Disclaimer: Harry Potter © J.K. Rowling. I gain no financial advantages by writing this fanfiction.
Characters: Scorpius Malfoy, Draco Malfoy, Astoria Greengrass.
Warning: Oneshot. Christmas is coming! (H-2) c:

Enjoy!

.

.oOo.

.:. Christmas is Comng: Silent Night .:.
© qunnyv19

.oOo.

.

Scorpius tak tahu apa yang lebih memekakkan telinganya: denting garpu dan pisau yang berada di meja makan, atau dentang jam besar di ruang tengah Manor yang menunjukkan sudah pukul delapan malam. Hening meraja di meja makan tersebut.

Hanya ada tiga orang yang hadir, tentu saja.

Draco Malfoy sebagai kepala keluarga duduk di paling ujung meja, memakan hidangan yang disajikan dengan tidak begitu berselera. Ibunya, Astoria Malfoy, duduk di samping kanannya, juga tak terlihat begitu bersemangat. Scorpius sudah menyelesaikan makanannya, kini terduduk diam di kursinya yang terletak di sisi kiri kursi sang ayah.

Setelah semua anggota keluarga selesai dengan hidangan, mereka semua beranjak turun dari kursi masing-masing, dan seluruh perlengkapan makan yang ada di meja segera dibereskan oleh Peri Rumah. Draco langsung naik ke ruang kerjanya di lantai atas, Astoria memilih untuk pergi ke perpustakaan di Malfoy Manor, sementara Scorpius, tanpa berbicara apa-apa, pergi ke ruang tengah.

Kedua mata kelabu Scorpius menyapu sekeliling, kemudian melihat pohon Natal yang ditaruh dengan megah di sudut ruangan. Terlihat begitu sempurna, begitu mewah. Namun Scorpius tak begitu tertarik dengan kenyataan bahwa pohon tersebut hanya sebagai pajangan.

Tak tahu berapa lama ia termenung di ruang tengah sampai akhirnya ia sadar, bel berbunyi, tanda pukul dua belas malam sudah tiba. Baik ibu maupun ayahnya tak menegur dirinya yang tidur terlalu larut, dan bahkan tak ada yang ingin memberinya ucapan selamat malam—apalagi selamat Natal.

Ia melompat, merapikan rambut pirangnya yang sempat berantakan, kemudian pergi menuju kamarnya sendiri yang ada di lantai atas. Di tangga ia berpapasan dengan ibunya. Mulutnya membentuk ucapan, "Merry Christmas."

"Oh," ucap Astoria, seakan baru teringat bahwa sekarang adalah hari Natal, dan pohon Natal di ruang tengah bukan mereka yang memesannya. Ia berucap seadanya, "Merry Christmas, Scorpius."

Scorpius melangkah pergi dan menutup pintu kamarnya, kemudian mengempaskan diri di tempat tidur.

Ia memejamkan mata, kemudian terlelap dengan bayangan ayah dan ibunya yang memberi kejutan di esok pagi dengan setumpuk hadiah di bawah pohon Natal.

.

.

.

"Gifts of time and love are surely the basic ingredients of a truly merry Christmas."
Peg Bracken

.

.

.

fin.

.