Author Note: werocome! ore wa kuroragi desu... aku bakalan jadi pemandu para pembaca sekalian dalm cerita yang agak ribet ini... jadi tolong bersabar ya... soalnya Author anda yang lagi bicara ini kurang waras *tepuk tangan sendiri*
ah iya aku ni masih beginner jadi kalo ada salah letak kata atau apalah tolong pukul aja biar sadar...
oke lansung aja...
Disclaimer: semua karakter dalam cerita ini milik KOEI
Warning: gak usah di copas ni cerita ga ada untungnya hahahaha
Pada suatu malam Pang Tong pergi ke sebuah gua di daerah bukit, ia masuk sambil clingak clinguk...
" hmm... tak ada yang melihatku! Bagus jadi aku gak tambah kerjaan!" ucapnya ketika masuk.
Sesampainya di dalam dan berada di depan tumpukan batu besar dengan gaya khasnya (pengkor) ia merapal mantranya, setelah selesai seketika itu juga tumpukan batu itu beranjak dari tempatnya. Setelah semua batu beranjak Pang Tong masuk ke dalam gua yang terbentuk di belakang batu itu... saat di dalam Pang Tong merapal mantra kembali seketika itu suasana yang awalnya gelap berubah jadi remang-remang.
" hah!? Tumben remang-remang..." ucapnya sambil magut-magut.
?: " lampunya mau habis kali om... mau beli om? Saya jual... untuk om saya kasih diskon deh..."
Author : " siapa lo? Di jaman ni gak punya lampu bego" lempar sendal ke ?
?: "eh... namanya juga usaha om..."
Autho: "pergi lo...!"
?: " iya... iya... huh... dasar gak tau derita rang susah...! grmb grmbl grmbl..."
Author: "sorry Tong lanjut"
Pang Tong: " nama gue bukan Tong nama gue Pang Tong"
Author: "alah... banyak bacot lanjut aja napa..."
Pang Tong: " cih...
Setelah sedikit ngumpat-ngumpat Pang Tong kembali berjalan dengan keadaan remang-remang, sesampainya ia di ujung goa, ia melihat sebuah kotak yang sudah lapuk. Ia mendekati kotak itu dan membukanya. Setelah di buka...
?: " GYAAAAAAAAAAAAA..."
Author: " woi ngapain lo teriak ini bukan cerita horror..." tendang ?
Pang Tong: " woi ni mau ampe kapan kek gini?"
Author: " sorry..."
Setelah di buka, ternyata kotak itu berisi sebuah gulungan. Lalu Pang Tong segera membuka gulungan itu dan membacanya, ia magut-amgut, magut-magut, masih magut-magut.
" aku mengerti... ni apa ya artinya?" ucapnya dengan wajah orang tua tolol.
Author: "baca skenario woi..."
" ah aku ingat... jadi begitu... dengan ini kami bisa menang... yang mulia pasti senang..." ucapnya kembali menggulung gulungan itu dan memasukkannya ke dalam lengan bajunya.
Setelah selesai ia berjalan ke luar dari lorong itu dan merapalkan mantra lagi, batu besar tadi kembali menumpuk jadi satu.
?: " om matiin donk lampunya... hemat energi..."
Author: "waaaaa napa lo lagi..." ngejar ?
Besoknya Pang Tong pergi kekerajaan, ia menemui Liu Bei... yang saat itu tengah bermesraan dengan seorang wanita...!? hah wanita? Bentar ni gak ada dalam skenario... "woi Liu Bei itu siapa?" " ini pacar gue..." " waaa... kita lagi dalam cerita... ngapain lo bawa pacar lu" "serah gue donk" "ukh... sialan cerita kedua gue ancur gara-gara pemain bokis kayak kalian...".
*setelah masalah selesai*
Pang Tong nampak membicarakan sesuatu dengan Liu Bei...
"hmm... begitu... hahahaha bagus sekali... dengan begini aku pasti akan menguasai negeri ini hahahaha... apa yang kau tunggu laksanakan segera..." ucap Liu Bei penuh semangat.
" Tapi Tuan ini punya efek samping..." ucap Pang Tong sedikit ragu.
" hah efek samping? Apa itu?" tanya Liu Bei penasaran.
" sakit kepala, dada sesak, jantung berdegup cepat, kalau mengalami hal ini segera hubungi tabib terdekat(?)... akh maaf ini resep obat pinggang saya... hehehehe... *deathglare by Author* iya maaf... ini dia Tuan *mengeluarkan gulungan* efek sampingnya adalah dunia... apa ni? Ah gak ada efek samping Tuan... *boong banget padahal gak bisa baca (?)*"
" kalau begitu lakukan segera..." ucap Liu Bei.
" baik Tuan..." ucap Pang Tong segera berangkat ke tempat ia biasa bersemedi.
Setelah ia sampai di dalam ia lansung sebuah simbol di ruangan itu, lalu menyemblih seekor ayam(?)... "ayam? Darimana ayam itu woi?" " diem lo... dasar Author P A..." "ukh". Setelah menyemblih ayam itu ia lansung menumpahkan darah dari ayam itu ke tengah-tengah simbol itu. Ketika semua darah sudah tumpah Pang Tong lansung komat kamit ketika Pang Tong komat kamit simbol itu bercahaya, semakin lama semakin terang dan... WUZZZZZ...
Liu Bei yang tengah asik lagi pacaran menghilang dari hadapan pacarnya, Cao Cao yang tengah asik cari istri baru ikut menghilang dari atas kudanya, begitu pun... ah... pokoknya karakter dari kerajaan Shu, Wei, dan Wu menghilang secar misterius... yeah... kita masuk ke zaman kita...
Da Qiao's POV : on
" ukh ada apa ini kenapa kepala saya sakit? Ukh badan saya pun sakit..." ucapku mulai bangun dari tidurku.
" nona? Nona tidak apa-apa?" ucap seseorang yang suaranya ku kenal.
" aku baik-baik saja" aku lalu melihat dengan seksama siapa yang ada di depanku " ah Tuan Lu Xun... apa yang terjadi..."
" saya juga tidak mengerti nona tapi yang jelas saat ini kita berada di tempat yang tidak jelas..." ucapnya sambil mendongak ke atas.
" apa maksud anda Tuan?" ucapku lalu aku pun meliaht keatas. Aku sungguh terkejut aku berada di antara bangunan yang sangat tinggi. Mereka menjulang bagai menggapai langit. "tempat apa ini Tuan? Kenapa kita disini?" tanyaku penasaran.
" saya pun tidak mengerti nona, ketika saya membuka mata saya, saya tengah berada di ujung tempat ini, lalu saya melihat beberapa orang hendak berbuat yang tidak baik pada anda dan nona Xiao Qiao makanya saya segera bangkit dan menolong anda. Setelah itu orang-orang itu melarikan diri." Ucapnya sambil duduk di depanku.
Lalu aku segera melihat sekitarku dan melihat Xiao Qiao tengah terbaring di sebelahku. Aku berusaha membangunkannya.
" adik... adik... bangunlah... ini bukan saatnya untuk tidur..." ucapku sambil mengguncang-guncangkan tubuh adikku dengan lembut.
" uh... kakak... apa yang terjadi?" ucapnya begitu bangun dan berusaha duduk.
" aku pun tak mengerti... yang jelas pertama kita harus keluar dari sini dulu..." ucapku berusaha berdiri.
" sebaiknya kita keluar dari tempat ini dulu... saya takut terjadi hal yang tidak-tidak... ayo nona..." ucap Lu Xun sambil berdiri. Begitu pun dengan Xiao Qiao dia punhanya banyak diam dan menurut.
Lalu kami pun berjalan dari lorong ini, ketika kami sampai di luar kami terpana dengan keadaan sekitar, banyak benda aneh yang lalu lalang, orang-orang pun menggunakan pakian yang aneh.
" maaf Tuan... kalau saya boleh bertanya ini dimana?" ucap Lu Xun mengambil inisiatif untuk bertanya pada seorang bapak.
" hah? Jangan bercanda Tuan saya... kita ini di Hongkong... ah saya harus pergi nanti saya terlambat..." ucap bapak itu lalu berlalu.
" hongkong? Perfektur mana itu... ya sudahlah..." ucap Lu Xun sambil berpikir.
" Kak... mereka kenapa memperhatikan kita?" ucap Xiao Qiao merapat padaku. Karena penasaran aku melihat sekitar, aku pun merasa heran dengan kelakuan semua orang yang memperhatikan kami, lalu aku mengatakan hal ini dengan Tuan Lu Xun.
" hmm... seperrinya mereka memperhatikakn kita karena kita menggunakan baju yang berbeda nona..." ucapnya begitu selesai berpikir, untunglah kami bersama Tuan Lu Xun ku pikir, ia sangat cerdas.
" begini saja nona, kita akan membeli baju dari tempat ini baru setelah itu kita mulai mencari informasi" ucapnya lagi. Aku lansung menyetujui pikiran Tuan Lu Xun itu.
Lalu Tuan Lu Xun menanyakan tempat kami dapat membeli pakaian. Setelah mengetahui tempatnya kami lansung berangkat, aku yang tak biasa berjalan jauh merasa sedikit lelah begitu pun dengan adikku. Sesampainya disana senjata Tuan Lu Xun di pegang oleh pengaman pintu toko itu, ia bilang dilarang membawa replika senjata kedalam toko, aku kurang mengerti dengan kata replia yang dibicarakannya. Untuk keamanan Tuan Lu Xun menyerahkan Senjatanyalalu kami masuk dan kami memilih pakaian yang di tawarkan oleh penjaga toko pakian itu, aku memilih pakaian berlengan panjang berwarna putih dan mengunnakan celana panjang dengan kain yang lembut berwarna merah. Xiao Qiao melilih baju berlengan pendek dengan warna kuning dan memilih celana pendek berwarna biru tua. Sedangkan Tuan Lu Xun memilih baju berlengan hingga siku berwarna merah dengan tulisan di depannya dan memilih celana panjang yang berbulu di ujungnya. Setelah itu kami di tunjukkan tempat untuk menukar bajuku, setelah selesai memakai baju aku keluar dan melihat Tuan Lu Xun dan Xiao Qiao telah keluar. Lalu Tuan Lu Xun mengeluarkan segeping uang emas dari kantong bajunya yang lama. Pelayan toko itu terkejut dan bingung harus bilang apa.
" sudah ambil saja semuanya ini untuk pelayanan kalian yang bagus" ucap Tuan Lu Xun.
"terima kasih Tuan" ucap pelayan toko itu.
Lalu kami keluar, setela kami keluar kami mendengar suara ribut-ribut di sebelah kami, karena penasaran kami pun melihat kesana, sesampainya disana kami melihat Tuan Sun ce tengah marah-marah dan di sebelahnya berdiri Tuan Din Feng dan Tuan Lu meng. Kami pun menghampiri mereka.
Da Qiao's POV : off
TBC komplikasi ama TBL (To Be Continue ama Tolong Baca lanjutannya)
Aothor Note: ukh itu lah hasil karya dari Author gadungan ni tolong di Review ya... hujat aja habs-habis... biar jadi cambuk buat aku bira tambah oke tulisannya... makasih...
Pang Tong: "iya nih tulisan bagusan dikit napa... dah tau mata gue burem..."
Author: " mana gue tau padahal tulisannya udah normal... makanya waktu pembagian mata bagus lo gak datang makanya dapet jatah mata jelek... huh...
