Kelas 3E di Bulan Puasa
RATED: T
GENRE: HUMOR, SCHOOL LIFE
DISCLAIMER: FF INI HANYA SEBATAS CERITA YG MENYANGKUT TENTANG BULAN RAMADHAN. DAN SAYA SENGAJA PAKE CHARA ANSAKYOU KARENA BINGUNG MAU PAKE SIAPA. AND PLEASE JANGAN RASIS DAN NGEWAR BAWA-BAWA AGAMA YAA... SAYA BIKIN FF INI HANYA UNTUK MENGHIBUR.
WARNING: FF INI MENGANDUNG TYPO, KALIMAT YG TIDAK JELAS, TATA BAHASA YG KURANG. BAGI YG MEMBACANYA DAN MENEMUKAN KESALAHAN SILAHKAN REVIEW. KALAU BISA TABOKIN AUTHORNYA.
Chapter 1: Awal bulan puasa
Hari ini adalah hari pertama puasa SMP Kunugigaoka. Para murid terlihat sumringah menjalankan ibadah puasa di bulan yg suci ini. Tak terkecuali kelas 3E. Walaupun kelas mereka sangat jauh dari gedung utama, tetapi mereka tetap semangat menjalani bulan yg penuh berkah.
Terlihat Kayano yg baru memasuki ruang kelas. Hari ini mereka terlihat sedikit berbeda. Biasanya mereka memakai seragam sekolah dengan rok yg pendek khas seragam Jepang. Kali ini agak berbeda, mereka masih tetap menggunakan seragam. Hanya saja ukuran roknya ditambah panjang hingga menutupi kaki mereka. Dan ditambah balutan hijab dengan warna yg senada dengan seragam sekolah. Hal itu merupakan peraturan dari SMP Kunugigaoka apabila memasuki bulan Ramadhan.
Kembali lagi ke Kayano. Ia berjalan ke tempat duduknya. Disana terlihat Nagisa sudah datang lebih dulu. Tapi ada yg aneh. Muka Nagisa tampak murung. Kepalanya menunduk sambil memegang peci yg ada diatas meja.
"Ada apa Nagisa-kun? Kelihatannya kamu murung? Apa kamu lupa sahur?" Sederet pertanyaan keluar dari mulut Kayano.
"Eehh.. Kayano-chan kau sudah datang. Hmm.. aku tidak apa-apa" jawab Nagisa dengan wajah yg masih murung.
"Heyy... sekarang bulan puasa. Dilarang berpacaran." Ucap Nakamura yg sudah duduk di bangkunya.
"Ishh... siapa yg pacaran? Lihat, Nagisa sedang murung begitu." Ucap Kayano sambil menunjuk Nagisa.
"Ehh.. memangnya kau kenapa Nagisa? Apa kau sakit?" Nakamura ikut kepo juga.
"Tidak, aku tidak sakit. Aku hanya..." Nagisa menarik napas panjang "... ingin memakai peci ini. Tapi tidak muat karana rambutku dikuncir.
Seketika muka Kayano dan Nakamura sweetdrop. Hanya karena itu Nagisa jadi murung?
"Kalau begitu lepas saja kuncirannya" ucap Karma yg entah dari mana sudah ada di belakangnya. Kedua tangan Karma langsung menarik 2 karet kunciran yg mengikat rambut Nagisa. Rambut Nagisa jatuh beruraian ke pundak Nagisa. "Sudah tinggal pake pecinya"
Nagisa yg tadi sempat bengong langsung tersadar. Ia mengangkat peci itu dan memakaikannya ke kepalanya. Peci itu sangat pas di kepala mungil Nagisa. Dan entah kenapa Kayano jadi sedikit terpesona melihat Nagisa yg memakai peci. Aishh.. Nagisa-kun jadi agak tampan kalau memakai peci. Aku sudah siap jadi makmummu Nagisa, pikirnya. Dengan cepat Kayano menepis pikiran itu dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Kenapa aku memikirkannya. Benar-benar godaan saat bulan puasa.
Tak lama, Koro-sensei pun masuk ke ruang kelas. Semuanya langsung duduk pada bangku masing-masing.
"Beri salam" pimpin Isogai.
"Assalamualaikum Koro-sensi."
"Wa'alaikumsalam minna-san" Koro-sensei meletakkam bukunya di atas meja.
"Karena hari ini adalah bulan Ramadhan dan kita menjalankan ibadah puasa. Maka ada beberapa peraturan yg akan berubah.
1. Mulai dari pakaian. Untuk siswa perempuan diwajibkan untuk memakai jilbab selama bulan puasa. Dan rok kalian harus panjang sampai menutupi kaki. Untuk siswa laki-laki tidak ada perubahan. Tapi ada bagusnya kalau kalian memakai peci agar terlihat bagus.
2. Setiap satu jam pelajaran di sekolah akan dikurangi selama 10 menit.
3. Karena waktu ham pelajaran kalian dikurangi, otomatis kalian akan pulang cepat" para siswa semuanya langsung bersorak sorai mendengar kata pulang cepat. Koro-sensei hanya mendengus kesal.
"Dengarkan dulu sampai habis.
4. Kita akan menjalankan ibadah shalat dzuhur secara berjamaah. Karena shalat berjamaah pahalanya lebih banyak daripada sendiri.
Dan kelima, untuk mecegah puasa kalian batal maka rencana pembunuhan sensei akan ditunda selama puasa. Tapi kalian masih berlatih teknik membunuh sensei. Untuk itu jangan coba-coba bunuh sensei bulan ini kalau tidak mau puasa kalian batal. Nurufufufu...
Dan terakhir..."
Slaaphh...
Tentakel Koro-sensei dengan cepat menyambar tas-tas murid.
"... untuk antisipasi, sensei akan memeriksa tas kalian. Pastikan kalian tidak membawa hal yg aneh"
Koro-sensei membuka satu persatu tas mereka. Isinya hanya hal biasa, buku pelajar, tempat pencil, mukena bagi siswa perempuan, pisau karet, pistol dan peluru anti sensei. Masih dikatakan baik. Tapi tidak saat Koro-sensei memeriksa tas Karma.
"Karma-kun kenapa kamu bawa ini?" Ucap Koro-sensei sambil menunjukkan isi tas Karma. Ada wasabi, mustard, pasta cabai, bubuk cabai, cabai besar, apapun yg mengandung cabai ada di tasnya, kecuali cabai-cabaian.
"Ohh.. itu hanya takjil untuk buka puasa. Aku membawakannya untuk kalian." Jawab Karma dengan tampang tenang. Sementara yg lain memandang Karma tak suka. Memangngnya kami cabai-cabaian di kasih takjil cabai.
Koro-sensei lagi-lagi mendengus kesal karena tingkah muridnya. Kali ini ia harus ekstra sabar menghadapi sikap murid-muridnya. Setelah itu ia mulai lagi memeriksa tas muridnya. Kali ini tas Okajima-san yg diperiksa. Koro-sensei sepertinya sudah curiga pada isi tas Okajima. Ia segera membuka tasnya tapi hasilnya... sesuatu yg di inginkan Koro-sensei tidak ada.
"Okajima-kun tumben kamu tidak membawa buku yg ada dada besarnya" ucap Koro-sensei dengan semburat pink di pipinya. Ketahuan sekali kalau ia menginginkan benda itu.
"Tentu tidak Koro-sensei. Mana mungkin aku lihat hal seperti itu, bisa-bisa puasaku batal" semuanya tertegun mendengar ucapan Okajima. Mungkinkah ia sudah tobat? Mudah-mudahan saja.
Setelah pemeriksaan tas selesai Koro-sensei pun melanjytkan aktifitas belajarnya.
Mereka pun belajar hingga suara adzan terdengar menggema di telinga mereka. Sesuai peraturan, mereka pun menghentikan aktifitas belajar mereka dan menuju ke ruangan yg sudah di sulap menjadi masjid dadakan. Di dalam sudah ada Karasuma-sensei yg sedang mempersiapkan ruangan itu. Kali ini Karasuma-sensei tampil berbeda. Biasanya ia menggunakan kemeja yg lengannya di gulung hingga sikut. Sekarang ia menggunakan baju koko warna putih dengan dalaman kaos putih juga agar absnya tidak terlihat.
"Kalian segeralah berwudhu. Bagi siswa perempuan taruh saja dulu mukena kalian." Perintah Karasuma-sensei.
Mereka langsung pergi ke tempat wudhu. Tempat wudhu mereka dipisahkan berdasarkan jenis kelamin agar tidak bersentuhan antara lawan jenis yg menyebabkan batalnya wudhu.
Setelah berwudhu mereka semua kembali ke ruangan itu. Di dalam sudah ada Koro-sensei dengan baju koko ukuran besar dan sarung warna hijau bermotif kotak-kotak yg melekat ditubuhnya. Ditambah dengan peci hitam yg bertengger di kepala bundarnya. Semua murid pada bengong melihat tampilan Koro-sensei yg berbeda.
"Hey apa yg kalian pikirkan? Kenapa kalian melihat sensei? Cepat bersiaplah" ucapak Koro-sensei menyadarkan murid-murid. Segera mereka bersiap-siap.
Para laki-laki berada di shaf depan sementara perempuan di belakangnya. Murid perempuan dibuat terkejut dengan kehadiran Bitch-sensei yg sudah menggunakan mukena.
"Ehh.. Bitch-sensei sejak kapan sensei ada disini" tanya Fuwa.
"Tentu saja mau shalat, apalagi." Jawab Bitch-sensei. (Anggap aja bitch-sensei muslim ya.. kasian dia nanti kalo beda sendiri :v)
"Seorang Bitch-sensei rupanya bisa shalat" ucap Kurahashi sambil memakai mukenanya. Tanda perempat siku mulai muncul di kepala Bitch-sensei. Namun ia menghela napas sabar menahan amarah.
"Tentu saja sensei bisa shalat." Ucapnya tenang.
"Minna-san harap tenang. Kita akan mulai shalatnya. Kali ini sensei yg akan menjadi imamnya" ucap Koro-sensei di depan sana.
"Sepertinya kalau sensei jadi imamnya kita akan shalat dengan kecepatan 20march" ucap Maehara.
"Nyuuyaa... tenang saja sensei akan bergerak lambat kok tenang saja."
"Tapi kami tidak mau sensei jadi imam. Tentakel sensei sangat mengganggu. Lagipula emang sensei sudah wudhu? Sensei kan takut air"
"Nyuahh... sensei janji tentakel sensei tidak akan mengganggu. Dan sensei sudah tayamum kok, jadi tenang saja."
"Sudahlah, kalau seperti ini kita tidak jadi shalatnya." Akhirnya Karasuma-sensei angkat bicara. "Sepertinya untuk sekarang Koro-sensei tidak bisa jadi imam."
"Tapitapitapi-"
"Sudahlah Koro-sensei. Kalau kayak gini kita enggak jadi shalat." Ucap Takaoka di belakang sana. Akhirnya mau tak mau Koro-sensei pun mundur dan Karasuma-sensei mengambil tempat imam. Akhirnya mereka semua shalat dengan khusuk.
To be continue~
Wkwkwkwk gimana cerita? Masih kurang bagus ya? Hahaha wajar saja soalnya saya masih amatiran. Mohon maaf apabila ada kesalahan. Sengaja aku bikin ff ini untuk menghibur kalian yg lagi puasa. Biar puasanya pada semangat. Ff ini saya buat disela-sela kesibukan saya yg lagi remedial. Huhuhu... syedih ya abis ulangan bukannya liburan malah remedial. huhuhu... *nangis bombay*
Oke semuanya, terimakasih bagi yg sudah mau membaca. Dan tolong reviewnya demi berkembangnya seni tulis saya yang abstrak ini. Dan selamat menunaikan ibadah puasa bagi yg menjalankannya. Hyoshin juga puasa kok hehehe...
