One piece by Eiichiro oda

Warning : OOC, AU,Typo dimana-mana, cerita pasaran, gaje, alur gk karuan dll~~

Mohon kritik dan sarannya..

.

.

Hari demi hari telah berlalu, sedangkan masa sulit yang dialami seorang Nico Robin tiada berhenti. Ia merenung, memikirkan orang yang sangat disayanginya, entah kenapa masih terselip rasa perih saat diingatnya setiap kata merdu yang keluar dari bibir orang itu.

'Kau terlihat sangat cantik hari ini Robin, eh-tidak! Setiap hari kau memang terlihat cantik'

Kata-kata merdu yang pernah Robin dengar sekarang telah musnah, meninggalkan jejak luka yang sangat dalam dihati rapuhnya.

'Selama aku berada di sampingmu,tolong Robin, jangan tampakkan air matamu, kumohon! Itu membuatku sakit'

Tetapi sekarang tak akan ada yang 'sakit' disaat ia menangis, karena... ia telah pergi, meninggalkan Robin sangat jauh, terlalu jauh untuk dicapainya.

Sebuah makam yang terbilang sederhana saat ini berada dihadapan Robin, ia berjongkok, membelai sebuah batu nisan yang bertuliskan 'Roronoa Zoro' dengan titik-titik air mata yang telah jatuh tanpa diperintah.

Pikiran Robin melayang, ia masih ingat betul bagaimana seorang Roronoa Zoro yang berdiri dihadapan kematian hanya karena dirinya. Robin meremas dadanya, rasa ngilu yang tak disukainya telah menyerangnya kembali.

"Maafkan aku Zoro, hiks... aku memang tak pantas untukmu, hiks.. hiks" Robin menyesal, sangat menyesal akan kejadian itu. Jikalau ia tak menyeberang jalan dengan tergesa waktu itu, kekasihnya saat ini pasti masih mengucapkan kata-kata merdunya.

'Tidak Robin,ini bukan salahmu. Aku bahagia bisa mendampingimu walau hanya sebentar, jangan menangis, carilah penggantiku, lupakan aku. Aku senang, aku sangat senang bisa melindungimu Robin. Aku mencintaimu'

Kata terakhirnya selalu terngiang dibenak Robin. Ia tak bisa mencari pengganti, tak akan pernah bisa. Hanya Zoro, hanya Roronoa Zoro-lah yang akan selalu dihatinya.

Robin tak akan pernah bisa hidup tanpanya, jika Zoro mati, maka Robin juga harus mengikuti Zoro. Mungkin setidaknya dengan ini mereka akan bersatu kembali, meski itu dialam yang tak terlihat oleh mata.

"Aku akan mengikutimu, Zoro"

Robin mengeluarkan sebuah pedang yang pernah dititipkan oleh kekasihnya itu kepadanya. Dan pasti ia sudah tahu apa yang dilakukannya, Robin ingin bunuh diri. Mungkin akan sakit, tetapi itu tak akan sesakit saat ia kehilangan Zoro.

Darah bercucuran, sakit. Matanya mulai tertutup, tubuhnya pun ambruk menimpa makam sang kekasih. Walau sakit, tapi samar-samar Robin tersenyum.

"Aku mencintaimu Zoro"

~The End~

huhuhu maafin saya telah menjadikan mereka begini *nangis karena dihajar masa* sebenarnya ini fic saya buat untuk membuktikan bahwa cinta Robin itu selangit buat Zoro hehehe... gk kebayang kalau ini terjadi dalam kisah nyata Robin :D :DTerima kasih telah membaca fic gaje saya ini.

Mohon kritik dan sarannya,