.

.

.

Our not so happy marriage

chapter 1

for #INOcentWhiteDay 2019

.

All characters belong to Naruto

by Masashi Kishimoto-sensei

.

.

.

Jam sebelas malam. Dan Naruto Uzumaki masih belum pulang juga. Sial.

Kesabaran Ino Uzumaki mulai habis. Hari ini ulang tahun pernikahan Naruto dan Ino yang ke tujuh tapi si kumis rubah itu masih juga belum tampak batang hidungnya. Ino sangat marah. Sebentar lagi api lilin akan padam dan ia mulai berpikir acara anniversary ini akan berakhir dengan menyedihkan.

Ya, Ino mendekorasi ruang tamunya seromantis mungkin untuk menyambut kepulangan suaminya. Tak ada lampu yang menyala, sebagai gantinya lusinan lilin merah yang menjadi pelita. Saat suaminya pulang, Ino akan langsung memeluknya, mengecupnya hangat lalu makan malam istimewa berdua di ruang makan mungil mereka.

Ada kue tar, ayam panggang, sebotol wine, dan coklat-coklat kecil, semua sudah tersedia rapi di meja makan. Ino terpaksa tersenyum tipis melihat itu semua. Tinggal menunggu suaminya pulang.

TAPI KENAPA NARUTO BELUM PULANG JUGAA?!!!

Ino berdiri gelisah di depan pintu ruang tamu. Tengkuknya mulai terasa dingin. Ia bahkan memakai gaun merah seksi backless yang memamerkan punggung putih mulusnya. Naruto pernah bilang ia menyukai punggung Ino. Jadi Ino memakai gaun itu untuk menyenangkan suaminya di hari istimewa ini. Dan jangan lupa high heels. Agar kakinya makin terlihat jenjang.

Jam sebelas lewat sepuluh menit.

Masih sunyi.

Ino menutup wajahnya. Hatinya kini benar-benar sakit. Sedari tadi hatinya dikoyak-koyak rasa gelisah. Dan ia sudah sampai di ambang batasnya. Kemarahan dan kesedihan bercampur. Bagaimana bisa suaminya melupakan hari seistimewa ini?

Brrak Brukk brakk...

Ino tercekat. Suara orang terseret-seret muncul di teras rumahnya. Segera Ino membuka pintu dan... perasaannya makin campur aduk.

Naruto pulang.

Ya, suaminya sudah pulang.

Dipapah oleh Shikamaru dan Sai, dua sahabat baik Naruto. Shikamaru menghela nafas sementara Sai tersenyum seadanya. Sasuke mendecih di samping mereka bertiga. Lalu matanya menatap Ino. Hanya sedetik kemudian mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Umm Ino, seperti yang kau lihat sendiri. Naruto mabuk. Kami mengantarnya pulang," kata Sasuke. Ino masih tercekat melihat keadaan suaminya yang sangat payah.

"Rumahmu mati lampu ya? Gelap sekali," sahut Shikamaru. Ino menggeleng pelan. Sai pun melangkah maju agar Naruto bisa digapai lebih dekat oleh istrinya. "Tadi ada acara perpisahan di kantor, maaf ya suamimu jadi lambat pulang," senyum Sai ramah. Ino diam saja, tangannya sibuk memapah Naruto agar masuk rumah.

"Sampai jumpa, Ino,"

Ino mengangguk, lalu menutup pintu rumahnya. Ketiga sahabat suaminya pun kembali naik ke mobil Sasuke yang terparkir di sebelah rumah Uzumaki.

"Heheeheeeheee..." Naruto cengengesan, sesekali cegukan. Wajahnya merah dan matanya sayu. Ino jengkel setengah mati melihatnya. Mana mungkin perayaan Anniversary akan lancar kalau suaminya teler macam orang bodoh begini?!

Ino mendesah kesal. Heels tajamnya menghentak lantai. Naruto terkulai jatuh dan memeluk betis indah istrinya.

"Ino, kenapa kau harum sekali? Kau habis makan kue ya?" celoteh Naruto ringan sambil tersenyum lebar. Ino menghentak sekali lagi.

"Hentikan, Naruto! Apa kau tak ingat ini hari apa?!" ketus Ino kesal.

"Hari Selasa,"

Ino menarik nafas. "Sudahlah,"

Kemudian Naruto bangun. Tanpa dinyana, si kumis rubah itu berkata, "Tenang saja sayang, aku tahu kok hari ini hari pernikahan kita" Naruto tersenyum manis. Mata Ino melebar, senyum mulai terbit di wajah flawlessnya.

"Tapi aku benci pernikahan, Ino. Aku mau bebas. Andai waktu bisa kembali, aku tidak mau menikah. Aku mau bebas," sendu Naruto. Lelaki itu cegukan lagi. Matanya sayu dan sedih. Menghancurkan senyum istrinya barusan.

*

*