Handsome Cat
Created by Ryuzuma
Naruto merupakan karakter yang Ryu pinjam dari Masashi Kishimoto
NaruHina Fanfiction
Warning!
OOC, Alur sepeede, typo masih harus banyak diperbaiki
Rate T
Happy Reading!
Don Like? Why Read?
Pemberitahuan
Tulisan bercetak Bold itu berarti Naruto berbicara biasa namun dengan meongan ala kucing
Tulisan bercetak miring berati naruto berbicara dalam hati saja
Chapter 1
"Takdir"
Di langit suasana sedang kacau karena ulah satu dewa yang di kenal dengan nama Naruto Uzumaki. Dewa yang menjabat sebagai pengatur hubungan asmara itu tengah berada di ujung tanduk , hal itu terjadi tentu bukan tanpa alasan. Naruto Uzumaki merupakan dewa tertampan di langit bahkan melebihi ketampanan tiga dewa Yunani yang terkenal. Dengan modal parasnya itu ia berkali-kali melanggar peraturan langit dengan menggoda para dewi, tentu saja siapa yang tak mau di goda oleh seorang yang teramat dipuja itu dan kenyataannya hal itu terlarang dalam peraturan langit. Seorang Dewa atau Dewi tidak diperbolehkan bersikap, merayu bahkan memiliki hati pada sesama meraka. Dan kerena ulah Naruto Uzumaki lah kini para Dewi tengah uring-uringan memperebutkannya dan yang semakin menambah parah keadaan, hal itu sampai ketelinga Raja Langit yang kini tengah menentukan hukuman untuk Dewa Asmara itu
"Ampun Yang Mulia, saya tidak akan mengulanginya lagi" Naruto memelas dengan posisi sujud, namun tetap saja minta maaf tidak akan membayar semua kekacauan yang telah ia buat
"Untuk kali ini aku tak bisa memaafkanmu" Ucap Raja dengan penuh wibawa yang membuat Naruto semakin gusar. "Ku hukum kau turun ke bumi dengan wujud seekor kucing" Lanjut Raja membuat Naruto shock berat medengarnya. Bagaimana mungkin ketampanannya disamakan dengan seekor binatang berbulu itu.
"Kumohon Raja beri hamba kesempatan" Pinta Naruto dengan suara erak. Kalian tahu dia kini tengah menahan tangis kerena hal ini akan menjadi kiamat bagi reputasinya sebagai dewa tertampan
"Jalani hukuman mu selama tiga bulan setelah itu kembalilah" Ucap Raja tak mengindahkan permitaan Naruto "Kakashi antarkan Naruto ke bumi, dan titipkan dia pada gadis bernama Hyuga Hinata" Perintah Raja pada salah satu kepercayaanya yang sedari tadi berdiri disampingnya.
"Mohon izin bertanya paduka Raja. Kenapa Paduka menitipkan Naruto pada seorang gadis? Bukankah itu akan membuat naluri liarnya semakin menjadi?" Tanya Kakashi sopan sembari menundukan kepala hormat. Bagaimana bisa kau menitpkan ayam pada maling ayam, kira-kira seperti itulah pola fikir Kakashi saat ini
"Hyuga Hinata adalah satu-satu nya orang yang tidak akan jatuh cinta pada paras Naruto karena dia membenci semua pemuda dengan paras tampan" Jelas Raja yang dijawab anggukan kepala Kakashi sebagai tanda bahwa ia paham dengan alasan terebut
"Baiklah Paduka"
"Tapi Raja aku tidak mau jadi binatang dan aku tidak mau bergabung dengan mahluk-mahluk penuh dosa itu" Ucap Naruto yang tetap tidak menerima konsekuensi nya sendiri
"Naruto!" Tegur Raja dengan nanda membentak
"Otou-san" Ucap Naruto kembali tapi kini dengan panggilannya untuk sang Raja yang merupakan ayahnya sendiri itu dilengkapi dengan mata puppy eyes nya yang dibuat semenyentuh mungkin. Tapi tetap saja hubungan darah tidak akan merubah sebuah hukuman. Terkadang Naruto cemburu karena ayahnya lebih peduli pada peraturan ketimbang dengan dirinya mekipun pada dasarnya dia bukan terlahir melainkan diciptakan dari bagian tubuh Raja yang tentu saja itu membuat Naruto tak mempunyai seorang Ibu seperti halnya manusia. Inilah yang membedakan dewa dengan manusia. Seandainya ia punya seorang Ibu mungkin saat ini ada yang membelanya. Dan alasan itulah satu dari beberapa alasan Naruto mendekati banyak gadis, yah dia butuh seorang Ibu yang selalu mempehatikannya.
"Jika kau berbuat kebaikan maka ada kesempatan kau kembali ke wujud aslimu lebih cepat" Ucap Raja lagi-lagi tak mengindahkan permintaan putranya itu
"Tapi bagaimana aku bisa berbuat kebaikan dengan wujud seekor kucing?" Tanya Naruto yang tetap tidak menerima hukuman yang diberikan Raja padanya
"Kau fikirkan sendiri!"
Di Bumi
Seorang gadis berambut indigo tengah berjalan sendiri menyelusuri jalan kecil menuju rumahnya. Cahaya malam sedikit membantunya melihat jalanan yang sepi tanpa satu orangpun disana tapi meskipun begitu dia sangat menyukai kondisi ini, dimana dia bisa berjalan tanpa harus mendapat perhatian orang terutama kaum adam yang selalu memandang remeh terhadapnya. Yah mata mereka selalu mengatakan ejekan itu hanya karena gadis itu tak memiliki paras cantik seperti hal nya gadis lain tapi pertanyaanya apakah terlahir seperti ini adalah salah Hinata? Bahkan jika saja Hinata bisa memilih ingin terlahir seperti apa maka Hinata ingin terlahir seperti halnya gadis cantik lainnya dan tentu dia tak akan mendapat semua ejekan yang memuakan itu, tapi tetap saja itu hanya sebuah harapan kosong.
Alasan Hinata membenci semua pemuda tampan adalah kerena mereka hanya melihat kaum yang sederajat dengan mereka, hanya mau berbicara dengan gadis cantik dan kalaupun mereka mengajak kaum seperti Hinata berbicara tentu ada yang mereka inginkan dan sudah dapat dipastikan mereka akan memanfaatkan kesempatan itu. Mereka memang iblis berkedok malaikat seperti itulah pandangan Hinata mengenai pemuda-pemuda tampan diluar sana.
Suitt suitt
Suara itu mengganggu gedang telinga Hinata, beberapa orang yang menaiki kendaraan melewati Hinata dari arah yang sama. Awalnya mereka terlihat antusias karena mereka fikir gadis yang mereka lewati adalah gadis cantik tapi saat melewati Hinata telinga Hinata langsung memantulkan dengungan suara yang terdengar dari si pengendara itu
"She's Ugly, man haha" Ucap si pengendara sangat ringan namun langsung membuat Hinata tertunduk menyembunyikan wajahnya dan seperti itulah kaum mereka bahkan Hinata sudah hapal dengan apa yang akan terjadi ketika orang-orang itu melihat kearahnya
"Kenapa selalu seperti ini" Gumam Hinata menatap jalan yang dia pijak dan setelah ucapan itu berlalu Hinata kembali menatap kedepan dengan sorot mata yang kini sudah berganti dengan tatapan jengkel "Baka! Apa aku yang menyuruh mereka menggodaku?" Gerutu Hinata retoris. Tentu saja dia tak terima dengan apa yang mereka bicarakan . Meskipun Hinata tadi tertunduk menyembunyikan wajahnya bukan berarti dia menerima semua bulian dari orang-orang berengsek itu, alasan Hinata menundukan kepalanya adalah untuk meredam emosinya yang jika sudah sampai pada puncaknya sang pelaku pasti akan dikirimnya keneraka.
Hinata menendang gemas beberapa batu dengan ukuran sedang yang menghalangi langkahnya "Kalian yang menganggap diri kalian tampan adalah manusia paling menjijikan" Ucap Hinata diiringi dengan gesekan antar giginya yang terdengar sangat menyeramkan. Sebenarnya Hinata adalah gadis baik-baik jika saja mereka di luar sana juga berbuat baik padanya, tapi kenyataannya mereka selalu membuat Hinata naik pitam dengan hanya karena derajat nya dengan mereka tak setara
"Kau yakin aku akan diurusi dengan baik oleh dia" Ucap seekor kucing dengan bulu kuningnya yang sedikit jabrik . Yah Naruto kini sudah berada di bumi dengan rupa seekor kucing dan kini tengah memperhatikan calon majikannya. Dari tadi ia yang digendong Kakashi secara sembunyi-sembunyi memperhatikan Hinata, dan fakta yang mengejutkan adalah Hinata adalah gadis yang menyeramkan padahal pada awalnya Naruto berfikir jika Hinata adalah seorang yang selalu di bulli maka kemungkinan besar dia adalah gadis pendiam tapi ternyata argumen itu salah besar dengan adanya kejadian barusan "Dia terlihat lebih garang dengan seekor macan" Lanjutnya mulai ragu dengan keputusan ayahnya menjadikan Hinata penjaganya
"Kakashi jangan dia, kumohon" Pinta Naruto yang berwujud kucing menengadahkan kepalanya kearah wajah Kakashi
"Perintah adalah perintah Tuan" Jawab Kakashi membuat Naruto kembali mengarahkan pandangannya pada gadis yang terus berjalan menerobos gelapnya malam
Hyuga Hinata lebih suka tempat gelap dari pada tempat ramai, lebih suka menyendiri ketimbang bergerombol, satu-satunya orang yang didunia ini yang menganggap dirinya istimewa karena selain dia mereka semua selalu mengolok-oloknya. Tapi bukan berarti tak ada kelebihannya, dia terlahir dengan otak jeniusnya dan karena alasan itulah dia mampu mempunyai beberapa teman baik di sekolahnya dulu maupun ditempat kerjanya sekarang dan kau tahu semua temannya bergender perempuan. Satu lagi dia adalah seorang yang anti memulai pembicaraan dengan laki-laki. Jika kaum itu bertanya maka Hinata akan menjawabnya dengan sangat singkat dan jika mereka tak bertanya maka Hinata tak akan pernah memulai pertanyaan. Egois? Apakah semua yang dilakukan Hinata adalah sebuah keegoisan? Tidak mereka tidak akan pernah tahu apa yang menurut Hinata jauh lebih egois
Gadis berambut idigo itu hendak menyebrang jalan tapi langkahnya ia hentikan ketika melihatdibelakangnya ada seorang kakek tua sedang kesusahan membawa beberapa barang bawaan. Meskipun Hinata terlihat sangat kasar tapi hatinya mudah tersentuh. Hinata berbalik dan meghampiri kakek tua itu "Biar saya bawakan kek" Ucap Hinata tulus sambil ngambil alih barang bawaan kakek tua itu
"Terimakasih nak" Ucap Kakek itu sambil mengelus-ngelus kucing dipangkuannya. Yah kakek tua berambut putih itu membawa kucing kuning jabrik
Hinata tersenyum kemudian membopong kakek tua itu meyebrang jalan bersamanya
"Arahku ke kanan kalau kakek?" Tanya Hinata setelah sampai di sebrang jalan
"Kakek ke kiri" Jawab Kakashi yang kini tengah menyamar dengan merubah wujudnya menjadi seorang kakek tua sedangkan kucing di pangkuannya terlihat sangat gusar karena hukuman yang menyebalkan dari ayahnya sendiri itu
"Biar saya antar kek" Pinta Hinata masih membawa barang bawaan kakek tua itu
"Sampai disini saja Nak, terimakasih sudah membantu kakek" Tolak Kakashi halus
"Baiklah" Hinata menurunkan barang bawaan kakek tua itu
"Cih, seharusnya Raja menitipkanku pada gadis yang lebih baik" ucap Naruto yang malah terdengar mengeong "Kucing yang lucu" Puji Hinata mendengar ucapan ah bukan yang benarnya adalah meongan Naruto
"Kau suka kucing Nak?" Tanya kakek itu yang sebenarnya hanya sebuah pancingan agar ia dapat segera membereskan tugasnya menitipkan Naruto pada Hinata
"Sebenarnya aku tidak terlalu suka sih" Jawab Hinata acuh membuat Kakashi terlihat sedikit kecewa karena tak semudah yang direncanakannya
"Bahkan kau tak menyukai kucing tampan ini" Ucap Naruto lagi dan tetap aja yang terdengar hanyalah sebuah meongan seekor kucing
"Oh begitu yah, tapi kakek sudah terlalu tua untuk mengurusi kucing ini" Ucap Kakashi memelas memperlihatkan wajah mempriahatinkannya
Melihat ekspresi kakek tua itu Hinata yang memang pada dasarnya tak meyukai hewan berbulu itu mau tak mau harus menggantikan kakek itu merawat kucing kuning jabrik yang kini masih di pangkuanya "Baiklah" Ucap Hinata menyetujui. Kakashi terlihat senang karena tugasnya di bumi sudah selesai dan ia akan segera kembali ke langit, lain hal dengan Naruto yang tak bisa menampilkan ekspersi kesalnya saat ini padahal sungguh dia ingin mengamuk disana
Hinata menggendong Naruto di pangkuannya "Seharusnya aku tak berbasa-basi meyebutmu kucing lucu kalau akhirnya aku harus mengurusi biantang berbulu sepertimu" Ucap Hinata membuat Nauto ingin sekali mengoreskan cakarnya dikulit Hinata kalau saja dia tak berfikirr ulang akibat yang akan dialaminya jika itu terjadi. Yah kemungkinan dia akan menjadi kucing jalanan yang harus mengejar tikus-tikus untuk mengisi rasa lapanya.
Menjijikan Batin Naruto membayangkan hal itu. Lebih baik dia diam dan mendengarkan gerutuan gadis yang tengah memangkunya menuju kediaman barunya itu
"Padahal sebenarnya aku tak suka binatang berbulu" Ungkap Hinata menatap kearah Naruto yang terlihat tenang dipangkuan Hinata "Apa ku tinggalkan saja disini" Fikirnya kemudian membuat mata Naruto langsung membelalak kaget
"Jangan!" Teriak naruto yang kini mengeluarkan meongannya
"Kurasa kau tidak mau" Ucap Hinata kemudian setelah mendengar meongan dengan nada seperti protes itu "Eh tunggu, kau mengerti apa yang ku bicarakan?" Tanya Hinata kemudian pada Naruto
Jelas saja aku mengerti Jawab Naruto tapi hanya innernya saja yang berbicara
"Ah aku pasti gila, kau kan kucing mana mengerti bahasaku" Ucap Hinata kemudian "Jaga baik-baik sikapmu, jangan sampai membuatku ingin membuangmu" Lanjutnya yang cenderung seperti sebuah ancaman
Ini jauh lebih menyeramkan dari yang ku duga Gerutu inner Naruto lagi. Yah saat ini Naruto hanya dapat menyalurkan semua umpatan-umpatan dan semua protersnya hanya melalui innernya saja karena jika dia mengeluarkan suara pun hanya akan tedengan meongan belaka
"Mulai saat ini kau ku panggil Naru-chan ok?" Tanya Hinata yang jelas tidak akan mendapatkan jawaban apapun dari dewa asmara yang terkutuk menjadi kucing itu
"Kau atur sendirilah" Ucap Naruto
"Baiklah kalau kau setuju" Putus Hinata masih terus melangkahkan kakinya. Malam ini akan menjadi malam yang panjang bagi Hinata dan Naruto. Kehidupan mereka akan sama-sama berubah dan ikan takdir pun kini akan membelit mereka dan tak akan mudah untuk melepaskan ikatan tersebut.
TBC..
Ini fic NaruHina pertama yang Ryu tulis berchapter
Gomen kalau jalan ceritanya pasaran..
dan ingat!
Pembaca yang baik adalah pembaca yang meninggalkan rekam jejaknya
Salam Ryu :)
