TRIMESTER PERTAMA : chapter 1
Iruka menggelengkan kepalanya peralahan.
"Aku tak bisa", ujarnya pelan.
Yamato menatap tak mengerti ucapan Iruka yang berbaring di meja periksa.
"Tidak sekarang,,,, aku... " ucapan Iruka terhenti oleh gerakan Yamato yang mendekatinya dan meraih telapak tangannya dan meremasnya perlahan.
"Akan saya tuliskan resep dan hal lain yang perlu anda lakukan untuk beberapa hari kedepan" dokter Kaho mulai mengambil pulpen dan kertas, kemudian lanjutnya " Bawa ke bagian Pharmasi dan temuilah ahli nutrisi, jangan lakukan hal yang terlalu berat, juga hindari rokok dan alkohol" dokter Kaho memberikan sejumlah helai kertas resep kepada Yamato.
"Terimakasih Dokter" Yamato berucap mewakili Iruka.
"Dia tak boleh tau hal ini" Iruka berbisik perlahan, mengusap pelan kedua matanya yang basah. Yamato membantu Iruka turun dari meja periksa.
"Jadi, emmm," Yamato sedikit ragu berkata sambil menepuk bahu Iruka pelan "Seorang bayi?"
Iruka kembali menggeleng pelan, menggigit bibirnya "Bagaimana bisa Yamato?"
Yamato menggaruk belakang kepalanya, gugup, "Uh, apa itu pertanyaan yang harus ku jawab?"
"Kami sangat berhati-hati. Bagaimana bisa? Tidak, bukan begini. Aku tidak siap menjadi orang tua. Aku tidak mau mengacaukan semuanya". Iruka memejamkan matanya kembali, dilihatnya wajah Kakashi dan membayangkan reaksinya saat Kakashi tau hal ini.
"Well, kau tau Iruka alat kontrasepsi tidak selalu ampuh seratus persen," Yamato menggendikkan bahu nya, kembali membantu Iruka turun dari meja periksa "Itukan yang semua orang katakan untuk menghindari tuntutan publik?"
Iruka menghela nafas "Seorang bayi." bisiknya setengah tak percaya.
Tidak, tak mungkin bagi dirinya untuk bisa mengurus bayi dalam hidupnya sekarang ini, tidak sekarang atau untuk waktu yang lama. Pekerjaan nya menyita seluruh waktunya. Ya, oke Iruka seorang asisten manajer,-eerrrr-, asisten yang menangani segala keperluan atasan dari warna koas kaki hingga kontrak mana yang harus diperpanjang atau saham mana yang harus segera dilelang), yang bekerja hampir sembilan jam, lima hari seminggu. Di akhir pekan masih bekerja untuk keluarga Senju dalam bisnis mereka, walau Tsunade bersikeras menganggap Iruka adalah bagian dari Senju, (saat Tsunade malas dan memilih sake-nya, Iruka yang mengerjakan semua keputusan perusahaan) katakan saja Iruka berhutang banyak (diasuh sejak dia yatim piatu) dan gaji disana bisa menghadirkan hidangan dimeja dan atap diatas kepala Iruka.
Saat Kakashi menawarkan sejumlah persetujuan kalau dia bisa menopang semua biaya hidup nya, Iruka menolaknya, bukan berarti mempunyai kekasih seorang ahli waris tunggal dari keluarga Hatake, Iruka jadi harus bersantai dan tidak bekerja. Hatake? Kakashi? Bayi? Tidak! Hubungan mereka terkadang masih labil. Iruka sering tidak bisa berada dalam satu ruangan bersama Kakashi. Tak ada kestabilan dalam hubungan mereka. Iruka tak dapat membayangkan keluarga apa yang akan dimilikinya nanti saat menghadirkan bayi ditengah nya.
Sejauh ini Kakashi adalah seorang kekasih yang pengertian, sahabat yang bisa berbagi, saudara yang bisa dibanggakan dan tumbuh dewasa dalam beberapa tahun terakhir, tapi Iruka tidak befikir dia siap. Kakashi bahkan tidak sanggup mengurus dirinya sendiri. Dan Iruka tidak bisa menghadirkan bayi sebagai beban pada Kakashi hanya untuk melihat berapa lama sampai Kakashi tahan dan mengalami depresi. Ini bukan sebuah eksperimen. Seorang bayi akan meretakkan Kakashi, yang pasti berusaha agar bisa menjadi ayah terbaik dan menjerumuskan dirinya pada titik dimana Kakashi akan mengalami sakit jantung atau bahkan Stroke! Tidak, tak seorangpun dari mereka berdua siap untuk seorang bayi, pun terutama Kakashi.
"Iruka"? Panggil Yamato " Kau akan memberi tahunya kan?" tatapan Yamato menghakimi.
Mereka berteman tidak sebentar, Yamato hafal kerutan yang ada didahi Iruka bahwa dia sedang memikirkan sesuatu. "Dia, ayah bayi ini kan"?
"Tentu saja!" bentak Iruka, menghela nafas kembali, Iruka tak mau dikuasai emosi sesaat, "Kakashi dan aku, kami sering putus lalu kembali, tapi aku tidak tidur dengan sembarang orang Yamato. Aku tak pernah bersama dengan orang lain dibelakang nya. Bayi ini milik nya".
" Kalau begitu dia punya hak untuk tau".
"Lalu apa"? Tegas Iruka. "Lalu kami menikah, membeli rumah ditepi danau? Meninggalkan pekerjaan dan hidupnya? Sampai aku bisa mengeluarkan benda ini dan membawanya setiap hari sampai kami bosan? Yamato! Kakashi dan aku, kami rahasia, tak ada yang tau kecuali kau! Apa yang akan keluarga Kakashi katakan? Dia mempunyai rekor kehormatan yang harus dia jaga".
" Aku tak tau apa yang akan kau lakukan Iruka", Yamato membelai rambut Iruka pelan, "Kau dan Kakashi yang akan memutuskan nya".
Iruka meraih tangan besar Yamato dikepalanya, membawanya turun kepangkuan nya dan meremas nya perlahan.
"Aku akan mengacaukan semuanya, apa kau membenciku Yamato"?
Yamato tersenyum lalu berjongkok di depan Iruka, menengadah keatas agar bisa menatap Iruka yang tertunduk " Hey, kau mengubah Senpai jadi orang yang lebih baik", bibir Iruka tersenyum tipis mendengar sebutan Yamato untuk Kakashi yang biasa nya hanya dia panggil saat Si rambut perak itu ada. "kau tak tau bagaiamana 2 tahun diakhir belasan umurnya saat kami masih melayani militer" lanjut Yamato lagi "Senpai itu mengerikan, dingin dan tanpa ekspresi, tapi saat kau hadir, kau mengubahnya".
Iruka mengambil nafas panjang "Tapi aku tak menginginkan ini Yamato".
Mata yamato mengerjap bingung "Kau tak mengingikan nya"? Tekan Yamato.
"Entahlah," ucap Iruka serak, matanya kembali basah "Tapi berjanjilah padaku Yamato, bersumpahlah kau tak akan bernah mengatakan ini pada Kakashi. Berjanjilah padaku Yamato!"
"Ta...tapi"Yamato bangkit dari dia berlutut didepan Iruka "Apa yang akan kau lakukan Iruka?"
"Aku belum tau Yamato, berjanjilah padaku, aku mohon."
"Iruka." Yamato tampak ragu akan ucapannya sendiri "Kakashi itu sahabatku, dan aku tak bisa merahasiakan hal macam ini darinya"
Iruka meremas kembali tangan Yamato untuk kembali meyakinkannya "Yamato bersumpahlah, paling tidak sampai aku tau apa yang harus aku lakukan senjutnya. Aku perlu waktu. Aku perlu memikirkan sesuatu!"
Yamato mengangguk tanpa menoleh ke arah Iruka. Mengkhianati sahabatnya sendiri? Tapi akhir nya dia mengangguk lemah. "Ya, baiklah,"
Iruka melepaskan genggaman tangan Yamato, lega.
"Heh, Iruka" Suara Yamato memanggilnya kembali.
"Ya?" tak kalah pelan Iruka menjawab sambil membenahi sepatu yang tadi sempat dilepas sebelum pemeriksaan oleh dokter.
"Tak pernahkah kau mungkin berfikir kalau Kakashi menginginkan bayi ini"?
Iruka susah payah menelan ludah nya yang terasa kelu, "Bukan soal apa yang kita inginkan Yamato, ini soal apa yang kau butuhkan. Kakashi tak membutuhkan bayi ini".
Ane penyuka KakaIru! As in Kakashi/Iruka, KxI, Seme!kakashi Uke/Iruka, anda bisa mengertilah itu arti nya apa, bukan sebaliknya,
Aahhh sebel kalau iruka sama tokoh lain, begitupun sebaliknya, ane gakk rela!
Siapa ane ngelarang" ?
Jangan tanya bagaimana bisa ada 'dedek' di perut iruka, sebaiknya ini mpreg atau fem!iruka?
Chapter 1 masih ngebayang gender iruka, ane kasih iruka sebagai 'orang tua' alias 'parent' bukan 'ibu' / 'oka-san' atau apapun itu,
Jadi sebaiknya iruka abu" / mpreg (means male pregnant) / fem!iruka (female iruka) ?
I really want it going to M rate, but, i don't know how to picturing sex scene in words! Any help or suggestion?
