Hyouka © Honobu Yonezawa

This Feeling © Luna Orion Black

Standard Warning Applied

.

.

.

Enjoy the Story!


Fukube Satoshi

Nama itu selalu saja terngiang di kepala Ibara Mayaka.

'Mengapa selalu dia, sih?'

Batin gadis beriris pink dan berusia kepala dua tersebut sambil menghela napas. Memorinya kembali berputar pada bulan Februari 5 tahun yang silam, saat insiden 'pencurian' Cokelat Valentine di ruang klub terjadi.

Mayaka teresenyum getir.

Dari awal dia tahu, yang 'mencuri' Cokelat-nya adalah Fukube Satoshi.

Orang yang diharapkan oleh dirinya –Ibara Mayaka– untuk menerima cokelat itu.

Well, Fukube Satoshi memang sudah menerimanya –dan Ibara merasa senang– namun bukan dengan cara yang seperti itu. Siapa sih gadis yang tak merasa sakit hati jika orang yang disukainya berpura-pura tidak menerima cokelat yang sudah dibuat sepenuh hati, dan malah mengatakan bahwa cokelat itu dicuri?

Tentu saja sakit.

Sangat sakit malah.

Tersenyum pilu, Mayaka mengingat lagi kalimat yang saat itu diucapkannya.

"Be-begitu ya?"

"Cokelat itu dicuri..."

"Walaupun, itu terasa sakit sedikit..."

Bohong.

Kalimat itu adalah suatu kebohongan besar. Kebohongan yang diucapkan oleh Ibara Mayaka, sebagai suatu pertahanan agar air mata tak meluncur jatuh dari pipi putihnya.

Bukan, bukan terasa sakit sedikit. Tapi itu seharusnya terasa sakit hingga hancur berkeping-keping. Dan yang paling menyakitkan adalah, bahwa dia masih mencintai pria itu.

Ya, sampai hari ini.

Padahal Ibara Mayaka telah mencoba membangun tembok pertahanan di dalam dirinya. Namun entah mengapa, tembok yang susah payah dibangunnya selalu runtuh. Dan gadis ini pun selalu merutuki dirinya yang sulit terlepas dari pesona si Cowok-Penggila-Holmes itu. Walaupun sudah bertahun-tahun lamanya.

Pip pip pip

Suara handphone membuat Mayaka kembali ke dunia nyata. Segera dia mengambil handphone-nya dan membaca email yang masuk. Matanya membulat melihat sender email yang diterimanya. Lebih terkejut lagi melihat subject yang terdapat pada email tersebut.

From: Fuku-chan

To: Mayaka

Subject: Aku ingin bertemu denganmu

Halo, Mayaka! Ohisashiburi ne..

Bagaimana kabarmu? Kudengar sekarang kau bekerja sebagai seorang pattisiere disebuah cafe terkenal ya? ^o^)/ kau terkejut? aku tahu dari Houtaro kok, hehehehe. Oh iya kebetulan aku sedang ada di Jepang sekarang. Aku ingin bertemu denganmu. Besok bisa? Kita bertemu saja di cafe tempatmu bekerja ya, pukul 5

Aku merindukanmu, Mayaka.

Fukube Satoshi

Reply

Shock.

Fukube Satoshi telah kembali.

Mayaka tidak tahu harus berkata apa. Tangannya gemetar. Fukube Satoshi yang itu? Dia ada di Jepang? Dan ingin bertemu dengannya? Mimpi kah?

"Ouch! I-ittai..." erangan pelan keluar dari bibir mungil Mayaka. Yep, dia sedang mencubit pipinya untuk memastikan bahwa dia tidak sedang bermimpi. Dan dia memang tidak sedang bermimpi.

Bahwa Fukube Satoshi mengirimkan email padanya.

Bahwa Fukube Satoshi ingin bertemu dengannya.

Bahwa Fukube Satoshi merindukannya.

Masih dengan tangan gemetar, dia menekan tombol reply untuk membalas email dari Fukube Satoshi.

From: Mayaka

To: Fuku-chan

Subject: Aku ingin bertemu denganmu

Ya, tentu saja bisa Fuku-chan. Kebetulan pukul 5 shift-ku berakhir, kau pulang tiba-tiba sekali. Kukira kau akan tinggal di London dan tidak akan kembali lagi ke Jepang -_-" Apa Oreki dan Chii-chan tahu kau sudah kembali? Kita harus mengadakan reuni Kotenbu!

Aku juga merindukanmu

Ibara Mayaka

Sent

Mayaka merasakan darahnya berdesir saat dia menekan tombol sent. Perasaan itu muncul lagi, perasaan yang sengaja dikuburnya dalam-dalam selama beberapa tahun ini. Perasaan yang membuat seorang Ibara Mayaka tidak berkencan dengan lelaki manapun, karena masih terpaku pada lelaki yang telah merebut hatinya di masa lalu.

Sembari memijat-mijat kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing, Mayaka memutuskan untuk menelepon Chitanda –yang sekarang sudah berubah marganya menjadi Oreki 3 bulan yang lalu. Mayaka masih memanggilnya dengan sebutan Chii-chan, alasannya karena nama Chii-chan lebih kawaii daripada Eru-chan atau Oreki-chan. Apakah Oreki Houtaro marah karena istrinya masih dipanggil dengan marga lamanya oleh Ibara?

Yah tentu saja tidak. Menurut Oreki Houtaro itu sama saja dengan membuang-buang energinya yang berharga.

Well –Yah sebenarnya Oreki takut pada deathglare Mayaka sih...

Mayaka terkekeh pelan, dia sebenarnya sedikit heran mengapa Chitanda – Oh, maksudnya – mau menikah dengan pria pemalas dengan dalih menghemat energi, yang sebenarnya otaknya sangat cemerlang dan bisa diandalkan disaat-saat penting.

Namanya juga cinta.

Siapapun tak dapat memprediksinya, kan?

"Moshi-moshi, Mayaka-san?" terdengar suara lembut khas Chitanda Eru – Mrs. Oreki – di seberang sana.

Ah! Mayaka menepuk jidatnya, dia sampai lupa kalau sekarang sedang menelepon sahabatnya, Chitanda Eru a.k.a Oreki Eru.

"Mayaka-san?" panggil Eru lagi.

"Ah...! Gomen ne, Chii-chan. Aku tadi sedang berpikir hehehe.." Mayaka berbicara dengan nada meminta maaf.

Di seberang telepon, Eru tengah tersenyum penuh arti, "Tidak apa-apa kok, Mayaka-san. Tumben menelepon, apa ada hal penting?"

"Umm... tidak juga sih sebenarnya hanya saja –Uh, a-aku bingung harus mulai dari mana.."

"Hmm.. coba kutebak. Apa ini tentang Fukube-san?"

Skakmat.

"E-eh.. bu-bukan kok.. ano, ma-maksud ku– " Semburat merah perlahan menjalari pipi putih Mayaka. dan dia bisa mendengar Eru terkikik pelan dari seberang telepon.

"Aku tahu kok, Mayaka-san. Soalnya barusan ada telepon dari Fukube-san yang mengabarkan bahwa dia sekarang berada di Jepang! Kata Houtaro-kun sih sebenarnya, hehehehe... Mayaka-san juga sudah tahu, kan?"

'Oh, jadi Chii-chan dan Oreki sudah tahu.' Batinnya sambil menangguk-angguk.

"Well, begitulah Chii-chan."

Eru kembali terkikik pelan, "Syukurlah kalau begitu, sekarang Fukube-san bisa mengakui perasaannya pada Mayaka-san. Menurutku, 5 tahun itu waktu yang sangat lama untuk berpikir. Bisa-bisa Mayaka-san keburu direbut pria lain ehehehe..."

Mayaka tertegun, "5 tahun berpikir? Apa maksudmu Chii-chan?"

"Ups.. Aku keceplosan! A-ah, masakanku hampir gosong, sudah dulu ya Mayaka-san!"

Klik.

Tut...tut...tut...

Sambungan telepon pun terputus, meninggalkan Mayaka yang sedang memproses kalimat Eru tadi.

'Apa maksud Chii-chan bahwa Fuku-chan membutuhkan waktu 5 tahun untuk berpikir?'

Pertanyaan itu terus terngiang di benak Mayaka, dia sangat penasaran dengan maksud Eru. Jangan-jangan Chii-chan dan Oreki tahu alasan Fuku-chan yang tiba-tiba pergi ke London selama 5 tahun. Tetapi tidak mau memberitahukan hal itu padanya.

Argh! Dia tidak mengerti! Mayaka mengacak-acak rambut coklat miliknya yang bergelombang dan sudah sepanjang bahu. Membuat rambut gadis beriris pink ini semakin berantakan. Mayaka merasa sangat bingung dan frustasi.

"Khhh, menyebalkaan!" gerutu Mayaka sambil merebahkan diri di tempat tidur empuknya. Matanya tertuju pada foto yang ada diatas rak buku disamping tempat tidurnya –rak itu berisi berbagai manga– di dalam foto itu ada dirinya, Eru, Oreki, dan tentu saja Fukube. Mereka berpose di dalam ruangan klub sastra klasik –difoto oleh Juumonji Kaho– setelah selesainya upacara kelulusan.

Mayaka tersenyum lembut, dia kembali mengenang hari itu. Saat-saat terakhir berada di Kamiyama High School bersama sahabat dan orang yang dicintainya. Dan setelah momen-momen perpisahan itu berakhir, Fukube Satoshi mendadak berangkat ke London keesokan harinya.

'Ya sudahlah, toh itu sudah berlalu.' Pikir Mayaka, walaupun dirinya tak bisa memungkiri, hatinya sedikit merasa tercubit mengingat kepergian Fukube yang terlalu tiba-tiba itu. 'Oh iya, saat pernikahan Chii-chan dengan Oreki, Fuku-chan juga tidak datang ya'... Mayaka mengangguk-anggukan kepalanya.

'Dasar sahabat yang jahat.' Batin Mayaka sambil terkekeh geli.

Jujur, Mayaka sudah tidak sabar dengan pertemuan kembali dengan Fukube besok. Ya, dia akan bertemu kembali dengan lelaki yang telah mencuri hatinya beberapa tahun silam, sampai sekarang.

Semoga saja petemuan mereka berjalan dengan lancar.

Semoga saja Kami-sama menghendaki benang merah tak kasat mata yang mengikat jari keduanya.

Semoga saja semua berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Yah... Semoga saja...

To be continued


Pojok cuap-cuap Author:

Halooo halooo minnaa~! *tebar kissu sana-sini* /duagh

Ehehehe, ini fict pertamaku, maaf kalau banyak kekurangan yaaa uhuhuhhuu T_T *puppy eyes*

Ranjau typo-nya kayaknya banyak dehh! TwT)a mohon hati-hati dan jangan sampai terinjak yaa!* /ngek.

Umm menurut Luna itu saja dulu yaaa *gelindingan sampe hilang*

Akhir kata...

MIND TO

R

E

V

I

E

W

?