:: flying dolphin ::
©mitarafortunadow
{ disclaimer : kagerou project © jin }
.
.
.
Jika Ayano mampu membuka matanya, mungkin dia akan bisa melihat matahari di tengah langit musim panas; dan senyum seseorang.
Itu jenis senyum yang sulit untuk didapatkan. Satu yang kau harus menunggu begitu lama untuk mendapat kesempatan untuk melihatnya. Jenis yang mungkin takkan hadir meski kau mencoba sekeras yang kau bisa untuk menciptakannya datang. Senyum yang selalu hadir di saat tak terduga, begitu cepat menghilang dari mata, sehingga kau selalu merasa menyesal karena tidak menyadarinya lebih awal.
Itu jenis senyum yang pernah Shintarou berikan padanya; musim semi beberapa minggu lalu, terabadikan dan tak mampu Ayano lupakan.
Itu juga jenis senyum yang ingin ia pertahankan, yang membuatnya berdiri di sini sekarang.
Di atap sekolah.
Ah, tapi bukan hanya senyum Shintarou yang terus-menerus Ayano pikirkan.
Dia tahu apa yang harus dilakukannya sekarang. Dia tahu apa yang akan terjadi jika dia melakukan apa yang harus ia lakukan, dan hal lain yang akan terjadi bila dia berlari dan tak jadi melakukannya. Dia tahu. Dia telah mengambil pilihan. Dia siap.
Matahari seolah membakar kulitnya.
Ia melangkah—satu, dua, tiga, empat. Oh Tuhan, apa mereka akan memaafkanku? Apa dia akan memaafkanku? Apa ini hal yang benar?—semua pertanyaan itu meluruh jadi serpihan yang terinjak tiap kali ia mengambil satu langkah maju. Anginnya tiba-tiba kencang, menerbangkan syalnya. Ayano tahu tidak masalah jika dia berbalik dan mengambilnya, lalu kembali lagi. Tapi dia tidak tahu apa dia punya keberanian untuk kembali jika ia sudah berbalik.
Jadi ia terus melangkah.
Lima, enam, tujuh, delapan, sembilan.
Senyum Shintarou menghilang dari angkasa.
Sepuluh.
Karena Ayano hanya menyisakan air mata untuknya.
( Dia melompat. )
.
.
.
E N D
