yakin bahwa perasaan yang ada pada hatiku ini benar-benar perasaan cinta. Aku mencintaimu, Jisoo. Jadi.. Kalau aku meminta kau menjadi kekasihku.. Apa kau bersedia?" Jisoo mengerjapkan matanya beberapa kali. Apa Seungcheol barusan menyatakan cinta padanya? Hei, mereka kan baru bertemu tadi pagi! Apa ini tidak terlalu cepat? Tapi sebuah perasaan menggelitik seperti ada jutaan kupu-kupu berterbangan didalam perutnya. Uh, apa Jisoo juga jatuh cinta pada pria blonde ini?
"Jisoo? Kau tak apa? Ah.. Aku tak apa jika kau menolakku. Aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku saja. Tak usah difikirkan, anggap saja aku tidak berbicara hal barusan." Seungcheol tersenyum kecut. Ntah kenapa, rasanya dunianya mendadak runtuh seketika. Bodoh sekali, baru bertemu beberapa jam dan sudah berani menyatakan perasaan cinta? Ia harus bersiap di cap aneh dan mungkin dijauhi Jisoo setelah ini.
"Bodoh. Bagaimana mungkin aku tidak memikirkan hal seserius itu! Aku tidak tau bagaimana perasaanku padamu yang sebenarnya. Tapi bukan berarti juga, aku menolakmu hyung." Seungcheol menatap wajah manis Jisoo, apa artinya ia boleh berharap dari kata-kata Jisoo barusan.
"Jadi... Aku punya kesempatan?"
"Hm.. Jika kau mencintaiku, buat aku yakin bahwa aku juga mencintaimu." Jawab Jisoo seraya menundukan kepalanya, wajahnya terasa memanas dan ia yakin wajahnya sedang memerah parah sekarang.
"Kalau begitu.. Aku diterima?" Dan sebuah anggukan kecil membuat senyum pria berdimple itu merekah.
"Boleh aku memelukmu?" Tanya Seungcheol.
"Tentu, hyung." Jawaban Jisoo lebih terdengar seperti bisikan, namun terdengar jelas bagi Seungcheol. Dan dalam sepersekian detik, pria manis itu sudah ada dalam rengkuhan Seungcheol.
"Terima kasih, Jisoo. Aku berjanji, aku akan membuatku benar-benar mencintaiku." Jisoo tak menjawab, hanya bergerak kecil menyamankan posisinya dalam pelukan Seungcheol yang terasa nyaman.
"Ah iya, tapi sebelum itu.. Boleh aku minta bantuan dulu darimu?" Seungcheol mengelus surai cokelat itu sayang.
"Hmm?" Hanya gumaman yang menjadi tanggapan dari Jisoo. Rasanya pelukan Seungcheol terlalu nyaman hingga membuatnya malas bahkan hanya untuk berbicara.
"Bantu jelaskan soal ramuan tadi dari awal, karena sejujurnya tadi aku tidak terlalu fokus mendengarkanmu." Jisoo melepaskan pelukan mereka sepihak.
"Jadi dari tadi hyung tidak mendengarkanku?" Bibir ranum itu terpout sempurna, untunglah otak waras Seungcheol masih berfungsi malam ini.
"Maaf, tadi aku terlalu sibuk memperhatikanmu. Habis, kau terlalu manis dan cantik untuk tidak diperhatikan." Jisoo mendelik.
"Dasar Vampire aneh menyebalkan." Dan suara teriakan Seungcheol karena cubitan pada perutnya menjadi pembukaan dari malam yang akan terasa panjang kali ini. Ia yakin, kekasih barunya ini akan membuatnya belajar serius malam ini.
Fin.
Beres. Udah. Piye? Gaje? Yha udah biasa 8") Ini sebenernya kisah cinta nyata di dunia rpw yang dirombak sana sini/? Semoga para tetua Epthatheon memaafkan saya yang seenak jidat bawa-bawa Vastumeer, dan teman-teman yang karakternya saya rombak juga seenak udel juga miyanek hajima :'v
Semoga fic ini bisa masuk list project berkelanjutannya Mico dan semoga gak mandet ditengah jalan karena kurang peminat atau kurang idenya :'v
Btw, makasih buat Baby Yoongi, Dandere-san, BSion, Eirlys Rin, Xiao Chims, vchim, Wonu1254, fikassss, petitepain, Miku Onekawa, safabelle, joscoups, rena anaknya babeh yang udah review di 2 ff cheolsooku kemarin. Yang udah fav juga makasih banyak ya 8") fav dan review kalian berharga sekali bagi author kurang ide kayak saya ini 8")
And then, mind to review my beloved reader?
