Kami sebagai seorang servant akan setia selalu pada master yang telah ditentukan,Dipilihkan oleh Fuji-sama sebagai master kami.

Saat kami melanggar perintah Master kami,Kami siap menerima hukuman dari Master kami.

Dan kami siap mati hanya untuk melindungi Master kami.

Laksanakan janji-janji kalian tanpa cela!

~OUR FATE~

Desclaimer is Masashi Kishimoto

Inspiration from Fate/Stay Night

Rate: T

Genre: Mystery/Romance (a LITTLE BIT of romance)

This story is Original from Undeath Reika Last Uchiha

warning: OOC, Misstypo, OC

If you don't like this story just tell me!

.

.

Udara dingin menerpa kota kecil itu. Dan warna putih terlihat memenuhi jalanan. Putih,putih salju yang lembut dan dingin. Putih bak malaikat yang memberi harapan pada tiap anak kecil saat turun dari tempat asalnya. Ganas tak terkendali saat menyerang tanpa pandang bulu. Hanya modal nekat yang bisa melewati putih ganas ini.

Tap tap tap

Suara benturan sepatu dan jalan itu terdengar jelas. Mantel hitam panjang itu berusaha melindungi tuannya dari sang Putih yang mengamuk dengan ganasnya. Syal hitam yang melingkar di leher pemuda itu melambai-lambai diterpa angin. Rambut raven sang pemilik juga terlihat basah. Tangannya yang ditutupi oleh sarung tangan itu digosokkan berkali-kali.

Tap tap tap tap tap

Derapan langkahnya makin cepat seiring jarak rumahnya yang yang mendekat. Hangat dari api perapian membayangi dirinya. Dan langkahnya makin cepat lagi saat jarak antara dirinya dan rumahnya kian mendekat. Dan... Bingo! Wajah pucatnya menampilkan seringai tipis. Diraihnya gagang pintu rumahnya dengan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya merogoh kantong mantelnya. Tangannya mulai mengaduk-aduk kantong itu dengan liar. Tapi, setelah 1 menit mengaduk tak kunjung jua tangannya mendapatkan kunci logam itu.

"Sial! Aku lupa, Itachi membawa kuncinya!" batinnya panik. Tanpa berpikir apa-apa dia berbalik menghampiri Cafe di depan rumahnya tanpa menyadari dua pasang mata menatapnya dengan tatapan membunuh.

Klining!

"Benarkah dia Master ke enam?" tanya suara kecil yang terdengar tajam dan tidak sabaran.

"Ya. Aku yakin seratus persen dia anak dari Fugaku."

"Jadi sudah saatnyakah untukku Master?"

"Sabar saja Servant kecilku. Segala sesuatu pasti ada saatnya." seringai tergambar di wajahnya. "Sabar saja, dan tunggu saatnya." ucapnya lagi.

.

.

'Sabaku Cafe'

Itulah tulisan yang terpampang pada papan didepan Cafe itu. Sang pemuda raven itu membuka pintunya yang terbuat dari kayu jati dan mendapati seorang pelayan perempuan berambut pirang yang dikuncir empat. Sang gadis tersenyum lebar padanya sambil menyapanya.

"Hai Sasuke! Menu seperti biasa huh?"

"Hn. Arigatou Temari."

"Doitte!" jawabnya riang sambil melangkah ke arah dapur. Sasuke menghela nafas berat lalu melangkah menuju kursi tepat di sebelah sebuah jendela besar dengan gorden hijau.

Suasana Cafe itu memang ceria menyambut natal yang akan tiba. Di dekat pintu itu berdiri sebuah pohon natal berhiaskan lampu kerlap-kerlip. Tampak juga sebuah boneka salju buatan yang berdiri disebelah pohon itu. Tempat duduk yang menyerupai sofa dan juga meja dengan taplak berwarna merah dan hijau. Gorden berwarna hijau yang bertalikan warna merah menghiasi tiap jendela. Dan dari speaker Cafe itu terdengat suara lagu natal yang diputar. Lampu Cafe itu terlihat temaram tapi itu membuat suasana Cafe itu nyaman.

"Salju pembawa sial." batin Sasuke. Ia menutup matanya dan menopangkan dagunya ke tangannya yang berdiri tegak. Lamunannya buyar seketika saat tepukan menghampiri pundaknya. Dia menoleh dan mendapati pemuda berambut merah dan bertato kanji 'Ai' menatapnya sambil menyeringai. "Makan disini eh?"

"Hn... untungnya aku tidak membantingmu Gaara." jawab Sasuke sambil mendelik pada Gaara dengan tajam.

"Aku merasa tidak mengganggumu Sasuke." Jawab Gaara sambil mengangkat bahunya. Lalu dia duduk tepat di depan Sasuke. Pandangannya tertuju pada Jendela, "Sudah sepuluh tahun berlalu. Mungkin?"

"Ya. Sepuluh tahun." Jawab Sasuke pendek. Lalu menghela nafas. "Sepuluh tahun sejak kejadian itu."

"Kau belum bisa melupakan sepenuhnya?" tanya Gaara. Tangannya bermain-main di kaca jendela membentuk coretan tak berarti.

"Ya, sampai kutemukan pelakunya." tegas Sasuke. Dapat dirasakan tangannya mencengkram ujung taplak meja berwarna merah itu dengan keras.

"Oh! Your revenge is to big. Can you stop search the doer?" Gaara menolehkan kepalanya ke arah Sasuke. Tangannya berhenti bergerak dan menariknya ke atas meja.

"Heh! It's not easy to stop me Gaara." Sasuke memalingkan kepalanya pada Gaara dan tampak dia menggeram. "Whoever the doer, I-MUST-KILL-THE-DOER" eja Sasuke geram.

"You know, you search the doer for ten years. Don't you tired? Just let it pass Sasuke." Gaara menatap temannya dengan serius.

"But-"

"Sasuke! Ini pesananmu! Selamat menikmati!" tiba-tiba Temari menghampiri mereka, menghancurkan suasana adu perang mulut itu. Dia meletakkan sebuah Pie tomat, sup Tomat dan Kopi.

"Hn... thanks Temari." ucap Sasuke sambil meminum kopinya.

"Yeah! You're welcome!" ujar Temari. Kepala Temari bergerak ke arah Gaara dan mendelik tajam. "Hentikan jam istirahatmu sekarang dan kembali bekerja!" geram Temari. Sedangkan Gaara hanya menatapnya malas. Matanya seakan mengatakan Apakah-aku-harus-bekerja?

"Oh! Gaara! Apakah aku harus bersujud dulu untuk menyuruhmu bekerja? Setidaknya hargai perintahku ini!" Temari berkacak pinggang. Sepertinya Temari membaca sinyal kemalasan dari Gaara. Sambil menghela nafas Gaara berdiri mengikuti Temari yang berjalan lebih dulu ke arah dapur. Tapi, Gaara berbalik ke arah Sasuke dan berkata,

"You don't have any clue about the doer. You search the doer for ten years. Don't it make you tired?" tanya Gaara, lagi...

"No, Gaara. I must meet with the doer!" ucap Sasuke.

"Ok... I know you'll say that. If you get confused about the doer, just call me and I'll help you. Yeah.. maybe, I can ask to my Father (1) about the case in ten years ago.." dan Gaara melangkah pergi meninggalkan Sasuke yang menatapnya tak percaya.

"Thank you Gaara." ucapnya pelan.

.

.

"Oh jadi anak turunan Sabaku itu akan ikut turun tangan eh? Ini akan menjadi menarik!"

Klining!

"Apakah dia akan dibunuh juga Master?"

"Hmm... sebaiknya kita konsentrasi saja pada Uchiha Sasuke itu. Dan lihat, kita akan mendapatkan 'Holy Diamond' itu secepat mungkin. Oh ya, Rei (2) sebaiknya hentikan kebiasaanmu yang muncul tiba-tiba. Lonceng kecilmu itu membuatku kaget."

"Baiklah. Hatake-sama."

Dan kedua sosok itu menghilang secepat kilat.

.

.

(1): Ayahnya Gaara itu Kepala Polisi. Jadi segala macam seluk-beluk dia pasti tau!

(2): Kalau ada yang sadar "Rei" itu nama panggilanku, sebetulnya aku bukan maunya mampang nama. Cuman, dibalik nama itu ada keterangannya. XDD Jadi jangan salah sangka ya...

Hahahahaha! Ini memang masih sedikit untuk membuat readers penasaran! *tertawa bahagia* hehe... siapakah kedua orang yang mengintip Sasuke? Mungkin readers udah bisa menebak siapa yang ngintipin Sasuke. Apakah kejadian sepuluh tahun lalu? Siapakah pelaku yang dicari Sasuke? Bacalah OUR FATE ini minna-san! Chapter selanjutnya saya tidak yakin mau apdet kapan, sebab masih ada fic yang blom tuntas! Okelah untuk mendukung fic ini ayooooo~ ripiew!

Review please?

Sign, UnDeath Reika Last Uchiha

24/10/10