"Choromatsu-niisan! Choromatsu-niisan!"
Yang dipanggil namanya melipat kedua tangan di depan dada, menghirup napas dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan cepat.
"Hei, Choromatsu-niisan! Kau yakin tidak mau ikut denganku?"
Kepalanya menggeleng cepat, handuk di pundaknya ia raih dan dibuka lebar. Membuat bekas lipatannya samar terlihat.
Hari ini hujan deras. Tidak ada yang mau keluar dari balutan selimut kecuali Jyushimatsu. Melihat air deras membasahi jalanan, senyum lebarnya muncul. Yang lainnya hanya menggerutu, kesal tidur nyenyak mereka diganggu oleh keberisikan si anak kelima yang mylai berteriak, "Hujan! Hujan!"
Choromatsu menghela napas, hapal jika adiknya yang satu itu ingin hujan-hujanan layaknya mereka kecil dulu. Dan untuk mengantisipasi wabah flu di rumah mereka, ia selalu siap menunggui Jyushimatsu hingga puas membasahkan diri.
(Osomatsu sering sekali menjulukinya sebagai 'ibu kedua keluarga Matsuno', yang disahuti oleh Todomatsu. Biasanya mereka berdua berakhir dengan telinga panas dan pukulan keras di kepala.)
"Jyushimatsu, sudah setengah jam." Choromatsu merentangkan handuk agar dapat mengeringkan si adik. Dengan semangat, Jyushimatsu menghampirinya dan membalutkan handuk pada diringa sementara Choromatsu mengambil satu handuk lagi untuk mengeringkan rambutnya.
Keduanya terdiam, suara hujan mengisi keheningan di antara mereka. Setelah beberapa menit, Choromatsu menyuruhnya masuk ke kamar mandi untuk benar-benar mandi. Jyushimatsu tertawa, lalu mengatakan bahwa lain kali kakak hijaunya itu harus ikut. Choromatsu menolaknya, karena mana mungkin ia melakukan hal seperti itu di saat umurnya sudah lebih dari dua puluh?
Jyushimatsu memasuki kamar mandi, sedangkan Choromatsu berjalan terus menuju kamar mereka untuk mengambil sepasang baju ganti untuk si adik. (Dengan perlahan tentunya, tidak ingin membuat keributan dengan Matsuno lainnya.) Setelahnya, ia kembali ke kamar mandi dan mengetuk pintu untuk memberikan baju tersebut.
(Choromatsu selalu mengatakan hal ini berkali-kali. Dia tidak akan mengurusi Jyushimatsu lagi lain kali jika dia hujan-hujanan. Jyushimatsu juga berkali-kali mengiyakan, katanya tak akan bermain dalam hujan lagi.)
(Tapi keduanya tetap saja mengulang. Dan tidak ada yang mengungkit perkataan mereka di waktu yang lalu.)
when the rain comes
osomatsu-san © akatsuka fujio
dibuat untuk kesenangan semata, tidak ada keuntungan lainnya yang didapatkan.
saya baru ingat, saya ini paling jarang nulis mereka berdua. padahal mereka lucuuuu sekali dan saya suka hubungan mereka—lucu konyol penuh amarah tapi tetap sayang. kalau memungkinkan, saya mau nulis mereka lagi :)
