[HAIIIII! Perkenalann saya Autor baruu! :'3 maklumi yah, akhirnya bikin ff ini juga hadehh, saya buat fanfiction ini karena terinspirasi sama salah satu anime gitu deh hehehe. Maklumi kalo ada kesamaan ide. Di fanfiction ini Kyuubi kakaknya Naruto. Oke ayo mulai]

Naruto bukan milik saya.

WARN: FEM!NARUTO, OOC, typo(s), tijel, alur kecepatan dlll~~

Pairing: Sasu (18) fem!Naruto (17)

Rated: T ajah

Sasuke pernah bertemu gadis kecil 10 tahun yang lalu, mereka membuat suatu janji. Disaat itu juga, ada anak perempuan baru di KIS pindahan dari Suna. Sasuke merasa perempuan itu adalah gadis masa lalunya. Disaat itu juga, Sasuke dijodohkan dengan seorang gadis. Bagaimana reaksi Sasuke? Apakah gadis itu masih ingat?

Enjoyy!

Di sebuah rumah kecil yang sederhana di Konoha, hidup keluarga kecil Namikaze. Di dalam rumah itu terlihat sesosok perempuan berambut pirang dengan 3 garis di pipinya yang masih tertidur lelap, hawa dingin membuatnya malas untuk bangun. Gadis itu bernama Namikaze Naruto. Saking lelapnya, mulut Naruto terbuka lebar dan terlihat sedikit jejak air liurnya. [duh] Tanpa Naruto ketahui, kaa-chan nya, Kushina, berdiri di samping tempat tidur menatapnya dengan penuh aura gelap disekitarnya.

"NARUTO BANGUN! APA KAU MAU TELAT MASUK HARI PERTAMA MU KE SEKOLAH BARU MU?! AYO CEPAT MANDII!" Teriak Kushina yang mulutnya hampir membentuk seperti toa, dan tanpa rasa kasihannya ia pun menjewer telinga anak perempuannya.

"AMPUN KAA-CHANN! IYA IYA NARU BANGUN INI, TTEBAYO!"

"Sudah cepat mandi sana! Sudah mau jam tujuh! Setelah itu sarapan. Kau tidak mau kan telat di hari pertama mu?"

Naruto pun dengan agak malasnya melangkahkan kakinya menuju kamar mandi dan mulai mandi. Sementara kaa-channya menyiapkan sarapan di lantai bawah bersama onii-channya dan tou-san nya. Yap, hari ini Naruto akan masuk ke sekolah barunya, Konoha Internasional Highschool. Ia murid pindahan dari Suna, ia pindah bersama keluarganya karena sang ayah dipindahkan untuk berkerja di Konoha. Setelah selesai mandi dan memakai baju sailornya dan menguncir dua rambutnya, ia melihat pantulan dirinya dikaca ia pun tersenyum, Naruto melihat jam dindingnya, 06:45. Matanya membulat seketika, ia terlalu lama mandi sampai tak ingat waktu. Padahal sekolah mulai jam 7, ia langsung mengambil tasnya dan ke lantai bawah dan melihat keluarganya sedang sarapan.

"Naruto ayo sa-"

"Tou-san! Nii-chan! Kaa-chan! Aku duluan ya aku takut telat!"

Sebelum kaa-channya menyelesaikan kalimatnya, Naruto langsung mengambil roti bakar yang disiapkan kaa-channya untuk sarapan dan berlari keluar menuju sekolah barunya. Tidak peduli dengan ocehan kaa-channya.

SKIP TIME

Di tempat lain

Terlihat sesosok pemuda berambut raven bersama dengan teman-temannya menuju kelasnya masing-masing. Pemuda dan teman-temannya ini adalah orang yang rata-rata diinginkan oleh seluruh siswi di Konoha Internasional Highschool. Selain cool, mereka juga memiliki IQ diatas rata-rata. Pemuda berambut raven itu bernama Uchiha Sasuke, bisa dianggap dia yang paling banyak fansnya, berasal dari keluarga Uchiha yang kaya, bersifat dingin dan juga juara kelas. Ada juga Sabaku Gaara, pendiam tetapi memiliki IQ diatas rata-rata, memiliki tato 'ai' dan lingkaran hitam dimatanya... untuk beberapa siswi.. bisa dibilang ya... cool. Ada Hyuuga Neji, berambut panjang dan ia sangat berprestasi di bidang musik. Lalu ada Kiba, memiliki tato segitiga di kedua pipinya, bisa dibilang dia adallah 'anjing maniak' dan walaupun jahil ia sangat jago bermain basket. Dan yang terakhir, ada Sai, cowok imut dan sangat jago gambar, ia juga jago menggombal wanita. Banyak wanita yang luluh hatinya karena gombalanya.

Mereka berjalan menuju kelasnya dengan suara teriakan merdu- dari para fans-fansnya. Sasuke hanya terdiam dan menatap mereka dengan tatapan bosan. Kelima sahabat itu berpisah, karena mereka berbeda kelas. Sementara Sasuke satu kelas dengan Neji di kelas 3-A.

"Hari ini pelajaran Kakashi-sensei dulu ya?"

"Hn." Jawab Sasuke dingin.

"Hah membosankan."

Ditempat lain

Naruto memacu larinya lebih cepat, karena sempat tersesat di kompleknya akhirnya iamelihat gedung sekolah Konoha Internasional Highschool. Naruto melihat satpan yang hendak menutup gerbang sekolah. "hosh.. hosh.. TUNGGU! JANGAN DI TUTUP DULU." Satpam yang menjaga gerbang pun menatap Naruto binggung dan berhenti menutup gerbang sekolah. 'Ya ini kesempatan ku.' Melihat kesempatan itu Naruto langsung memasuki gedung sekolah gersebut. Ia berhenti sebentar mengatur nafasnya yang tidak teratur. 'Untung saja.' Gumam Naruto. Ia melihat sekitarnya, ternyata sekolah tersebut besar dan megah. Ia pun sedikit terpesona dengan kemegahan sekolah barunya tersebut.

Naruto's POV

Ternyata sekolah ini benar-benar besar, dan pasti anak-anaknya pinter semua.. hahh aku harus rajin belajar. Dan karena sangat besar, ini pasti membuat ku lebih susah mencari ruangan kepala sekolah, haah. Tiba-tiba tak sengaja aku menyenggol salah satu siswa berambut indigo yang sedang lewat.

"Gomenasai!" Cepat-cepat ku membungkuk minta maaf. Lalu aku mendongkakan kepala ku melihat wajahnya, ia hanya tersenyum malu."T-Tidak a-apa-apa kok! S-sepertinya kamu tersesat. A-aku bisa membantu mu." Katanya malu-malu.

"Aku mencari ruangan kepala sekolah." "K-kau pasti a-anak baru ya? R-ruangan Kepala sekolah ada d-di sebelah p-perpustakaan di lantai 2. N-naik ke lantai 2 lalu b-belok ka-nan nanti k-ketemu." Jelasnya panjang lebar. Aku hanya mengganggukan kepala dan berterimakasih kepadanya dan dengan cepat menuju lantai 2.

Sesampainya di depan ruangan kepala sekolah, ku ketuk pintu ruangan kepala sekolah,setelah mendengar dari dalam kata 'masuk'. Kubuka pintu ruangan sekolah, ku lihat sesosok wanita berambut pirang sedang duduk. "Kau Naruto ya? Mari masuk." Aku cepat-cepat mengangguk dan masuk dan duduk didepan sang kepala sekolah. "Ah- kau bisa panggil aku Tsunade atau Baa-chan. Ya karena kau anaknya Minato kan? Aku menggangap Minato seperti saudara sendiri. Dan aku menggangkap kau seperti cucuku sediri"

"Ha'I T-tsunade-sama." Jawab ku gugup. Mata Tsunade menatap ku, ia menutupkan matanya dan berkata "Tak perlu pakai '-sama', Tsunade saja. Oh iya hari ini kau masuk ke kelas 3-A. Dan semua keperluan mulai pakaian olah raga dan lain-lain sudah disiapkan"

"Ha'i Terimakasih Tsunade."

Tak lama kemudian ku mendengar ada ketukan dari pintu, otomatis aku menoleh dan masuklah sesosok pria yang tinggi berambut putih dengan garis merah di mata kirinya. Ia membungkuk sopan ke Tsunade. "Nah ini Kakashi, dia walikelas sekaligus guru matematika mu. Dan dia akan mengantarkan mu ke kelas baru mu." "Ha'I terimakasih Tsunade!"

Aku pun membungkuk hormat langsung keluar ruangan dan mengikuti Kakashi-sensei menuju kelas 3-A.

END POV

Dikelas Sasuke terlihat bosan ,suasana kelasnya begitu berisik, ia menunggu gurunya yang akan mengajar tidak datang juga daritadi. Ia mengacuhkan semua tatapan dan bisikan dari murid perempuan kepadanya. Sasuke merasakan tangannya disentuh. Pasti Haruno Sakura lagi, salah satu fans antik-nya. "Sasuke-kun! Nanti mau makan bareng ga?" Sasuke meliriknya dengan tajam, ia memejamkan matanya. "Ga. Maaf ga tertarik."

"Yah ayolah ku kan sudah capek-capek membuat dan membawa bento buat mu!" kata Sakura sambil matanya berbinar-binar. "Ga tertarik." Jawab Sasuke dengan dingin. Sakura dengan kecewa berdiri meninggalkan Sasuke dan menuju tempat duduknya.

Ya selama ini Sasuke dianggap Pangeran dingin di sekolahnya. Selain wajahnya, sikapnya yang dingin juga membuat para siswi meleleh melihatnya. [Meleleh(!?)] Walaupun banyak fans-fansnya tapi Sasuke tidak pernah tertarik dengan mereka, meliriknya saja pun ogah. Tiba-tiba pintu kelas terbuka, terlihat Kakashi-sensei, yaitu wali kelas sekaligus guru Matematika ini masuk ke kelas. Kelas yang tadinya ribut, menjadi tenang. Paara siswa dan siswi langsung duduk diam. "Oke hari ini akan ada penambahan murid. Dia murid dari Suna dan pindah karena alasan ayahnya yang berkerja di sini. Silahkan masuk, Naruto!"

Naruto pun memasuki kelasnya, berhenti di sebelah Kakashi, ia tersenyum lebar dan membungkukan tubuhnya."Uzumaki Naruto, ttebayo! Panggilnya Naruto saja! Yoroshiku!"

Kelas pun penuh dengan bisikan-bisikan dari para siswa dan siswi, 'kawaii' 'imutnya' dan sebagainya. Sementara Sasuke? Ia hanya menatap Naruto dengan wajah datar. Sama sekali tidak tertarik. "Baiklah Naruto, kau bisa duduk dibangku sebelah Uchiha-san di pojok sana. Nah sekarang buka halaman 120."

Kakashi mulai mengajar dan suasana kelas menjadi ramai seketika, banyak dari fans-fans Sasuke yang sebal dan kesal bahkan mengoceh sendiri, mereka cemburu dengan Naruto yang memiliki kesempatan untuk duduk di sebelah Sasuke. Apalagi Haruno Sakura, fans maniaknya itu. Terlihat kebencian dimatanya saat melihat Naruto berjalan menuju Sasuke. Naruto mengacuhkan omelan-omelan tersebut, segera ia menaruh tasnya dan mengambil buku.

Tanpa disadari Naruko saat ia mengambil buku, benda dari tasnya jatuh ke lantai dan Naruto langsung memperhatikan pelajarannya. Karena saking Naruto memperhatikan pelajaran yang diajarkan Kakashi ia tidak menyadari. Sasuke yang melihat benda tersebut, gantungan berberbentuk rubah orange berekor 9 jatuh dari tasnya ia mengambilnya, saat hendak memberikan kepada Naruto ia teringat masa kecilnya. Matanya membulat, dia merasakan bahwa pernah melihat gantungan tersebut.

#Fleshback

Konoha, 10 tahun yang lalu

Anak laki-laki berrambut raven melihat sesosok anak perempuan berrambut pirang sebahu dan bermata shappire dan memiliki 3 tanda di pipinya sedang menangis di depan toko bunga.

"Kamu kenapa?" Tanya laki-laki tersebut. "A-aku terpisah dari keluarga ku. M-mereka meninggalkan ku hiks..."

"Memangnya tadi kamu dan keluarga mu kemana?" "Hiks.. Tadi kami ke toko mainan, saking senengnya melihat mainan. A-aku tidak menyadari bahwa mereka sudah pergi. A-aku mencoba mengejar mereka tapi malah tersesat."

Sebentar mata onyx laki-laki tersebut menatap mata shappire yang redup itu.

"Memangnya kau baru pertama kali ke kota ini ya?" "Hiks.. Iya k-kami berlibur ke kota ini."

Laki-laki tersebut tersenyum dan menarik tangan anak perempuan tersebut. Gadis itu terkejut. "Aku akan mengantarkan mu ke toko mainan itu. Mungkin keluarga mu masih disana. Aku tau kok toko mainan yang dekat disini. Tenang aku ga nyakitin kamu kok."

Anak perempuan itu langsung tersenyum lebar, mata shappirenya yang tadinya basah dengan air mata dan redup, kini kembali cerah. Mereka berjalan hingga di depan toko mainan tersebut, mereka memasukinya, laki-laki itu menuju kasir menanyakan orang tua dari anak perempuan yang di temuinya ini. Sementara itu, sesosok anak kecil berambut pirang itu menatap sebuah rak dengan penuh gantungan berbentuk hewan-hewan. Ia hanya tertarik kepada gantungan rubah orange berekor 9. Laki-laki itu berjalan menuju gadis itu, saking gadis itu senang menatap gantungan tersebut ia tidak menyadari bahwa ada laki-laki disebelahnya.

"Kamu mau beli?" tanya lelaki itu, dengan cepat gadis itu berkata "Iya! Lucu sekali gantungan rubah itu. Tapi... Aku tidak bawa uang." Laki-laki itu melihat senyuman dari gadis kecil itu menghilang seketika. Sang laki-laki menghela nafasnya.

"Sini ku belikan. Aku bawa uang kok" "Eeh?.. Benarkah? ARIGATOU!"

Anak itu melompat kegirangan dan segera mereka menuju kasir dan membelinya. Sang laki-laki hanya memandangi senyum dari sang gadis. Senyuman yang indah itu, matanya yang indah, 3 tanda di pipinya dan rambut pirangnya itu. Tak disangka, laki-laki tersebut tersenyum. Gadis kecil berambut pirang itu memeluknya dan terus menerus berterima kasih.

Tiba-tiba pintu toko terbuka terlihat sesosok pemuda yang masih terengah-engah yang sepertinya habis berlari, pemuda itu berambut orange. Ia melihat gadis yang ia kenal yang sedang memeluk seorang laki-laki.

"Imouto! Kemana saja kau! Ayo pulang! Dan siapa dia?!" laki-laki itu menatap laki-laki yang sedang dipeluk adiknya. "Nii-chan! Dia teman ku kok!" Segera sang gadis melepaskan pelukannya dan menuju pemuda yang memanggilnya.

"T-tunggu nama mu-"

"Sampai jumpa! Lain kali bertemu lagi ya! Mungkin beberapa tahun lagi! Dan ku harap kau mau menjadi sahabat ku!" Perempuan itu tersenyum dan lekas, gadis kecil itu dan 'nii-chan' nya pun pergi keluar meninggalkan sang laki-laki berrambut raven sendirian.

#EndofFleshback

Sasuke menggelengkan kepalanya. 'Tidak. Tidak mungkin gadis itu.' Ia mengangkat wajahnya melihat sang wajah anak baru disebelahnya. Matanya, senyumannya. Sama dengan gadis yang ia temui. Tapi.. ia merasa ragu. 'Di dunia ini banyak perempuan berambut pirang dan bermata biru. Lagi pula gadis yang kutemui... memiliki sesuatu di pipinya. Arg sial aku lupa.' Sasuke geram sendiri. Sementara Naruto yang merasa di perhatikan, menatap teman sebangkunya yang sedang memegang gantungan miliknya.

"Umm.. Uchiha-san? Gantungan itu..." tanya Naruto gugup. "Oh iya maaf. Milik mu, tadi sempat jatuh. Panggil aku, Sasuke saja."

"B-baiklah Sasuke! Terima kasih ya telah mengambilnya. Tapi bagaimana gantungan itu bisa jatuh ya? Padahal tadi aku tidak merasakan ada yang jatuh. Apa jangan-jangan..ada arwah?! Sekolah ini angker?!"

Naruto menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu , pipinya dikembungkan, raut mukanya mulai cemas. Sementara Sasuke menyembunyikan ketawanya saat melihat tingkah laku Naruto, benar-benar bodoh. Cepat-cepat ia mengubah wajahnya menjadi wajah sotic.

"Dasar dobe. Bodoh."

"Eeehh?! Siapa yang kau bilang 'dobe' itu? Teme?!"

"Tentu kau. Siapa lagi. Yang menjatuhkan barangnya sendiri dan tidak menyadarinya. Menyalahkan arwah sekolah ini. Bodoh."

"Urusai! Teme! Kau menyebalkan"

"Hn."

"Menyebalkan!"

"Dobe."

"Teme!"

"Dobe."

"Hentikan! Berisik!"

"Hn."

"arggh! Baru pertama masuk aku sudah membenci mu, Teme!"

Tanpa disadari Sasuke tersenyum, senyum yang jarang ia perlihatkan kepada orang. 'Menarik.' Sasuke menyerigai kecil. Dan mulai sejak itu, kelas dan hari-hari Sasuke diwarnai dengan canda tawa [baca: ejek-ejekan] dari Sasuke dan Naruto. Tanpa disadari Naruto, Sakura Haruno memperhatikan Naruto seksama, amarahnya meluap. Sasuke yang terkenal dingin dan jarang berbicara pada perempuan, sekarang malah ejek-ejekan dengan anak baru itu. 'Awas saja kau, Naruto.' Batinnya.

SKIP

Bel istirahat berbunyi, Sasuke meninggalkan kelas bersama Neji menuju teman-temannya yang lain. Sementara Naruto berasa lega, akhirnya selama berjam-jam berantem dengan Sasuke, sekarang ia bisa beristirahat. Perutnya mengeluarkan bunyi, ia pun berdiri dan hendak menuju kantin. [padahal dia gatau kantin dimana hadehh. Ok lanjut ] Ia bertemu lagi dengan gadis indigo yang ia tidak sengaja senggol tadi pagi."Eeh? Kau yang tadi pagi itu kan?! Kita sekelas!"

"N-naruto ya? S-salam kenal, a-aku Hinata." "Yoroshiku Hinata! Hei gimana kalo kita ke kantin? Sekalian jalan-jalan karena aku tidak tau letak-letak ruangan di sekolah ini. Hehehe." Naruto nyengir dan menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal.

Hinata mengganguk pelan dan mereka berdua menuju kantin. Sambil berjalan Naruto bertanya pada Hinata kenapa pada saat ia duduk disebelah Sasuke, banyak siswi yang mengoceh kesal kepadanya, Hinata sedikit menceritakan tentang Sasuke dan teman-temannya itu dan sekolahnya itu, menceritakan kejadian-kejadian yang terjadi hanya karena salah satu fans yang cemburu. Naruto pun mengangguk mengerti. Mereka cemburu dengan Naruto, tapi ia tidak memperdulikan apa yang terjadi terhadapnya jika fans-fans Sasuke sudah kesal dengan dia.

Saat sampai di kantin, terlihat banyak siswa siswi yang mengantri mengambil makanan. Disalah satu pojok meja kantin, Naruto bisa melihat Sasuke dengan teman-teman nya yang di krumulin para fans-fansnya dengan membentuk lingkaran di sekitar mereka. Ada yang berteriak-teriak karena di lihat sang pangeran idaman, ada yang nosebleed [kayaknya... saya...(?)] Bahkan pingsan. 'Lingkaran setan.' Pikir Naruto.

"Hei Hinata! Kau tunggu disini saja ya ya! Ku bawakan 2 ramen ya? Aku traktir deh! Mau kan?! Kamu tunggu disini saja." Naruto tersenyum. "B-boleh." Jawab hinata malu-malu

Naruto pun mengantri. Naruto yang sedang mengantri membeli makanan, tidak sengaja menabrak,lagi, seorang laki-laki yang sedang membawa minuman. Alhasil minumannya yang dipegang pun membasahi kemeja sekolahnya. Naruto benar-benar dalam masalah saat ini. Ia pun langsung membungkuk minta maaf. "G-gomenasaii! Tidak sengaja!"

"Liat apa yang kau lakukan! Hoi punya mata ga- NARUTO? BENERAN NARUTO KAN?!"

Mendengar namanya di panggil, Naruto mengangkat wajahnya menatap wajah sang laki-laki, matanya membulat. Laki-laki dengan tato segitiga di pipinya. "K-KIBAA?!"

"HOOO! Jadi kau benar-benar pindah dari Suna ya?!" tanya Kiba antusias.

Kiba pun langsung merangkul erat Naruto dan mengacak-acak rambut Naruto. Naruto pun mulai sesak , ia berteriak dan mencoba melepaskan rangkulan Kiba. Saking berisiknya, mereka berdua mendapat tatapan tajam dari siswa siswi sekolah. Apalagi fans-fans Kiba. Hadeh.

" Ternyata kau anak baru itu. Tak ku sangka kita bertemu lagi Naruto! Hahh! Kau masih tetap pendek saja!" ejek Kiba.

"Enak saja! Aku sudah meninggi tau! Dasar anjing maniak!" mereka berdua tertawa bersama.

"Hoi Naruto duduk bareng yuk. Sini ku traktir deh!" ajak Kiba. "Bener ya! Bentar ku panggil teman ku dulu."

Naruto pun melambai dan berteriak memanggil Hinata. Hinata pun langsung menuju Naruto, ia melihat Kiba berada disampingnya."K-Kiba-kun?!" "O-oi Hinata."

Wajah Kiba dan Hinata pun tiba-tiba memerah. Naruto melihat kegugupan dari wajah Hinata. Ia menyenggol pelan siku Kiba. "Ehem.. ehem sepertinya ada yang menarik. Daripada liat-liatan mending makan aja deh! Kiba aku dan Hinata pesan ramen ya!" 'dasar pengacau momen-momen penting.' Batin Kiba, ia mendengus. "Terserah."

Setelah Kiba memesan makananya, ia mengajak Naruto dan Hinata menuju... meja kantin... tempat dimana Sasuke itu berada!

'Sial kalo ketemu Teme jelek itu pasti berantem. Mana banyak fansnya.' Batin Naruto. Naruto menyenggol pelan Hinata. " Errmm... Kiba kita ke meja yang lain aja. Aku ga enak kalo disitu."

Hinata yang mengerti maksud Naruto pun menganggukan kepalanya, ia juga tidak mau kena masalah apalagi sama fans-fans mereka.

"Sudahlah Naruto! Aku mau memperkenalkan mu ke teman-teman ku!"

Kiba menarik paksa lengan Naruto sementara Hinata hanya mengikutinya dan berjalan menuju meja pojok. 'Sialan kau Kiba.' Umpat Naruto

"Woii! Perkenalin nih Namikaze Naruto! Temen karib sd nih! Ga nyangka bakal ketemu lagi"

Kiba mulai memperkenalkan Naruto didepan keempat temannya. Hinata hanya bersembunyi di balik punggung Naruto. Sesosok pemuda berkulit pucat berkata,"Salam kenal ya Naru-chan. Kau manis." Sementara Naruto hanya tersenyum masam.

"Hentikan gombalan mu itu Sai. Menjijikan. Salam kenal Naruto, aku Gaara." Kata lelaki berambut merah bata dan memiliki lingkaran hitam dimatanya. "Jadi, Naruto kau temannya Hinata ya? Perkenalkan aku Hyuuga Neji, sepupu Hinata." Kata laki-laki berambut panjang sambil tersenyum ke arahnya. "Hinata! Kau tidak memberitauku kalo sepupu mu salah satu dari mereka!" bisik Naruto ke Hinata sementara Hinata menundukan kepala dan meminta maaf.

"Jadi kau sahabat sd si baka dobe ini?" Suara itu. Hanya satu orang. Keempat sahabatnya menoleh dan menatapnya.

"Wah Sasuke-kun, akhirnya kau mengenal wanita juga. Kukira dunia mu hanya laki-laki."

Kata Sai, ia pun mendapat hadiah dari Sasuke, death glare. "Tumben." Timpal Gaara

"Kau mengenal Sasuke? Naruto?" tanya Kiba menoleh ke Naruto. "Dia satu kelas dengan ku dan Sasuke. Bahkan teman sebangku Sasuke." Jelas Neji panjang lebar.

"Arghh! Dimana-mana kenapa ada kau sih? Teme jelek! Baka!" teriak Naruto sambil menunjuk ke Sasuke. "heh. Dobe."

Teman-teman Sasuke masih tidak percaya akhirnya Sasuke mengenal wanita juga. Sementara Hinata menunduk pelan. Dan kantin dipenuhi canda- ejek-ejekan dari Sasuke dan Naruto. Lagi.

SKIP

Pelajaran dilanjutkan dengan pelajaran olah raga. Naruto, Hinata dan siswa lainya berganti baju dan mereka berkumpul di Lapangan. Terlihat sesosok pria di tengah lapangan, dengan alis tebal menggunakan pakaian olah raga berwana hijau ketat.

"MANA SEMANGAT MUDANYA?!" teriaknya. Sementara hanya beberapa siswa yang menangapinya. "Oh ya ada anak baru kan? Perkenalkan saya guru olah raga mu! Panggil saja Gai!" Gai-sensei mengancungkan jempolnya dan tersenyum. Sementara Naruto mengangguk.

"Oke, hari ini kita belajar Basket, silahkan ambil bola basket dari keranjang di gudang belakang."

Kata Gai-sensei dan para siswa mengambil bola basket, pada saat Hinata dan Naruto sedang berbincang sambil berjalan menuju gudang, tiba-tiba tanpa disadari ada seseorang dengan sengaja atau tidaknya melempar bola basket ke arah Naruto. Dan mengenai kapala Naruto, Naruto meringis kesakitan, ia merasa pusing dan tubuhnya mulai limbung.

"N-NARUTO!" Hinata pun panik dan membantu temannya itu. Tiba-tiba Sasuke dan Guru Gai menghampirinya.

"Sasuke! Bawa Naruto ke UKS!" suruh Gai.

Sasuke mengangguk dan menggendok Naruto di punggungnya, tentu saja para fans-fansnya berteriak-teriak heboh sementara Sasuke tidak peduli dan berlari menuju UKS.

Di UKS Sasuke meletakan Naruto di ranjang UKS. Penjaga UKS, Shizune segera membawa obat dan air minum dan memberi sasuke satu kantong es batu. Sasuke meletakan katong tersebut ke bagian kepala Naruto yang terkena bola basket, Naruto meringis kesakitan.

"Tenang Dobe. Makanya lain kali kau berhati-hati." Shizune berjalan menuju Sasuke dan Naruto. "Sasuke, sebaiknya kau kembali ke pelajaran. Biar Naruto istirahat dan biar ku urus." Kata Shizune tersenyum. Sasuke mengangguk dan segera keluar dari UKS.

Beberapa jam kemudian, Naruto bangun dari tidurnya. Meskipun kepalanya terasa pening ia memaksa tubuhnya untuk berdiri.

"Naruto! Tidurlah dulu, aku Shizune. Kau masih pusing." Jelas Shizune dan mencegah Naruto untuk berdiri. "T-tidak. Aku harus kekelas. Aku tidak mau telat pelajaran." Naruto mulai berjalan pelan.

"Kumohon Naruto, istirahatlah dulu."Bujuk Shizune. "Tak apa-apa Shizune, aku sudah sehat kok. Kalo pusing nanti aku ke sini lagi." Kata Naruto sambil tersenyum, ia mulai meninggalkan UKS. Sementara Shizune, masih terdiam di UKS. Selama pelajaran pun, Naruto memegangi kepalanya yang sakit, Sasuke hanya terdiam dan menatap Naruto.

SKIP

Pukul tepat 15.00 bel pulang sekolah berbunyi, para siswa dan siswi dengan sukacita meninggalkan kelas dan menuju rumahnya masing-masing. Di kelas 3-A hanya tertinggal Sasuke dan Naruto.

"Hoi Dobe. Kau pulang naik apa?" tanya Sasuke. "huh teme. Apakah itu penting?"

"Aku hanya bertanya. Terserah." Sasuke mulai berjalan keluar kelas

"TUNGGU! Aku jalan kaki. Memangnya kenapa?" jawab Naruto ketus.

"Sini kuantar kau. Kau ini kan baru pindah nanti tersesat gimana? Lagian ga baik perempuan pulang sendirian. Lagi pula kau masih pusing kan?" Yap tanpa disadari Sasuke menunjukan rasa pedulinya terhadap Naruto.

"Aku tidak butuh kau. Aku bisa jalan. Lagi pula sudah sembuh kok." Kata naruto dengan angkuh dan ia berjalan keluar kelas. Dan apa yang terjadi? Benar, Naruto lupa rute ke rumahnya dan ia merasa pusing lagi.

"Argh sial seharusnya tadi aku menyetujui Teme itu saja! Bodohnya." Naruto menepuk jidatnya sendiri. Peningnya terasa lagi, pandangannya mulai padam. Ia menggeleng.

Tiba-tiba, mobil sedan mewah berwarna hitam mendekatinya, Naruto yang merasakan bahaya pun bersiap-siap apa yang akan terjadi padanya. Kaca penumpang di turunkan. Betapa kagetnya Naruto! Si Teme itu!

"Butuh tumpangan, hm?" Kata Sasuke sambil menyerigai

Karena tidak ada pilihan, dan hari semakin sore akhirnya dengan berat hati ia menghela nafas dan menyetujuinya. "Aku butuh tumpangan mu, teme. Rumah ku di salah satu komplek deket sekolah, Blok F. Kau tau letaknya?"

"Hn. Tentu."

Pintu mobil terbuka, Naruto memasuki mobil sasuke. Ia melihat Sasuke menyerigai kecil. Naruto hanya menghela nafas. Sasuke memerintahkan sang supir menuju alamat yang Naruto beri tau. Dalam perjalan, keadaan di mobil hening, Naruto tidak tau apa yang akan menjadi bahan pembicaraannya. Saat sampai di depan rumah Naruto, gadis itu membuka pintu mobil dan menutupnya pelan.

"Terima kasih ya, Teme."

"hn."

Naruto berjalan menuju rumahnya, kepalanya pusing lagi, ia menaruh telapak tangannya di tempat nyeri tersebut. Sasuke memandangi punggung Naruto yang semakin lama menjauh dan hilang saat Naruto memasuki rumahnya.

'Aku harus cari tau informasi lebih tentang dia.' Pikir Sasuke.

Mobil Sasuke pun pergi meninggalkan rumah Naruto, berjalan menuju rumah.

Di rumah, Kushina mendengar pintu depan terbuka, segera ia berjalan meninggalkan dapur dan melihat siapa yang baru datang.

"Tadaima." Kata Naruto sambil memegangi rasa nyeri di kepalanya.

"Okaeri naru-chan. Bagaimana dengan sekolah mu? Dan... Kenapa kepala mu? " tanya Kushina cemas. "hmmm... Hanya benjol." Kata Naruto melepaskan sepatu dan menatanya rapih. Lalu melangkahkan kakinya menjuju kamarnya dengan terhuyung-huyung sementara Kushina masih curiga dengan 'benjol' Naruto.

Duh capek juga ternyata -_- mau dilanjutin ga nih? Atau end(?) hehe ga lah. Next chapter bakal ada Itachi dan Kyuubi rencananya . Boleh masukan komen, saran, kritikan dll. Boleh kasih ide kok buat lanjutin soalnya otak autor agak mandet gitu ;') Autor usahain update cepet tapi.. review dulu /maunya.

.

.

.

.

.

.

Akhir kata

Mind to Review ?

;'))))