Author : Melody-Cinta

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Genre : Romance (Pas nggak ya? =.=a)

Pairing : Tenten x Neji H.

A/N : Mungkin bakal ada slight..

--

Beautiful Tenten

PROLOG

--

"Tenten! Tenten! Tenten!" suara para supporter terdengar menggema di ruangan basket anak perempuan. Ah, mereka rupanya sedang mendukung idola mereka; Tenten. Yap, Tenten adalah anak perempuan yang sangat jago bermain basket. Dia anaknya tomboy; sayang sekali, padahal dia cantik loh! Tapi, baginya, apa peduli dengan penampilan?

JDUK! Priiiiit!!!

"Yeiiiy!" para penonton langsung bersorak girang. Bola terakhir yang dicetak Tenten sudah membuat timnya menang. Ah, betapa beruntungnya Tenten. Karena pertandingan telah selesai, Tenten dan teman-teman se-timnya mulai menuju tempat ganti pakaian.

"Tenten! Tadi kau benar-benar kereeeen~" perempuan dengan rambut merah muda panjang tiba-tiba datang sambil memeluk Tenten. Disampingnya terlihat seorang perempuan dengan rambut pirang diikat kuda.

"Seperti biasanya, keren." itulah kata-kata yang diberikan oleh si pirang.

"Ah, terima kasih, Sakura, Ino." ujar Tenten. Oh, ya, Sakura dan Ino adalah sahabat dekat Tenten. Mereka berdua memang tidak bermain basket seperti Tenten, tapi mereka menjadi cheerleader yang selalu setia mendukung Tenten!

"Sama-sama. Kami senang mendukungmu!" Ino tersenyum kepada Tenten. Ino adalah anak orang kaya. Dia mempunyai rumah yang besar. Lalu, sangat beruntung baginya, karena dia bisa mendapatkan Sai; seorang murid yang jago melukis. Dan gayanya juga simpel tapi dewasa.

"Iya!" Sakura membalas dengan tersenyum riang. Kalau Sakura, dia cuma anak orang biasa. Ibunya membuka toko sushi, itulah kenapa dia sangat pandai membuat sushi. Dia mempunyai pacar yang sangat terkenal. Maksudnya ketua osis, siapa sih yang tidak tahu ketua osis sekolah ini? Ya, Gaara namanya. Gaya Sakura biasanya lucu dan anggun.

Sedangkan Tenten adalah anak orang yang cukup kaya. Ayahnya adalah pelatih basket tingkat nasional dan Ibunya bekerja sebagai sekretaris. Sampai sekarang, Tenten belum mempunyai pacar, tapi dia telah menyukai seseorang. Namanya Neji, kapten klub sepak bola. Biasanya Tenten itu bergaya casual dan maskulin.

"Kalian sudah selesai ganti baju kan? Bagaimana kalau kita makan? Aku lapar~" Tenten memegangi perutnya. Meyakinkan kedua temannya kalau dia benar-benar lapar. Kedua temannya hanya mengangguk lalu mengikuti Tenten kearah kantin.

***

"Kenyaang~~" Tenten menepuk-nepuk perutnya tanda kenyang. Dia baru saja menghabiskan ramennya lima belas menit yang lalu.

"Hya! Neji-senpai!!" terdengar suara ribut para anak perempuan saat seorang laki-laki melintasi mereka. Tenten menengok ke sumber suara dan mendapati pujaan hatinya disana. Mukanya dengan seketika telah menjadi merah.

"Tenten kenapa?" tanya Sakura kepada Ino yang masih menyeruput tehnya. Ino hanya mengangkat bahu. Mereka pun mengikuti arah pandang Tenten. "Hah, Neji-senpai, pantas saja.." ujar Sakura dan Ino kemudian.

Entah disengaja atau tidak disengaja, Neji dan teman-temannya duduk TEPAT dibelakang Tenten dkk. Muka Tenten semakin memerah. Dia memfokuskan pendengarannya pada arah belakang. Karena penasaran, teman-temannya pun mulai mengikuti Tenten.

"Hei, Neji, kau kenapa sih sama si Tayuya? Padahal dia cantik loh! Dia juga kapten voli kan? Kenapa di tolak?" tanya seorang lelaki dengan rambut berdiri warna kuning. Namanya Naruto, calon saudaranya Neji. Kenapa calon? Itu karena Naruto adalah pacar Hinata yang saudaranya Neji.

Neji memasang muka masam. "Kenapa katamu? Bukankah kau sudah tau kalau aku tidak suka perempuan yang bergaya maskulin begitu? Aku tidak suka perempuan tomboy! Aku suka wanita yang feminim!" jawab Neji menjelaskan pada Naruto.

"Aku tau sih~ Tapi, tapi, kalau mau cari cewek feminim mah, cari aja diantara fansmu itu! Mereka kan feminim!" ujar Naruto menunjuk para cewek-cewek disekitar mereka.

"Aku tau, tapi tidak ada yang menarik! Ah, jangan bicarakan masalah ini! Lebih baik yang lain saja!" Neji mengakhiri pembicaraan dan mulai memesan makanan.

Naruto memonyongkan bibirnya, "Iya, iya." ujarnya malas. "Dasar pemarah!" gumamnya kecil.

"Haaah~~" Tenten tiba-tiba menunduk sedih. Dia kan perempuan tomboy, gayanya juga maskulin, mana mungkin disukai oleh Neji? Tapi dia ingin Neji membalas cintanya! Bagaimana caranya? Dia bahkan tidak pernah mengenal alat-alat make-up sebelumnya. "Bagaimana ini?" tanya Tenten lemas.

"Dia suka perempuan feminim, Tenten." Sakura mengulangi apa yang dia dengar tadi dari Neji.

"Aku tau itu, Sakura. Tapi aku kan tomboy, mana mungkin Neji suka padaku?" tanya Tenten makin lemas. Dia rasanya sudah ingin menangis sekarang juga.

"Yah, satu-satunya cara sih, kamu harus berubah jadi feminim." Ino mengeluarkan suaranya disela-sela SMS-annya dengan Sai.

"Tapi bagaimana caranya~ Aku kan sudah tomboy sejak dulu~ Siapa yang mau membantuku?" tanya Tenten dengan sebal. Berubah sih, mau, tapi bagaimana caranya? Siapa yang membantu~?, pikir Ino.

Ino menutup HP-nya yang flip style. "Ah, kau tidak berpikir meminta bantuan pada kami? Kami kan feminim, Tenten!" ujarnya dengan nada agak marah. Sakura mengangguk, menyetujui kata-kata Ino.

"Ah! Oh, iya! Aku lupa kalian feminim! Maaf, teman-teman!" Tenten mengatupkan kedua tangannya tanda minta maaf.

"Ya sudah, kalau begitu, kamu harus mengikuti semua yang kami suruh! Oke?" tanya Sakura mengedipkan sebelah matanya pada Tenten.

"Sip, deh! Apapun agar aku bisa feminim dan disukai oleh Neji akan aku lakukan! Semangaaaat!!!" Tenten berdiri dan sedikit berteriak. Kenapa sedikit? Ya, jelas karena dia tidak mau ketauan oleh Neji kan? Biar jadi kejutan. Hehe..

"Hm, tapi nanti kamu pulang sekolah harus ikut kami ke mall. Kita beli bahan-bahan perubahanmu dulu. Bisa kan?" tanya Ino dengan senyum. Dia kembali membuka HP-nya. Dia membuka kalender di HP-nya dan menandai tanggal 28 Februari. "Karena dengan waktu satu minggu, aku ingin kau telah berubah menjadi feminim." tambahnya.

"APA?! SATU MINGGU?!" Tenten kaget bukan main. Bagaimana bisa HANYA dalam waktu minggu dia menjadi feminim? Seluruh kantin melihatnya dengan tatapan bingung. "Ah, maaf." Tenten kembali duduk dengan perasaan malu. Kantin pun kembali ribut dengan obrolan yang tidak jelas. "Bagaimana caranya?" tanya Tenten sedikit berbisik pada Ino.

"Aduh, kau ini berisik sekali! Kamu pasti bisa dalam waktu satu minggu! Aku yakin! Jadi feminim itu tidak susah kok! Hanya perawatan yang benar, cara berbicara, berjalan, semuanya pasti kau bisa. Kau kan perempuan!" Ino memberitahu Tenten yang masih kaget. Dia bangkit dari duduknya dan memperagakan cara jalan seorang wanita feminim. "Nah, jalan seperti ini saja pasti kau bisa kan?" tanya Ino.

Tenten mulai berdiri dari tempat duduknya. Dia mulai berjalan seperti Ino. Tapi na'asnya, cara jalannya itu malah terlihat seperti cara jalan banci di emperan jalan. Benar-benar jiwanya sudah seperti laki-laki, sampai jalan seperti perempuan saja kayak banci.

"Ah.. Keliatannya harus benar-benar dari dasarnya perempuan deh. Ya kan, Sakura?" tanya Ino geli melihat cara jalan Tenten yang bisa dibilang aneh itu.

Sakura mengangguk. "Harus benar-benar dari dasar!" tambahnya sambil terkikik saat Tenten sudah kembali.

"Bagaimana? Sudah bisa belum?" tanya Tenten sambil tersenyum. Membuat teman-temannya semakin tertawa kencang. "Eh, kenapa sih?" tanya Tenten malah bingung.

"Cara jalanmu seperti banci!! Maaf, ya! Tapi itu lucu sekali!" Sakura menjelaskan sambil tertawa geli sekali.

"Baiklah, kalau begitu, kami akan mengajarimu dari dasar. Siap-siap ya?" tanya Ino. Tenten hanya menunduk malu sambil mengangguk kecil.

Kriiiing!! Kriiiiing!!

"Ah, bel sudah berbunyi! Ayo kita ke kelas!" Sakura menarik kedua tangan temannya dan berjalan menuju kelas. Kedua temannya hanya menurut dan ikut berjalan kearah kelas.

Bersambung…

Hah, fic apa ini? Fic multichip tentang perubahan anak tomboy jadi feminim?! *ngacak-acak rambut sendiri*, biarlah, entah kenapa setelah Mel melakukan segala macam cara untuk mempercantik diri, (Aslinya Mel gak peduli sama sekali sama penampilan.. =.=') jadi kepikir untuk buat fic kayak gini… Abal ya? Maaf!! Daripada Mel banyak cincong gak jelas, mending kalian review ya? Oke?