Hwaaa! Yuu lagi malas cuap-cuap nih ^.^ Yuuuppp! Langsung aja yach! Happy Reading Minna-san! Jangan lupa RnR yach!
Disclaimer:
Masashi Kishimoto
Title:
Welcome to My Heart
Genre:
Romance and tragedy *Mungkin?*
Rate:
T
Pairing:
GaaraFemNaru
SasuFemNaru
Warning:
OOC, AU, Gaje, Ngebosenin, EYD ancur, Typo (s), nggak menarik, minim deskripsi dan masih banyak kekurangan di sana-sini.
"Don't Like Don't Read!"
Prolog or sinopsis *mungkin?*
Karenamu… Aku bisa tersenyum…
Karenamu… Aku bisa tertawa lepas…
Karenamu… Aku bisa bertahan…
Karenamu… Aku bisa melihat masa depan…
Namun, setelah kau pergi…
Aku kehilangan segalanya…
Asal kau tahu…
Kau… begitu berharga bagiku…
Selama ini, Naruto siswi kelas dua SMA selalu menutup pintu hatinya untuk cowok lain yang mencoba mendekatinya. Semua ini berawal ketika Gaara, pacar Naruto meninggalkannya tanpa kata-kata perpisahan. Saat itu Naruto masih duduk di bangku SMP kelas tiga. Gaara meninggal karena kecelakaan, dan parahnya! Gaara meninggal karena ingin melindungi Naruto. Sudah banyak cowok yang mencoba PDKT sama Naruto. Tapi, Naruto selalu menanggapinya dengan dingin.
Sekarang Uchiha Sasuke, salah satu teman sekelas Naruto. Cowok berwajah tampan bertubuh atletis kapten dari tim basket SMA-nya. Selalu saja membuat Naruto kesal setengah mati, setiap hari selalu saja terjadi adu mulut. Apa sebenarnya yang membuat Sasuke membenci Naruto? Dan kenapa setiap kali saat Naruto membutuhkan bantuan, selalu saja Sasuke yang datang untuk menyelamatkannya?
Lalu, Ryu hadir dalam kehidupan Naruto. Ryu yang secara tiba-tiba saja menjelma menjadi malaikat yang selalu setia mendengar keluh-kesah Naruto. Siapakah sebenarnya Ryu? Yang Naruto tahu, umur Ryu sama dengan umurnya dan Ryu tinggal di Suna. Bisa dibilang mereka tak pernah bertemu sama sekali dan hanya menjalin komunikasi via email.
^^^Yuuchan no Haru999^^^
Chapter 1: Masalalu
"Nar…! Naruto…! NARUTO!" teriakan dasyat memecah keheningan koridor sekolah yang sepi.
"Apaan sih! Berisik tau!" bentak Naruto sambil menatap tajam Sakura. Yaiyalah berisik! teriakan Sakura itu mampu memecahkan gendang telinga dan bakalan sukses ngebuat orang yang berada dalam radius 50 meter darinya segera menyandang status tuli mendadak!
"Lagian lo juga sih! Dipanggil dari tadi nggak nyahut-nyahut" keluh Sakura sambil menggembungkan kedua pipinya.
"Maaf…" Naruto menunduk. Naruto juga menyadari dirinya salah.
Melamun, satu kata yang menjadi aktifitas rutin Naruto. Nggak peduli panas, hujan, becek, nggak ada ojek (?) selalu saja melamunkan hal-hal yang nggak masuk akal. Yah, aktifitasnya ini terkadang membuat otaknya eror. Detik ini dia tertawa, tapi… bisa jadi detik berikutnya dia menangis sesenggukan.
Terkadang, aktifitasnya ini membuat orang yang berada di sekelilingnya bergidik ngeri. Dan dia sudah banyak menerima penghargaan sebagai cewek yang berpotensi tinggi menyandang predikat GILA! Banyak orang khusunya berjenis cewek menganggap dia aneh, tapi Naruto tak memperdulikan itu. Ya, biarpun dia dianggap aneh, tapi… tak sedikit cowok yang menaruh hati padanya.
"Huft! Sampai kapan sih, lo itu mau hidup di alam khayalan? Mau sampe umur berapa? Ingat Nar, lo itu udah SMA, lo masih punya kehidupan…" tanya Sakura sambil memandang lekat Naruto. Sakura sangat menghawatirkan sahabatnya ini.
Jujur, Sakura sangat merindukan sahabatnya yang seperti dulu bukan sosok sahabat yang seperti sekarang. Sahabatnya yang sekarang memiliki hati dingin, selalu menutup diri dan emosi yang sering tak terkendali. Sering timbul pertanyaan di dalam kepala Sakura. Kemana sahabatnya yang seperti dulu? Sahabat yang selalu menampakkan tawa candanya! Sahabat yang memiliki semangat tinggi! Sahabat yang… arrrggkk! Kalau semakin dipikirkan, ingin Sakura menjerit dan menangis sejadi-jadinya. Tapi, dia sadar! Dia mengerti! Apa sebenarnya yang menjadi penyebab Naruto berubah drastis.
"Lo ngomong apa sih? Gue nggak ngerti tau!" tanya Naruto kesal. Sebenarnya Naruto tau maksud perkataan Sakura, tapi dia terus saja menghindar seolah-olah tak terjadi apapun dalam hidupnya.
"Hah…" Sakura menghela nafas "Sampai kapan lo mau mikirin Gaara?" lanjutnya sambil menatap Naruto prihatin.
Deg! Jantung Naruto mulai berdetak tak karuan. Gaara… satu kata yang bisa mengingatkan semua kenangan yang terkubur dalam ingatannya. Satu kata yang bisa membuat jantungnya berdetak tak karuan. Nama yang mampu membuat dadanya merasakan sesak yang amat sangat. Sebuah nama… yang mampu membuatnya tersenyum dan menangis.
Lembar-lembar ingatanya, mulai melayang-layang dalam kepalanya. Mengingatkan akan berharganya pemilik nama Sabaku Gaara. Namikaze Naruto, cewek yang sering disapa Naruto ini memiliki kenangan buruk dalam hidupnya. Sebuah kenangan, yang telah menutup pintu hatinya untuk semua cowok di dunia ini.
Naruto mengatupkan kedua matanya. Mencoba menahan rasa sesak yang membelenggu dadanya. Ingatan-ingatan itu mulai terlihat jelas. Seakan-akan dia mengalaminya untuk yang kedua kalinya.
Flashback
"Naruto! Bangun sayang! Sekarang udah jam enam! Mau sampai kapan kamu tidur, ha?" teriak Kushina sambil mengetuk pintu kamar.
"Hmm… iya kaasan!" sahut Naruto dari dalam kamar.
Naruto. Memiliki kamar yang bernuansa biru berpadu dengan warna putih, serta di setiap sisi dinding kamar terdapat poster-poster tokoh manga. Dari setiap poster, kita akan mengetahui bahwa sesungguhnya, Naruto sangat menyukai manga Jepang terutama manga Eyeshield 21. Lemari besar menghiasi kamar itu, buku-buku tebal berbaris rapi tampak sangat terawat. Jangan pernah berpikir kalau lemari itu berisiskan kamus, buku pelajaran atau pun buku non fiksi. Lemari itu hanya berisiskan sederet Novel dan Komik yang jumlahnya mendekati angka seratus lebih.
"Cepatlah! Hari ini kamu harus sekolah!" teriakan Kushina menembus tebalnya pintu kamar itu.
"Iya, kaasan…! Naru udah bangun!" Naruto sibuk berjalan seakan-akan mencari sesuatu.
"Kaasan tunggu di bawah!" teriak Kushina.
Terdengar suara langkah kaki menjauhi pintu kamar. Sekarang Naruto sedang bersiap-siap memakai serangam SMP-nya. Ya, sekarang Naruto duduk di bangku kelas tiga SMP dan tiga hari lagi dia akan menghadapai 'UAN'. Ujian yang paling ditakuti oleh kalangan pelajar. Salah langkah sedikit, bersiaplah untuk menelan rasa kecewa dan malu karena tidak akan lulus dengan predikat baik.
Naruto masih sibuk menata penampilannya. Rambutnya yang panjang sebahu dikuncir kuda. Tak lupa sebuah jepit rambut pemberian Gaara, dipasangnya untuk mencegah poninya agar tidak menutupi mata. Setelah merasa puas dengan penampilannya, dia melangkah ke luar meninggalkan kamarnya sambil membawa tas berwarna biru langit.
"Ohayou tousan! Kaasan!" Naruto mencium pipi Minato dan Kushina bergantian.
"Ohayou Naru-chan!" sapa balik kedua orang tuanya.
"Lho, mana Kyuu-nii?" tanya Naruto sambil menatap salah satu kursi makan yang kosong.
"Oh, anikimu itu udah berangkat dari pagi buta." jawab kaasan sambil menyiapkan sarapan Naruto.
"Tumben…" komentar Naruto kemudian duduk di kursinya.
"Ya, katanya mau ada acara di kampus. Jadi perlu persiapan lebih awal" sambung Minato sambil menghirup kopi gingseng.
Namikaze Kyuubi kakak laki-laki Naruto, sekarang kuliah di Universitas Konoha jurusan informatika semester dua. Kyuubi sangat menyukai hal-hal yang berbau ICT, semua dipelajarinnya sampai sedetail-detainya. Tak heran, kalau Kyuubi memiliki segudang pengetahuan tentang rangkaian-rangakain aneh. Dan itu hanya Kyuubi sendiri yang memahami cara penggunaan dan fungsinya.
Bisa dibilang Kyuubi itu sosok kakak yang overprotektif. Dia selalu mengawasi gerak-gerik Naruto, tentu saja hal itu tidak pernah di ketahui oleh sang target. Terkadang Kyuubi memasang alat pelacak di seragam sekolah Naruto, tak hanya di seragam, tapi juga di semua tempat favorite Naruto, termaksud di ruang kelas Naruto. Bagaimana bisa? Entahlah, semua jawaban ada pada Kyuubi.
Jangan heran kalau Kyuubi selalu mengetahui kemana gerangan adiknya pergi. Apapun yang di lakukan Naruto, selalu bisa terlacak. Bahkan saat Naruto diganggu preman jalanan pun, Kyuubi bisa tau dan segera menolong adiknya. Dan apa yang terjadi dengan sang preman? Wah! Kali ini sang preman salah mengincar target.
Preman itu sudah melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya, karena sudah berani-beraninya mengganggu Naruto. Alhasil, sang preman berakhir tragis di sebuah ruangan bercat putih dengan aroma obat yang sangat menyengat. Tubuhnya di penuhi perban putih, bisa dilihat catatan dokter yang merawatnya. Tulang rusuk patah, lengan patah, kaki patah dan beberapa jahitan di kepala. Benar-benar beruntung preman itu mampu bertahan hidup sampai sekarang.
"Hari ini tousan yang antar kamu ke sekolah."
"Nggak usah… semalam Gaara bilang ke Naru, kalau dia mau jemput Naru, kaasan" tolak Naruto kemudian mulai memakan sarapanya.
"Oh yaudah, tapi inget loh! Harus langsung ke sekolah, jangan kelayapan kemana-mana." Kushina memberi peringatan ke Naruto dengan tatapan penuh arti.
"Yei! Emangnya selama ini Naruto sering kelayapan apa?" tanya Naruto sambil cemberut. Naruto sedikit kesal dengan tatapan Kushina yang seolah olah mencapnya sering keluyuran nggak jelas. Padahal, dia selalu mematuhi semua peraturan rumah.
"Naru-sama, Gaara-sama udah nunggu di depan tuh," suara Karin membuat Naruto sedikit terkejut. Bisa kita ketahui dengan jelas dari cara Karin memanggil Naruto dengan sebutan 'Sama', menjelaskan bahwa Karin adalah pelayan err- maksudnya kepala pelayan di rumah kediaman Namikaze ini.
"Haduh Karin-san! kalau datang jangan tiba-tiba kayak gitu napa? Bikin kaget aja!" keluh Naruto sambil menatap Karin kesal.
"Hehehe… gomen ne, Naru-sama. Saya nggak sengaja." kata Karin dengan sebuah cengiran kuda sambil menggarut kepalanya yang mungkin tidak gatal sama sekali.
"Tousan, kaasan… Naru berangkat ya…" pamitnya sambil mencium tangan kedua orang tuanya.
"Hati-hati, bilangin ke Gaara kalau bawa motor jangan ngebut-ngebut" Kushina berpesan pada Naruto.
"Ok, kaasan!" Naruto berjalan menuju halaman rumahnya.
Pagi ini sangat cerah, matahari tampak bersinar memberi kehangatan bagi semua tubuh yang bernyawa. Angin berhembus menebar rasa sejuk yang mendalam. Burung-burung berkicau bagai orkestra menyambut datangnya matahari.
Seorang pemuda dengan santainya duduk di atas jok motor berwarna hitam pekat. Bila kita amati, pemuda ini memiliki mata yang tajam, rambut merah yang agak panjang namun dibiarkan sedikit berantakan. Kulitnya berwarna putih dengan otot-otot tangan yang sedikit terbentuk sehingga memberikan kesan macho. Hidungnya mancung memiliki tinggi di atas rata-rata sekitar 168 cm. Pemuda ini mengenakan seragam SMA yang menunjukkan lambang kelas X.
"Gaara…" Naruto berlari-lari kecil menghampiri pemuda yang bernama Gaara ini.
"Ohayou Naru-chan!" sapa Gaara sambil tersenyum kemudian bangkit dari posisi duduknya.
"Ohayou!" sapa balik Naruto.
Gaara menyerahkan helm berwarna biru bermotif bunga sakura. Dan di sebelah kiri helm tersebut terdapat sebuah kata yang bertuliskan 'Naruto'. Ya, helm yang sengaja dibeli khusus untuk Naruto.
Mereka menelusuri jalanan kota Konoha yang masih terlihat sedikit renggang. Siang sedikit saja, jalanan ini pasti sudah mulai terlihat padat. Tak sampai lima belas menit mereka sudah sampai di sebuah gerbang yang bertuliskan SMP Negeri 6 Konoha.
"Thanks ya" Naruto turun dari motor kemudian memberikan helmnya pada Gaara.
"Pegang aja dulu, entar aku bakal ngejemput kamu, kok" ucap Gaara sambil menatap Naruto
"Ok, tapi jangan telat kayak kemarin ya. Aku sampe lumutan nungguin kamu tau…" Naruto kembali mengambil helmnya.
"Hehehe, Ok… ok… tenang, aku nggak akan telat lagi" janji Gaara.
"Janji ya, awas kalau sampe bohong!"
"Kalau aku bohong, emang apa yang bakal kamu lakuin?" Gaara menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Kemudian memasang ekspresi menantang.
"Heh! Coba aja kalau hari ini kamu telat! Aku nggak akan mau nerima telpon kamu!" seru Naruto sambil berkacak pinggang.
"Hwwaaa! Jangan gitu dong! Entar kalau aku kangen sama kamu gimana?" Gaara pura-pura panik dan cemberut.
"Bodo amat, salah kamu napa datang telat!" ucap Naruto sambil mendengus kesal.
"Ok, aku nggak akan datang telat. Tapi sebagai gantinya…" Gaara menggantung kata-katanya sambil tersenyum penuh arti.
"Hmm?" tanya Naruto sedikit penasaran.
"Kita ke kafe Chiery, gimana? Setuju nggak?"
"Hmm, gimana ya? Eerr- Ok! Aku setuju. Deal?"
"Deal! Udah, cepet sana masuk kelas"
"Ok!" Naruto berjalan memasuki gerbang, namun langkahnya terhenti dan melihat ke arah Gaara yang sedang memandanginya "Hati-hati, ya! Jangan ngebut!" pesannya kemudian kembali berbalik dan berjalan menuju ruang kelasnya.
Gaara segera memacu motornya menuju SMA Negeri 1 Konoha, ya sekitar 50 meter dari SMP tempat Naruto bersekolah. Naruto melangkah santai menuju kelas IX 2.
"Naruto!" panggil Sakura sambil berlari-lari kecil menghampiri Naruto.
"Ohayou Sakura-chan, tumben lo datang pagi?" sapa Naruto sambil mengangkat sebelah alisnya.
"Hmm, Ohayou. Eh, lo udah ngerjain pr fisika, belum?" tanya Sakura.
"Ck! Dasar! Lo itu ya, nggak pernah berubah!" Naruto berdecak kesal sambil menjitak kepala Sakura pelan.
"Yei! Selagi masih dalam taraf manusiawi, nggak papa lagi!" elak Sakura cuek.
"Ingat ortu di rumah Sakura, mereka udah susah payah banting tulang buat nyari uang biar lo bisa sekolah. Taunya lo di sekolah masih nyontek juga! Kalau seluruh generasi muda kayak elo, mau jadi apa negara ini?" Naruto berkhotbah ria ala nenek-nenek yang sering ngasih nasihat kepada cucunya.
"Huft! Ini hari apa, ya?" tanya Sakura sambil garut-garut kepala.
"Hari rabu, emang napa?" Naruto bertanya dengan tatapan polos.
"Hmm rabu ya… tapi, biasanya khotbah itu kan dilaksanain pas hari jum'at?" tanya Sakura sambil mengelus dagunya dengan memasang mimik serius.
"Yaiyalah…" jawab Naruto sambil memutar kedua bola matanya sebel.
"Tapi, kok… lo udah khotbah duluan! Lo udah nyuri start Nar!" seru Sakura sambil berlari menjauhi Naruto.
"SAKURA! LO NYEBELIN BANGET SIH!" Naruto berlari mengejar Sakura.
Terjadi aksi kejar-kejaran antara Naruto dan Sakura di sepanjang koridor. Siswa-siswa yang melihat aksi kejar-kejaran mereka memberi tatapan aneh. Entah apa yang dipikirkan siswa-siswa itu.
"Woi! Sakura! Jangan kabur lo!" teriak Naruto sambil terus mengejar Sakura.
Sayangnya kecepatan lari Naruto masih kalah cepat dengan Sakura. Maklum, Sakura itu sering joging tiap minggu. Sedangkan Naruto? Aarrrggg! Jangankan joging, bangun pagi aja malesnya minta ampun!
Naruto dan Sakura sudah bersahabat sejak kecil. Mereka selalu saja berdua, saling berbagi kisah suka dan duka. Bahkan takdir pun selalu berpihak pada mereka, kenapa? Bayangkan saja! Sejak kelas satu SD sampai sekarang mereka selalu sekelas dan duduk sebangku. Tak heran kalau mereka sudah saling mengenal satu sama lain.
Naruto itu memiliki sifat periang. Tapi kalau sudah marah, wah! Ampun banget deh! Jangan sampai membuat dia marah, bisa-bisa terjadi perang yang memakan korban jiwa. Naruto memiliki tubuh yang bisa di bilang ideal, rambutnya pirang panjang lurus sampai bahu, bola matanya berwarna biru, bibirnya tipis kemerahan, hidung mancung aaarrgg! Dia terlalu sempurna. Apa lagi dia memiliki seorang pacar yang pengertian, pinter, ganteng pula!
Sakura, cewek satu ini memiliki sifat agak tomboy. Liat aja caranya berjalan, udah kayak preman yang sering mangkal di pasar. Memiliki tubuh yang sedikit lebih tinggi dari Naruto. Hobinya joging tiap hari minggu, selalu menjaga bentuk tubuh biar terlihat ideal. Bercita-cita menjadi polwan atau 'PRESIDEN'. Hey! Ayolah! Tak ada salahnya bercita-cita tinggi, kan? Lagian sering terdengar kalimat ini 'gapailah cita-citamu setinggi langit' jadi, apa ada yang salah? Lebih memilih kegiatan ekskul ketimbang akademik. Paling lemah di pelajaran berhitung. Tapi kalau udah menyangkut adu mulut? Beh! Kritikus terfavorit zaman sekarang pun bakal cengok waktu dengar ocehanya yang panjang beruntun kayak kereta api.
Setelah sekian lama berlari mengejar Sakura, akhirnya Naruto tiba di kelas IX 2 salah satu ruang yang sering digunankanya dalam menuntut ilmu. Dilihatnya Sakura sedang duduk manis di bangku mereka. Bangku yang terletak di barisan paling kiri dekat dengan dinding dan jendela.
"Payah! Lo masih kalah cepat, Nar!" ejek Sakura kemudian menunjukkan seringai meremehkan.
"Sial! Lo udah biasa di kejar POLPP, ya?" tanya Naruto kemudian duduk di bangkunya yang berdekatan dengan jendela.
"Maksud lo?" Sakura balik bertanya.
"Ya, maksud gue. Lo itu udah terbiasa di kejar POLPP, jadi lari lo itu cepat banget!" seru Naruto kesal namun terlukis seringai tipis di wajahnya.
"Ck!" Sakura berdecak kesal "Gue liat pr fisika lo dong…" lanjutnya dengan mata yang sedikit memelas.
"Yaudah, nih lo liat aja sepuasnya," Naruto menyodorkan buku latihan fisikanya.
"Makasih! Lo emang sohib gue yang paling baek!" seru Sakura sambil membuka lembaran buku Naruto.
"Alah! Kalo ada maunya aja, lo muji-muji gue," gerutu Naruto.
Selama lima belas menit mereka hanya berdiam diri. Sakura sibuk mencatat deretan bilangan angka dan rumus-rumus yang berjejer rapi di buku Naruto. Naruto sendiri sibuk membaca novel mistery. Ruang kelas IX 2 sekarang sudah di penuhi penghuninya. Semua sibuk menyalin pr fisika.
(skip)
Teeettttt! Teettt! Ttteeettt bel pertanda pulang bernyanyi. Seluruh siswa kelas IX 2 sibuk membenahi buku-buku yang berserakan di atas meja.
"Baiklah, cukup sekian meteri hari ini. Dan jangan lupa belajar di rumah, ingat UAN sudah menunggu beberapa hari lagi. Ingat itu baik-baik!" seru Kisame guru pelajaran biologi sekaligus wali kelas IX 2
"Ya, sensei!" jawab siswa IX 2 kompak.
Kisame segera meninggalkan ruang kelas tersebut di susul oleh siswa-siswa lainya. Termaksud Sakura dan Naruto. Mereka berjalan menuju halaman depan sekolah, dan di sana telah menuggu seorang pemuda berambut merah yang tengah duduk membelakangi mereka berdua.
"Yaah, kayaknya gue bakal pulang sendirian nih." keluh Sakura kecewa.
"Arrggk! Gue lupa ngasih tau lo. Kalo hari ini, Gaara mau ngajak gue ke kafe Chiery, lo mau ikut nggak?" tanya Naruto kemudian di jawab oleh gelengan kepala dari Sakura.
"Gue nggak mau ngacauin acara kencan lo sama Gaara" tolak Sakura
"Yaudah, gue nyamperin Gaara dulu, ya… jjaaaa!" Naruto pergi meninggalkan Sakura yang sedang tersenyum.
Gaara dan Naruto sekarang sedang duduk santai sambil menikmati ice cream coklat di sebuah kafe. Kafe Chiery, salah satu kafe yang menyediakan berbagai jenis ice cream berbagai bentuk dan rasa. Bentuk dan rasa ice cream yang sangat menggugah selera sangat mengundang minat pengunjung untuk datang tiap harinya. Jadi tak heran, kalau setiap hari kafe ini di penuhi oleh pengunjung yang kebanyakan kaum remaja.
Naruto menikmati ice cream coklat dengan hiasan potongan buah kiwi, jeruk, dan melon. Gaara menatap lekat Naruto yang sedang sibuk memakan ice creamnya. Kemudian Gaara menampakkan senyum hangatnya. Perlahan, Gaara mulai mendekatkan jemarinya ke wajah Naruto untuk mengelap sudut bibirnya yang berlepotan ice cream dengan lembut. Naruto terkejut, sehingga secara sepontan menatap mata Gaara, cukup lama mereka saling menatap satu sama lain. Dan tanpa mereka sadari, wajah mereka bergerak mendekat dan bibir mereka saling bertemu. Gaara melumat bibir Naruto dengan penuh kasih sayang. Lidah Gaara menjelajahi setiap sudut mulut Naruto kemudian mengajak lidah Naruto berdansa dengan irama teratur. Ciuman itu terhenti ketika mereka menyadari kalau sekarang mereka memerlukan oksigen untuk bernafas.
"Manis" ucap Gaara setelah melepaskan bibir Naruto sedangkan Naruto hanya menggembungkan pipinya.
"Kanapa?" tanya Gaara sedikit heran melihat Naruto menggembungkan pipinya.
"Ya, jelas manis! Aku kan habis makan ice cream." Naruto cemberut. Gaara terkekeh geli melihat wajah Naruto
"Nggak kok, tanpa ice cream pun rasanya tetap manis," ujar Gaara kemudian mengusap rambut Naruto dan tindakan Gaara itu sukses membuat pipi Naruto bersemu merah.
"Err- sebaiknya kita pulang sekarang, kaasan pasti udah nungguin di rumah" ucap Naruto. Dan acar kencan hari inipun berakhir dengan indah.
. Yuuchan no Haru999 .
Hari ini hari kelulusan Naruto. Dan mari kita ucapkan selamat pada Naruto karena dia telah berhasil mendapatkan nilai tertinggi di sekolahnya. Hari bahagia, dimana dia telah membahagiakan keluarganya dengan prestasinya ini. Setelah lulus, Naruto telah memutuskan untuk masuk di SMA yang sama dengan Gaara.
Sekarang Naruto berada di atas tebing yang langsung menghadap laut. Ya, hari ini Gaara mengajak Naruto untuk menikmati indahnya detik-detik sang surya meninggalkan singgasananya. Deru angin dan suara ombak menghantam kerasnya batu karang menjadi irama yang begitu menyejukkan hati.
Gaara berdiri sambil memeluk erat tubuh Naruto dari belakang sambil menghadap Matahari yang sekarang mulai tenggelam. Semburat warna indah tergambar jelas di setiap sisi langit. Mereka berdua menikmati suasana itu dengan gejolak aneh yang memenuhi jiwa mereka. Gaara memeluk erat tubuh Naruto seakan-akan tak ingin melepaskanya sedangkan Naruto menyandarkan punggungnya di dada bidang milik Gaara.
Matahari telah tenggelam dengan sempurna, mereka berharap malam ini langit akan di penuhi dengan milyaran bintang yang berkerlap-kerlip indah. Tapi, sepertinya langit berkehendak lain. Awan mendung kini menghiasi langit malam ini.
"Ck!" decak kesal Gaara.
"Hmm, kayaknya langit mulai mendung nih," ujar Naruto sambil menatap mata Gaara.
"Hn, kayaknya kita harus… pulang" Gaara menatap Naruto, tampak di matanya sorot rasa sedih dan kecewa.
"Yuk, kita pulang sebelum langit menangis" ajak Naruto sambil menggandeng Gaara dan berjalan menuju tempat di mana motor Gaara di parkir.
Dengan enggan Gaara melangkahkan kakinya, ada rasa sesak yang membalut dadanya. Rasa sedih dan rasa takut akan sesuatu. Dihidupkannya mesin motornya lalu membawa Naruto pergi dari tempat itu.
Perlahan, setetes demi setetes air mata langit jatuh menghantam permukaan bumi. Gaara semakin memacu motornya dengan kecepatan tinggi. Dia merasakan pegangan di pinggangnya mulai mengerat. Diliriknya Naruto melalui kaca spionnya, gadis itu tampak memendamkan dalam-dalam wajahnya di punggung Gaara. Gaara menghela nafas, kemudian kembali fokus ke jalanan.
"Gaara, berhenti sebentar, ya" pinta Naruto.
Dengan sepontan Gaara menghentikan laju motornya di bawah sebuah Pohon di tepi jalan "Kenapa?" tanya Gaara.
"Aku mau beli cemilan dulu." ucap Naruto sambil menunjukkan cengiran khasnya dan melirik took di seberang jalan sana. Gaara bermaksud untuk memutar arah motornya namun segera di hentikan Naruto "Biar aku aja, kamu tunggu di sini" lanjut Naruto.
"Hn, cepatlah hujan mulai deras"
"Iya, aku tau kok." Naruto kemudian meninggalkan Gaara yang masih duduk di atas jok motornya.
Naruto berjalan menyeberangi jalan raya yang sedikit sepi. Tanpa dia sadari sebuah mobil bergerak dengan kecepatan tinggi menuju dirinya. Gaara yang melihat mobil itu kemudian berteriak memanggil Naruto agar mempercepat langkahnya. Tapi, sepertinya Naruto tidak mendengar teriakan Gaara.
Gaara berlari cepat menuju Naruto kemudian mendorong tubuh Naruto dari tempatnya. Tindakan Gaara sukses membuat Naruto jatuh menghantam aspal yang basah oleh air hujan.
Chiiitttt! Decitan kerasa terdengar jelas di telinga Naruto kemudian di susul oleh suara teriakan, yang dia yakini itu suara Gaara. Dengan menahan perih di kedua lututnya yang mengalami luka gores, Naruto menolehkan kepalanya ke belakang. Sebuah mobil sedang hitam tengah berada di depan matanya, kemudian dia beralih menatap ke sisi jalan yang lain dan betapa terkejutnya Naruto, saat mendapati tubuh Gaara terkulai lemas bersimbah darah terkapar di tengah-tengah jalan raya.
Tubuh Naruto gemetar, dan bibirnya bergetar hebat. Dia masih duduk terpaku di tempat, tak mampu bergerak bahkan berteriak pun dia tak bisa. Perlahan, air matanya mengalir deras melalui sudut matanya. Dan mobil sedan itu telah melaju meninggalkan mereka berdua di jalanan.
"GAAARRRAAAA!" teriak Naruto kemudian berlari mendekati Gaara.
"Hu…hu… Gaaraa… huu… hu… bangun… hu…!" tangis Naruto pecah sambil memeluk erat tubuh Gaara yang bermandikan darah.
"Ga-Gaara… hu… hu… jangan mati hu… huuu… jangan mati…" Naruto terus-terusan mengelus pipi Gaara yang sekarang berwarna pucat dan terasa dingin.
Tubuh Naruto terguncang, mendapati sosok pria yang begitu dia cintai terbujur kaku dalam dekapannya. Darah Gaara mendominasi warna baju Naruto. Tak berapa lama ke mudian sebuah mobil sport hitam berhenti di depan Naruto. Dari dalam mobil keluarlah sosok laki-laki berambut merah. Kyuubi.
Kyuubi berjalan cepat menuju Naruto, kemudian mengangkat tubuh Gaara dan memasukannya ke dalam mobil di susul dengan Naruto.
Andflashback
Air mata Naruto mengalir deras, sesak… rasa sesak memenuhi rongga dadanya. Tubuh Naruto bergetar hebat, pucat dan dingin kepalanya terasa berat. Sakura yang melihat keadaan Naruto seperti itu mulai panik dan cemas. Sakura ikut menangis dan memeluk tubuh Naruto. Namun dirasakannya tubuh Naruto mulai terkulai lemah dan akhirnya mata sapphire milik Naruto menutup sempurna.
"Naruto!" teriak Sakura panik. Kemudian sepasang tangan berkulit putih pucat mengangkat tubuh Naruto dan membawanya ke UKS.
TBC
Hwaaa! Maaf kalo fic ini rada-rada ancur trus alurnya luar biasa cepat… . trus fell nya gak dapet…. .*bungkuk-bungkuk*
Di chp ini Sasuke nya belum muncul… maaf ea… habis Sasuke-nii…
Yuu : Halowww! My lovely aniki! Aniki mau gak jadi tokoh utama fic Yuu *puppy
eyes no jutsu*
Sasuke : Fic lo bakal banyak yang ngasih review gak?
Yuu : Ya, gak tau juga… #nyengir kuda!
Sasuke : Gue nggak mau!
Yuu : Ha? Ayolah aniki! Mau ya… ya… ya… *meluk lengan Sasuke*
Sasuke : Tergantung review! Kalo reviewnya bakal banyak, gue mau, tapi kalo sedikit…
gue nggak mau!
Yuu : Ayolah, aniki… hiks… hiks… #nangis Bombay!
Sasuke : Ok! Lo buat dulu chp 1, kalo banyak yang review gue bakal main jadi tokoh
utama. Tapi kalo sedikit…. Jangat harap!
Yuu : *Pundung!*
Hmm, sebelumnya Yuu mau nanya:
# fic ini perlu di lanjutin gak?
#Trus kira-kira fic ini ada yang rada-rada mirip dengan fic senpai nggak? Kalo ada kasih tau Yuu ea, biar Yuu nggak ngelanjutin fic ini.
Yuu sangat membutuhkan kritik dan saran dari senpai, readers and flamers. Yuu juga menerima flame, asalkan flame itu bermutu dan mampu membimbing Yuu agar menjadi lebih baik lagi. Terima kasih sesudah dan sebelumnya! REVIEW YACH! Sekali lagi REVIEW YACH! REVIEW! REVIEW! #dihajar masa!
^_^ Yuuchan no Haru999 ^_^
