Penjelasan dulu biar ngerti alurnya:

Pack : kelompok werewolf yang tinggal di suatu wilayah, mungkin kalau diumpamakan seperti negara

Alpha : pemimpin dari kaum srigala dalam suatu pack, kaya semacam presiden.

Luna : pasangan atau mate dari Alpha. Semacam Ibu Presiden

Packhouse : semacam istana presiden

Wolf : srigala yang berada dalam tubuh werewolf, biasanya mereka memiliki nama yang diberikan oleh pemiliknya. Mereka akan berganti shift pertamanya dari tubuh manusia ke tubuh srigala di usia minimal 17tahun. Apabila wolf mengambil alih tubuh werewolf, mata mereka akan berubah menjadi mata wolf itu sendiri. Mereka akan saling berkomunikasi melalui mindlink.

Shift : pergantian dari tubuh werewolf menjadi tubuh wolf

Mate : jodoh yang ditakdirkan oleh Moon Goddes, biasa dapat diketahui melalui aroma tubuhnya yang akan memabukkan yang hanya bisa dicium oleh pasangannnya.

Moon Goddes : dewi Bulan, atau Tuhan bagi werewolf

Beta : pemimpin kedua tertinggi di dalam pack yaitu wakil dari Alpha, semacam wakil presiden

Delta : pemimpin ketiga tertiggi di dalam pack yaitu wakil dari Betanya

Gama : pemimpin keempat tertinggi di dalam pack yaitu wakil dari Delta

Omega : status terendah di suatu pack. Biasanya mereka hanya menjadi maid

Rogue : sebutan untuk werewolf yang tidak mempunyai pack atau keluar dari pack lebih memilih kekuasaan sendiri

Penandaan : proses dimana seorang Hewolf menemukan mate mereka kemudian mereka menandai atau mengklaim bahwa shewolf tersebut sudah mempunyai atau lebih tepatnya sudah menjadi miliknya. Setiap tanda berbeda-beda tergantung kekuatan dari hewolf itu sendiri. biasa tanda itu berada di leher shewolf

Heat : masa dimana shewolf mengalami masa menginginkan melakukan hubungan intim. Apabila dia tidak melakukan itu, maka tubuh shewolf akan merasakan panas disekujur tubuhnya yang sangat menyiksa.

Penyatuan : proses dimana setelah melakukan penandaaan, hewolf melakukan hubungan intim dengan shewolfnya setelah melakukan penandaan.

.

.

Minseok Pov

Aku Kim Minseok yang tinggal sebagai anak yang ditemukan saat beberapa anggota pack ini sedang berburu. Aku ditemukan oleh prajurit, dan dibawa oleh Beta Pack ini yang sekarang menjadi ayahku angkatku. Ayahku sangat sayang kepadaku, ya memang dia bukan ayah kandung tapi dia sangat menyayangi ku. Walaupun istrinya yang merupakan Ibu angkatku tak menyetujui mengasuh aku di rumahnya. Penyiksaan di dalam rumah mereka terhadapku sudah menjadi makanan sehari-hari.

Cemooh dari orang-orang sudah biasa ku dapatkan karena asal usulku yang tidak jelas. Mungkin mereka berfikir aku hanya anak rogue yang dibuang karena tidak diinginkan. Saat berumur 17 tahun dimana seharusnya aku melakukan shift pertama dengan wolf, namun yang terjadi sama sekali aku tidak bisa merasakan itu sampai umurku sekarang 18 tahun.

Ibu dan saudara angkat membuangku saat ayah meninggal saat umurku masih 14 tahun. Moon Goddess masih menyayangi ku dengan menolong ku melalui Luna. Luna Tao sangat menyayangi ku dan menyuruhku untuk tinggal di packhouse yang saat ini aku tinggali. Aku tidak mau diberikan tinggal secara cuma-cuma di packhouse. Ya aku memang Omega yang pantas untuk menjadi maid di Packhouse. Karena asal usul yang tidak jelas, dan semua orang meragukan aku tentang kebenaran bahwa aku adalah aku werewolf mengingat sampai saat ini aku tidak bisa berganti shift.

Aku siap untuk hari ini.

Author Pov

Pagi ini, semua penghuni packhouse sangat sibuk, karena beberapa hari ke depan pemimpin kami akan Alpha kami akan diangkat sumpahnya. Minseok sudah siap dengan rutinitas paginya yang membawa semua pakaian penghuni packhouse untuk di cucinya.

"hai Xiu, apakah kau siap hari?"Tanyanya pada wolf nya melalui mindlink.

"tidak berbeda dengan hari-hari lainnya, kau selalu mencoba sabar dan bersemangat memulai hari." Jawab Xiu lemas.

Xiu adalah nama yang diberikan Minseok pada wolf nya. Xiu tidak sesabar Minseok dalam menghadapi penyiksaan dari banyak pihak. Minseok dan Xiu sangat berbeda. Sifat mereka sangat bertolak belakang satu sama lain, Xiu adalah serigala yang sangat mudah marah, sedangkan Minseok sangat lembut. Mereka saling melengkapi satu sama lain.

"bukannya memang harus seperti itu sampai kita bertemu mate kita?" menjawabnya dengan semangat

"apakah kau yakin kita mendapatkan mate? apakah dia tidak akan menreject kita? Aku takut Minseok."

"aku yakin dia akan menyelamatkan kita dari sini."

"tapi aku tidak yakin dia akan menemukan kita, mengingat kita hanya seorang omega yang tidak akan bisa keluar dari packhouse ini."

Minseok hanya diam saja karena memang dia menyadari hal itu dan memutuskan mindlink dengan Xiu

"hai kau yang disana, mengapa kau hanya diam saja? Baju yang kau cuci sangat banyak, bisakah kau cepat. Pekerjaan kita tidak bisa menunggu." Hardik salah satu maid yang sering menyiksa Minseok.

Minseok hanya mengangguk pelan karena mengetahui kesalahannya.

.

.

"Jongdae, apakah kamu sudah siap dengan pengangkatannya." Tanya Luna Tao yang notabene itu adalah Ibunya, yang saat ini menjadi pemimpin di Moonlight pack. Secara tertulis Luna Tao masih menjabat sebagai pemimpin tertinggi di pack ini.

"aku bisa ibu, karena selama ini aku sudah menjalankan tugas sebagai alpha di pack ini, hanya saja pengangkatan secara resmi belum kita lakukan."jawabnya dengan tegas.

"apa kamu sudah menemukan matemu, mengingatkan pack ini butuh seorang luna untuk dijadikan menegaskan kekuatanmu Jongdae." Tanyanya dengan rasa gusrah, mengingat umur jongdae yang sudah tidak muda lagi dan pack butuh Luna yang akan menghadirkan penerus di pack.

"Ibu kan Luna disini, mengapa aku harus mencari Luna baru bu." Jawabnya dengan lemas

"jongdae, ini beda sayang. Ibu bukan orang yang pantas lagi menyandang status itu ketika kau menjadi Alpha disini."

Jongdae hanya terdiam mendengar perkataan dari Ibunya.

"coba lah kau berkeliling pack ini, mungkin dia ada di pack ini. Atau kau bisa berkunjung ke beberapa sahabat pack kita. Mate mu harus segera ditemukan sayang." Lanjutnya dengan penuh harap. Ini semua untuk ketentraman packnya. Pack tidak akan lengkap apabila seorang Alpha belum mempunyai Mate yang menjadi Luna.

"iya Ibu, aku akan coba melakukannya setelah aku pengangkatan ku secara resmi dilakukan."

Jongdae memang memikirkan itu, karena warga pack akan mempertanyakan hal itu. Luna memiliki peran aktif dalam sebuah pack untuk menenangkan semua warganya.

Suara langkah kaki itu terdengar oleh Jongdae, dan dia tahu siapa yang akan datang ke ruangannya melalui aroma tubuh itu. Aroma yang memabukkan tapi mungkin tidak sama seperti aroma dari mate nya nanti. Suara ketukan pintu terdengar jelas dari orang itu.

"permisi Alpha, boleh saya masuk. Saya membawakan minuman untuk Luna Tao." Tanya maid di luar ruangannya.

"masuk saja" jawab Jongdae datar.

"Permisi Luna, ini minuman untuk anda." Ditarunya minumannya di meja dengan tetap menundukan kepalanya.

"hai Minseok, sini sayang. Duduk samping ku. Aku ingin bi..." Sapa Luna Tao kepada Minseok.

"Ibuu.." sela Jongdae seraya melakukan penolakan atas tindakan ibunya.

"Jongdae jaga sikapmu," jawab Luna dengan marah.

"tidak apa Luna, maaf Luna bukannya saya menolaknya kebaikanmu, tapi saya masih ada pekerjaan di dapur Luna." Jawab Minseok tetap menundukkan kepalanya

"Ibu, dia pun menolak perintahmu, biarkan saja dia mengurus pekerjaannya di dapur. Nanti pekerjaannya akan menumpuk apabila dia tetap berada disini" Jawab Jongdae dengan tegas dan sedikit kasar

"lebih baik kau segera selesai semua tugasmu, jangan coba untuk berada disini." Lanjut Jongdae dengan kasar. sedangkan Minseok sedang menahan semua perasaan sakit atas perlakuan kasar Jongdae. Orang selama ini dia puja.

"Jongdae..." membuat Luna Tao bertambah emosi dengan sikap Jongdae

"Kenapa kau sekarang menjadi maid disini sayang, aku yang menyuruhmu untuk menjadi Kepala packhouse disini sayang." Tanyanya dengan lembut kepada Minseok

"saya kurang profesional untuk jabatan itu Luna, Alpha Jongdae lebih mengetahui keperluan di pack ini dan kepala packhouse yang sekarang lebih ahli di berbagai bidang daripada saya."

"Minseok tatap saya, jangan menundukan kepalamu."

"sepertinya saya harus melanjutkan pekerjaan saya Luna, permisi Luna" Jawab Minseok dengan tergesa dan langsung meninggalkan ruang kerja Jongdae.

"lihat sikap tidak sopannya kepadamu Bu. Kenapa kau harus membelanya."

"Jongdae, bisa jelaskan kepada Ibu tentang hal ini. Aku butuh penjelasan atas kekacauan yang kau buat."

"dia yang memilih menjadi maid disini Bu. Kan Ibu juga sudah mendengar penjelasan darinya." Jawabnya dengan malas.

"apa yang terjadi pada kalian yang Ibu ketahui. Setahu ku, kau sangat dekat dengan Minseok. Dan tak mungkin kau melakukan ini kepadanya." Lanjut Tao yang mulai mengintrograsi anaknya.

"tidak terjadi apa-apa. Dan kumohon Bu, aku masih banyak pekerjaan untuk pack ini. Berhenti mengurusi maid itu." Pernyataan Jongdae terlihat sangat jengah.

Yang kemudian Tao pergi dengan kesal meninggalkan ruangan kerja Jongdae dan membanting pintunya.

"jongdae, kenapa kau bersikap seperti itu terus menerus kepada Minseok?" tanya Chen melalui mindlink yang merupakan wolf dari Jongdae.

"berhentilah untuk menanyakan hal yang tidak penting. Aku masih memiliki banyak pekerjaan" Jawab Jongdae dan langsung memutuskan mindlinknya

.

.

.

Keluar dari ruangan Alpha, Minseok tak bisa lagi menahannya. Mata kucing itu sudah mengeluarkan butiran sedikit demi sedikit. Rasa sakit tidak bisa ditahannya lagi. "Minseok." Langkah Minseok terhenti saat dia akan menaruh nampan, gadis menghapus air mata sebelum menolehkan kepalanya. Seorang maid memanggilnya. "iya"

"kau bersihkan ruangan Aula, karena itu akan digunakan untuk penobatan Alpha Jongdae."

"tapi bukannya itu pekerjaan dari..."

"berhenti membantah Minseok, kerjaan sekarang. Yang lain sedang mengerjakan yang lain. Dan itu semua juga untuk acara penobatan Alpha" Potong maid tersebut dengan amarah.

Minseok hanya menuruti perintah maid tersebut. Pekerjaan ini seharusnya dilakukan oleh lebih dari 1 orang namun sepertinya maid yang ada disitu sengaja melakukan hal tersebut kepadanya. Mereka akan terus semena-mena kepada Minseok karena Alpha Jongdae pun melakukan hal kasar kepadanya. Jadi semua mejadi mudah untuk mereka. Karena apabila Minseok mengadukan perlakukan mereka, Alpha Jongdae tidak akan menghiraukannya.

"Minseok, tak bisakah sekali saja kau menolak perintah mereka? Xiu memulai percakapannya.

"tidak Xiu, aku tidak bisa. aku maid disini Minseok, wajar kalau aku mengerjakan ini."

" aku tak seharusnya melakukan ini. Kapan kau akan kabur dari sini." Xiu mulai menggeram di dalam kepala Minseok.

"kita tidak bisa Xiu, kita hanya punya pack ini untuk hidup. Aku tidak mau jadi rogue Xiu." Jawab Minseok memutuskan mindlinknya.

Xiu memang terlihat lelah dengan perlakukan semua orang hari ini. Terlebih lagi Jongdae, orang yang dahulu ia sayangi.

"semuanya akan membaik pada waktunya." Gumamnya dalam hati, yang tentunya Xiu dapat mendengarnya.

Disisi lain.

Jongdae mengamati Minseok dengan teliti, seolah-olah tidak yakin dengan apa yang dilihatnya, tetapi lelaki itu kemudian tersenyum lemah dan menyerah, karena dia memang pantas mendapatkan itu. Dia tahu di saat ini perempuan itu sedang lemah.

"kau tetap mengagumi kecantikannya yang kau abaikan. Kau masih mencintainya" Ucap Chen, namun Jongdae hanya diam.

.

.

.

Di lain tempat. Seseorang sedang duduk di dekat nakas yang terdapat wine. Memikirkan berbagai banyak yang harus ia lakukan untuk packnya dalam kedamaian. Dia menyeruput winenya untuk menghilangkan dahaga agar mengurangi beban yang selam ini dia tanggung sendiri.

"apa aku bisa menemukan dia."tanyanya pada wolfnya melalui mindlink.

"ku yakin pasti bisa beta, karena hanya kekuatan dia yang bisa mengembalikan keutuhan pack ini."

Helaan napas berat keluar dari mulutnya. Dia sudah lelah karena menunggu terlalu lama mencari \seseorang yang dibutuhkan packnya. Karena Lilin itu masih menyala sejak kelahiran yang dia cari. Menandakan si empuhnya lilin masih hidup.

"apakah ada perkembangannya? kau sudah menemukan dia." Tanya laki-laki dewasa kepada prajuritnya dengan yang tatapan yang tajam

"kami benar-benar kehilangan jejak sejak kejadian hancurnya pack ini Beta." Jawab prajurit ini

"ini sudah sangat lama sejak kejadian itu. Apakah kalian benar-benar tidak bisa menemukan petunjuk sedikit pun." Saut lelaki di dalam ruangan gelapnya.

"kami tidak bisa merasakan aroma tubuhnya, kemungkinan dia sudah berbaur dengan pack lain jadi kita tidak mendeteksi aromanya. Kemungkinan aroma tubuhnya sudah hilang dan berganti dengan aroma pack yang dia huni sekarang."

"tetap cari dia, karena dia adalah kekuatan kita yang akan mengembalikan pack ini." Perintah lelaki dengan teriakannya.

.

.

.

Setelah pejabat packhouse makan selesai menyantap makan malamnya, beberapa omega bergegas menuju ruang makan untuk merapihkan meja makan. Minseok membawa banyak piring ditangan, namun yang terjadi

PRANG...

"MINSEOK..." teriak Jongdae dengan tone Alphanya dari beberapa anak tangga.

"Ma.. a..ku Alpha, a..ku tidak sengaja," jawab minseok tangisnya dengan luka akibat pecahan piring di kaki dan tangan Minseok.

"seharusnya kau bisa lebih hat..," tatap Jongdae dengan penuh amarah.

"berhenti bicara jika kau hanya ingin memarahinya, itu tidak akan menyelesaikan kekacauan ini," potong Luna Tao yang sudah berada di dekat Minseok untuk membantunya.

"yang lain bersihkan pecahan ini jangan sampai mengenai orang lain termasuk kalian, cuci semua piring yang tersisah," titah Tao, sedangkan Minseok hanya bisa menunduk.

Omega yang langsung menuju kearah kekacauan piring itu sedangkan Minseok dibawa oleh Luna Tao untuk diobati luka-lukanya.

"rencana yang kau buat ini membuat kita jadi kerja ekstra," keluh salah satu omega saat membersihkan pecahan kaca.

"tapi setidaknya dia mengalami luka-luka karena aku menghadang kakinya," jawab omega lainnya dengan senyum sinis.

Dari kejauhan Jongdae mendengar percakapan tersebut membuatnya geram karena ulah yang omega lain yang selalu menyiksa Minseok.

"aku tahu Dae, tadi kau teriak saat Minseok jatuh bukan karena marah tapi khawatir dengan kondisinya," tanya Chen sekaligus meledeknya melalui mindlink

"itu bukan urusanmu, dia saja yang ceroboh dengan pekerjaan,".

"bukannya kau juga marah karena para omega itu yang tidak henti-hentinya menyiksa Minseok yang berarti kau masih mencintainya," balas Chen dengan amarahnya kepada Jongdae yang tidak bisa bersikap adil karena ulah para omega kepada Minseok. Namun Jongdae tetap diam saja karena rasa benci telah mengikis rasa cintanya.

.

.

.

Seorang pria gagah dengan tumpukan kertas yang ada di meja serius. Tidak lama suara ketukan pintu ruangannya terdengar.

"Masuk,"perintah pria gagah berumur 41 tahun yang masih terlihat muda. Pria tinggi dari luar itu masuk memberi hormat pada pimpinannya.

"Beta Chanyeol, bisakah kau menggantikan aku untuk menghadiri penobatan Alpha Jongdae." Tanya seorang pria tanpa menoleh ke arah Chanyeol dan tetap fokus pada pekerjaannya.

"tapi Alpha, bukannya sebaiknya kau saja yang menghadiri hal itu. Akan lebih baik karena kau bisa menjalin relasi dengan Alpha Jongdae untuk menambah kekuatanmu melawan rogue. Mengingat Packnya tidak pernah diserang oleh rogue sejak lama." Jelas Chanyeol untuk membuat alpha dari Blackmoon pack ini datang ke acara tersebut.

Luhan hanya diam dalam pekerjaan yang sangat menumpuk, karena akhir-akhir ini banyak rogue yang ingin menghancurkan packnya. Menyusun strategi untuk dapat menghalang semua rogue yang menyerang ke packnya.

"tidak Chanyeol, aku harus ke perbatasan untuk menyelesaikan strategi yang akan disusun agar rogue-rogue sialan itu tidak sampai masuk wilayah kita." Jawabnya tegas dan sedikit emosi. Mengingat telah banyak korban yang terjatuhan akibat ulah rogue.

"apa tak sebaiknya aku yang ke perbatasan Alpha, mengingat tugas ini seharusnya ada pada aku." Bantah Chanyeol

"tidak Chan, yang mengerti tentang strategi ini hanya aku dan kau takkan mengerti ini."

"baik Alpha, saya mengerti. apabila tidak ada hal lain, saya mohon permisi dahulu."jawab Chanyeol seraya meminta ijin untuk meninggalkan ruangan tersebut.

"tunggu Chanyeol, kau ucapkan permintaan maafku pada Alpha Jongdae dan jangan lupa untuk memberikan hadiah sebagai ucapan selamat dan permintaan maafku tidak bisa menghadiri acara tersebut." Cegah Luhan untuk kemudian melanjutkan pekerjaannnya.

Chanyeol hanya mengangguk atas perintah Alpha Luhan.

"bawalah matemu untuk menemani tugas ini." Perintah alpha yang satu ini jelas membuat dia sangat senang. Karena sangat jarang dalam tugasnya dia bisa bersama dengan matenya.

Luhan dan Chanyeol adalah sahabat dari kecil. Maka dari itu, Luhan mempercayakan tugas Beta kepada Chanyeol yang merupakan wakilnya disaat-saat genting seperti ini. Luhan sangat bahagia saat Chanyeol sudah menemukan matenya, walau dia sendiri belum bisa menemukan karena kesibukan yang dia punya.

.

.

.

Hari dimana semua sibuk menyiapkan persiapan penobatan Alpha Jongdae tanpa terkecuali Minseok yang sudah sibuk sejak pagi meyiapkan makanan di dapur. Dan sekarang dia ada di kamarnya mencoba mencari baju terbaiknya untuk acara orang yang terbaik di matanya. Dress putih selutut yang sudah usang, itu merupakan baju terbaiknya. Yang selalu dia gunakan di acara spesial seperti sekarang.

Tak lupa kalung dengan tanda salju sebagai liotinnya, ini pertama kali dia menggunakannya. Kalung itu yang menurut penjelasan ayahnya, merupakan kalung yang digenggam ditangannya waktu dia ditemukan dahulu. Minseok hanya ingin terlihat berbeda di hari spesial orang yang dicintainya.

.

.

.

Iya dia calon Alpha kita yang terlihat seakan menegang di atas panggung. Notabene semua alpha dengan ketampanan dan kekuatan masing-masing dari berbagai pack hadir dalam penobatan Alpha Jongdae di Moonlight pack. Para Alpha banyak yang membawa Luna untuk ke acara seperti ini. Namun ada beberapa alpha yang belum menemukan matenya.

Hiruk pikuk serta keramaian disini mulai berangsur-angsur tenang. Dengan di mulainya para tetua di Moonlight pack naik ke panggung.

"ucapkan sumpah mu Alpha." Ucap salah satu tetua dengan tegas

Ketegangan di wajah Jongdae dapat dilihat oleh Minseok yang sedari tadi memperhatikan dari arah belakang ruangan yang merupakan dapur. Berseder pada pintu dapur dengan kegugupan yang sama. Kemudian Jongdae menghirup napas dalam-dalam dan menunjukkan wajah tegasnya. Lalu dia mengambil alih belati dari salah satu tangan tetua tersebut dan menggoreskan belati tersebut pada salah satu jarinya sehingga beberapa tetes darah menetes dari jarinya.

" Saya, Alpha Kim Jongdae, sebagai Alpha di Moonlight pack, bersumpah demi Moon Goddes, demi mendiang Alpha Wu Yifan dan Luna Huang Zitao menerima kewajiban yang dibebankan kepada saya dan saya bersumpah akan menjaga pack ini dengan sekuat tenaga dan melindungi seluruh warga di pack ini, dan melakukan perdamaian." ucapnya secara tegas dan serius bersamaan dengan darah yang terus menetes dari jarinya. Bersamaan dengan itu, tepuk tangan pun melengkapi prosesi pengangkatan Alpha baru Moonlight baru disini.

"dan mulai sekarang, yang ada dihadapan kalian adalah pemimpin Moonlight pack yaitu Alpha Kim Jongdae." Ucap tetua dengan semangat. Sekali lagi tepuk tangan terdengar menggema di dalam ruangan.

Pandangan Minseok tetap tertuju pada Jongdae dengan rasa bangga terhadapnya, mengingat dia mencintai Jongdae walaupun Jongdae selalu bersikap kasar padanya selama beberapa tahun ini.

Selesai prosesi tersebut, Jongdae memeluk Luna Tao untuk memberikan selamat kepadanya. Setelah itu dia turun dari panggung menyapa beberapa alpha dari berbagai pack yang ada disini. Jongdae tak sengaja matanya bertemu dengan mata kucing milik orang yang sangat ia benci dan sekaligus ia sayangi. Mengacuhkannya adalah jalan terbaik saat ini. Dia tetap berbincang-bincang dengan beberapa alpha.

"permisi Alpha Jongdae, saya Beta Chanyeol dari Blackmoon Pack, maaf lancang mengganggu anda." Ucapnya sangat ramah terhadap Jongdae.

"oh Blackmoon pack, dimana Alpha Luhan." Tanyanya sambil mencari orang yang dimaksud. Jongdae sangat menghargai Alpha Luhan karena dia ada Alpha tertua dan tangguh saat ini. Tak heran semua Alpha selalu kagum dengan ketegasan Alpha Luhan namun sangat tidak menyukai sikap kasarnya.

"saya disini menjelaskan hal tersebut, Alpha Luhan tidak bisa datang karena kita mengalami banyak penyerangan dari rogue. Jadi sekarang dia sedang berada diperbatasan. Dan ini hadiah kecil dari Alpha Luhan untuk ucapan selamat dan permintaan maafnya." Jawab Chanyeol sambil memberikan kotak hadiahnya.

"kenapa harus repot-repot, dengan kau datang kemari sama saja Blackmoon sudah menghargai undanganku." Jawabnya senang.

"Sepertinya aku harus permisi sebentar Beta Chanyeol, maaf karena tidak bisa berbincang-bincang lama." Jawabnya gusrah dan meninggalkan Chanyeol, karena seperti dia melihat seperti ada kekacauan di salah satu sudut tempat.

Dia berjalan ke arah kekacauan tersebut untuk mengetahui penyebabnya yang akan membuat hancur acara. Disana dia melihat mata kucing tersebut sedang menangis dihadapan Alpha Jin.

"ada apa ini Alpha Jin, apakah maid saya membuat anda marah dengan kekacauan yang dia buat." Tanya dengan penasaran, karena selama ini yang dia tahu Minseok sangat sopan dan tidak melakukan kesalahan yang berakibat dengan kekacauan.

"aku hanya meminta dia menemani aku untuk berbincang-bincang." Jawabnya santai tapi tetap memegang tangan Minseok.

"kenapa kau tak mau Minseok, dia hanya ingin..." jawabnya gusrah dan sedikit cemburu saat Minseok bersama lekaki lain.

"DIA MENCOBA MENCIUMKU ALPHA." Potong Minseok sambil berteriak dan tangis itu pecah seketika.

Rasa sesak terasa dalam hati Jongdae, sangat sakit rasanya melihat Minseok seperti ini. Ini yang dia harapkan melihat Minseok terluka berkali-kali tapi kenapa terasa sakit mendengar ini. Wanita ini yang mengisi hatinya selama ini menangis di depannya.

"Alpha Jin hanya berbincang-bincang, maafkan sikap Minseok atas perlakuannya. Silakan dilanjutkan Alpha." Rasa benci mengalahkan rasa yang seharusnya dia tunjukan kepada Minseok.

"Chen, tolong aku, aku takkan kuat disini." Panggil Minseok lirih kepada wolf Jongdae. Dia sangat mengenal Chen sejak kecil. Jadi dia mengharapkan bantuannya. Karena hanya Chen yang masih berbaik hati terhadapnya saat Chen mengambil alih tubuh Jongdae.

Tak lama setelah Jongdae menjauh dari Minseok, Alpha Jin mencoba melancarkan kegiatan yang sempat terputus tersebut.

"kenapa kau bersikap sombong seperti itu, banyak wanita yang ingin aku tiduri. Tapi kenapa seakan jual mahal." Pertanyaan itu terucap sambil menekan pergelangan yang semakin merah.

Hanya tangisan yang keluar dari bibir tipis itu, membuat Alpha Jin semakin ingin merasakan manisnya bibir itu.

"berapa harga yang aku harus bayar untuk menikmati tubuhmu." Hanya gelengan kepala yang sanggup dilakukan oleh Minseok.

Saat bibirnya semakin mendekat dengan bibir tipis itu, sebuah tamparan mendarat di pipinya. Tangan yang melakukan tak lain adalah tangan Minseok sendiri. Minseok tak mau melakukan ini, sama saja dia seperti jalang. Akhirnya lengan Minseok bisa lepas dari cengkraman Alpha Jin. saat Alpha Jin ingin menampar Minseok, tamparan itu mendarat di pipi putih dan mulus Minseok setelah itu sebuah vas yang berada diatas mereka jatuh tepat di kepala Alpha Jin membuat semua orang menatap mereka tanpa terkecuali Jongdae yang tampak kesal.

Baru Minseok ingin menceritakan kejadian yang sebenarnya, namun tatapan tajam Jongdae seakan membunuh membuat Minseok takut.

"Minseok keluar dari pack ku ini, kau bukan lagi bagian dari Moonlight lagi." Teriak Jongdae kepada Minseok dan menghiraukan tangis, ketakutan serta luka yang ada. Yang Jongdae lakukan hanya memperhatikan luka Alpha Jin serta menyuruh beberapa maid untuk membersihkan lukanya.

Sedangkan disisi lain.

"bawa aku pergi jauh dari Minseok, aku sudah tak sanggup lagi." Ucap Xiu tak sanggup dengan yang dialami sekarang.

Hanya tangisan Minseok yang terdengar tanpa menjawab Xiu dan berlari keluar dari pack tersebut tanpa menghiraukan sekelilingnya serta tak tahu tujuan.