Disclaimer: Kubo Tite-sensei

Character: IchixRuki

Author: Rukii Nightray

~Dream where you can't look for~

Part 1

Prolog

Di bawah cahaya senja, di dalam bayangan awan merah sang pencabut nyawa matahari. Angin lembut menyapa sang sakura, meniup pelan rambut seorang gadis kecil dibawahnya. Seorang gadis kecil berambut hitam sebahu. Tak dapat kulihat wajahnya. Badannya bersandar di pohon itu. Ia menelungkup dan membiarkan dirinya terbenam dalam kesendirian. Sambil menempelkan wajahnya ke lututnya. Terus seperti itu. Semenit... Dua menit... Sejam telah berlalu. Tak juga ia angkat wajahnya. Dan entah mengapa... melihat hal itu membuat hatiku terasa perih... Akhirnya kudekati dia dan kudengar isakan tangis kecil darinya...

"Hei, mengapa kau menangis...?"

"Karena aku sedih"

"Mengapa kau sedih...?"

"Karena... kau berada di atas perahu yang sama denganku..."

.

.

.

"Tadi itu.... apa...?" ucap pemuda berambut orange itu dengan wajah bingung saat membuka matanya...

.

.

.

Ichigo berjalan lunglai melewati pertokoan Karakura yang ramai. Hari begitu pagi, tapi karena ada janjian di klub, ia paksakan dirinya untuk berangkat ke sekolah sepagi ini. Di sepanjang jalan, ia masih kepikiran dengan mimpinya semalam. Sejak ia masuk SMA mimpi seperti itu hampir setiap hari mendatanginya. Dengan kejadian yang sama, seorang gadis kecil meringkuk di bawah pohon sakura. Yang Ichigo tak mengerti adalah kata-kata gadis kecil itu di akhir mimpinya. Lagipula, di dalam mimpi itu sosok Ichigo adalah seorang anak laki-laki berumur 7 tahun. Sehingga ia berpikir bahwa ia pernah mengalami kejadian seperti itu di masa lalunya.

Tanpa Ichigo sadari, dirinya sudah masuk ke dalam gedung SMA Karakura. Beberapa orang yang melewatinya menyapanya. Teman-teman sekelas dan sisanya adalah para gadis penggemar Ichigo. Ichigo sendiri tidak begitu peduli dan hanya membalasnya dengan sapaan singkat "Pagi juga".

Kakinya terus melangkah menyusuri lorong-lorong kelas. Menaiki tangga dan akhirnya berhenti di sebuah pintu. Belum Ichigo mengetuk pintu itu, dari dalam ruangannya terdengar suara teriakan yang sangat kencang.

"JANGAN! HENTIKAN!!! AKH!!!"

"Hahahhah... rasakan BUNNY PUNCH!!!"

Mendengar teriakan itu, entah mengapa Ichigo dapat merasakan darahnya yang naik ke kepala. Dengan keras ia buka pintu ruangan itu.

"APA yang--"

Teriakan Ichigo terhenti saat melihat pemandangan yang ada di dalam ruangan itu. Seorang gadis bertubuh mungil dengan rambut berwarna hitam kelam terlentang di atas sofa, di atas tubuh gadis itu, seorang gadis berambut panjang berwarna orange menimpanya sambil membekap wajah gadis bertubuh mungil itu dengan sebuah boneka kelinci. Di samping mereka, berdiri seorang laki-laki bertubuh besar tapi tak dapat berbuat banyak. Di dekat jendela duduk seorang pemuda berkacamata sambil membaca buku. Ia diam tak berkutik, seolah-olah kejadian yang ada disekitarnya tak pernah ada. Hanya sesekali ia menggerakkan tubuhnya untuk membalik halaman atau untuk membetulkan posisi kacamatanya.

"Ah! Pagi Kurosaki" sapa gadis berambut panjang itu sambil tersenyum. Ichigo tidak dapat membalas sapaannya, darah di kepalanya sudah keburu mendidih. Ichigo berjalan dalam diam menghampiri satu per satu dari mereka. Dan dalam waktu singkat mereka pun telah merasakan jitakan Ichigo.

"Aku rela bangun pagi karena kemarin kalian bilang hari ini kita akan mendiskusikan suatu hal penting" ucap Ichigo pelan setelah ia dapat bernafas dengan normal kembali. Baginya masuk ke dalam klub ini adalah suatu kesalahan besar.

"Ya! Kau benar Ichigo! Kita akan mengungkap kenyataan di balik kasus yang menimpa Usa-chan! Dari kemarin wajahnya terlihat seperti sedang menyembunyikan sesuatu! Tidakkah kalian ingin mengetahuinya?!" deklamasi gadis berambut hitam itu sambil mengangkat tinggi-tinggi boneka kelincinya yang ia panggil Usa-chan.

"TIDAK!" jawab Ichigo ketus.

"Ya! Terimakasih atas jawabanmu yang tidak berpengaruh itu Ichigo!, sekarang kita dengarkan jawaban dari ketua Ishida yang akan menentukan kegiatan kita hari ini!" balas gadis itu dengan wajah tanpa dosa, seolah-olah ia tidak tahu apa yang ia katakan sangat berpengaruh pada amarah Ichigo yang sebentar lagi akan meledak seperti bom waktu.

"Terserah kalian... asal tidak berbuat yang aneh-aneh"

"Yeah!!!!" teriak girang kedua gadis itu sambil mengangkat kedua tangannya, laki-laki bertubuh besar itu pun mengikuti gerakan mereka tanpa ekspresi.

"JELAS APA YANG AKAN DILAKUKANNYA ADALAH HAL YANG SANGAT ANEH TAHU!!"

"Ichigo... ck... ck... kau itu terlalu kaku. Sebagai seorang anggota klub peneliti misteri, kita harus selalu menangkap dan menyelidiki segala kejadian aneh yang ada di sekitar kita... bahkan jika hal itu di luar batas kewarasan seorang manusia" kata gadis berambut hitam itu sambil menepuk-nepuk pundak Ichigo yang sudah terduduk lemas di sofa. Kepalanya menggeleng-geleng, seolah sedang mengasihani Ichigo.

"Ya... berarti kau yang tidak waras Rukia" jawab Ichigo singkat yang sudah pasti tidak akan didengarkan oleh Rukia. Rukia lalu keluar ruangan bersama gadis berambut panjang yang sudah menarik tangannya itu.

"Sado... kau ikuti Orihime dan Kuchiki dari belakang" ucap ketua Ishida tanpa beralih dari bukunya pada laki-laki bertubuh besar yang dari tadi hanya diam saja itu. Sado pun segera keluar ruangan tanpa menjawab sepatah kata pun.

Ichigo menghela napas sangat panjang. Ia tidak menyangka kejadian yang dilaluinya selama 20 menit ini akan begitu membuatnya lelah...

Ichigo masuk ke dalam klub peneliti misteri karena ajakan Orihime, lagipula Sado temannya sejak SMP juga ikut, jadi Ichigo terima saja tanpa tahu nasib buruk apa yang akan menimpanya nanti. Saat hari pertama masuk klub, dia sudah tahu bahwa keputusan yang dibuatnya adalah suatu kesalahan besar. Dengan Ishida sebagai ketuanya dan coba tebak apa yang lebih buruk dari seorang kutu buku yang tak pernah peduli pada apa yang terjadi di sekitarnya...?

Ya! Seorang gadis eksentrik bernama Kuchiki Rukia sebagai wakil ketuanya. Gadis berumur 15 tahun yang selalu membawa boneka kelincinya itu kemana-mana. Dengan kuasanya sebagai seorang wakil ketua itu, Rukia selalu berbuat hal-hal aneh yang bahkan di luar batas kewajaran seorang manusia, jika dia memang seorang manusia tentunya, itu pikir Ichigo. Ichigo benar-benar heran pada ketua klub peneliti misteri yang terdahulu, yaitu Nemu-senpai. Nemu-senpai juga adalah seseorang yang cukup gila bagi Ichigo. Bagaimana dia bisa menyerahkan jabatannya pada seseorang seperti Ishida dan jabatan wakil ketua kepada Rukia hanya karena mereka sama-sama pecinta film horror...?

Dalam pandangan normal Ichigo, orang yang pertama kali bertemu dengan Rukia pasti akan berpikir bahwa gadis bertubuh mungil dengan rambut sebahu berwarna hitam kelam dan mata berwarna violet yang begitu lembut adalah gadis manis yang sempurna. Tapi nyatanya tidak. Jika ia ada di depanmu dan kau dianggapnya menghalangi jalannya pasti ia akan berkata dengan alis mengernyit...

"Apakah kakimu sudah rusak? Tidakkah kau tahu bahwa keperluanku sangat penting dan hal yang penting ini harus terhalangi oleh syaraf di kakimu yang tidak juga mau memberi perintah ke otakmu bahwa kau harus segera menyingkir dari hadapanku?!" ia bisa berkata seperti itu tanpa ekspresi dan tanpa harus bernapas sekalipun... padahal jika ia tidak segila itu, ia hanya tinggal berkata "Permisi" sambil tersenyum. Ichigo yakin dengan senang hati orang itu pasti akan segera menyingkir, sekalipun syaraf di kaki orang itu memang ada kerusakan.

Hal apalagi yang membuat Ichigo berpikir bahwa keeksentrikan Rukia melebihi tingkat pemikiran seorang gadis berumur 15 tahun...?

Waktu itu saat upacara penerimaan siswa baru, Rukia datang terlambat, tapi kesadarannya benar-benar nol besar. Ia berjalan santai memasuki aula sambil memeluk boneka kelincinya, sewaktu kepala sekolah Yama-jii sedang berpidato. Ketika wakil kepala sekolah Sasakibe turun dan menegurnya, coba kalian tebak apa yang ia katakan...?

"Diam dan dengarkan saja pidatonya pak tua!" jawab Rukia dengan nada memerintah, gilanya ia menjawab dengan suara perut menggunakan boneka kelincinya.

Saat perkenalan di kelas, ia melakukannya dengan cukup ekstrem. Meloncat dan berputar 360o dari arah pintu depan dan sambil tersenyum berkata "Maaf aku terlambat, kelinciku benar-benar tidak bisa menahan keinginannya untuk pergi ke kamar kecil. Namaku Kuchiki Rukia, senang berkenalan dengan kalian semua". Apa yang dilakukannya tersebut berhasil membuat Ise-sensei menganga cukup lebar dan menyadarkan anak-anak sekelas bahwa dunia ini begitu luas, masih banyak misteri dan kegilaan yang belum kita ketahui.

Ichigo masih ingat dengan jelas saat pertama kali ia berinteraksi dengan Rukia. Yaitu saat pelajaran olahraga. Bisa-bisanya bola yang ia lempar mengenai kepala Ichigo yang berada di belakangnya. Sungguh aneh... dan ketika Ichigo akan mengeluarkan kata-kata makian untuk Rukia, Rukia malah tersenyum dan berkata "Terimakasih untuk kepalamu, kalau tidak bola ini pasti sudah keluar ruangan, aku jadi tidak usah repot-repot mengambilnya". Ia... berterimakasih kepada kepala Ichigo...? kalian bisa bayangkan orang seperti apa dia sehingga Ichigo dapat terus mengingatnya. Sejak kejadian bola itu, mereka jadi lebih sering bertemu dan berinteraksi. Puncaknya saat Ichigo masuk klub peneliti misteri yang merupakan awal dari segala bencana dalam hidupnya.

Padahal dulu Ichigo selalu menjaga jarak dari lainnya. Kecuali dengan Sado temannya sejak SMP dan Arisawa Tatsuki temannya di dojo karate sejak umur 5 tahun. Ichigo bisa dibilang sebagai seseorang yang anti-sosial karena hal itu. Apalagi dengan warna rambutnya yang berwarna orange, para guru sering menyangka Ichigo anak nakal, padahal Ichigo adalah anak yang cukup jenius di sekolahnya. Ia menempati peringkat ke-23 dari 232 pelajar di sekolahnya. Tapi sejak bertemu dengan Rukia, Ichigo menjadi lebih terbuka. Mungkin karena sifat Rukia yang juga mau tidak mau membuat Ichigo menjadi terpengaruh.

Kadang... dibalik sikap Rukia yang seperti itu, Ichigo merasa bahwa Rukia seperti menyimpan sesuatu... sesuatu yang mampu membuat matanya menjadi kosong saat menatap pohon sakura di halaman sekolah...

.

.

.

-tsuzuku-

Huhuhu... akhirnya ada kesempatan juga buat memperbaiki nih fic... karena ada masukan dari kalian yang merasa bahwa penyajian fic ini terlalu aneh maka author perbaiki. Di replace dan di edit ulang lagi. Semoga kali ini kalian suka...

Janggal ya part 1-nya? *emang!* ini baru perkenalan kok... initi ceritanya silahkan baca di part 2...

Hontou ni arigatou untuk kalian yang telah membaca fic pertamaku yang sangat gak jelas ini... hahahah, tolong di review yaaa...

Jaa mata neee... (/--_--)/