Penyakit merenggut nyawa gadis muda berambut ungu itu. Pemakaman pun diadakan dua hari setelahnya. Saudara dan teman-temannya pun berkumpul dan menangisi kepergiannya. Namun ternyata, sebuah kisah lain menunggu sang gadis yang kini tertidur dengan senyum di mulutnya. Ya, sebuah kisah lain antara dirinya dan sang Dewa Dunia Bawah, Hades.
.
.
Disclaimer:
Kamigami no Asobi – Tomoko Konparu
Saint Seiya – Masami Kurumada
.
Rated: T
.
Warning:
Crossover
Saint Seiya – Kamigami no Asobi
{Karena sebagian besar jalan cerita lebih kearah Saint Seiya, maka author memutuskan untuk memasukkan/menggolongkan cerita kedalam fandom SS; Tokoh dari KnA hanya digunakan tiga (Kusanagi Yui; xx; xx) bisa berubah sewaktu-waktu sementara yang lain berasal dari Saint Seiya dan Mitologi Yunani.}
.
Chapter 1 : Pertemuan Kembali
.
Out of The Blue Fate
.
.
Dingin.
Itulah hal pertama yang Yui rasakan ketika jiwanya tiba di tempat kekuasaan Hades. Angin bertiup kencang dan langit pun gelap gulita. Ia pun berjalan perlahan sambil menoleh ke kanan dan kiri. Berharap dapat menemukan siapa pun disana. Tak lama kemudian, sampailah ia disebuah gerbang tanpa pintu yang sepertinya merupakan sebuah jalan masuk menuju dunia yang lebih dalam lagi. Yui tak dapat membaca tulisan Yunani itu, namun entah kenapa, ia merasa mengerti artinya.
Tinggalkan segala cinta dan kenangan dimasa lalu sebelum memasuki gerbang ini.
"Aneh." Gumamnya sendiri.
Tanpa pikir panjang, ia memasuki gerbang itu dan mendapati sebuah danau yang sangat luas menghampar di hadapannya. "Halo!" Serunya menggema di tengah danau itu. Menit-menit berlalu tanpa adanya tanggapan. Ia pun nyaris menyerah dan hendak kembali sebelum sebuah perahu mendekat padanya.
"HEI!" Serunya sambil melampaikan tangan senang begitu melihat kapal itu semakin mendekat. Namun kesenangan itu tiba-tiba saja berubah menjadi ketakutan ketika melihat sang pemilik kapal yang ternyata mengerikan. "Apa anda perlu bantuan, nona? Perkenalkan, namaku Acheron, specter penjaga tempat ini." Kata sang pemilik kapal yang berbalutkan jubah logam bagaikan permata gelap. "A..aku.. aku ingin bertemu dengan Hades-san." Pintanya. Specter di hadapannya pun tertawa keras sebelum menatapnya lekat dan bertanya, "Kau punya uang?"
Yui sedikit tersentak. Ia pun merogoh kantongnya dan tidak mendapati uang sepeser pun di sana. Ia pun menggeleng sekali dan menatap specter itu. "Tidak ada" Katanya. Lagi-lagi orang itu pun kembali tertawa dan menatap Yui meremehkan. "Tidak ada uang, tidak ada pelayanan.", katanya.
"Aku memiliki sesuatu yang lebih dari uang!" Serunya setengah marah. Ia sudah lama menantikan kematian hanya untuk bertemu Hades, dan ia tak ingin seorang pun mengacaukannya.
Specter itu memiringkan kepalanya penasaran dan mengulurkan tangannya meminta bukti. Yui pun melepaskan kalung berbandul pedang di lehernya dan dengan segera menyerahkannya pada sang specter. Specter itu pun memandang kalung itu penasaran sebelum dengan segera bertanya, "Dari mana kau mendapatkannya?"
"Zeus memberikannya padaku beberapa tahun yang lalu." Jawabnya singkat.
Yui terkejut dan melompat mundur ketika tiba-tiba saja specter di hadapannya itu menjerit ketakutan dan dengan segera mengembalikan kalung itu. "Ka..kau tidak perlu membayar." Katanya sambil dengan segera mempersiapkan perahunya untuk kembali berlayar. Mengesampingkan rasa herannya, Yui dengan segera menaiki kapal itu dan duduk di kursi belakang.
Tak ada pembicaraan sama sekali selama pelayaran yang bisa dibilang cukup lama. Hamparan danau itupun tampak seolah tak memiliki ujung. Begitu luas dan… gelap.
"Sudah sampai." Kata Specter itu sambil mendaratkan perahunya di sebuah daratan yang dipenuhi tengkorak manusia. Yui sedikit ragu untuk turun dari kapal itu. Ia merasa tak sopan menginjak-injak tengkorak dari bangsanya sendiri. Namun akhirnya, turunlah Yui dari kapal itu setelah didesak sang pemiliknya.
"Di depan adalah tempat pengadilan pertama. Semoga beruntung.", katanya sebelum dengan segera meninggalkan Yui yang terdiam heran.
"Sudahlah.", katanya pada diri sendiri dan dengan segera melangkahkan kakinya mencari 'Tempat penghakiman' itu. Setelah beberapa menit berjalan tanpa arah, Yui menemukan sebuah bangunan megah di ujung daratan itu. Bagunan itu berwarna putih gading dan sangat tinggi. Kesan mewah pun sangat nampak ketika Yui berjalan semakin dekat menuju bangunan itu. Ia berlari tanpa menoleh karena rasa penasarannya. Namun tiba-tiba, langkahnya dihentikan seorang pria kecil yang membawa sabit di tangannya.
"Berhenti! Dan jangan banyak bicara!" Perintahnya tegas setengah berbisik. Walau terkejut, Yui menurut dan berhenti tak bergerak ditempatnya. Pria kecil itu pun melangkah terlebih dahulu dan meminta Yui mengikutinya.
Tak lama kemudian, tibalah Yui di depan pintu masuk gedung itu. "Waaah! Besar sekali!" Serunya kagum. Pria kecil di depannya pun tersentak dan dengan segera menyuruhnya diam sambil menghentakkan kaki. Yui tertawa kecil melihatnya sebelum dengan segera membuka pintu itu perlahan.
Sebuah ruangan berlantai batu pun menyambutnya ketika ia memasuki tempat itu. Keheningan dan dingin yang tidak biasa pun membuatnya sedikit ketakutan.
"Lewat sini." Bisik pria kecil tadi. Tak membantah, Yui mengikuti pria itu memasuki aula besar dan gelap yang seolah tak berujung. Tak lama kemudian, tibalah mereka di hadapan sebuah meja besar yang sangat tinggi. Di belakang meja itu, Yui dapat melihat seorang pria berambut perak panjang yang sedang menulis entah apa dalam sebuah buku yang sangat besar.
"Diamlah disini sampai tuan Lune selesai mencatat kehidupanmu." Perintah pria kecil itu sebelum dengan segera pergi dari tempat itu.
Menit-menit pun berlalu. Tak ada suara apapun dalam ruangan itu kecuali suara gesekan pena sang Hakim. Yui memperhatikan Hakim itu dengan penasaran. Ia pun memandang sang 'hakim' lekat-lekat sambil mengamati setiap jengkal wajahnya.
"Permisi." Katanya. Menit-menit pun berlalu tanpa adanya jawaban. Merasa terabaikan, Yui pun mengulang perkataannya lebih keras. Namun sama seperti sebelumnya, tak ada respon apapun dari sang Hakim. Setengah jengkel, Yui berteriak dari tempatnya hingga suaranya itu menggema di dinding aula.
"BERISIK!" Seru sang Hakim marah. Seketika, Yui pun merasa ketakutan mendengar suara sang hakim yang keras dan tegas. Namun itu sama sekali tak menyurutkan semangatnya untuk mendapat perhatian.
"Aku ingin bertemu Hades-san.", kata Yui memberanikan diri. Lagi-lagi tak ada respon dari sang Hakim yang sepertinya masih fokus pada pekerjaannya.
"Aku mohon.", pintanya sekali lagi. Yui menghela nafas jengkel ketika lagi-lagi permintaannya sama sekali tak digubris. Ia pun merapatkan kakinya dan duduk di lantai sambil menunggu sang Hakim menyelesaikan apapun yang dikerjakannya sekarang.
"Berdirilah.", perintah sang hakim.
"Aku sudah memutuskan hukuman yang pantas untukmu. Dosamu lebih besar dari kebaikan yang sudah kau lakukan.", kata sang hakim yang kini berdiri dari tempatnya dan menghela nafas, seolah bosan dengan pekerjaan ini.
"Ta..tapi.. dosa apa yang sudah ku buat? Dan.. sebenarnya aku kemari ingin menemui Hades-san. Tolonglah.", pinta Yui setengah memohon.
"Dosamu sama seperti kebanyakan manusia lainnya, berbohong, jahil dan seterusnya. Namun kebaikanmu pun menumpuk banyak. Kerena itu tunggulah disini dan aku akan membawa laporan hidupmu pada hakim utama." Kata sang hakim itu.
"Siapa namamu?!" Seru Yui ketika ia melihat hakim itu membalik tubuhnya hendak pergi.
"JANGAN BERISIK! Namaku Lune. Dan sekarang tunggulah di sana hingga aku kembali.", jawabnya sebelum menghilang berjalan keluar melalui dinding di belakangnya.
"A.." Yui terkejut karena di bentak untuk kedua kalinya. Ia pun menggerutu jengkel di tempatnya sementara ia kembali duduk dilantai. Tak sampai lima menit, tiba-tiba hakim bernama Lune itu kembali bersama seseorang. Orang kedua ini memiliki rambut jabrik yang khas dan panjang di bagian belakangnya. Ia mengenakan jubah hakim yang lebih mewah dari Lune sebagai tanda jabatan yang lebih tinggi.
"Jadi kau yang bernama Kusanagi Yui? Ah, baiklah. Akulah yang akan menghakimimu sekarang. Namaku Minos.", kata sang hakim itu. Suaranya terdengar lebih santai dari hakim sebelumnya.
"Minos-sama. Bolehkah saya menemui Hades-san?", tanya Yui memberanikan diri. Minos menatapnya tajam dan berkata, "Panggil beliau Hades-sama. Kau harus memberikan penghormatan lebih pada seorang Dewa, manusia.", katanya tegas. Yui pun mengangguk takut mendengar suara Minos yang ternyata sangat mengerikan. Sang hakim pun dengan segera membaca catatan di buku itu sebelum mengangguk dan menatap Yui setengah bosan.
"Hmm.. kurasa neraka carberus paling cocok untukmu. Baiklah. Penjaga! Bawa dia ke tempat Paraoh!", seru Minos menggema. Seseorang berbadan besar pun datang tiba-tiba dan memasuki tempat itu.
"Stand datang menghadap.", katanya sambil menunduk pada Minos dan dengan segera berjalan mendekati Yui yang kini sangat ketakutan. Ingin rasanya ia berlari, namun tubuhnya seolah tak dapat bergerak. Ada kekuatan tak kasat mata yang menahannya disana. Stand menggenggam tubuh kecil Yui dan membawanya tanpa kesulitan. Namun tiba-tiba, matanya berkilat ketika melihat kalung pedang milik Yui yang bersinar kebiruan namun dengan segera padam dalam sekejap.
Stand melepaskan Yui dan melompat mundur karena takut dan terkejut. Tiba-tiba saja kekuatan yang tadinya menahan tubuhYui terlepas. Dan seketika itu juga, Yui bisa menggerakkan tubuhnya kembali. Lune menatap Yui terkejut sementara Minos terlihat sangat marah.
"A..apa yang.."
"Kalung apa itu, manusia?", tanya Minos memotong perkataan Yui tiba-tiba.
Yui menatap Minos yang kini berjalan kearahnya. Rasa penasaran dan kemarahan yang hebat dipancarkan melalui mata sang Hakim. "Kau menghancurkan belenggu cosmoku. Apa yang kau lakukan?", tanyanya sekali lagi sambil mengangkat tangannya menghadap Yui. Seketika itu juga, tiba-tiba tubuh Yui bergerak dengan sendirinya. Bahkan tulangnya terasa nyaris remuk ketika tangan kanannya memutar ke belakang. Yui menjerit kesakitan sementara Minos masih memasang wajah marah.
"Apakah kau seorang saint? Atau manusia kesayangan Athena?", tanyanya lagi sambil menekan tubuh Yui dengan benang cosmo dari tangannya.
"Tu..tuan Minos.. Aku rasa, dia tidak ada hubungannya dengan Athena.", sela Lune tiba-tiba. Minos pun menatap Lune tajam sementara tangannya terus mengikat Yui yang kini tak dapat berkutik.
"Maksudnya?"
"Kalung itu.. sungguh persis dengan kalung yang tuan Hades tunjukkan pada kita bukan?", kata Lune berusaha memberitahu.
Minos menyipitkan matanya dan menatap Yui tajam. Ia pun melepaskan Yui dari ikatannya dan mengulurkan tangannya untuk meminta kalung yang dimaksud. Yui merasakan sakit disekujur tubuhnya dan ia pun meringkuk di lantai, mengabaikan uluran tangan sang Hakim. Tak sabar, Minos pun mengambil paksa kalung itu dan memeriksanya dengan ketelitian yang luar biasa. Tak lama kemudian, wajah Minos tiba-tiba saja berubah menjadi sangat serius. Ia memandang Yui yang masih meringkuk dikakinya dan mengalirkan cosmonya untuk menyembuhkan tubuh Yui yang nyaris remuk karena serangannya tadi.
"Sepertinya aku salah. Well, aku minta maaf akan perbuatanku. Tuan Hades-sama sudah menunggumu di Elysium. Ikut aku.", katanya sambil tersenyum ragu dan membantu Yui berdiri. Yui sedikit ketakutan menerima uluran tangan Minos yang terlihat berbahaya di matanya. Namun ia juga tak ingin merasakan sakit seperti itu lagi karena membantah sang Hakim.
Yui pun menerima uluran tangan itu dengan gemetar dan berjalan berdampingan dengan Minos sementara Lune dan Stand membungkuk ketika ia melalui mereka. Minos membawanya ke pintu di balik ruang penghakiman itu dan berkata, "Hypnos sudah menunggumu di sana. Pergilah dengannya ke Elysium."
Yui mengangguk ragu walau ia sendiri tak mengerti. Ia pun memasuki ruang itu sendirian sementara Minos menatapnya dengan senyum yang entah kenapa terlihat sangat tulus.
..oOo..
Shion melangkahkan kakinya cepat ketika cosmo Athena memanggilnya. Ia baru saja kembali dari kuil Libra untuk memberikan sebuah misi khusus bagi sang penjaganya. Setibanya di depan pintu Papacy, Shion membakar sedikit cosmonya dan mengetuk pintu itu perlahan.
"Masuklah Shion.", jawab Athena dari dalam.
Shion membuka pintu besar itu dan melihat Athena yang sudah menunggunya. Ia melangkahkan kakinya perlahan dan bersujud hormat dihadapan sang Dewi junjungannya. Athena pun dengan segera menerima hormatnya dan menyuruhnya berdiri sambil tersenyum sedih.
"Ada yang ingin aku katakan, Shion.", katanya memulai. sang Pope pun menatap Dewi'nya curiga sebelum mengangguk.
"Kusanagi Yui meninggal siang ini.", lanjutnya.
Shion terkejut setengah mati mendengarnya. Pikirannya pun langsung melayang pada kekacauan dan keributan yang sangat mungkin akan terjadi selanjutnya.
"Jika begitu maka.."
"Ya, kau benar. Jika yang aku khawatirkan benar-benar terjadi, maka ini akan menjadi musibah besar dalam dunia Dewa. Karena itu aku memanggilmu kemari untuk memberikan misi bagimu. Pilihlah tiga orang gold saint agar mereka mempersiapkan dirinya. Aku ingin mereka siap jika seandainya sesuatu yang buruk terjadi.", pinta Athena sambil menatap Shion serius.
Shion pun menangguk dan dengan formal menerima misi itu sementara Athena berbalik dan berjalan perlahan menuju kamarnya. Ia hanya dapat berharap ,bahwa ketakutannya itu tidak akan pernah terjadi.
..oOo..
Yui berjalan perlahan di sebuah lorong sempit dan gelap itu bersama sang Dewa Tidur. Satu-satu pencahayaan yang ada hanyalah berasal dari obor kecil yang dibawa Hypnos di tangannya.
"Berjalanlah lebih cepat.", kata Hypnos tanpa ekspresi.
"Ta..tapi.. disini gelap sekali. Aku tak dapat melihat lebih dari lima meter didepanku.", jawab Yui pelan. Sejak Yui tau bahwa pria dibelakangnya ini adalah seorang Dewa Tidur, ia merasa ketakutan berada didekatnya. Hawa keberadaan Hypnos sangat berbeda dibanding yang lain, bahkan Hades sekalipun. Ada sebuah ketegasan dan kekuatan yang tak terbantahkan memacar darinya.
Hypnos menghela nafas mendengar jawaban Yui. Ia pun dengan segera melangkah ke depan sang gadis berambut ungu tersebut sambil menarik tangannya agar berjalan lebih cepat. Bayangan obor menari beriringan dengan langkah sang Dewa Tidur yang diluar batas kewajaran. Dengan susah payah, Yui pun mengikuti langkah Hypnos tanpa berkomentar walau nafasnya sedikit tersengal.
Tak lama kemudian, Yui melihat sebuah pintu cahaya diujung ruangan itu. Ia menatap pintu itu keheranan ketika menyadari bahwa cahaya di sana hanya menyebar dua meter dari sumbernya, tidak wajar.
Hypnos sama sekali tak berhenti ataupun membiarkan Yui mengambil nafas dan mempersiapkan diri. Tanpa menoleh, ia pun memasuki pintu itu dengan cepat tak menghiraukan pekikan tertahan gadis sadar, Yui pun menutup wajahnya dengan lengan ketika memasuki pintu itu.
Tiupan ringan angin sepoi-sepoi menyapa Yui ketika ia tiba di tengah ladang bunga Elysium. Seruan kagum pun keluar dari mulutnya ketika ia membuka lengannya dan memandang ladang bunga itu tanpa berkedip. Ia pun menatap Hypnos yang memandang lurus kedepan kearah reruntuhan pilar yang terlihat sangat jauh di matanya. Di balik pilar itu, tiba-tiba saja muncul seorang gadis berambut coklat ikal yang mengenakan gaun putih berjalan kearahnya. Gadis itu membungkuk sejenak pada Hypnos sebelum menoleh kearahnya dan menyerahkan sebuah kain putih di tangannya. Yui menerimanya dengan penasaran dan menatap Hypnos penuh tanya. Sang Dewa Tidur pun mengangguk sejenak sebelum membiarkan gadis itu pergi.
"Selama kau disini, kau harus menggunakan gaun putih itu untuk menghormati tuan Hades.", jelas Hypnos tanpa menoleh. Tak bertanya lagi, Yui pun mengangguk dan dengan segera mencari tempat untuk berganti baju. Namun tak ada pohon dan bangunan sama sekali di sekitar tempat ia berdiri. Tempat reruntuhan pilar tampaknya terlalu jauh.
"Bergantilah di sini.", kata Hypnos.
"A..apa?"
Wajah Yui memerah ketika ia mendengar perkataan Hypnos. Ia pun menatap Dewa itu lama tanpa berkata apapun. Hypnos pun menghela nafas ketika Yui tak segera berganti baju. "Aku memiliki jadwal yang padat. Sebaiknya kau bergegas. Kau tak perlu malu hanya untuk berganti baju dihadapanku. Lagipula, aku tak akan mengintipmu.", kata Hypnos setengah jengkel.
Yui mengangguk ragu dan dengan segera membelakangi sang Dewa Tidur. Ia pun membuka bajunya dan memakai gaun putih pemberian gadis tadi. Sesuai perkataannya, Hypnos sama sekali tak memandang Yui ketika ia berganti baju. Tatapannya tetap lurus kedepan sementara wajahnya sama sekali tak berekspresi.
"Sudah." ,kata Yui sambil membawa baju kotor ditangannya.
"Letakkan saja bajumu disini. Kau tak akan membutuhkannya lagi.", kata Hypnos sambil melirik Yui yang tersenyum dan mengangguk sebelum meletakkan baju itu di antara bunga di kakinya.
Hypnos berjalan duluan sambil memberi tanda bagi Yui untuk mengikutinya. Mereka pun dengan segera berjalan menyusuri ladang bunga yang tak bertepi itu. Setengah jam perjalanan, tibalah mereka di sebuah Kuil Putih yang besar di tengah taman itu. Sebuah pilar besar pun berdiri kokoh dihalaman depan sementara nama 'Hades' terpampang jelas di tengah pilar.
"Ini adalah kuil Hades-sama. Jangan berbicara apa pun sampai kau bertemu dengan tuan Hades.", kata Hypnos tanpa berhenti berjalan.
Ketika mereka memasuki kuil itu, sebuah kemewahan yang luar biasa menyambut Yui. Hiasan perak, emas, dan berbagai batu permata memenuhi dinding yang diukir dengan kerumitan yang luar biasa. Yui pun memperhatikan kuil itu sejenak sebelum memfokuskan pandangannya ke sebuah singgasana besar diujung kuil. Seseorang berjubah hitam mewah dan berambut hitam panjang pun duduk disana dengan senyum mengembang sambil menatap Yui lekat.
"Hades-sama.", ucap Hypnos sambil menunduk di hadapan junjungannya. Ia pun melirik Yui dan menyuruhnya untuk memberikan penghormatan pada sang Dewa Dunia Bawah.
"Terima kasih, Hypnos. Kau boleh meninggalkan ruangan ini.", kata Hades tanpa memalingkan pandangannya dari Yui yang kini turut membungkuk disamping Hypnos.
Ketika Hypnos telah meninggalkan kuil itu, Hades pun berdiri dari tempatnya dan mengulurkan tangannya pada Yui tanpa berkata apapun. Tanpa ragu, Yui pun membalas uluran tangan Sang Dewa Dunia Bawah sambil tersenyum lebar. Hades pun memeluknya secara tiba-tiba dan mengecup dahinya singkat. Wajah Yui pun dengan segera memerah dan membatu karena terkejut.
"Ha..Hades-san!", serunya sambil memberontak. Namun tubuhnya bagai tak bergerak ketika tangan Hades menahannya kuat. "Tetaplah disini Kusanagi.", bisiknya lembut sambil terus memeluk Yui ditempatnya.
Hades melepaskan pelukannya tak lama kemudian saat seorang pelayan memasuki kuil itu. "Ia akan mengantarmu ke kamar yang telah kusediakan bagimu. Setelah berbenah, kembalilah kemari. Ada yang ingin kutunjukkan kepadamu.", kata Hades. Ia pun mengangguk kepada sang pelayan yang kini meminta Yui untuk pergi dengannya. Yui melirik Hades yang tersenyum ke arahnya sebelum dengan cepat mengikuti pelayan itu keluar dari kuil.
Hari ini, adalah hari yang besar bagi Hades. Ya, hari kematian sekaligus kehidupan orang yang paling dicintainya telah membawa dia kembali kepada sang Penguasa Dunia Bawah.
..oOo.. To Be Continued ..oOo..
Akhirnya bisa juga bikin fic crossover ini :"v
Sebenernya idenya udah kusimpan lama banget.. tapi gara2 banyak tugas sekolah dan tugas lainnya, akhirnya baru sekarang deh keturutan :)
Btw, sepertinya beberapa diantara para readers ada yang belum tau tentang Kamigami no Asobi ya :3 ..Yaah, kalo gitu sekalian aja sedikit promosi..
Anime ini bercerita ttg kehidupan seorang manusia bernama Kusanagi Yui yang dipanggil oleh Zeus untuk menjadi guru di sekolah yang dibuatnya. Tugas Yui disini adalah mengajarkan kepada para Dewa tentang sifat manusia dan arti cinta. Dewa disini bukan hanya dari Yunani saja, ada Dewa Mesir, Jepang, dst. Jumlahnya juga enggak banyak2 amat. KnA ini punya genre Humor dan H/C.
Nah, di Chapter ini, aku ambil cerita soal hubungan antara Yui dan Hades(KnA) yang berlanjut ketika Yui meninggal. Namun bedanya, Hades disini, fisiknya akan seperti Hades dari SS dan sifatnya campuran antara Hades SS, Hades KnA dan Hades dari Mitologi Yunani aslinya.
Untuk FF kali ini, target sih cuman 2/3 chap saja (bisa berubah sewaktu-waktu) dikarenakan tugas sekolah yang semakin lama semakin membunuh(?) :""v
Review berupa Kritik dan Saran sangat ditunggu^^
Thanks for Reading!
