Disclaimer : EXO punya agensi mereka, diri mereka, dan orang tua mereka masing masing.
Pair : Kris/?, saya juga bingung, tapi saya nulis sambil ngebayangin kalo itu Joonmyun
Genre : Romance?
Rating : K+? T aja deh seperti biasa.
Warning : Shou-ai, crack-pair?
Note: Apa ini disebut drabble?
Ini adalah kisah yang hari ini saya alami sendiri, hari minggu di PIM, yang main saxophonenya keren banget.
+Saxophone+
Inilah yang dinamakan cinta pada pandangan pertama menurut Kris, yang bahkan sampai sekarangpun dia tidak lupa.
Lantai tiga suatu pusat perbelanjaan, Kris mendengus kesal, anak anak kecil yang dibawa ibunya benar benar menyebalkan, sebenarnya mereka anak setan atau anak manusia?
Di saat sperti ini ia lebih memilih lari ke toko buku, banyak buku inspiratif yang bisa dia baca, tapi, ya ampun! Kenapa ibunya mengajaknya ke toko mainan seperti ini? Kris sudah malas masuk ke toko itu, apa lagi dengan anak anak itu, keponakannya.
Dia hanya berdiri di luar toko setelahnya, dia memejamkan mata, berusaha menenangkan emosinya, demi sang ibu juga.
Petikan bass menyapa telinganya, suaranya yang menggema cukup menenangkannya. Kris tersenyum, dia membuka mata lalu mencari dari mana datangnya suara instrumen musik itu.
Detik kemudian suara saxophone yang menyapanya, tiupan yang lembut, memainkan lagu yang sama sekali tak Kris ketahui, mungkin musik klasik, mungkin juga irama yang benar benar baru tercipta. Kris menikmatinya dan akhirnya dia menemukan sumber suara itu.
Tiga orang yang memainkan instrument musik. irama yang mereka mainkan terdengar asing di telinga Kris, tapi menurutnya terdengar beraliran jazz. Entahlah, dia bukan ahli musik, dia hanya menyukai apa sedang dia dengar saat ini.
Tiupan panjang yang bergetar, tiupan yang kuat, lalu yang halus dan manis, Kris sama sekali tidak mengerti cara memainkan saxophone, tapi tidak kah ini indah, alunan saxophone yang indah. Ah, dia berhenti meniup, dia mundur satu dua langkah, sekarang Kris sadar dia bukan hanya menyukai suara saxophone itu, tapi juga yang memainkannya.
Dan lihatlah senyum itu, tidak kah dia manis? Dia bercanda ringan dengan sang pianis saat solo bass, dia tertawa dan bersiap meniup saxophonenya lagi. Suara saxophone berpadu manis dengan bass yang rendah, tidak kah itu cantik? Ah, lirikannya juga cantik.
Dan dia meniup saxophonenya lagi, tiupan kuat dan panjang, tapi posisi mike tidak terlalu bagus untuk menangkap suaranya yang indah, dia memperbaiki posisi mike di antara tiupan saxophonenya, jarinya bergerak lincah dari klep ke mike dan kembali ke klep lagi, wajahnya seperti menyembunyikan senyuman, atau mungkin seringai.
Dan demi ibunya yang sama sekali tidak tahu menahu apa yang sebenarnya terjadi, Kris harus pergi saat itu juga.
Inilah yang dinamakan cinta pada pandangan pertama menurut Kris, yang bahkan sampai sekarangpun dia tidak lupa.
+FIN+
