Disclaimer : demi apapun, naruto bukan punya saya, punya masashi sensei, aku hanya pinjam saja.

.

.

Queen

.

(Hati hati typo, tulisan mendadak hilang, OOC, AU dan lain-lain. Udh usahain sebagus mungkin)

.

.

Queen by author03

Adventure\Fantasy

.

.

.

Please.. Dont like dont read.. Thanks.

.

.

Chapter 1

.

.

.

Matahari bersinar terang, menghangat dan memanaskan seisi bumi serta benda, bangunan, hewan dan manusia didalamnya. Jam telah menunjuk pukul 12.32. Lalu lintas, jalanan, bangunan terus saja dipenuhi manusia berlalu lalang. Tak ada satu haripun kata libur dari keramaian disemua tempat termaksud kota Konoha yang terletak disalah satu bagian di dalam Jepang.

.

Tak tak tak.. Seorang gadis bersurai pink berjalan menggunkan heel 5cm dengan kecepatan diatas rata-rata. Ia sedang buru-buru. Setumpuk berkas ditangannya hingga menutup hidungnya harus sampai di atas meja atasannya di lantai 17, satu menit lagi tapi sekarang ia masih berada dilantai tiga. Ia baru bekerja satu minggu di Uzumaki corp ini dan tugasnya tidak pernah selesai. Tapi apa boleh buat? Dirinya sangat menginginkan pekerjaan ini. Tak mudah diterima oleh perusahaan besar seperti ini. Jadi dirinya tak akan menyerah hanya karena setumpuk kertas.

.

Tak tak tak..

"Minggir. Maaf. Permisi." ucapan inilah yang terus teelontar dari bibir gadis itu ketika ia hampir menabrak manusia lainnya.

Gadis bersurai pink ini berbelok ke belokan untuk mencapai lift yang sudah tak jauh darinya tapi tanpa dirinya sadari, seorang lelaki bersurai kuning muncul dari arah tujuannya menuju arah yang berlawanan dengannya.

Braaakk!

"Kyaaaaahh!" pekik gadis itu terkejut ketika ia tak sengaja menabrak seorang manusia yang menyebabkan semua kertas ditangannya berhamburan ke udara termaksud dirinya yang terhuyung ke belakang.

...

Perlahan kelopak mata gadis tadi terbuka, menampilkan sepasang mata hijau yang indah seperti biasanya.

"U-Uzumaki-san!" panggil nya terkejut sambil menjauh dari tangan kekar yang menahan tubuhnya agar tak ambruk ke lantai.

"Apakah berkasku sudah diatas meja, Sakura?" tanya Sang Uzumaki Naruto yang tak lain adalah pemilik gedung besar tempat Sakura bekerja ini.

Sakura menelan susah payah ludahnya. Emm.. Berkas itu telah berserak dilantai..

.

.

.

Kejadian tadi adalah kejadian dimana pertama kali mereka mulai akrab. Kejadian dua tahun lalu dan kini mereka telah menjadi sepasang kekasih. Tentunya kalimat 'sepasang kekasih' tak luput dari mulut para penggosip dimana-mana tapi siapa perduli? Mereka saling mencintai..

.

09.21

"Naruto. Sakura." panggil seorang lelaki bersurai merah ketika ia melihat dua manusia yang ia panggil terduduk di kursi tak jauh dari ruangan dimana dirinya keluar barusan.

"Sasori-niisan." Panggil Sakura sambil melangkah menghampiri kakaknya didepan pintu yang tentunya langsung diikuti oleh Naruto.

Naruto menatap tag name disaku jas putih panjang dibagian dada Sasori. Dia bukan dokter melainkan seorang penelitian segala sesuatu yang terdapat kata 'antik'

Entahlah mengapa dia menyukai segala hal seperti itu. Naruto sama sekali tak menyukainya begitu pula dengan Sakura tapi karena kekasihnya itu ingin kemari, atas permintaan Sasori, tentunya jadi mau tak mau disinilah mereka. Kemari dan mendengarkan kisah panjang lebar soal benda penemuan baru, Mungkin?

"Semalam, sebuah lubang besar di tanah Suna muncul secara tak sengaja. Aku ingin kalian kesana dan mengeceknya." perintah Sasori yang tak mau menerima penolakan. Oh, tidak. Naruto lupa bahwa ia sudah bekerja disini.

Satu tahun lalu Sakura bekerja disini, terpaksa lebih tepatnya dan karena Naruto tak ingin membiarkan kekasihnya dengan pekerjaan pengecekan yang menurutnya berbahaya, ia memilih menyerahkan segala aset perusahaan ke tangan adiknya dan ya.. Ia bekerja bersama Sakura, meskipun ia tak menyukai pekerjaan yang menurutnya aneh, mengerikan dan berbahaya ini. Tapi mau bagaimana lagi? Cinta bisa membuatmu melakukan apapun yang tak kau sukai.

Dan satu hal lagi, Sasori adalah orang tertinggi ditempat besar, gelap nan dipenuhi barang aneh ini. Tak lupa memiliki banyak izin dari berbagai kalangan orang penting. Jadi, ia punya lebih dari hak dan izin untuk mengobrak tanah manapun dijepang ini, selama itu tak melukai manusia ataupun hewan dan tidak merusak bangunan manapun ataupun meruntuhkan jepang ini.

.

.

.

.

12.34

Disinilah Sakura dan Naruto sekarang beserta yang lainnya, tiba dengan helikopter setelah satu jam perjalanan dari Konoha.

Mereka turun dengan perlahan dan hati-hati ke sebuah lubang besar yang tak sengaja muncul karena sebuah kecelakaan dan usia.

...

Tempat yang gelap tapi untung saja masih bisa terlihat karena senter di kening mereka berenam termasuk Naruto dan Sakura.

.

Perlahan turun dengan tali yang melingkar di pinggang mereka masing-masing, tak lupa dengan lebih dari sepuluh orang menunggu di atas, mengawasi dan berjaga-jaga jika datangnya orang atau lebih tepatnya lawan lain.

.

.

.

Tap.. Naruto melepaskan pengait di tali yang melingkar di pinggangnya dan melirik ke sekelilingnya. Tempat ini cukup dalam.

.

Cik.. Sakura menyalakan senter yang ia dapat dari sisi pinggangnya. Mengarahkannya kesana-sini dan yang bisa ia lihat hanyalah banyaknya jalan yang gelap. Perasaannya tak enak. Tempat ini berhawa sangat menakutkan, rasanya seperti kini ia berada di kuburan pada tengah malam.

"Sakura.." Naruto memberi aba-aba dengan satu tangannya, mengatakan kembali kesini setelah 60 menit yang langsung dibalas anggukan oleh Sakura.

"Sasuke." panggil Sakura pada seorang lelaki berambut raven tak jauh darinya yang masih sibuk dengan sekelilingnya.

Sasuke menghampiri Sakura dan mereka langsung melangkah dengan hati-hati menuju lubang pertama di barat. dua orang ke jalan kedua dibagian selatan.

"Kiba." lelaki bertaring kecil dengan segitiga di kedua pipinya mengangukkan kepalanya dan mengekori Naruto memasuki lubang besar ke tiga di utara.

.

.

40 menit kemudian, dimana keenam orang pencari masih tak menemukan apa-apa ditambah mereka sudah berpisah kejalan masing-masing dikarenakan banyak nya cabang.

Keadaan masih sama. Masih gelap, mengerikan, menakutkan dan kosong. Tempat ini terlihat seperti rumah besar yang kosong, tanpa perabotan. Di semua sisinya pun berdebu, bertanah dan dipenuhi sarang laba-laba, terkadang ada tikus, kalajengking dan hewan kecil lainnya yang berlalu lalang.

"Naruto!" panggil Sakura terkejut ketika ia berbelok dan menemukan Naruto yang tengah menatap kesana-kesini dengan senter ditangan dan keningnya.

"Sakura? Mengapa kau bisa ada disini?" Naruto berlari menghampiri Sakura.

"Kita telah berpencar. Firasatku tak enak. Aku takut disini. Kita tak bisa masuk lebih dalam lagi." jelas Sakura ketakutan. Firasatnya sungguh tak enak soal hal ini. Ia tak pernah setakut ini sebelumnya. Kakaknya selalu mengatakan selalu berpencarian dengan firasat. Firasat akan selalu membantu kita dan kini firasat Sakura berkata mereka harus segera keluar dari sini.

"Janga"

"Haaaaaaaaa!" Naruto dan Sakura terperanjat kaget sambil menatap suara teriakan yang bergema diseluruh sisi.

"Kiba!" panggil Naruto khawatir. Ia mengengam pergelangan tangan Sakura dan menariknya pergi tapi belum tiga langkah mereka melangkah. Tanah tiba-tiba saja berguncang. Atap-atap tanah langsung saja berjatuhan.

"Naruto!" panggil Sakura takut sambil mengengam erat kedua pundak Naruto sedangkan Naruto memalukan erat Sakura, menghalang atap-atap dari tanah dan batu kecil tak menghantamnya. Apa yang terjadi?

.

.

.

"Kiba! Itu hanya jaring laba-laba," ucap Sasuke terkejut pada Kiba yang terlihat terperangkap di banyaknya jaring laba-laba yang bahkan sudah lebih mirip dibilang tumpukan wol.

"Kau membuat kami terkejut." seorang gadis bersurai merah menelan rasa takutnya ketika ia muncul di asal suara bersama satu rekannya.

"Kiba bodoh."

"Ka-karin. Sasuke. Sai." Panggil kiba ketika ia berlari menghampiri ketiga temannya itu.

"Aku bersumpah ada orang disana tadi. Dia menangkapku." ucap Kiba bimbang sambil melirik ke arah dimana dirinya terperangkap tadi.

"Itu benar. Kau menangkap dirimu sendiri." jawab Sai tak percaya. Tak ada manusia lain disini kecuali mereka.

"Kita harus mencari Naruto dan Sakura. Ini sudah satu jam dan kita tak menemukan apa-apa." Ucap Karin yang kemudian melangkah pergi. Ia tak mau membuang percuma waktunya disini.

Lagi-lagi Kiba melirik kebelakang sambil mengekori ketiga temannya. Ia bersumpah, ia melihat seorang lelaki dengan wajah dipenuhi tindikan. Ia sungguh melihatnya.

.

.

.

Kraaakk.. Braaccckkk.. Biaammm!

"Kyaaahhh!" pekik Sakura takut ketika tanah tiba-tiba runtuh yang membuat dirinya dan Naruto terjatuh kebawah.

"Aaaaaaaaahhh!"

Brackk!

Plummpp!

Sakura langsung tak sadarkan diri ketika kepala dan badannya menghempas kuat banyaknya air yang untungnya tidak dangkal yang bisa saja membunuhnya dan entah berasal dari mana.

"Tohuk! Tolong!" Naruto terus berusaha memunculkan kepalanya ke permukaan air tapi sialnya ia tak tahu caranya. Ia tak tahu cara berenang ataupun menahan kepalanya terus di permukaan air.

"Toluhuk!huk! Tolong!" kedua tangan Naruto terus memukul-mukul air begitu dengan kakinya yang terus menendang tapi sayang nya ia tak berhasil menaikan wajahnya ke permukaan.

...

Tangan dan kaki Naruto tak lagi bisa bergerak, air masuk kemulutnya hingga kedalam tubuhnya.

Bluppblupp.. Tolong...

.

.

.

"Nnnnggh..?" Tubuh Sakura perlahan mengeliat begitu juga dengan mata nya yang perlahan terbuka dan berkedip beberapa kali.

...

Ia mendudukkan dirinya dan menyentuh kepalanya yang terasa sakit. "Aaa.." desisnya ketika ia merasa benjolan dikepalanya dan rasanya sakit. Dimana dia? Seiingat Sakura tadi dirinya jatuh entah kemana bersama Naruto?

Clik.. Sakura menatap ke arah pintu ruangan yang perlahan terbuka.

"Nii-san. Naruto. Sasuke." Panggil Sakura khawatir ketika ketiga manusia itu melangkah menghampirinya.

"Syukurlah kau sudah sadar." ucap Sasori lega ketika ia berdiri dipinggir ranjang yang ditempati adiknya.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Naruto khawatir. Untung saja Sasuke dan yang lainnya menemukan dan menyelamatkan mereka berdua sebelum mereka tenggelam ke dasar air yang ternyata terhubung ke laut.

"Aku baik-baik saja." jawab Sakura jujur.

"Bagaimana dengan keadaan disana?" tanya Sakura teringat. Ia tak sempat lihat apa-apa karena dirinya yang sudah takut setengah mati.

"Karin.. menemukan sebuah buku besar didalam sana. Hanya itu yang bisa kami temukan saat ini. Para pencari sudah kesana untuk mencari lagi. Untuk sementara kalian bisa beristirahat. Nii-san akan pergi dan meneliti buku besar itu." jawab Sasori apa adanya.

.

.

.

"Aa-aku..-

Menemukan.."

Satu-satunya tempat yang belum ia cari. Tempat yang muncul secara tak sengaja karena dua manusia tadi. Tempat yang sama sekali tak pernah ia ketahui selama ini.

Pluuummpp! Lelaki itu meloncat kedalam air dan berenang ke dasar laut. Sudah lebih dari dua ribu tahun ia mencari ratunya kemana-mana. Tak darat, tak laut. Ia mencari ke semua tempat tapi ia tak menemukan apa yang ia cari dan kini. Ia pasti berhasil. Tempat rahasia ini yang tak pernah ia ketahui sebelumnya. Ratunya pasti disembunyikan disini. Diruang bawah tanah.

.

.

.

.

"Nii-san, apakah masih tak bisa menemukan apapun disana? Kudengar pencariannya diberhentikan?" tanya seorang gadis bersurai pink sambil menghampiri kakaknya yang masih sibuk dengan buku besar yang Karin temukan sebulan lalu.

"Benar. Kami tak menemukan apapun didalam sana, jadi perncariannya diberhentikan. Tempat itu mungkin hanyalah runtuhan." jawab Sasori yang masih berfokus pada buku didepannya. Tak ada apapun disana selain tanah dan banyaknya jalan kosong dan terhubung satu sama lain dan ruang bawah tanah yang entah bagaimana bisa dipenuhi air laut. Itu tak penting karena bisa saja air laut mengikis tanah itu dan memenuhi ruangan.

Sosori membersihkan sejangkal demi sejangkal kotoran yang menutupi buku itu dengan kuas kecil ditangannya akhirnya, pembersihan buku ini selesai. Tulisan tinta hitam ini terlihat sangat kuno. Ia tak begitu mengerti tulisan ini tapi firasatnya mengatakan banyak hal yang harus ia ketahui dari buku ini.

"Panggilkan Ino untukku." perintah Sasori yang langsung dibalas anggukan oleh Sakura.

.

Beberapa menit kemudian.

Sakura pun kembali bersama seorang gadis bersurai pirang.

"Mengapa kau memanggil ku?" tanya sang pirang yang bernama Ino sambil menghampiri Sasori dan buku besar diatas meja.

"Terjemahkan ini untukku." pinta Sasori sambil memberi ruang untuk Ino. Sasori telah membersihkan kotoran yang menempel di setiap lembaran kertas ini dengan hati-hati agar tak menghilangkan tulisan yang mungkin rapuh itu, jadi harusnya tak akan sulit untuk Ino membacanya karena tulisnya sudah terlihat.

...

Ino mencermati seinci demi seinci tulisan yang tak pernah ia lihat sebelumnya tercetak di lembaran kertas yang bahkan bukan terbuat dari kertas tapi dari emas tipis.

Alis Ino berkerut, ia seolah mengingat sesuatu tapi apa itu?

Ino membalikkan lembaran kertas emas itu lagi dan lagi, mencari setidaknya satu saja petunjuk mengenai buku ini dan satu hal yang bisa ia mengerti hanyalah halaman terakhir buku ini. Dimana tak ada tulisan melainkan gambar-gambar kecil yang terjejer rapi dari atas hingga bawah.

"Gambar-gambar kecil ini seolah terlukis di dinding piramida." ucap Ino dengan jari telunjuknya yang terus menyusuri garis bawah dan keatas tanpa putus hingga mengambar sebuah segitiga. Gambar-gambar ini hanyalah bergambar manusia-manusia ada yang bersujud, ada yang bersimpuh. Tak ada yang aneh dari gambar ini.

"Piramida?" Sasori berpikir keras. Tidak mungkin ada piramida di zaman ini. Benda itu hanya ada dua ribu tahun lalu menurut buku sejarah. Tunggu? Jika saja tak ada yang menghancurkan piramida itu.. Tak mungkin benda besar itu menghilang dengan sendirinya kan?

"Lurus ke jam 11" hanya tulisan kecil inilah yang bisa Ino terjemakan dari sisi bawah kertas.

"Lurus ke jam sebelas?" tanya Sakura tak mengerti. Apa artinya itu?

Blamm!

"Sasori!" Ino, Sasori dan Sakura menatap terkejut Naruto yang tiba-tiba berteriak dan berlari memasuki ruangan.

"Kalian harus lihat berita sekarang." Naruto berlari keluar dan tentunya diikuti tiga manusia yang langsung bertanya-tanya soal apa itu.

.

.

"Sebuah benda yang di kira piramida tiba-tiba saja muncul di Sunagakure. Polisi tengah bertugas untuk berjaga-jaga disana." tv menayangkan sebuah segitiga besar tiba-tiba saja keluar dari tanah.

!

"Itu... Sama seperti dibuku." ucap Ino terkejut ketika tv menampilkan dari dekat bentuk piramida itu. Ada gambar manusia-manusia disetiap garis pemisah.

"Naruto, cari beberapa pasukan untuk pergi ke tempat itu." perintah Sasori cepat. Lurus ke jam sebelas. Bisa ia artikan perintah untuk terus melangkah maju dari pintu masuk piramida itu atau dari tempat buku itu ditemukan? Mereka harus pergi dan menemukan apapun yang ada disana. Tempat piramida itu muncul dan lubang besar ditanah kemarin tak begitu jauh. Hal ini akan memudahkan para pencari. Tapi bagaimana benda besar itu bisa muncul secara misterius? Mereka harus mencari tahu soal hal ini..

.

.

.

Disinilah Naruto, Sakura, Sasuke dan tiga lainnya beserta beberapa polisi yang ditugaskan untuk mengawasi mereka dari luar karena banyaknya manusia di garis penghalang polisi hendak mendobrak masuk.

Tak ada pintu masuk satu pun di segitiga emas ini, jadi Naruto memutuskan untuk menggali tanah, membuat sebuah lubang agar mereka bisa masuk dan untungnya hal itu berhasil.

.

.

.

Di jam yang sama. terlihat Karin, Kiba, Sai dan tiga lainnya baru memijakkan kaki meraka di tanah. Mereka kembali ke tempat dimana Karin menemukan buku itu dan mencoba terus melangkah maju ke jam sebelas tapi yang meraka temukan hanyalah dinding tanah? Tak ada apapun disini. Hanya jalan buntu.

"Tunggu." Sai menempelkan telapak tangannya ke dinding tanah itu. Mungkinkah?

Buk.. Buk..

Sai meninju berkali-kali dinding didepannya dan tanah yang ia tinju terus saja berjatuhan hingga menampakkan sebuah emas? Tidak, ini pintu yang terbuat dari emas.

"Tidak salah lagi." ucap Kiba menebak. Tempat ini yang buku itu tunjukan. Jika ada pintu disini, itu artinya sesuatu yang besar bersembunyi dibalik tanah ini. Apa jangan-jangan tempat ini adalah rumah besar? Mansion? Istana?... Tapi bagaimana mungkin sebuah rumah bisa masih utuh dengan jangka waktu yang panjang dan tanpa mengalami kerusakan sedikitpun seperti pintu ini?

"Tak bisa dibuka." dan akhirnya mereka memilih membongkar pintu emas itu.

...

Blaaamm! Tanah bergetar ketika pintu berat itu terjatuh. Ruangannya masih sangat baru tapi terlihat kuno. Sebenarnya apa ini?

Deg!

Semua mata diambang pintu langsung membulat pada pemandangan didepan mereka.

.

.

.

.

"Kyaaaahh!" Sakura menyapu kalajengking yang entah sejak kapan berada diatas kepalanya. Tempat ini menyeramkan sekali. Dari tadi ia terus saja berjalan lurus dan ia tak menemukan apapun kecuali tempat yang gelap, serangga beracun dan beberapa barang yang biasa digunakan untuk menghiasi rumah.

.

.

Naruto berjaga-jaga ketika ia memasuki sebuah ruangan. Ia melihat benda bersegi dilantai yang tertutup kain putih yang sudah menghitam karena debu.

Perlahan ia mendekati benda itu dan menyingkirkan pelan kain yang menutup benda persegi yang ternyata bingkai foto.

"Naruto! Sakura!" Naruto membalikkan badannya ketika ia mendengar namanya terpanggil.

"Aku menemukan sesuatu!" suara mengema itu berhasil membuat Naruto berlari keluar dari ruangan.

.

.

"Ada apa?" Tanya Sakura terengah-engah pada Sasuke yang berdiri diambang pintu dan tiga rekan lainnya.

"Ada apa?" tanya Naruto penasaran ketika ia menghampiri Sasuke diambang pintu.

...

Sasuke menujuk kedalam ruangan yang membuat mata Naruto dan Sakura menatap apa yang ia tunjuk.

Deg..

"Benda.. Apa itu?"

.

.

.

"Banyak sekali emasnya!" pekik Kiba terkejut pada tumpukan emas gelang, kalung, cincin, pedang, mahkota didalam ruangan hingga mengunung. See? Bisa saja memang tempat ini adalah tempat yang istimewa. Mereka harus membongkar setiap tanah di dinding ini. dengan begitu, mereka akan mengetahui tempat apa ini.

...

Karin masih terdiam. Berusaha mencerna semua ini. Emas? Ini bukan permainan pencarian harta karun kan?

...

"Tunggu." Sai menghalang Kiba yang hendak melangkah masuk. Ada yang aneh. Rasanya ada suatu hawa tengah menghampiri mereka?

Sai membalikkan badannya dan ia melihat sebuah bayangan hitam berlari ke balik dinding tanah?

Sai mengangkat jari telunjuknya, pertanda untuk diam dan siaga sambil melangkah menghampiri balik dinding, tak jauh darinya.

...

Greeepp!

"Kaaaaaaahh!" Karin langsung terpekik terkejut ketika sebuah tangan kekar tiba-tiba keluar dari balik dinding dan mencekik leher Sai, mengangkatnya hingga kaki Sai tak bisa menginjak tanah.

"Sai!" panggil Kiba terkejut. Siapa itu?

"Eergghh!" Sai berusaha menyingkirkan tangan kekar di lehernya tapi tangan itu sama sekali tak bergerak. Gawat! Nafasnya tercekat. Ia bahkan tak bisa menatap kebawah dan melihat siapa yang mencekiknya ini.

.

.

.

"Ini terlihat seperti peti untuk menempatkan orang mati?" Sasuke mencermati satu persatu tujuh peti didalam ruangan dan berjejer rapi dan berdebu tapi masih terlihat jelas bentuknya. Petinya terlihat aneh, dimana biasanya, peti mati hanya kotak polos tapi peti ini berbentuk manusia dan ukurannya hanya satu kali lebih besar dari ukuran tubuh manusia. Apa ada mayat didalam sini?

"Jangan." larang Sakura ketika Sasuke hendak membuka peti didekatnya.

"Sebaiknya kita bawa ini ke Sasori-niisan saja. Aku seperti pernah melihat benda ini tapi aku tak ingat dimana." ucap Sakura ragu. Benda ini terlihat menakutkan. Siapa yang tahu apa isi benda ini?

"Aku setuju. Kita bawa saja semuanya ke Sasori." Naruto menyetujui. Mereka tak boleh mengambil resiko dengan membuka sembarangan benda ini.

.

.

.

.

"Eeeerdgghhhaaatt!" Sai melingkarkan kedua kakinya ke leher orang yang mencekiknya dan menguncinya kuat dan akhirnya orang itu pun melepaskan cekikan di leher Sai untuk menjauhkan kaki Sai dari lehernya.

Braaacckk!

"Aaa.."

"Sai!" panggil Karin takut ketika lelaki itu mempu melayangkan Sai ke belakang dengan sekali buang hingga punggung Sai membentur dinding tanah.

"Itu lelaki yang aku lihat!" pekik Kiba terkejut sambil menunjuk lelaki tadi yang menampakan dirinya dengan jari telunjuknya.

"Lan..cang.." Kiba dan yang lainnya terdiam ketika lelaki itu tersuara tapi dengan terbata seolah ia baru saja mempelajari kata itu?

"Si-siapa kau?" Karin memberanikan dirinya untuk mengajukan pertanyaan. Dia terlihat seperti prajurit disebuah game? Lihat saja pakaian prajuritnya. Darimana dia berasal? Siapa dia? Apakah Karin harus menyeretnya ke Sasori? Bagaimana mungkin? Dia terlihat menakutkan dan terlihat berbeda dari semua manusia yang pernah Karin temui.

...

Lelaki dengan wajah yang dipenuhi tindikan itu tak menjawab.

"Aaarrrggghhh!" lelaki itu menyerang. semua orang terbelah menjadi dua dan berlari menjauh sedangkan Kiba malah merlangkah mundur hingga langkahnya terhenti karena terhalang tumpukan emas.

"Aaaaaaaaa!" pekik Kiba terkejut pada memusia gila itu yang terus berlari ke arahnya. Ia akan mati!

"Kiba!"

"Kiba!"

...

!

Pung! Brack! Piam! Kiba melempar semua emas didekatnya dengan kecepatan tinggi yang cukup membuat lelaki tadi melambat.

Piamm! Lelaki itu terus melangkah mundur karena banyaknya barang yang terus menghantamnya.

"Larii!" Kiba langsung berlari keluar dari ruangan dan berlari pergi dan diikuti oleh semua rekannya ketika ia berhasil membuat lelaki gila tadi sedikit menjauh.

.

.

Tanpa menghiraukan apa-apa lagi, mereka semua mengaitkan kait ke tali yang melingkar di pinggang mereka dan memberi aba-aba untuk menarik.

Mereka merasa sedikit lebih tenang karena lelaki gila tadi tak mengejar. Siapa dia? Dia terlihat mengerikan sekali Mengapa lelaki itu bisa disana? Atau dia memang dari sana..?

.

.

.

.

Pluuumpp..

Lelaki bersurai orange itu kembali menyemplung kedalam air ketika ia berhasil mengusir beberapa penyusup. Ia harus segera menemukan ratunya sebelum lebih banyak lagi penyusup.

.

.

.

21.32

Malam telah tiba, Sasori merasa sangat lega dan aneh dengan beberapa cerita orang-orangnya. Segudang emas? Manusia aneh dengan kekuatan tak biasa? Dan ada tujuh peti yang bisa saja berisi mayat. Ini sungguh penemuan hebat. Semua benda disini bisa adalah peninggalan sejarah setidaknya dua ribu tahun lalu. Jika mereka bisa meneliti semua benda ini, mereka akan bisa tahu soal banyak hal tentang masa lalu. Mereka akan terkenal dengan semua penemuan ini. Ini sungguh keberuntungan nya karena selama ini tak ada yang menemukan tempat itu.

"Sebaiknya kalian semua beristirahat. Kita akan melanjutkan pekerjaan besok." semua manusia melangkah keluar ketika mendapat perintah itu. Sasori berharap Ino akan segera bisa membaca tulisan dibuku besar itu, jadi semua ini akan terasa lebih mudah. Penemuan ini sungguh menarik semua minatnya. Ia harus memerintahkan beberapa orang lagi untuk membongkar dinding tanah dan melihat tempat apa itu sebetulnya. Dan piramida yang tiba-tiba muncul. Peti mati yang entah apa isinya.. Ini tak mudah.. Tapi ia akan mencari jawabannya soal semua yang baru ia temui ini. Ini sungguh penelitian yang berbeda dari biasanya. Berbeda dari guci antik dan lainnya. Ini lebih dari barang-barang antik di seluruh meja dan lemari di banyak nya ruangan.

.

.

.

.

"Blup.. Blup.." masih mengayunkan kaki dan tangannya, terus mencapai dasar air untuk menemukan ratunya.

Kedua tangannya meengobrak-abrik tanah di dasar air, berharap bisa menemukan tanda-tanda dimana ratunya disembunyikan. Sehari kembali berlalu, tak ada seharipun tanpa mencari tapi ia tetap tak menemukan tanda-tanda ratunya tapi ia akan menyerah sebelum ia menemukan ratunya itu.

Ternyata air ditempat ini terhubung ke laut diluar sana. Ia telah menjelajah keluar hingga ke pinggirannya. Ia akan menemukan ratunya.

...

Tck.. Tangannya berhenti bergerak ketika ia melihat emas yang telah ditutupi banyaknya tanah dan lumut. Dengan cepat, kedua tangannya mengobarak tanah itu dan ia melihat peti emas. Ini..

...

.

.

Ia menemukannya!

Tanpa basa-basi lagi, kedua tangannya membuka peti itu dan air pun mulai memasuki peti itu.

Ini sungguh ratunya..

Kekurangan peti ini adalah ratunya akan tetap sama seperti pertama kali dirinya masuk. Tak perduli dua juta tahun pun terkurung, tak akan akan ada yang berubah darinya. Seharusnya ratunya telah menjadi tengkorak beberapa ratus tahun lalu tapi karena kelebihan peti ini, hal itu tak terjadi. Dua ribu tahun hanyalah sehari bagi orang didalam peti ini. Mereka pasti tak mengira bahwa masih ada prajurit yang akan mencari sang ratu. Mereka terlalu meremehkan para prajurit.

Spaassshh!

Air didalam peti dan disekitar peti langsung terbelah pergi ketika kelopak mata manusia didalam peti terbuka, menampilkan sepasang mata bulan yang indah. Tubuhnya yang basah tak lagi basah, air yang harusnya memenuhi dirinya telah terbelah pergi, tak berani mendekat apalagi kembali membasahi nya. Air itu terus saja berlari pergi kearah masing-masing seperti Tsunami.

..

Lelaki bersurai orange itu langsung berlutut ketika ratunya mendudukan dirinya dan menatap ke arahnya.

...

.

.

.

Lelaki bersurai orange itu masih tegap berlutut, menghadap ratunya yang masih menatap lurus kedepan dan tenggelam ke dalam pikirannya yang sudah lebih dari dua jam.

Ia berharap bisa tahu apa yang dipikirkan ratunya, apa yang telah dia ketahui. Apa yang telah angin sampaikan padanya?

Brackkk.. Kedua sisi peti emas meremuk ketika kedua tangan mungil itu mencengkram nya erat.

Setetes air mata berhasil lolos dari mata bulan kiri itu. Ia telah mengetahui semuanya. Dari awal hingga saat ini. Semuanya.. Angin telah mengadu padanya soal semuanya.

.

.

.

.

Sunagakure.

Dimana langit telah menghitam dan hanya diterangi oleh cahaya bulan dan banyaknya cahaya bintang yang bertaburan. Jam telah menunjuk pukul 20.53

Semua mobil menyingkir ke arah masing-masing ketika seorang gadis melangkah melawan arus pada mobil mereka. Mereka menyingkir bukan karena terkejut tapi melakukannya seolah itu adalah kemauan mereka sendiri. Seolah terkendali kan.

Semua manusia dipinggir jalan menghentikan acara berjalan mereka, mata mereka terfokus pada gadis cantik yang berjalan melawan arus dengan sempurna. Sungguh cara berjalan yang sempurna bahkan model bintang atas masih kalah dengan cara gadis cantik itu berjalan. Pelan, tenang, santai tapi terlihat sangat dingin, keren, berwibawa dan berkuasa.

Rambut indigo panjangnya terus berkibar karena angin, kain putih terlilit pas kebadan indahnya sampai atas lututnya, tak lupa dengan ekor gaun yang terus berkibar kebelakang. Tak lupa sebuah tatto bergambar piramida kecil di keningnya. Dia terlihat sangat sempurna.

Berjalan melawan arus dengan angkuh, datar, berwibawa, berkuasa, marah tak lupa dengan lelaki bersurai orange yang terus mengekorinya dengan hormat.

Teet teeett.

Semua mata masih menatap dengan tenangnya ketika sebuah mobil truk terus melaju ke arah gadis yang telah menghentikan langkahnya ditengah jalan dengan tenang. Rasa takut mereka semua seolah hilang, mereka seolah tak memiliki rasa takut. Hanya alasan tak masuk akal inilah, mengapa mereka tenang melihat mobil itu melaju seolah tak melihat ada nyawa didepannya.

Gadis berparas cantik tadi mengangkat telapak tangannya kearah mobil yang melaju ke arahnya.

Braaaaccccckkk! Seolah tersadar dari pemikiran masing-masing, semua manusia langsung berteriak histeris dan panik ketika melihat truck tadi yang melayang jauh kebelakang, berguling dan akhirnya meledak.

Blaaaaamm! Meskipun mereka telah takut dan berlari terbirit-birit, tak ada satupun kaki yang berani menginjak aspal tempat kaki telanjang gadis berparas cantik itu berpijak. Mereka memilih berlari menggunakan pinggir jalan dan menjauh dari gadis cantik itu secepatnya.

.

"A..ku.." sang ratu kembali melangkah dengan kedua tangan disisi pinggang nya terkepal erat. Melangkah kemanapun sesuai kakinya membawanya.

"A..kan." berkata terbata seolah ia baru saja mempelajari bahasa asing. Belajar bahasa asing sangat mudah untuknya. Angin berbisik dan mengajari semuanya. Ia mengetahui semuanya. Perubahan, tahun, saat ini, dimana dia, dulu, semuanya.

.

Dulu tempat ini hanyalah dipenuhi pasir dan semua hal miliknya. Tempat ini miliknya.

.

"Mem..bunuh.. Mere..ka.."

.

.

.

.

To be continue...

.

.

.

Hmmmmm...hmmm..

Hmmm..hmm..

Entahlah.. Moga kalian suka.. Maaf kalau ga bagus..

Silahkan tinggalkan komentar .

Byee..