The new story of Persona 3… Since I'm playing Persona 3 FES lately…

OC includes... (Original Character)

Make your own character and play with us…

Just contact me in Facebook with username Tania Giovani…

Message/wall me, and describe your own character…

Okay… Another request from my fans... (What?) Thanks for read my fiction… (Although my Fanfiction has a lot of flamers before, so I retired) Well then… I don't wanna make all of you feel disappointed, so I create another story…

Let's begin…

Murid pindahan.. Minato bersaudara naik kereta ke sebuah kota..(well, saya lupa nama kotanya apa) kita anggap saja nama kotanya Sukamaju… (Cinta Indonesia.. Yeah!) Karena orang tuanya pergi ke luar negeri.. (mereka tidak cinta Indonesia rupanya) Yang paling tua, namanya Arisato Minato.. Umur 16 tahun, rambut biru, belah pinggir, (ya, taulah deskripsi Arisato itu kayak apa) Yang satunya lagi, adiknya, Riyanto Minato… Umur 16 tahun (kembar) bedanya Riyanto rambutnya warna hitam.. mengkilap karena sering keramas…

Tiba di stasiun Sukamaju, baru jalan beberapa langkah, tau2 bulan jadi warna ijo… Semua yang berjalan, jadi peti mati… Elektronik mati…

"Kak, mati lampu ya?" Tanya Riyanto dengan polosnya.

"Mungkin… Astaga.. Nggak ada yang bayar listrik gitu?" Arisato geleng2 kepala.

"Trus, kenapa jalannya banyak darah? Kenapa yang lain jadi peti mati? Kok kita nggak?" Tanya Riyanto. (kayaknya dia pengen jadi peti mati… ckckck…)

"Kakak nggak tau… Mending kita langsung ke asrama aja…" Kata Arisato sambil menarik tangan Riyanto.

Mereka tiba di sebuah asrama yang pintunya cukup gede… Bangunannya kayak hotel kecil… Cukup lah untuk 15 orang tinggal di situ…

Pintu dibuka…

"KREEEEEEEK" (bunyi pintu usang)

"Halo, Minato bersaudara… Kalian terlambat… Tapi, nggak mungkin saya ngusir kalian karena udah jauh2 datang… Silakan isi kontrak ini, gausah Tanya ini kontrak apaan, tinggal baca dan tanda tangan.. Nanti kalian juga ngerti…" Kata seorang anak kecil dengan baju garis2 item putih yang terus nyerocos nggak jelas.

"Um… Tapi kok ma…" Kata2 Arisato kepotong lagi sama anak itu,

"Cepet! Tandatangan! Udah telat, bawel lagi!"

"Tapi man…"

"Masih ngomong? Tanda tangan sono! Ribet banget sih tandatangan doang!" Anak kecil itu udah mulai ngomel

"MANA PULPENNYA?" Arisato juga bisa marah kok.. nggak Cuma anak kecilnya aja. Riyanto Cuma bisa cengok..

"Oh, iya… Ini.. EH? NYANGKUT DI BAJU!" Kata anak kecil itu..

Sementara anak kecilnya ngurusin pulpen dia yang nyangkut di baju, Riyanto ngasih pulpen ke Arisato.

"Kak, ini pulpennya." Kata Riyanto sambil menyerahkan pulpen ke Arisato.

"Makasih ya, Riyanto." Arisato pun langsung tandatangan kontraknya, "nih, udah di tandatangan."

Anak kecil itu langsung berhenti melakukan aktifitasnya.

"Okeh kalo gitu…" Anak kecil itu langsung ngilang gitu aja sambil bawa kontraknya.

"Kak, tadi itu siapa?" Tanya Riyanto.

"Nggak tau. Dateng2 bukan disambut dengan baik, malah marah2." Arisato ngedumel sendiri.

"Siapa di sana?" terdengar suara wanita yang cukup… horror…

Muka Arisato dan Riyanto langsung pucat pasi.

"Siapa di sanaaaaaa?" Suara itu terdengar semakin jelas dan keras.

*Glekh* keduanya menelan ludah bersama.

"Kayaknya gue salah masuk rumah nih." Kata Arisato dalam hati.

Seorang wanita dating dari kegelapan, dan muncul membawa pistol.

"Pi.. Pistol? KITA AKAN DIBUNUH!" Kata Arisato dan Riyanto dalam hati.

"STOP, YUKARI!" Terdengar lagi suara wanita dari belakang wanita yang memegang pistol itu.

Setelah suara wanita itu terdengar, listrik kembali menyala. Manusia beraktivitas seperti biasanya.

"Se- Senpai?" Kata cewek yang sepertinya punya nama Yukari.

"Mereka tamu kita." Kata cewek yang dipanggil senpai, "kalian terlambat" cewek senpai itu menatap Arisato dan Riyanto.

"Kenapa semua bilang kita terlambat? Padahal masuk sekolah aja nggak pernah terlambat." Kata Riyanto dalam hati.

"Kenalkan, saya Kirijo, Mitsuru Kirijo. Dan ini Yukari." Kata cewek berambut merah itu.

"Sa.. Saya Arisato, Minato Arisato. Dan ini adik kembar saya. Minato Riyanto. Salam kenal."

"Ruangan kalian berdua telah kami siapkan. Barang2 kalian juga sudah ada di sana. Yukari akan menunjukkan kalian dimana kamar kalian." Kata Mitsuru, "Saya permisi dulu." Mitsuru meninggalkan lobby.

"Ayo, saya tunjukkan ruangan kalian." Kata Yukari.

Mereka naik ke lantai 2 di sebelah kanan tangga terdapat koridor dengan banyak pintu.

"Ini ruangan kalian. Sudah di set untuk 2 orang. Cukup mudah untuk dihafal, kan? Letaknya paling ujung dari koridor ini." Kata Yukari.

"Ya, terima kasih." Kata Arisato.

"Ngomong2, selama perjalanan kesini, kalian tidak melihat sesuatu yang aneh kan?" Tanya Yukari serius.

"Banyak yang aneh! Lampu mendadak mati, orang2 jadi peti, di jalan banyak darah." Kata Arisato heboh.

"Kami akan menjelaskannya nanti. Karena kalian sudah melakukan perjalanan cukup jauh, sebaiknya kalian istirahat dahulu. Um, jangan beritahu siapa2 tentang malam ini, ya." Kata Yukari berbisik kepada Arisato.

"Ok!" Arisato masuk ke kamarnya menyusul adiknya yang sudah dari tadi di kamar beres2 barang.

"Diem aja dari tadi." Kata Arisato.

"…"

"Pendiem sih pendiem… kalo kayak gini, kamu bisa dibilang bisu, tau!" Kata Arisato ngeledek Riyanto.

"Tadinya aku pengen ngomong. Tapia pa yang pengen aku omongin, udah kakak bilang semua kok. Masalah keanehan di jalan tadi." Kata Riyanto sambil membereskan pakaiannya.

"O..Ooh… Gitu…" Arisato pasang muka innocent.

"Barang milikku dan milik kakak sudah ku rapihkan semua." Kata Riyanto.

"Terima kasih, Riyanto. Sebaiknya kamu istirahat." Kata Arisato.

"Kakak juga, ya." Kata Riyanto tersenyum.

"Iya." Mereka seperti orang pacaran saja.

Dan, inilah akhir dari chapter 1…

Hari pertama…

Untuk hari2 kedepan, ada ide?

Salurkan ide2 anda ke rekening bank M*nd**I dengan nomor 7438-2377-xxxx-xxxx

Ide anda, sangat berarti untuk mereka yang menderita kemiskinan. (apa coba?)

Review ato message saya via FB yaa~

Sankyuu~

Well then, farewell.