Title : My Husband Is Mine

Cast :Kim Jongwoon (Yesung),Choi Siwon (Andrew Choi), Kim Heechul, Tan Hangeng, Lee Donghae, Lee Sungmin, Kim Ryeowook, Lee Hyukjae dll.

Warning : BL, Typo(s), Tulisan dan isi luar biasa berantakan. Terinspirasi dari Film India.

Sumary : Kim Jongwoon, seorang namja sederhana yang tinggal di sebuah kota terpencil bersama Pamannya dan istri pamannya karena kedua orang tuanya telah meninggal semenjak dia masih kecil. Hingga takdir merubah segalanya. Jongwoon diharuskan menikah dengan seorang namja tampan dan kaya yang sama sekali tidak ia kenal. Jongwoon menyukai namja itu setelah melihat fotonya dan langsung menyetujui pernikahan yang mendadak itu tanpa berfikir lebih jauh dan Jongwoon sama sekali tidak tau apa tujuan pernikahan itu sebenarnya.

.

.

.

Enjoy Read ^^

Jongwoon mengayuh pelan sepedanya menuju ke suatu tempat dimana ia harus bekerja mencari uang untuk menghidupi dirinya sendiri. Penampilan sederhana, kaca mata bulat yang melekat diwajah manisnya. Dia bekerja sebagai guru di sebuah taman kanak-kanak sebagai guru kesenian yang mungkin gajinya tak seberapa. Tapi itu sama sekali tak menyurutkan niatnya, karena Jongwoon begitu menyukai anak-anak.

Dia tinggal bersama paman dan bibinya yang tidak memiliki anak dan mereka begitu menyayangi jongwoon bagai anak mereka sendiri. Namja manis itu selalu tersenyum, tak pernah ada raut sedih diwajah manisnya karena baginya hidup adalah sesuatu kebahagiaan.

Jongwoon memarkirkan sepedanya lalu segera melesat masuk kedalam kelas dimana para murid-muridnya sudah menunggu. Dengan ceria dia masuk kedalam kelas dan didalam, anak-anak kecil yang usianya mungkin berkisar lima tahunan sudah duduk manis ditempat mereka masing-masing menunggu guru kesayangan mereka, Kim Jongwoon.

Dia meletakkan tas diatas meja, mengeluarkan sebuah pianika dari dalam tas nya. Melemparkan senyum terbaik untuk seluruh siswa yang mencintainya. " Selamat pagi Anak-anak!" Sapa Jongwoon.

" Pagi seonsaeni...m!" Balas kompak anak-anak yang berada didalam kelas jongwoon.

Jongwoon tersenyum puas akan jawaban semangat yang diberikan murid-muridnya " Hari ini, Seonsaenim akan memberikan kalian penjelasan tentang-ini! Kalian tau ini apa?" Jongwoon mengacungkan pianika yang ada ditangannya. Hening, tidak ada jawaban karena anak-anak itu memang tidak tau dan tidak mengerti apa yang sedang berada ditangan jongwoon. Lagi-lagi jongwoon tersenyum, bahkan dia tertawa kecil melihat wajah polos anak-anak itu " Ini Namanya Pianika," sambungnya. " Pianika ini merupakan alat musik yang ditiup, tapi kita harus menekan tuts nya seperti kita menekan piano. Kalian tau piano kan?"

" Tau seonsaenim, dirumah taem ada!" jawab salah seorang murid Jongwoon.

Dan seperti itulah setiap harinya, Jongwoon harus menghadapi anak-anak yang untungnya selalu bersikap manis jika bersamanya. Memberikan apa yang ia tau, mengajarkan tentang seberapa pentingnya musik dan semenyenangkan apa musik itu.

.

.

.

~My Husband Is Mine~

Hingar bingar musik club malam yang memekakkan telinga. Disana tempat orang-orang mencari kesenangan duniawi, menghambur-hamburkan uang mereka dan minum-minuman keras yang membuat mereka mabuk dan lupa daratan.

Seorang namja yang biasa dipanggil Andrew Choi pun ada disana, seorang player. Suka menghambur-hamburkan harta peninggalan orang tuanya yang memang berlimpah yang bahkan takkan habis sampai tujuh turunan. Orang tuanya sangat kaya.

Drrttt, drrrttt

Andrew merasakan getaran di sakunya yang sangat mengganggu, alisnya terangkat saat melihat nama yang terpampang di layar ponselnya. Park Jongsoo, Pengacara keluarganya.

" YEOBOSEYO!" Sapanya berteriak karena tempat itu memang sangat berisik, andrew berusaha sedikit menjauh dan dia memutuskan untuk ketoilet karena memang tempat itu yang paling jauh dari jangkauan dentuman keras musik di club malam itu.

"..."

" Aku sedang tidak dirumah, ada apa kau menghubungiku malam-malam seperti ini?"

"..."

" Mwo? Bukankah masalah harta warisan Daddy sudah kita bicarakan kemarin, memangnya ada masalah apa lagi?"

"..."

" Baiklah-baiklah, besok pagi saja kau kerumahku oke! (klik)" Andrew menutup line telponnya sepihak lalu bergegas ketempatnya semula, berkumpul dan bersenang-senang lagi dengan teman-teman sejenisnya.

.

.

.

" Bangun pemalas, dasar kau ini!" Pengacara park sudah berada dikamar andrew, menepuk-nepuk kakinya membangunkan namja tampan itu paksa.

Andrew pulang dan tidur sekitar jam tiga pagi, dan ini masih jam enam tentu saja dia masih sangat mengantuk. Namja tampan itu sama sekali tak berniat bangun dan tak mengindahkan pengacara park yang sudah jengah dengan sikap andrew yang seenaknya.

Sreeeettt

Pengacara park menarik paksa selimut andrew " Kalau kau tidak bangun, kupastikan kau takkan mendapatkan sepeserpun harta warisan daddy mu Choi Siwon !" Bentak pengacara park.

Dengan malas andrew bangkit dan berusaha mengumpulkan kesadarannya sepenuhnya " Bahkan aku tidak ingat nama asliku," Ucapnya malas-malasan seraya menguap lebar " Aku sudah terbiasa dengan nama Andrew Choi, Bukankah itu lebih keren."

Pengacara park memutar malas bola matanya " Aku tunggu kau sepuluh menit dibawah, ini bukan masalah sepele dan kalau kau masih ingin harta daddy mu, sebaiknya kau ikuti perintahku mengerti"

" Oke " Jawabnya lagi dengan nada malas dan dengan langkah gontai dia melangkah menuju kamar mandi untuk menyegarkan dirinya.

.

.

.

Pengacara park memberikan foto seorang namja pada andrew. Namja tampan itu mengernyit, namja ini terlalu biasa dan sama sekali tidak masuk dalam levelnya. Untuk apa pengacara park memberikan foto ini padanya. Andrew mendongak, memberikan pandangan tanda tanya pada pengacara park yang sedang menyesap wine mahal koleksi Andrew Choi.

" Dia itu calon istrimu,"

Andrew mendelik bingung. Siapa? Namja ini, calon istrinya. Pasti dia sedang bermimpi, apa yang dipandang dari namja ini coba? Terlalu sederhana untuk ukuran seorang Andrew Choi.

Pengacara park terkekeh geli melihat ekspresi bingung andrew, meletakkan gelas wine nya, mencoba menarik dan membuang nafasnya perlahan " Di surat wasiat daddymu tertulis bahwa kau harus menikah sebelum usiamu, dua puluh enam tahun!" Jelas pengacara park.

" Soal itu aku sudah tau, dan-"

" Dan daddymu sudah berjanji pada appa namja itu. Daddy mu dan appa namja itu dulunya teman baik dan mereka sudah menjodohkan kalian sejak kecil" Pengacara park langsung memotong ucapan andrew.

Andrew mendesah, memperbaiki posisi duduknya " Daddy benar-benar tidak membiarkan hidupku tenang!" Namja tampan itu mengurut pelipisnya. Sesaat kemudian dia baru teringat sesuatu, " Minggu depan, astaga-minggu depan ulang tahunku yang ke dua puluh enam!"

" Yah, begitulah. Dan kau harus menikah secepatnya."

" Hei, menikah itu tak semudah yang kau fikirkan Park Jongsoo, bahkan aku sama sekali tidak pernah bertemu namja aneh ini dan-"

" Namanya Kim Jongwoon,"

Andrew bangkit dari tempatnya duduk menuju bar pribadinya dan menuangkan wine di gelas yang kosong lalu menenggaknya sampai tandas " Belum tentu dia mau menikah denganku,!"

" Aku sudah berbicara dengan pamannya dan besok kita sudah harus terbang ke korea!"

" Secepat itukah?" Andrew bergumam lirih.

" Atau kau mau jatuh miskin karena tak mendapatkan harta daddymu sepeserpun?" Pengacara park berseringai " Aku juga tidak akan rugi, aku hanya menjalankan tugasku saja sebagai pengacara keluargamu"

" Oke, oke" Andrew berteriak frustasi " Kita ke korea besok!"

" Setelah menikah kau bisa langsung kembali kesini, dan kau bebas melakukan apapun yang kau mau!"

" Eh, apa maksudmu?"

" Yah, aku akan beralasan kalau kau banyak pekerjaan dan harus segera kembali ke Amerika secepatnya. Dan, namja itu. Dia akan diberi tunjangan setiap bulannya selama dia masih berstatus sebagai istrimu!"

Andrew mendengarkan penjelasan pengacara park dengan seksama.

" Setelah dua tahun, kau bisa menceraikannya dan kau-benar-benar bebas" Pengacara park tersenyum penuh arti.

Andrew pun ikut tersenyum " Sepertinya tidak sulit," Balasnya misterius.

~My Husband Is Mine~

Jongwoon bingung akan pola tingkah pamannya yang seperti hendak mengatakan sesuatu padanya namun terkesan ragu-ragu. Dia penasaran namun mencoba tenang, mungkin pamannya sedang mencari moment yang tepat fikirnya.

" Sebenarnya ahjussi ingin mengatakan ini sejak lama, ahjussi menunggu waktu yang tepat tapi sepertinya ahjussi terlalu lama menundanya jongwoon-ah," Paman jongwoon mendesah resah.

" Katakan saja ahjussi, !" Balas jongwoon menenangkan.

Paman jongwoon tersenyum tenang karena keponakannya ini sepertinya sudah siap mendengar kabar apa yang hendak disampaikannya " Begini, Hum-" Paman jongwoon menyodorkan foto seorang namja pada jongwoon.

Jongwoon menerima foto itu dengan alis yang menyatu bingung " Nuguya?" Tanyanya.

" Dia itu, Calon suamimu!"

Jongwoon mengernyit, sungguh diluar dugaan dan dia benar-benar tidak mengerti sebenarnya maksud pamannya ini apa.

" Dulu, appamu dan appa namja ini menjodohkan kalian berdua. Jadi ahjussi mohon kau bisa melaksanakan amanat terakhir appamu jongwoon-ah!" Paman jongwoon menepuk pelan pundak jongwoon.

" Dia?"

" Ne, bagaimana? Kalau kau tidak mau ahjussi akan-"

" Aku bersedia ahjussi, bukankah ini amanat terakhir appa!" Potong jongwoon seraya tersenyum mantap.

Paman jongwoon berhambur memeluk keponakan kesayangannya itu " Appamu pasti sangat bangga memiliki anak sepertimu jongwoon-ah," Ucap paman jongwoon haru.

Jongwoon membalas pelukan pamannya, entah kenapa melihat foto namja ini pipinya menjadi merona. Sepertinya jongwoon tengah dimabuk cinta pada pandangan pertama. Dia jatuh cinta hanya dengan melihat foto yang memang namja difoto itu sangat-sangat tampan.

~My Husband Is Mine~

Andrew Choi a.k.a Choi Siwon telah sampai di pedesaan yang dimana Jongwoon dan pamannya tinggal. Mereka disambut hangat oleh keluarga kecil Jongwoon. Entah kenapa pandangan Jongwoon tak pernah lepas dari namja tampan yang sebentar lagi akan menjadi suaminya itu. Ketampanan sempurna, wajahnya bagaikan seorang Pangeran tampan dari negri dongeng.

" Begini Kim Ahjussi, Jongwoon-sshi. Kalian pasti sudah tau tujuan kami kesini untuk apa?" Pengacara park tak ingin terlalu lama ber basa-basi karena tugasnya disini hanya mengurus apa yang sudah memang menjadi pekerjaannya. Itu saja.

Paman jongwoon mengangguk mengerti akan arah tuju pembicaraan pengacara park.

" Pernikahan akan dilaksanakan hari ini juga di catatan sipil karena Siwon-sshi harus segera kembali ke Amerika!"

Jongwoon dan pamannya membelalak terkejut, kenapa secepat itu.

" Apa maksud anda pengacara park?" Tanya paman jongwoon bingung.

Pengacara park mendesah, memperbaiki posisi duduknya " Begini Kim Ahjussi, Kebetulan Siwon-sshi sedang ada banyak pekerjaan yang tidak bisa ia tinggal terlalu lama. Jadi segalanya harus diurus secepat mungkin."

Siwon mencoba bersikap se profesional mungkin, sesekali melemparkan senyum terbaik miliknya pada jongwoon hingga terpaksa jongwoon salah tingkah dan tersipu saat namja tampan itu sok tebar pesona padanya dan Jongwoon akui kalau Siwon memang Mempesona.

" Tapi, Apa tidak terlalu buru-buru. Bahkan mereka belum saling mengenal" Jawab Paman Jongwoon yang merasa ada yang aneh dengan gelagat pengacara muda ini.

Pengacara park sepertinya sudah terbiasa menghadapi masalah ini dengan begitu profesional, dan mungkin itulah yang membuat keluarga Choi memilihnya sebagai pengacara keluarga mereka " Anda tidak perlu khawatir akan hal itu Kim Ahjussi, jika sudah waktunya nanti kami akan kembali menjemput Jongwoon-sshi untuk tinggal bersama suaminya di Amerika"

Paman Jongwoon menjadi sedikit lega mendengar segala penuturan pengacara Park, dia mempercayai namja itu.

" Baiklah, saya sudah mengatur segalanya Kim Ahjussi dan nanti jam Satu siang kita berangkat bersama-sama ke Catatan sipil! Dan-Siwon-sshi, Jongwoon-sshi, kalian bisa saling mengenal. Pakailah waktu yang singkat ini sebelum pernikahan kalian dilaksanakan, ya mungkin kalian bisa mengobrol atau apalah!"

Jongwoon mengerjab dan mengangguk setuju.

" Jongwoon-sshi, Maukah kau menunjukkan aku dimana toilet berada!" Siwon mulai buka suara, dan sungguh tak hanya wajahnya saja yang mempesona. Suaranya pun mampu membuat jantung jongwoon berdegup dua kali lebih kencang dari biasanya.

" Toilet?" Jongwoon mengerjab imut.

" Iya, toilet! Kamar mandi" Jawab siwon dengan senyum tampannya.

" Oh I-iya, Kamar mandi disini agak jauh. Sekitar dua kilometer dari rumah!"

Mata siwon membulat mendengar celetukan polos namja manis ini. Mau kekamar mandi saja harus berjalan sejauh dua kilometer. Tempat ini sepertinya memang jauh dari peradaban dan siwon sama sekali tak pernah berfikir untuk tinggal ditempat seperti ini, ckckck.

Sepanjang perjalanan menuju toilet jongwoon terus berceloteh ceria dan entah dorongan dari mana siwon sedikit tertarik pada namja manis ini. Meskipun penampilannya terlihat kampungan, tapi wajahnya lumayan manis juga, Fikir siwon.

" Appa pernah mengatakan padaku kalau Kita mencintai seseorang kita harus meyakinkan hati kita kalau kita benar-benar tulus mencintainya. Tidak Boleh setengah-setengah. Aku akan berusaha mencintaimu sepenuhnya Siwon-ah!"

Hati siwon menghangat mendengar celetukan polos namja manis ini hingga tanpa sadar dia pun tersenyum " Thanks," Jawabnya.

" You, You Are. Oh Ne, You Are Wellcome!" Jongwoon menjawab ucapan terimakasih siwon meski sedikit terbata dan siwon sampai tak sanggup menahan tawanya melihat kepolosan namja manis itu. " Kita sudah sampai!"

" Huh,? Mana Toiletnya!" Siwon mengernyit karena yang dilihatnya kini hanya sebuah bangunan kecil persegi dan hamparan sawah hijau yang begitu luas.

" Ini, " Tunjuk jongwoon.

Ini, Toilet (?) Bahkan ini hanya seukuran kandang Anjing milik siwon.

" Waeyo siwon-ah?" tanya Jongwoon bingung.

" Eh, A-aniya. Aku masuk dulu!"

" Hum, aku tunggu disini. Calon Suamiku!" Jongwoon sedikit berteriak ketika siwon masuk terburu-buru kedalam toilet (?).

Siwon tak habis fikir dengan tampat ini. Toilet (?) Oh Ya ampu—an, kenapa ini bisa disebut toilet. Airnya terbatas, tempatnya sempit dan bau. Bagaimana mereka bisa betah tinggal ditempat seperti ini. " Daddy, bahkan setelah meninggalpun kau tak juga membiarkan hidupku tenang!" Gerutunya yang sudah selesai melepas hasratnya, Buang air kecil.

~My Husband Is Mine~

Pernikahan terlaksana, Siwon dan Jongwoon menandatangani surat pernikahan mereka lalu berfoto bersama. Fotonya berdua dengan siwon lalu dengan pamannya dan pengacara Park. Senyum jongwoon tak pernah lekang. Dia terlalu bahagia karena menikah dengan namja yang begitu tampan seperti siwon.

Setelah acara pernikahan sederhana itu selesai Siwon dan Pengacara park berkemas karena mereka harus segera kembali ke Amerika. Jongwoon sedikit berat melepas siwon karena ini hari pertama mereka bukan? Tatapannya seperti tidak rela jika suaminya pergi, tapi mau bagaimana lagi. Siwon harus segera menyelesaikan pekerjaannya bukan.

" Tak bisakah menunggu sampai besok?" Ucap Jongwoon memelas, digenggamnya jemari siwon tak rela melepas kepergiannya.

Siwon membalas genggaman jongwoon, mengecup ringan kening namja manis itu sedikit lama lalu tersenyum penuh arti " Aku masih banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan Jongwoon-ah, kau bisa menghubungiku melalui telpon atau mengirim email padaku kan?" ucapnya lembut dan Jongwoon mencoba mengerti akan penjelasan namja yang sudah resmi menjadi suaminya itu.

" Hum, arraseo. Jaga kesehatanmu kalau sudah sampai disana, jangan sampai telat makan!"

" Iya, istriku!" Balas Siwon lembut.

Waktunya pun tiba, taksi yang mereka booking untuk mengantarkan mereka kebandara juga sudah datang. Siwon dan Pengacara park harus segera bergegas jika tak ingin ketinggalan pesawat.

Jongwoon benar-benar tak rela, bahkan saat siwon hendak masuk kedalam taksi seolah genggaman tangannya tak ingin ia lepas. Jongwoon menangis dalam diam setelah kepergian siwon, dia berlari dan langsung masuk kedalam kamarnya. Hari pertama pernikahan yang seharusnya menjadi puncak kebahagiaannya jongwoon harus menelan kenyataan pahit harus berjauhan dengan suaminya, Choi Siwon.

~My Husband Is Mine~

Hari berganti hari, bulan berganti namun entah kenapa seakan penantian jongwoon serasa tak berujung. Bahkan siwon sama sekali tak pernah menghubunginya sama sekali, hanya uang yang diterima setiap bulan. Setiap tukang pos yang lewat dia selalu bertanya, adakah surat untukku dan dengan menyesal tukang pos menjawab ' Tidak ada'.

Tapi jongwoon mencoba berfikir jernih dan menyemangati dirinya sendiri dengan mengatakan ' Mungkin dia sedang sibuk dan tidak bisa diganggu' karena setiap jongwoon mencoba menghubungi nomor kantor siwon yang diberikan pengacara park mereka selalu beralasan kalau Direktur Choi sedang Meeting, atau sedang ada tamu penting dan selalu seperti itu.

Hingga kesabaran Jongwoon telah sampai ke batas akhirnya, Jongwoon meminta izin kepada pamannya untuk menyusul siwon ke Amerika dengan bekal uang yang dikirimkan siwon setiap bulannya dan bisa dikatakannya Jumlahnya sangat cukup untuk bekal Jongwoon ke Amerika.

Awalnya paman Jongwoon menolak keras permintaan Jongwoon. Tapi tekadnya untuk bertemu dengan suaminya sudah benar-benar bulat dan akhirnya pamannya pun menyerah. Ini demi kebahagiaan Jongwoon juga bukan.

Jongwoon berangkat dengan Bekal uang yang cukup memadai dan bahasa inggrisnya yang lumayan berantakan yang sama sekali tak menyurutkan semangatnya untuk bertemu dengan suaminya. Karena yang terpenting adalah bertemu siwon, karena Jongwoon merindukan namja tampan itu.

~My Husband Is Mine~

Amerika, Negara yang tidak pernah Jongwoon bayangkan akan ia singgahi sebelumnya. Dan seperti bermimpi, kini jongwoon tengah menginjakkan kakinya di negara ini. Tangannya menggenggam kamus dan secarik kertas berisikan alamat siwon.

Tangannya melambai ketika melihat ada taksi yang hendak melintas. Sang supir taksi membukakan pintu untuknya dan sebelum sang supir taksi sempat bertanya Jongwoon sudah lebih dulu menyodorkan secarik kertas didepan wajah supir taksi tersebut.

Seakan mengerti, sang supir taksi membaca alamat yang tertera dikertas yang jongwoon berikan padanya lalu mulai melaju dengan kecepatan sederhana. Mengantarkan jongwoon ke alamat yang ia tuju pastinya.

~My Husband Is Mine~

Rumah ini sangat besar dan megah. Jongwoon beberapa kali mengusap matanya tak percaya, sekaya ini kah suaminya. Pantas saja dia sulit sekali dihubungi, pekerjaan kantornya pasti sangat banyak hingga tak sempat menghubungi jongwoon. Melangkah ceria seraya menggeret koper besarnya menghampiri pintu gerbang yang dijaga oleh dua orang yang bertubuh besar disana.

" Permisi," Sapa Jongwoon ramah pada dua orang penjaga yang bertubuh besar.

Dua penjaga bertubuh besar itu mengernyit melihat penanmpilan jongwoon yang terlihat biasa dan kampungan. Apa namja ini berniat mengemis atau apa, fikir mereka.

Jongwoon tersenyum pada dua penjaga itu seraya memperbaiki kaca matanya yang sedikit bergeser dari tempatnya " Saya ingin bertemu suami saya, Choi Siwon!" Ucapnya lagi dengan nada yang sama dari sebelumnya.

Alis kedua penjaga itu semakin bersatu dan " Buahahahahahahahahaha!" Mereka tertawa keras, namja ini pasti sudah gila fikir mereka.

Jongwoon mengernyit tidak suka " Apa yang kalian tertawakan?" Ucapnya datar hingga menghentikan tawa kedua penjaga bertubuh besar itu.

" Sebaiknya kau pergi dari sini, tuan kami tidak mungkin menikah dengan namja sepertimu" Ucap salah seorang penjaga seolah mencibir jongwoon, lebih tepatnya mencibir penampilannya.

Jongwoon sedikit berfikir, mendongak memandang satu persatu wajah dua namja bertubuh besar itu lalu berpaling sebentar " Siwon-ah," Teriaknya dan saat kedua penjaga itu lengah jongwoon berusaha masuk melewati kedua namja bertubuh besar itu. Berlari sekuat yang ia bisa masuk kedalam areal gedung elit yang berstatus sebagai rumah suaminya, Choi siwon.

Sepertinya ada pesta dirumah ini, suara musik yang memekakkan telinga dan lampu kelap-kelip bernuansa klub malam. Tapi jongwoon tak memperdulikan itu, saat ini yang ada difikirannya hanya satu yaitu bertemu dengan siwonnya.

Berusaha mencari dimana, tapi entahlah sosok siwon benar-benar tak terlihat. Dimana dia, dimana suaminya. Jantungnya tak karuan, jongwoon ingin bertemu siwon, ingin memeluknya erat dan meluapkan segala kerinduan dihatinya yang selama ini ia pendam.

Jongwoon hampir menangis ketika matanya menangkap sosok yang begitu ia rindukan. Itu siwon, namja itu tetap tampan meskipun hanya tersorot penerangan sederhana dan ingin sekali jongwoon berlari dan langsung berhambur memeluk namja tampan itu.

Dia hendak melangkah, hendak berlari namun (?) Apa itu, Yeoja, seorang yeoja. Kenapa ada seorang yeoja yang lebih dulu mencuri start nya. Siapa yeoja itu, kenapa dia yang lebih dulu memeluk siwonnya dan, apalagi itu. Mereka berciuman (?)

Langit serasa runtuh diatas kepala jongwoon hingga tanpa ia sadari air matanya mengalir begitu saja lolos membasahai pipinya yang chubby dan pucat karena keterkejutannya. Suaminya, inikah suami yang ia rindukan. Untuk apa dia dinikahi kalau hanya untuk disakiti seperti ini.

Jongwoon meremas dadanya, ini benar-benar sakit. Selangkah hendak menghampiri siwon namun tiba-tiba ada yang mencengkram bahunya dari belakang begitu kuat " Disini kau rupanya!" Suara yang terdengar berat dan rendah. Jongwoon memutar kepalanya dan membelalak, kedua penjaga tadi yang berada didekatnya kini. Kedua namja itu menggeret jongwoon keluar dan melemparkannya kejalan dengan sangat keras " Keras kepala, tempatmu bukan disini. Pergi kau dan jangan pernah kembali kesini mengerti!"

Jongwoon terjerembab kejalan, sakit sangat sakit. Tapi rasa sakit dihatinya jauh lebih besar ketimbang rasa sakit ditubuhnya. Menangis, dia hanya mampu menangis sekarang. Suaminya, harapan satu-satunya harus menyakitinya hingga separah ini. Berusaha bangkit dengan tumpuan kedua tangannya yang nyeri karena bergesekan dengan aspal, air matanya tak bisa berhenti sekuat apapun jongwoon berusaha. Bahkan dia mulai kesulitan bernafas saking sesak dan perihnya luka dihatinya.

Sampai tiba-tiba jongwoon tak menyadari dirinya yang tengah terduduk ditengah jalan, ada sorot lampu yang menyilaukan matanya dan

Tiiiiiiiiiiiiiiinnnnnnnn

Bug

Semuanya gelap, sangat gelap. Lebih gelap dari malam ini, mungkin inilah akhir hidupnya fikir jongwoon sampai akhirnya ia pun tak tau apalagi yang terjadi setelah ini.

~My Husband Is Mine~

" Oh ya Tuhan, Apa yang kau lakukan Lee Sungmin. Kau menabrak seseorang!" Kim heechul yang masih berada didalam mobil melihat dengan jelas asisten sekaligus supirnya baru saja menghantam sesosok manusia dengan mobil mewah mereka " Astaga`````bagaimana ini!"

" Tenanglah sedikit hyung, ini hanya kecelakaan!" Balas sungmin santai, membuka pintu mobil dan keluar untuk memastikan keadaan orang yang baru saja mereka tabrak. Heechul pun ikut keluar untuk memastikan, apa lagi tempat ini agak sepi dan tak terlalu banyak orang yang melintas disini.

Sungmin memeriksa denyut nadi orang yang baru saja ia tabrak yang ternyata adalah seorang namja. Dan sepertinya namja itu sama sepertinya dan heechul. Sama-sama orang korea.

" Bagaimana, apa dia sudah mati?" Tanya heechul penasaran.

Sungmin mengernyit, lalu setelahnya tersenyum misterius " Dia masih hidup, kita bawa atau biarkan saja disini?" Tanyanya.

" Kau gila, ya tentu saja kita harus membawanya. Kita bawa kerumahku saja!" Jawab heechul tak suka, bagaimana pun mereka yang menabrak namja tak berdaya itu dan tentu saja mereka harus bertanggung jawab bukan?

Sengmin mengedikkan bahunya malas " Baiklah," Ucapnya berusaha mengangkat tubuh namja yang baru saja ditabraknya.

" Sudah, biar aku saja!" Heechul menggeser sungmin dan mengangkat tubuh namja yang memang tergolong mungil itu tanpa susah payah, membawanya masuk kedalam mobil perlahan dan membaringkan namja itu, mengalaskan kepala namja itu dengan pahanya. Dipandanginya wajah manis itu lama dan seperti merasakan sesuatu, tapi apa heechul masih belum bisa menebak perasaan apa. Namja ini, wajahnya terasa familiar dan mirip seseorang dimasa lalunya. Mungkin hanya perasaanku saja, heechul membelai lembut surai namja itu dan menyingkap rambut yang menutupi wajah manisnya " Ming!" Panggilnya, Sungmin hanya berdehem singkat sambil tetap fokus pada setirnya. " Wajahnya kog mirip denganku ya,!"

" Eh?" Sungmin mencengkram setir dan menginjak rem tanpa sengaja.

" YA! Kau gila ya," Bentak heechul.

" Makanya kalau aku sedang menyetir jangan mengatakan yang tidak-tidak," Balas sungmin membentak.

Heechul memutar malas kedua bola matanya " Baiklah-baiklah, sebenarnya yang bos disini itu siapa sih?"

~My Husband Is Mine~

Jongwoon perlahan membuka matanya dengan tangan yang terulur memegang kepalanya sendiri yang terasa nyeri, berusaha duduk dan " YA!" Dia berteriak terkejut dan beringsut ketika ada seseorang yang sama sekali tidak ia kenal tersenyum padanya. Wajahnya sangat dekat dengan wajah jongwoon dan terlihat menakutkan bagi jongwoon.

Plakkk

" kau membuat nya takut, Kim Ryeowook pabboya!"

" Appo-" Namja bernama ryeowook mengusap kepalanya yang berdenyut nyeri karena digeplak dengan keras oleh heechul.

Heechul mendudukkan dirinya disofa tempat jongwoon berbaring sebelumnya, mengangsurkan segelas minuman padanya " Ini minum dulu, kau pasti sangat haus!"

Mata jongwoon membulat, namja ini juga orang korea dan sangat fasih berbahasa korea. Tangannya terulur meraih gelas yang diangsurkan heechul padanya " Gomawo," Gumamnya lirih.

Heechul tersenyum seraya mengacak gemas rambut jongwoon " Siapa namamu adik kecil?" Tanyanya.

Jongwoon mengerjab. Adik kecil(?) bahkan usianya sudah 29 tahun sekarang. " Mi-mianhe, ta-tapi aku bukan anak kecil. U-usiaku sudah 29 tahun!"

" MWO?" Teriak heechul dan ryeowook bersamaan hingga menggema disegala penjuru rumah besar heechul.

Jongwoon meringis seraya mengusap telinganya yang sepertinya harus direhabilitasi karena teriakan melengking kedua namja yang sama sekali tidak ia kenal ini " Wa-wae? Apa ada yang salah?" Tanya nya bingung dengan ekspresi wajah yang luar biasa polos dan menggemaskan.

Heechul cengo dan masih belum bisa percaya kalau namja yang sedang duduk disebelahnhya ini sudah berusia 29 tahun. Bahkan wajahnya masih cocok untuk usia siswa junior high school.

" Jangan menipuku, mana kartu identitasmu!" Sungmin menepuk pelan bahu jongwoon dari belakang.

Jongwoon memekik sakit, padahal sungmin hanya menepuk pelan dan sama sekali tak menggunakan tenaganya.

" Kau menyakitinya ming!" Bentak heechul.

" Gwenchana, hanya sedikit nyeri saja!" Balas jongwoon takut dengan nada bicara heechul " Tasku, mana tasku!" Wajah jongwoon memucat, barang-barangnya kemana semua.

" Oh, ada bersamaku," Ujar ryeowook menenangkan " Aku ambil sebentar oke!" Ryeowook beranjak dan berlari kecil keruangan yang jongwoon tidak tau apa nama ruangan itu. Tak lama ryeowook datang dengan tas dan koper jongwoon " Ini, hyung. Milikmu!"

Jongwoon menerima tasnya dan mengeluarkan kartu identitasnyta dari dalam tas lalu memberikannya pada heechul " Ini, passport ku!"

Heechul menerimanya dengan malas dan matanya membulat lucu. Ini benar-benar, namja ini benar-benar berusia 29 tahun dan fotonya juga sama dengan wajahnya. Dia tidak berbohong " Kau, aish jinjja bagaimana bisa. Bahkan aku yang sering bolak-balik kedokter kulit tidak bisa memiliki kulit sebagus ini!"

" huh?" Jongwoon mengerjab bingung mendengar celotehan heechul yang terdengar aneh ditelinganya.

" Baiklah, masalah itu kita bahas nanti-nanti saja. Yang ingin aku tanyakan sekarang adalah, apa yang kau kerjakan malam-malam dijalanan sepi dengan membawa koper seperti ini. Seperti istri yang diusir suaminya saja!"

Mendadak wajah jongwoon menjadi suram, atmosfir seolah berubah menjadi pengap dan tak enak. Apalagi wajah jongwoon yang ditekuk seperti pakaian yang belum disetrika. Tidak asik.

Heechul mengernyit bingung " Apa kata-kataku ada yang salah?" Gumamnya pelan.

" Hiks,"

" eh?" Heechul, ryeowook dan sungmin beringsut bersamaan ketika mendengar isakan kecil dari bibir jongwoon. Mereka bertiga heboh plus bingung, memangnya namja ini mereka apakan. Aduh, bisa gawat ini kalau sampai menangis. Mereka bisa dituduh melakukan pelecehan terhadap anak dibawah umur. Bagaimana ini!

Jongwoon cengo, ketiga namja ini bukannya membujuknya malah heboh sendiri. Ketiga namja ajaib dan aneh, yang satu lari kedapur dan memasak, yang satu lagi bercermin seraya memeriksa kerut disudut wajahnya dan yang terakhir malah asik menghitung benda berwarna pink yang disimpan didalam sakunya. Parah!

Merasa diperhatikan, ketiga namja aneh itu mengalihkan kehebohan mereka dan kembali fokus pada jongwoon. Menghampirinya dengan posisi Heechul dan ryeowook menghimpitnya dan sungmin berdiri didepan jongwoon seraya berkacak pinggang seperti bos "Jelaskan, sebenarnya ada apa? Tapi sebelumnya perkenalkan dirimu dulu pada kami, ADIK KECIL!"

Jongwoon menggembungkan pipinya, mengerjab imut dan memandang satu-persatu namja yang seperti menginterogasinya ini dengan tatapan polos khas dirinya " Kim Jongwoon imnida," Ucap jongwoon seraya memperbaiki kaca matanya yang memang kebesaran dan sedikit bergeser dari posisinya " Aku jauh-jauh datang dari korea untuk bertemu dengan suamiku Choi Siwon!"

1detik

2detik

3detik

4detik

Ketiga namja itu saling pandang dan

" MWO!" Teriak mereka bertiga bersamaan.

Jongwoon mengusap telinganya untuk kedua kalinya, mungkin para penghuni rumah ini memang suka berteriak fikirnya.

" M-maksudmu, Andrew Choi!" Tanya heechul memastikan.

" Oh, Ne! Andrew Choi, itu nama baratnya!" Jawab jongwoon mantap.

Lagi-lagi heechul, sungmin dan ryeowook saling pandang.

" Enggg engg Buaahahahahahahaha!" Ketika namja itu tertawa keras bersamaan, tertawa sambil gelindingan dilantai dengan tangan mereka yang memegang perut mereka masing-masing saking asiknya tertawa.

Jongwoon menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal. Apa yang mereka tertawakan sih, memangnya yang kukatakan ada yang lucu. Sepertinya tidak, memang benarkan kalau Choi Siwon itu suamiku. Lalu dimana yang lucu. Mereka benar-benar aneh.

" huh, huh ahahahahaha!" Heechul tak mampu meneruskan kata-katanya, perutnya keram dan tawanya juga tak bisa ia hentikan. " Anak ini, huh lucu sekali ahahahahaha! Hei, andrew itu seleranya sangat tinggi dan bisa-bisanya kau mengatakan kalau dia itu suamimu.!"

Bibir jongwoon mengerucut sebal " Aku punya bukti," Dengusnya hingga ketika namja itu langsung terdiam dan menghentikan tawa mereka bersamaan. " Ini Buktinya!" Diangsurkannya foto pernikahannya dengan siwon " Dan ini buku pernikahan kami,!"

Sungmin langsung merebut buku yang diangsurkan Jongwoon, membacanya dengan teliti dan matanya seperti hampir keluar " Ini, Dokumen asli!" Gumamnya tak percaya.

TBC/ Delete.

Anyeong Haseyo...Septia Here

Saya datang membawa cinta #plakk

Mind to Review to this ff

Gomawo #kisseu