Holaaaaaa ~~

mysticahime kembali menyuguhkan fict double chap SasuSaku!!!

dalam SasuSaku fanday ini, mysticahime mengeluarkan fict gaje nana bal khusus bang Sasu en mbak Saku!!

ENJOY

~*=+=*~

Author :

Mysticahime

Fandom :

Naruto

Pairing :

Sasuke Uchiha X Sakura Haruno

Rating :

T

Genre :

Romance

Disclaimer :

Masashi Kishimoto-sensei

Warning :

AU, gaje, abal, OOC *mungkin*, lebay, miss typo, salah kata, deskrip yang aneh, durasi waktu yg berubah", dan sebagainya…

A/N :

Fict SasuSaku ini saya persembahkan untuk merayakan SasuSaku FanDay. Thanks so much buat AkinaYuki Nyo yang udah ngingetin saya…

Saya berusaha buat bikin fict yang ga abal =~=

Hahahaha…

~_~_~_~_~_~

mysticahime™

~_~_~_~_~_~

BREAK THE ICE

~_~_~_~_~_~

01. The Breaker

: : Sakura P.O.V : :

Sudah lewat dua kali musim semi aku bersama-sama dengan Sasuke. Musim semi ini adalah kali ketiga sekaligus tahun peneguhan kami, akhir dari kesepakatan, dan juga suatu awal yang baru—perjalanan dan perpisahan—apapun itu.

Pertama kali aku mengenal Uchiha Sasuke adalah suatu sore bersalju pada musim dingin. Ia tampak diam dan dingin, seperti salju yang berada di sekelilingnya. Ia sedang berdiri dalam balutan mantol tebal dan celana panjang berwarna biru gelap, menengadahkan tangannya yang terbungkus dalam rajutan benang wol putih-biru yang dengan sempurna mengikuti lekuk tanganya, seolah menerima keping-keping putih salju yang tercurah dalam rima yang seirama, perlahan-lahan jatuh menimpa kesatuan benang wol itu. Kepalanya setengah mendongak, membiarkan rambut emo hitamnya terjuntai lunglai, sebagian kecil dihiasi oleh kepingan-kepingan salju. Matanya terpejam, seolah menikmati sensasi rasa dingin yang merayapi kulitnya. Sesekali hembusan uap yang memiliki warna putih yang berbeda dari warna putih salju keluar dari bibirnya. Dalam penglihatanku, ia adalah makhluk paling sempurna di dunia.

Uchiha Sasuke menoleh ke arahku yang tengah terhanyut dalam pesonanya. Mata onyxnya dengan tajam menghujam bola mataku. Ada jeda sesaat ketika kami bertatap-tatapan, seolah detik-detik sengaja berhenti bergerak di sekitar kami. Kami terdiam saling menatap.

"Kau... Uchiha Sasuke..." Lamat-lamat aku mengucapkan namanya. Nama yang aneh, tapi aku menyukai saat-saat aku menyebut namanya.

Ia menundukkan kepalanya, poni hitamnya yang panjang menutupi sebagian sisi wajahnya, tapi bisa kulihat ia memejamkan matanya lagi, dan... tersenyum tipis. Setelah itu ia beranjak pergi meninggalkanku dengan kedua tangan terbenam dalam saku mantolnya, tanpa berkata apa-apa.

Aku bertemu dengannya untuk kali kedua saat musim semi, musim semi pertama bagi kami berdua—mungkin lebih tepat bila disebut musim semi pertama bersamanya bagiku. Ini adalah kali pertama ia mengajakku bicara.

"Haruno Sakura..." Caranya menyebut namaku sedikit aneh, tapi aku menyukai caranya mengatakan namaku.

"Ada apa... Uchiha Sasuke?"

Ia menatap mataku dengan mata onyxnya. "Panggil saja aku Sasuke. Bisa kan?"

Angin musim semi berhembus kencang dan mengibar-ibarkan rambut pink-ku. Saat ini kami sedang berada di bagian belakang kerumunan orang-orang yang sedang menikmati hanami. Helaian kelopak sakura melayang-layang seperti salju.

"Tentu. Dan panggil aku Sakura," jawabku setelah pulih dari rasa shock. Sasuke hanya terdiam, lama sekali. Beberapa waktu kemudian baru kusadari bahwa ia bukan tipe manusia cerewet sepertiku, jadi kuputuskan untuk memulai pembicaraan.

"Dari mana kau tahu namaku?" tanyaku sambil berusah menatap matanya, tapi bola mata onyx itu tidak mau balas menatap mataku.

"Itu bukan hal yang penting." Tangan kirinya mencengkeram lengan kanannya, tepat di bagian bawah lengan pendek kemeja biru mudanya. Ia masih mengalihkan pandangannya.

Kugembungkan pipiku dan menatapnya dengan kesal. "Hei, Uchiha Sasuke! Aku tidak tahu dari mana kau tahu namaku dan apa yang kau inginkan dariku. Tapi, paling tidak, bila kau sedang berbicara dengan seseorang, tataplah matanya!"

Mata onyx itu bergerak sedikit, dan akhirnya bertumbukan dengan mataku. "Baiklah... Ada... yang ingin kusampaikan padamu." Lalu ia mendesah dan menghembuskan nafas dari hidungnya.

Tanpa sadar jantungku mulai berpacu pada ritme yang lebih memburu daripada sebelumnya, aku tidak tahu kenapa, tapi aku merasa ada sesuatu yang lain dan hali itu membuatku... penasaran.

"Sejak musim dingin itu—sejak pertama kali kau menyebut namaku... aku merasakan ada sesuatu yang lain. Gejolak yang mendorongku untuk mencari tahu siapa dirimu, segala sesuatu tentangmu..." Sasuke memberi jeda sejenak. Ia menggerakkan sedikit kepalanya, membuatku berdebar-debar. "... aku ingin mengenalmu."

"Kau sudah mengenalku..." Kata-kataku disambut oleh gelengan kepala Sasuke.

"Tidak, aku belum mengenalmu selama ini. Aku hanya mencoba mencari tahu."

"Apalagi aku." Aku mendengus, memasukkan kedua tanganku ke dalam saku jaket oranye yang melindungiku dari angin musim semi yang masih terasa dingin.

"Hmm..." Ia menggumam. "Aku ingin kita menjadi lebih dari sekadar teman, Haruno Sakura. Bisakah?"

Rasanya jantungku mau melompat mendengar kata-kata yang diungkapkan Sasuke. 'Lebih dari sekadar teman'...

"Begini saja." Aku membuat keputusan. "Kita belum saling mengenal, Uchiha Sasuke. Bagaimana kalau kita jalani hubungan 'lebih dari sekadar teman' ini selama dua kali musim dingin? Dan pada musim dingin selanjutnya, kita akan bertemu lagi dan membicarakan kelanjutan hubungan kita, membandingkannya setelah kita... sling mengenal. Bagaimana?"

"Hmm..." Ia setuju.

~_~_~_~_~_~

"Apa kabar?" tanyanya di seberang telepon.

"Buruk." jawabku sambil meluruskan kedua kakiku di atas tatami. "Ke mana saja kua? Sudah seminggu kau tak menghubungiku."

"Maaf, maaf. Seminggu ini aku sibuk sekali. Minggu depan ada perayaan ulang tahun Uchiha Max Corporation. Aku sebagai wakil direktur harus terlibat dalam banyak hal, maaf."

Aku memejamkan mata, berusaha merekam intonasinya dalam alam bawah sadarku. Seminggu tanpa suaranya membuatku gila. Mungkin bila setahun tanpa mendengar suaranya itu, aku bisa mati.

"Sakura?" Ia memecah lamunanku.

"Ya..."

Sasuke terdengar menarik nafasnya, lalu berbisik lirih. "Aku merindukanmu..."

Kata-katanya mendorong otot-otot ynag merangkai pipiku untuk berkontraksi, membuatku tersenyum.

"Aku juga, Sasuke..." Aku balas berbisik. Aku merindukanmu, sangat merindukanmu...

~_~_~_~_~_~

Pertengahan musim panas...

Udara panas yang menyengat rasanya hanya berputar-putar di sekitarku, membuatku merasa gerah. Tampaknya memang hanya aku yang merasakan endapan udara panas di Jepang ini. Gadis-gadis seusiaku seperti Hinata, Ino, maupun Tenten tampaknya selalu merasa berada di musim semi dengan adanya Naruto, Sai, dan Neji di sebelah mereka. Sedangkan Sasuke lagi-lagi disibukkan oleh kegiatan dari Uchiha Max Corporation yang berlokasi di New Zealand, kalau tidak salah ada peresmian pabrik baru di sana, dan selaku wakil direktur, Sasuke harus menemani ayahnya, Uchiha Fugaku, sang direktur, untuk meresmikan pabrik itu.

Sendiri.

Untuk kesekian kalinya Sasuke membiarkanku sendiri.

~_~_~_~_~_~

Bayangan yang berada di depanku ini adalah refleksi diriku. Mata berwarna hijau emerald, hidung mungil, bibir tipis, kulit putih, rambut merah jambu... Mataku memancarkan sorot mata yang tegas, kuat, pemberani...

Secara luar, diriku menampilkan sosok gadis yang kuat, tak perlu dilindungi, bisa bertahan melawan kesepian...

Itu semua topeng. Tipuan. Ilusi. Hanya kepura-puraan yang selalu kutampilkan bila bersama Sasuke. Agar ia tidak khawatir. Agar ia bisa melakukan pekerjaannya dengan baik. Agar ia tidak merasa tertekan. Agar ia bisa tenang...

Tapi sekuat-kuatnya aku, aku pun bisa rapuh. Apalagi bila kekuatanku itu hanya merupakan sebuah lapisan imitasi. Barang imitasi bisa rusak, kan? Bahkan barang asli pun bisa hancur berkeping-keping...

~_~_~_~_~_~

"Halo, Sasuke..." Untuk pertama kalinya aku berhasil memberanikan diri untuk menghubungi ponsel Sasuke. Aku tahu ia sedang sibuk. Aku tahu pasti ia sedang memerlukan konsentrasi penuh. Apa aku egois bila aku ingin mendengar suaranya selama beberapa menit saja?

"Sakura... maaf, aku sedang sibuk. Klienku akan datang beberapa menit lagi, dan aku..."

"Apa kau pernah memikirkan betapa kesepiannya aku?!!" jeritku. Aku benar-benar tidak dapat menahan diri lagi. Aku merindukannya! Apa ia tidak bisa mengerti hal itu?

"Sakura, aku..."

"Aku sudah bersabar selama berbulan-bulan—SATU TAHUN!!—menunggumu pergi ke sana-ke mari mengurus perusahaanmu. Dan kau sama sekali tidak peduli???" Aku menarik nafas sejenak sebelum melanjutkan kata-kataku. "Siapakah aku, bagimu?"

"Sakura, kau adalah..." Ia berhenti melanjutkan kata-katanya, membuatku menunggu.

"Lanjutkan, Uchiha Sasuke." Aku memohon. "Aku ingin mendengar kelanjutannya."

"Maaf Sakura, lain waktu saja..."

"Sasuke!!! Kenapa kau selalu seperti ini??" Pita suaraku mengeluarkan teriakan sekuat tenaga, tapi ia terlanjur memutuskan saluran telepon. Dan lagi-lagi meninggalkanku sendiri.

Berminggu-minggu ia tak menghubungiku. Apa ia marah? Bukannya seharusnya aku yang marah?

Mataku bergerak melirik kalender. Tanggal perjanjian kami tinggal enam minggu lagi. Akankah ia melupakan hal itu dan memutuskan untuk berpisah denganku? Ataukah dia tidak akan datang?

Yang pasti aku akan datang, menunggunya...

~_~_~_~_~_~

I'm a big big girl

In a big big world

Not a big big thing

When you leave me

But I do do feel

That I do do will

Miss you much

Miss you much

I can see the first leaf falling

It's all yellow and nice

It's so very cold outside

Like the way I'm feeling inside

I'm a big big girl

In a big big world

Not a big big thing

When you leave me

But I do do feel

That I do do will

Miss you much

Miss you much

Outside is now raining

And tears are falling from my eyes

Why did it next to happen

Why did it all next to end

I'm a big big girl

In a big big world

Not a big big thing

When you leave me

But I do do feel

That I do do will

Miss you much

Miss you much

I have your arms around me

Warm like fire

But when I open my eyes

You're gone

I'm a big big girl

In a big big world

Not a big big thing

When you leave me

But I do do feel

That I do do will

Miss you much

Miss you much

~_~_~_~_~_~

Tanggal perjanjian kami...

Aku duduk di sebuah kursi, tepat di tengah-tengah taman putih yang dihiasi oleh partikel-partikel seputih awan ini. Masih ada setengah jam sampai waktu perjanjian kami, tepat di taman saat pertama kali kami berjumpa dan mengikat perjanjian ini. Apa ia akan ingat? Apa ia akan datang? Bagaimana kalau ia tidak mau datang? Meskipun ia datang, bagaimana bila ia tidak mau melanjutkan hubungan kami?

Kugenggam kedua tanganku erat-erat, berusaha saling menghangatkan. Sudah berapa lama tangan-tangan ini sendirian? Sudah berapa lama tidak ada sepasang tangan lain yang menghangatkannya?

Tuhan, apakah aku miliknya?

╚[to be continued]╗

Nyoooooooooooooooo~~

xDDDD

supergajefict from mysticahime again !!

fict ini spesial but SasuSaku fanday !!

lanjutannya bakal di-post secepet mungkin, tentunya setelah reader" sekalian bersedia review ~~

xDDDD

xoxo

-mysticahime-