Yo! Kuudereloid muncul lagi dengan fanfiction yang pastinya lemon. Kali ini hetero berdasarkan lagu favorit saya And Taboo yang dinyanyikan Megurine Luka dan Gakupo Kamui (saya suka sama Gakupo disitu karena tampangnya badboy banget tapi ganteng /hush)

WARNING!

Rated M Fanfiction. Lemon for sure. Underage or Still Pure please get out, I want to protect your innocence. Maybe OOC. Some Typos. EYD hancur, bahasa sehari-hari

DISCLAIMER!

Vocaloid belongs to Yamaha I don't own anything except the story itself

RnR. NO FLAME. DON'T LIKE, DON'T READ, GET OUT


"I cannot return to sanity. There is only taboo..."

"I want to go back, I won't let you go. I love you, so let me go."

# # #

"Aku berangkat kerja dulu ya, Miku" gadis bersurai pink itu mencium kening sang adik yang terbaring di tempat tidur

"Ya kak" sang adik tersenyum "Kenapa kakak kerjanya malem-malem sih? Emang kakak kerja dimana?"

Luka hanya tersenyum, "Dimanapun aku bekerja, yang penting aku punya uang untukmu"

Merasa tak puas tapi tak bisa berbuat apa-apa, Miku mengangguk, "Baiklah. Hati-hati ya kak!"

"Pasti sayang" Luka meninggalkan Miku sambil melambaikan tangan "Dah~" Luka keluar dari rumah

Sudah sejak kecil ayah mereka berdua meninggalkan keluarga dan semenjak ibu mereka meninggal, Luka lah yang maju dan mengambil alih semuanya. Ia mengerjakan pekerjaan rumah di pagi dan siang hari dan mencari nafkah dimalam hari. Luka... seorang yang putus sekolah, apa pekerjaan yang bisa ia dapat?

Luka masuk ke sebuah kamar hotel dan didapatinya seorang pria yang memiliki warna rambut sama dengannya. Ia bernama Yuuma, yang sudah 'memesan' Luka dua hari yang lalu. Yuuma membuka tangannya bersiap untuk memeluk Luka

"Maaf membuatmu menunggu" ujar Luka sopan

"Tidak apa, asal kau membuka bajumu sekarang" Yuuma menyeringai

Ya, Luka adalah seorang wanita malam, one night stand, pekerja seksual.

Luka baru saja keluar dari kamar mandi untuk melepas bajunya. Busananya sekarang hanya tank top marun dan string pink serta stocking transparan

"Tuan Yuuma, saya sudah-" Luka langsung menghentikan kata-katanya begitu melihat sang pelanggan, sudah tanpa busana

Kapan ia melepasnya? Batin Luka

"Kemarilah" Yuuma langsung menarik tangan Luka dan membawanya mendekat, leher jenjang Luka langsung disambar, ia mengecup dan menjilat, bahkan menggigitnya untuk meninggalkan kissmark

"Erh..."

Yuuma langsung membaringkan Luka di ranjang. Ia menyibakkan tank top Luka, terdiam sesaat dan mengagumi tubuh indah Luka

"Nee~ apakah kau akan terus melihatku hm~?" tanya Luka dengan nada seduktif

Yuuma langsung mencumbu Luka dengan bibirnya, lagi. Ia mencumbu Luka di leher, dada, perut... bahkan kebawahnya lagi

"Haah~ Yuuma-san n-not there~" Luka mengerang kenikmatan ketika Yuuma mengendus rambut dibagian sensitifnya

"Kenapa? Bukankah kau sudah terbiasa dengan semua hal berdosa ini?" Yuuma menatap Luka intens sambil memasukkan kedua jarinya perlahan kedalam lubang sensitif Luka

"Ahhh~ Ngh~ t-tidak.." tanpa sadar Luka melebarkan kedua kakinya supaya Yuuma lebih leluasa "A..aku terbiasa.. me..memuaskan.. hngh.."

"Hm.. begitukah? Jadi biarkan aku memuaskanmu" Yuuma menindih Luka dan mengarahkan miliknya yang sudah tegang dihadapannya

Luka langsung mendorong Yuuma sehingga posisi mereka terbalik, "Memuaskanmu sudah menjadi tugasku" ia tersenyum seduktif dan mencium ujung milik Yuuma

"L-Luka-chan..." Yuuma memejamkan sebelah matanya melihat aksi Luka yang tiba-tiba itu

Di detik selanjutnya Luka mulai mengulum milik Yuuma. Seluruh ruangan saat ini hanya terdengar suara hisapan erotis Luka dan desahan Yuuma yang tertahan.

"Luka.." Yuuma mencabut miliknya yang sedang di oral oleh wanita one night standnya karena sudah tidak tahan lagi, ia hendak menambah kenikmatan mereka berdua dengan memasukkannya pada milik Luka

"A a a~" Luka menggerakkan jarinya "Pakai pelindung dulu Tuan~"

Entah darimana Luka mengeluarkan kondom dan memakaikannya dengan lihai pada milik Yuuma. Ia memang sudah terbiasa, tapi beda dengan Yuuma, pertama kali ia melakukan ini dan ia merasa aneh memakai karet itu pada miliknya. Tapi ia tak peduli, ia ingin kepuasan, ia juga sebenarnya ingin Luka puas.

Langsung saja ia duduk dan menusukkan miliknya pada Luka, tanpa aba-aba

"Y-Yuuma-san~!" tubuh Luka menegang ketika Yuuma memasukkan miliknya, ia meringis dan menggigit bibirnya

"Sakit?" Yuuma menatap Luka dalam sambil mendorong sedikit pinggulnya sehingga miliknya makin masuk perlahan

Luka mengangguk, "Karena kau melakukannya tiba-tiba.."

"Maaf" muncul senyum tipis dibibir Yuuma, "Tapi aku tau kau sebenarnya terbiasa dengan ini semua" ia mulai menggerakkan pinggulnya, pertama dalam tempo yang lambat kemudian semakin cepat dan semakin cepat

Luka memeluk tubuh Yuuma dan membawa mereka berdua jatuh terbaring lagi. Gadis bersurai merah muda itu lah yang kini menggerakkan pinggulnya. Sang penikmat (Yuuma) hendak menyambar bibir indah Luka namun dengan cepat wanita itu menggerakkan bibirnya menuju leher Yuuma.

Luka, sebisa mungkin menghindari ciuman bibir, meskipun bibirnya sudah tak lagi suci.

Ia menjilat leher Yuuma dan menggigitnya seakan-akan ia vampire yang haus darah atau pemangsa yang hendak memakannya. Yuuma hanya mengerang kenikmatan mendapat pelayanan tak terduga dari Luka. Ia datang dengan cepat. Semua itu akan jadi benih yang berlimpah jika saja ia tak memakai pelindung.

"Ow~ kau keluar banyak sekali Yuuma-san~" Luka tertawa genit sambil melepas kondom itu dari milik Yuuma "Lihat sampai bocor dan berceceran"

Yuuma menatap Luka datar lalu menyambarnya lagi, memeluknya, "Aku mencintaimu Luka" ia mencium pipi Luka

Hati Luka mencelos, ia tersenyum pahit. Ini bukan pertama kalinya pelanggannya mengungkapkan cinta tapi sampai sekarang Luka masih bingung. Apa yang bisa dicintai dari jalang sepertinya?

# # #

Pagi itu Luka kembali ke rumah dengan segenggam uang dari Yuuma. Pria yang memiliki surai senada dengan Luka itu sebenarnya memberikan uang lebih pada Luka

"Tapi kau harus tinggal bersamaku lebih lama lagi" ujarnya tapi dengan dingin Luka menatapnya kemudian pergi

Luka membuka pintu rumahnya dengan hati-hati. Ia kaget ketika mengetahui pintu rumahnya tidak dikunci. Apakah Miku lupa menguncinya?

"Tadai-"

Luka menghentikan kata-katanya ketika melihat disana ada Miku yang sedang berpangkuan dengan pacarnya, Kaito. Kaito memandang Miku intens sedangkan Miku terlihat tersipu, pipinya memerah.

"Miku apa yang kau lakukan?" suara Luka memecah keheningan

Sepasang itu terlihat kaget. Miku melompat dan duduk disamping Kaito.

"T-tidak ada kak.." Miku menjawab terbata

Luka menatap marah pada Kaito. Langkahnya berdebum ketika ia menghampirinya. Jari telunjuknya menuding pada pria bersurai biru itu.

"Kau... cepat tinggalkan rumah ini!" suara Luka melengking ketika mengucapkannya

Kaito menatap sinis pada Luka, dan tatapan sinisnya itu berganti dengan tatapan hangat ketika melihat Miku
"Aku pergi ya-"

"Cepat!" Luka tampak tidak sabar

"Tch" Kaito segera meninggalkan tempat itu, mata Luka benar-benar mengikutinya sampai pria itu benar-benar menghilang

Ketika Kaito sudah tidak ada, Luka melemparkan pandangannya pada Miku. Tidak usah berkata ataupun bertanya, Miku pun tau bahwa ia harus menjelaskannya

"Ano..." Miku memainkan jarinya di depan dada sambil menatap kakaknya takut-takut "Kaito datang semalam-"

"Apa?!" mata Luka membulat, marah sekali

"T-tapi kami tidak melakukan apa-apa kok!" Miku memotong sambil mengibaskan kedua tangannya
Luka menatap menyelidik, "Sungguh?"

Miku mengangguk meyakinkan, "Un. Kakak percaya padaku kan?"

Luka mendekat, gadis bersurai pink itu tersenyum lega sambil mengusap kepala adiknya, "Jangan seperti itu lagi ya Miku. Aku tidak mau adikku terjebak pria brengsek"

"Kaito-kun tidak brengsek kok" Miku menyanggah

"Tapi tetap kau tidak boleh begitu. Kau tidak boleh membawa laki-laki ke rumah..." Luka meletakkan jari telunjuknya di bibir adiknya "Janji ya. Jangan kecewakan aku"

Meskipun Miku tidak tau pekerjaan kakaknya yang sebenarnya dan Luka juga tidak ingin memberitau, ia tidak ingin adiknya menjadi sekotor dirinya. Karena hanya itulah yang bisa ia lindungi.

"Kenapa sih kau ajak Kaito ke rumah segala?" selidik Luka ketika ia sedang mencuci piring "Larut malam lagi"

"Etoo... Kaito sedang tidak ada pekerjaan..." Miku memainkan rambutnya ketika menjawab "Lagipula... aku kesepian"

Luka langsung menghentikan pekerjaannya. Ia mengeringkan tangannya lalu menepuk kepala Miku
"Maaf aku sering meninggalkanmu..."

Kedua iris turquoise Miku langsung melebar, "I-iie... t-tidak apa-apa kak" Miku merasa tidak enak juga meskipun sebenarnya pernyataan kakaknya itu tepat

"Sungguh, aku memang sering meninggalkamu kan?" Luka tersenyum pada adiknya "Nee~ sekarang kan hari Sabtu, kau mau kemana siang ini?"

"Kita pergi...?"

"Ya"

"Yatta~!" Miku tampak senang sekali, ia melompat pendek "Aku mau.. tempat bermain! Aku ingin main rollercoaster... dan bungee jumping!"

"Memangnya di taman bermain ada bungee jumping?" dahi Luka berkerut

"Eh.. gak tau sih" Miku memiringkan kepala sambil meletakkan jari telunjuk di dagu "Tapi tau ah. Yang penting aku mau main roller coaster! Disana pasti ada kan?"

Luka mengangguk, "Aku yakin pasti ada. Ya sudah, sana bersiap, kita berangkat supaya nanti tidak antri panjang"

"Ha'i!"

Jadi sepanjang hari itu, Luka menghabiskan waktunya bersama Miku adiknya yang tercinta. Mereka menaiki roller coaster, bungee jumping (ternyata beneran ada), dan bahkan permainan anak-anak seperti komidi putar. Hari ini merupakan kebahagiaan bagi mereka.

"Kakak malam ini kerja tidak?" Miku bertanya ketika mereka menaiki wahana terakhir mereka, kincir angin
Luka terdiam sejenak, ingin sekali rasanya libur dari pekerjaan sehari saja untuk menemani Miku. Tapi ia tau, dunia malam tidak pernah tidur apalagi libur. Terlebih lagi banyak orang yang me-request Luka

"Maaf Miku tapi aku bekerja" Luka menatap adiknya dalam-dalam

"Oh..." Miku berkata dengan datar sambil menatap keluar jendela kincir angin

"Maaf..." kata Luka sekali lagi "Tapi aku akan pergi setelah kau tidur dan pulang sebelum kau bangun. Jadi kau takkan sendirian"

Miku menatap Luka dengan mata berkaca-kaca, terharu. Bersyukur sekali dia memiliki kakak seperti Luka

"Maka tolong jangan undang laki-laki lagi ke rumah ya" Luka memohon "Itu larangan"

= TO BE CONTINUED =