We Are Not Married But Not All Things Are Wrong

.

.

.

.

Naruto by Masashi Kishimoto

Story by Kirei Selena

Chapter 1

Shikamaru menatap bosan pada berkas-berkas yang bertumpuk di meja kerjanya, dia menghela napas. Otaknya sudah lelah berkutat didepan Laptop dan berkas-berkas itu sedari pagi hingga sore ini, dia ingin beristirahat tapi pekerjaan yang masih banyak itu tidak memperbolehkannya. Cih, dasar merepotkan. Rutuknya dalam hati. Boss nya itu senang sekali merepotkan dirinya dengan pekerjaan yang seharusnya dilakukannya sendiri, tetapi menyuruh shikamaru untuk menyelesaikannya.

Langit senja Tokyo memang sangat indah dipandang, tapi ketimbang itu sofa diruangannya ini sekarang jauh lebih indah dari langit Tokyo favorit shikamaru. Lelaki itu melirik sekilas sofa itu dan mengangkat alisnya tinggi-tinggi dan langsung menyerah. Dia bangkit dari kursi, melangkah cepat kearah sofa dan menghempaskan dirinya dengan nyaman. Tertidur 15 atau 20 menit mungkin tidak apa-apa.

Sungguh damai. Dan mata shikamaru tambah berat sekarang. Dengkuran halus sudah terdengar tidak sampai 5 menit.

'tok..tok'

'tok..tok..tok'

"Shikamaru, aku mau masuk."

Demi apapun, belum ada shikamaru menutup mata 10 menit sudah ada saja pengganggu yang mengetuk pintu ruang kerjanya. Apa tidak ada lagi tempat yang beradab hanya untuk menutup mata 20 menit saja? Dengan kesal shikamaru bangkit duduk dari sofanya dengan tampang yang tidak kalah merasa terganggu.

"Ya naruto, masuk saja."

Pintu ruangan itu langsung terbuka setelah pemilik ruangan tersebut mengizinkan masuk.

"Hei apa kau tidur lagi?" Naruto tidak percaya ini. "Bukannya kubilang kau harus menyiapkan berkas-berkas yang kuberikan dahulu padamu baru kau boleh tidur?"

"Aku baru saja mendudukkan pantatku disini bos," Shikamaru menatap naruto."dan kau langsung mengetuk pintuku, kau memang pengganggu."

Naruto tertawa mendengar kekesalan shikamaru, orang kepercayaannya itu. Siapa suruh dia begitu cerdas, mau tidak mau naruto memang harus mengandalkannya dalam urusan apapun.

"Kau taukan, orang yang paling kupercayai dikantor ini cuma kau dan sasuke." Naruto duduk disamping shikamaru. "Sasuke sedang tidak berada di Jepang, jadi cuma kau yang paling bisa membantuku."

"Tapi kenapa harus aku?" Shikamaru menunjukkan tampang paling menderita yang bisa dibuatnya.

Naruto mengecek ponselnya dan membaca email yang baru saja masuk. Dia mengernyit, tapi tidak lama kemudian dia tertawa geli, dan lebih terlihat seperti menahan tawa.

"Hm, Sasuke sepertinya sedang tertarik dengan seorang perempuan."

Shikamaru menatap bosnya itu dan mengangkat alisnya mendengar nama sasuke. Sedetik kemudian dia langsung buang muka dan mendengus tanda tidak tertarik.

"Lalu emangnya kenapa?"

"Dia menyuruhku untuk mencari tau siapa perempuan itu" naruto menyimpan ponselnya ke saku. "tapi sepertinya aku tidak sempat."

'Wow, jangan bilang dia menyuruhku lagi' Shikamaru merutuk dalam hati.

Seperti bisa membaca pikiran shikamaru naruto tertawa tidak enak hati, tapi mau bagaimana lagi. Ada hal yang harus diurusnya diluar Jepang dan deadline lusa. Oh, bayangkan betapa sibuknya dirinya!

"Aku harus pergi ke Cina malam ini, Yakuza terkena masalah lagi disana. Biar bagaimanapun itu masih organisasi kakek nenek kita dan kita masih mengabdi disana, juga terkadang ikut bergabung. Walaupun kita sudah bekerja di perusahaan Ini."

Naruto melihat tampang malas shikamaru sepertinya dia tidak akan mau. Tapi biar bagaimanapun naruto akan memaksa lelaki nenas tersebut.

"Oke kalau kau tidak mau kau saja yang ke cina mengurus permasalahan Yakuza, biar aku yang mencari tau siapa perempuan yang ditaksir sasuke-"

"Baiklah.. baiklah ." shikamaru memotong pembicaraan naruto."Siapa nama perempuan itu?"

"Hm," Naruto membaca email sasuke kembali."Perempuan itu tidak menyebutkan namanya, dia kemarin berdua dengan temannya. Dan seseorang memanggil mereka ino dan sakura. Tidak tau yang mana, tapi sepertinya itu sakura. Katanya berambut pink dan bermata emerald sungguh nyentrik. Nah ino atau sakura mungkin mempunyai ciri yang seperti itu. Dan ingatlah bahwa yang berambut pink itulah yang akan kau cari identitasnya"

"Oke."

"Kalau ada informasi lebih nanti aku akan segera memberitaumu shika."

Setelah berkata seperti itu naruto keluar dari ruangan shikamaru dan meninggalkan laki-laki itu sendirian. Dia melonggarkan ikatan rambutnya yang terasa entah mengapa semakin kencang, dan berjalan menuju meja kerjanya untuk menyelesaikan berkas-berkas yang belum selesai.

.

.

.

.

.

Aroma wiski yang begitu kuat menguar di bar ini, tempat sakura dan ino berada sekarang. Mereka berdua sudah menghabiskan 2 gelas wiski tapi sepertinya itu belum cukup membuat perempuan-perempuan itu mabuk. Mata mereka berdua menjelajahi isi Club, sangat hingar bingar. Tapi mereka seperti tidak ada niat untuk ikut terjun dan bergabung dilantai dansa.

"Sai masih marah padaku." ino mulai curhat pada perempuan yang disampingnya."Dia marah karna, aku menolak tidur dengannya kemarin."

"Kenapa kau menolaknya?"

Ino meneguk wiskinya lagi dan tidak langsung menjawab. Dia memutar-mutar gelasnya yang masih berisi wisky dan meneguknya lagi.

"Aku cemburu dengan perempuan baru yang ada dikantor kita, dia terlihat akrab dengan sai. Aku takut dia selingkuh. Dan aku menanyakannya, sai bilang hanya sebatas rekan kantor. Tapi aku tidak percaya, kau taulah. Dia mengajakku menginap bersama dan aku menolaknya."

Sakura menatap ino dengan tatapan datar dan tertawa kecil. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan sikap possesive sahabatnya itu.

"Maksudmu yakumo? Jangan bilang kau cemburu dengannya hanya karna mereka berdua sama-sama memiliki kulit yang pucat?" sakura tertawa lagi."Ino kurangi sedikit sifat possesive-mu itu."

Ino mendelik sakura mendengar semua yang dikatakan gadis pink itu. Dia mulai merajuk dan menangkup wajah barbienya dengan kedua tangannya.

"Sakura.. kau tidak membelaku sama sekali. Aku sedang tidak mau disalahkan."

Sakura memutar matanya mendengar bahwa saat ini ino tidak mau disalahkan. Bukannya selalu begitu ya? Mana mau gadis blonde disampingnya ini mengaku salah setiap kali ia bersalah. Dan sakura memutuskan untuk diam saja. Dia memesan segelas wiski lagi, ini yang ketiga. Dan dia berjanji ini yang terakhir.

"Wiski nya satu."

Sakura dan ino menoleh ketika seorang pria yang memesan wiski itu memasuki bar ini dan duduk terpisah 2 kursi dari mereka. Tampak dari penampilannya bahwa pria ini kalangan atas. Kemejanya yang begitu licin disetrika digulung sampai siku, sepatu pantofelnya yang kilat, tubuh yang tinggi dan tegap, wajah yang stoic tetapi terlihat ngantuk, dan tatapan matanya seperti apapun yang ditatap pria itu adalah hal yang membosankan.

"Terimakasih."

Pria itu menerima wiskinya dan langsung meneguk hingga habis setengah gelas, terdengar decak nikmat dari mulutnya yang menandakan dia suka wiski itu. Sakura sendiri sampai lupa bahwa bartender bar ini sudah menyiapkan wiskinya sedari tadi.

"Hai men?"

Ino mulai menarik perhatian pria itu. Sakura merutuk dalam hati, pasti sebentar lagi dia akan menggodanya pikir sakura. Dasar ino tidak memikirkan sai sama sekali.

Shikamaru melirik malas ino, seperti ogah-ogahan akan membalas sapaan perempuan tersebut. Dia membuang muka, tetapi sedetik kemudian dia menatap ino.

"Ya nona?"

"Kau sendirian saja?" tanya ino dengan suara yg dibuat semanja mungkin.

"Kau lihat bagaimana?" balas shikamaru seadanya.

Ino mengikik tertahan, dia pindah dari kursinya menuju ke kursi samping shikamaru. Tetapi pria itu tidak merasa terusik sama sekali, seakan hal seperti ini adalah hal yang wajar bagi dirinya dan sudah biasa.

"Aku sakura." Ino menjulurkan tangannya."Kau?"

Shikamaru mengangkat alisnya saat melihat juluran tangan perempuan itu, dia enggan untuk menyambut tangan itu untuk bersalaman. Dan yang bernama 'sakura' itu membutuhkan waktu 10 detik untuk shikamaru mau menjabat tangannya.

"Aku Shika."

Sakura membelalakkan matanya saat ino memperkenalkan dirinya sebagai sakura, dia ingin menendang kaki perempuan jalang tersebut tapi tidak sampai. Oh, dia sungguh tidak habis pikir. Apa maksudnya? Dan sakura tidak akan memaafkan ino jika ino menggunakan namanya untuk perbuatan kotor dan maksud jelek perempuan blonde tersebut.

"Dan itu temanku, namanya ino." Ino memperkenalkan sakura dengan namanya sendiri.

"Selamat malam tuan, senang berkenalan dengan anda." Sakura membuat nada suaranya seeksotis mungkin, untuk menurunkan derajat nama ino.

Shikamaru hanya mengangguk menanggapi perkataan sakura. Dia mengedarkan pandangannya kelemari bar yang menyimpan ratusan wisky dan bir mahal. Tapi sedetik kemudian otaknya seakan mengingat sesuatu, shikamaru berpikir keras. Oh, bukannya nama perempuan-perempuan yang disebut naruto tadi adalah Sakura dan Ino? Dan yang disampingnya ini adalah sakura dan ino. Ya, bisa saja itu mereka. Shikamaru merasa entah ini keberuntungan atau kesialan bisa menemukan mereka secepat ini. Pria ini jadi sedikit antusias, perempuan seperti apa yang ditaksir sasuke yang katanya high class itu.

"Mau kutraktir minum nona?" shikamaru menawarkan

"Tentu saja, aku sudah menghabiskan 2 gelas yakan ino? Dan err ino sudah 3 gelas." Ino mengingat-ngingat jumlah pesanan mereka.

"Oh tentu saja sakura, aku 3 gelas. Seorang ino selalu lebih kuat minum dari sakura." Sakura menyindir ino, perempuan itu masih tidak terima mengapa ino menukar identitas mereka.

Shikamaru memutar matanya, tentu saja dia membuang mukanya terlebih dahulu supaya perempuan-perempuan yang disampingnya tidak melihat. Shikamaru tidak mau mereka tersinggung dan meninggalkan meja sehingga mau tidak mau shikamaru harus kehilangan informasi. Tapi dilihat dari sini saja mereka berdua sungguh jalang, apa semurahan itu selera sasuke? Bukannya dia sudah dijodohkan dengan wanita yang bernama Shion? Wanita yang sungguh jauh berbeda dengan sakura dan ino yang ada disampingnya ini. Wanita yang anggun, bermartabat, dari strata atas, serta wanita karir. Tentu saja shion juga tidak akan masuk ke dalam club malam begini. Lain kali kalau berjumpa, shikamaru akan memberikan sedikit penjelasan tentang wanita yang ideal untuk dijadikan istri pada sasuke.

"Tidak masalah, minumlah sesukamu sakura." Kata shikamaru dan memberikan senyuman kecil pada ino.

Ino tersipu, dia memesan gelas ketiga pada bartender dan meneguknya secara anggun. Seakan ingin memberikan kesan wanita berkelas pada shikamaru. Dan setelah itu obrolan ringan dan tawa kecil dari ino dan shikamaru yang memenuhi bar itu.

Sakura menatap malas ino, dia akan menjadi lalat saat ini. Pesona dan keberanian ino sungguh menutupi auranya. Lihatlah, dia cepat sekali akrab dengan pria yang baru dikenalnya dan sakura? Shikamaru meliriknya saja tidak. Terkadang sakura ingin sekali seperti ino, bisa cepat akrab dengan semua orang yang dikenalnya. Ah, dia harus belajar lagi dengan ino soal ini.

Tidak terasa obrolan ringan ino dan shikamaru sudah satu jam berlalu. Sakura menguap, dia mulai mengantuk dan sudah sedari tadi bosan. Dia ingin pulang. Dia melirik ino, sepertinya obrolan itu tidak akan berakhir dalam 5 atau 10 menit lagi. Bisa jadi obrolan mereka akan sampai pagi. sakura menggeleng ngeri, dan melihat jam tangannya.

"Ayo pulang in- sakura. Sudah pukul tengah satu dini hari. Aku mengantuk."

Ino melirik kesal sakura, dia menghilangkan kesempatan ino untuk lebih dekat dengan shikamaru. Sedangkan shikamaru mengangguk setuju dan akhirnya ino pun mengalah.

"Kuantar pulang?"

"Baiklah." Jawab mereka berdua serempak, mungkin alasan sakura sudah mengantuk dan tidak sanggup menunggu taksi. Sedangkan ino? Ya sakura tau sendirilah.

Shikamaru membayar semua pesanan mereka, dan mereka beranjak dari bar menuju parkiran. Pria itu menyuruh sakura dan ino menunggu di depan club, sedangkan pria itu mengembil mobilnya diparkiran.

"Hei sakura dia tampan ya?" ino mengikik."Calon yang pas untuk menggantikan sai."

Sebenarnya sakura sudah terlalu mengantuk untuk membalas perkataan ino, tapi wanita itu teringat dengan penukaran identitas yang dilakukan ino dia mendengus tertawa, memutuskan untuk menjawab dengan sindiran.

"Dia tidak akan mau denganmu ino, kau sudah menipunya. Perkenalan awal yang buruk. Untuk apa kau menukar identitas kita? Kalau kau sempat menggunakan namaku untuk aksi licik mu aku tidak akan memaafkanmu."

Ino jadi kehilangan senyum mendengar sakura. Dia jadi sedikit tidak percaya diri.

"Eum entahlah, tiba-tiba saja aku berpikiran memakai namamu. Easy saki, aku tidak akan berbuat macam-macam."

Sakura memutar mata ngantuknya. Dia melihat sebuah Porsche hitam melesat dari lorong parkir dan berhenti tepat didepan mereka. Sakura melirik ino, mata ino begitu berbinar saat mengetahui pria yang bersama mereka tadi memakai kendaraan mewah.

Shikamaru menurunkan kaca mobilnya dan mempersilahkan perempuan dua itu masuk. Ino langsung melangkah cepat mengambil jok depan disamping shikamaru, sakura hanya menggelengkan kepala dan duduk di jok belakang. Setelahnya, shikamaru langsung menjalankan mobilnya dan melesat meninggalkan club.

"Baiklah kuantar kemana nona ino?" Shikamaru melirik sakura dari kaca depan mobil.

"Kau antar saja kami kerumahku shika, dia berencana menginap hari ini dirumahku. Kau tau rumahku kan? Tadi waktu kita ngobrol sudah kuberi tau alamatku" Ino langsung menjawab pertanyaan shikamaru, tampang ino sangat kikuk, setelah ini mungkin sakura akan membunuhnya.

"Oh, oke." Jawab shikamaru sekenanya.

Sedangkan sakura dibelakang menatap dendam ino. Dia tidak membiarkan dirinya pulang kerumah pasti karena rumah sakura lebih jauh dari rumah ino. Dan itu berarti shikamaru akan mengantar ino duluan, kemudian dirinya. Apa ino berpikir sakura akan berbuat macam-macam pada shikamaru? Oh sungguh possesive.

Sakura sudah hampir tertidur saat shikamaru memberhentikan mobilnya didepan rumah ino. Dia keluar dari mobil dan langsung masuk kedalam rumah setelah mengambil kunci rumah dari si blonde dan membiarkannya bercakap-cakap dengan pria yang mengantar mereka. Dia sangat mengantuk.

Ino yang melihat jalan sempoyongan sakura kembali menatap shikamaru dan tersenyum. Senyum nya kali ini terlihat tulus dan sungguh sangat manis. Tidak seperti senyuman menggodanya 2 jam yang lalu. Sepertinya dia sangat-sangat berterimakasih.

"Terimakasih ya shika, sudah mengantar kami, dan meneraktir. Kau sungguh sangat baik."

"No problem miss." Shikamaru tersenyum

"Bisakah kita bertemu kembali?" tanya ino canggung, dan menambahkan"Tentu saja kapan-kapan, dan pastinya saat kau tidak sibuk. Aku tidak memaksa kok"

Shikamaru melihat tampang mengharap pada wajah perempuan itu yg disertai tampang takut. Mungkin dia takut shikamaru menolak ajakannya. Bagaimana pun harga diri perempuan masih terlalu tinggi untuk mengajak bertemu seorang laki-laki yang baru dikenal.

"Tentu saja, sudah pasti kita akan bertemu kembali nona sakura. Dilain waktu dan kesempatan." Shikamaru tersenyum. "Aku akan menghubungimu."

"Jangan panggil aku nona."

"Oh , baiklah err.. Sakura?"

Wajah ino sedikit mengernyit menyesal seperti ada yang ingin dikatakannya dan dibenarkannya, tapi entah mengapa dia diam saja.

"Ada sesuatu yang mengganggumu?"

"Oh, ti-tidak." Kilah ino cepat.

Shikamaru kelihatan tidak yakin tapi dia tidak terlihat berminat untuk mencari tau. Jadi dia hanya mengangguk saja.

"Baiklah, aku pergi kalau begitu."

Ino melihat tangan shikamaru membuka pintu mobilnya dan kembali menatap pria itu lembut.

"Hati-hati."

"Oke, Bye."

"Sampai jumpa shika."

Shikamaru menjalankan mobilnya, dia melirik ino dari kaca spionnya wanita itu sedang melambaikan tangan mendada-dada dirinya dengan tangan kanan perempuan itu. Shikamaru tertawa kecil. Tingkah lakunya sungguh membuat gemas, sungguh sangat berbeda dengan yang ada di bar tadi. Dia melirik ino lagi dari spionnya yang kelihatan dia akan masuk kerumahnya.' Sakura itu cukup cantik ya, shika?'

.

.

.

TO BE CONTINUED


Fanfic shikaino pertamaku. Aku berpikiran membuat banyak fic, tetapi tidak hanya dengan chara sakura saja. Dan yang ini permulaan, unsur sasusaku memang tetap ada tapi tidak akan begitu banyak. Fokus cerita ini shikaino. Tapi akan tetap tetap ada kok. Sebenarnya bisa saja tidak menaruh pairing sasusaku di fic ini, dan itu tidak menambah kerjaku untuk menulis dan berpikir. Menulis dua pairing dalam satu fic itu cukup capek, tetapi.. otakku tetap menyuruhku memasukkan pair sasusaku disini, dan mungkin karena aku juga seorang sakura centrict. So, please tinggalkan jejak review kalian ya..

Thank you..