Noir Mademoiselle
A/N: Hai!
Ketemu lagi sama saia, arslan-luphly aniki!
Ini fic kedua saia di fandom -man, ngikutin mbak Ayayuki sih!
Katanya mbak Ayayuki disini bebas….
Oya, saia mau konfirmasi Yuufie a.k.a Nia buat jadi pacar Kanda! Kalo dirimu membaca fic ini, hubungi saia lewat hape, ya! Nomornya ada di profil saia!
Ups, kelamaan ngomong. Oke, selamat menikmati!
Disclaimer: -man masih betah nongkrong di rumahnya Hoshino Katsura-senpai….
Chapter 1
"Kau carilah, maka kau akan temukan.
Suara malaikat yang manis
Tersembunyi di antara kegelapan,
Terkubur di dalam kematian.
Carilah suara malaikat itu,
Karena dialah yang akan menyelamatkan dunia
Bersamamu.
Dialah, 'Noir Mademoiselle'."
Lavi terbangun. Sudah kelima kalinya dia mimpi seperti itu.
"Apa maksudnya mimpi itu? Mimpi nggak jelas…. Noir Mademoiselle? Apa lagi itu?"
Pintu kamarnya diketuk dari luar.
"Hei, baka usagi! Cepat bangun! Mau sarapan, nggak?"
Lavi mengacuhkannya. Paling dia akan turun sebentar lagi, melihat makanan habis disikat Allen Walker, temannya yang super rakus itu.
"BAKA USAGI!! BANGUN!!"
Lavi menutup badannya dengan selimut. Dia benar-benar malas turun setelah bermimpi aneh untuk yang kelima kalinya.
Kecuali untuk suara nyanyian yang satu ini. Lavi tak bias menolaknya.
Walaupun Lavi tak kenal lagu yang dinyanyikannya, lantunan nada dari suaranya yang lembut itulah yang dapat membangkitkannya.
-X-X-X-
Gadis yang baru saja menyanyi untuk membangunkan Lavi tadi bernama Crystalla. Dia anak yang manis.
Dia selalu bersama-sama Kanda, karena baginya, Kanda adalah 'kakaknya'.
Kanda sih hanya cuek saja, menanggapi reaksi dari teman-temannya di Black Order. Tapi sesungguhnya dia sangat menyayangi Crystalla seperti adiknya sendiri.
"Kakak Yuu, nanti kakak ada misi lagi, ya?" Tanya gadis itu.
"Iya, Alla. Memangnya kenapa?"
"Tidak. Tidak apa-apa."
Kanda menatap Alla-panggilannya buat Crystalla- yang bermain origami di sebelahnya. Kanda tahu gadis ini memiliki Innocence di suaranya. Tetapi Alla belum saja menyadarinya, walaupun Kanda sudah berusaha mengatakannya pada Alla.
"Halo!" Sapa Lavi riang.
"Huh, kemana saja kau? Si moyashi itu hampir menyikat semua makanan kalau tidak dicegah Lenalee dan Timcanpy." Ketus Kanda.
"Sorry, Yuu-chan. Sekaranng aku disini, kan?"
"Iya, baka usagi, dan itu membuatku kesal!"
"Ih, Yuu-chan kesalnya nggak ada alasan!" Goda Lavi sambil cengengesan.
Lavi beradu pandang dengan Alla tanpa sengaja. Alla hanya tersenyum malu-malu, lalu bersembunyi di balik coat yang dipakai Kanda.
"Kenapa?" Tanya Kanda.
"Alla malu, ah.... Tadi lihat-lihatan sama Lavi."
Lavi hanya tersenyum. "Hei, nggak perlu malu-malu, deh!"
Saat didekati Lavi, Alla makin menjauh sambil terkikik pelan.
"Baka usagi, jangan mengganggunya. Mau kucincang?" Ancam Kanda.
Lavi segera menghentikan aksinya.
Alla mulai bernyanyi lagi sambil pergi menjauh dari kantin, setelah diberi kode oleh Kanda.
"Dia gadis yang lucu, Yuu-chan." Komentar Lavi.
"Ya."
Lavi jadi ingin mencoba menanyakan pada Kanda soal mimpinya.
"Yuu-chan, aku mau tanya."
"Hmm?"
"Kau tahu apa itu 'Noir Mademoiselle'?"
Kanda menoleh pada Lavi. "Noir Mademoiselle?"
"Yep. Kenapa?"
Kanda kembali berkutat pada makanannya. "Noir Mademoiselle adalah sebutan untuk para gadis keturunan keluarga d'Castille di Paris, salah satu keluarga bangsawan yang secara turun-temurun memiliki Innocence. Innocence itu terletak di suara mereka."
"Mungkinkah Alla adalah keturunan dari keluarga d'Castille itu, Yuu-chan?"
Kanda masih cuek. "Aku tidak tahu."
Tapi, kalau Innocence para gadis keluarga d'Castille itu ada di suara mereka.... Lavi mencium sesuatu.
"Yuu-chan, apa yang kau temukan pada gadis keturunan keluarga d'Castille itu selain Innocence yang terletak di suara?"
"Kenapa sih, kau tanya melulu?" Semprot Kanda yang mulai kesal karena ditanyai terus.
"Eh, enggak.... Enggak apa-apa?"
Lavi buru-buru ngacir dari kantin.
"Tersembunyi di kegelapan, terkubur dalam kematian.... Suara malaikat yang manis.... Tunggu, Noir Mademoiselle kan artinya...."
Sory, pendek banget! Saia terimakasih kalo udah di review!
