The Lost Guy
By: Dazzling Flame
.
.
Kingdom Hearts Belongs to Square Enix
.
.
Naminé mengajukan sebuah permohonan pada sumur tua di belakang rumahnya. Permohonannya terkabul dalam wujud yang tidak pernah ia bayangkan.
Chapter 1
Naminé menatap jauh ke dalam sumur tua tersebut. Ia tidak dapat melihat pantulan wajahnya, alih-alih dasar sumur itu sendiri. Dasarnya terlalu gelap untuk dapat ditangkap mata biru Naminé.
Naminé pernah membaca dongeng tentang sumur ajaib. Sumur ajaib yang dapat mengabulkan permintaan.
Ia mendesah. Apakah sumur ini juga merupakan sumur ajaib? Atau hanya sumur tua tidak terawat di belakang rumahnya? Atau lebih tepatnya rumah neneknya?
Sumur itu begitu tua, hingga tali embernya sudah putus.
Jemarinya kemudian, dengan perlahan, meraba tembok bebatuan sumur itu. Lumut hijau telah menutupi hampir setengahnya.
Sumur itu tidak ditutup, padahal sumur itu sudah tidak dipakai selama bertahun-tahun.
Aneh, pikir Naminé, tapi biarlah. Aku tidak punya waktu untuk menunggu bintang jatuh. Aku perlu permohonanku sekarang!
Naminé mengeluarkan koin 10 munny dari sakunya, lalu ia lemparkan ke dalam sumur tersebut.
Clasp!
Ia menyatukan kedua tangannya sambil memejamkan mata.
...
Kemudian ia membukanya perlahan.
"Naminée, ayo masuk. Makan malamnya sudah siap."
Terdengar panggilan neneknya dari beranda belakang rumah.
"Iya nek!" jawab Naminé, berlari kecil menuju rumahnya.
Sesuatu mengganjal hati Naminé. Telinganya tidak pernah mendengar koin tersebut jatuh ke dasarnya.
x-x-x
Kelebat hitam melintas cepat di sela pepohonan. Kaki kuatnya berlari zig-zag dengan lincah. Ia tidak menghiraukan bulunya yang tersangkut di ranting pohon. Paruh besarnya terbuka sedikit, mengizinkannya menghirup udara segar lebih banyak.
Di atasnya duduk penunggangnya; seorang lelaki muda dengan rambut silver sebahu. Tangannya yang terbungkus sarung tangan memegang erat tali kekang chocobo hitamnya. Di pinggangnya tersarung sebuah pedang panjang. Jubah hitamnya berkibar di belakangnya.
Mereka berderap terus ke arah utara.
Lelaki berambut silver tersebut menatap ke balik bahunya.
Empat orang prajurit dengan chocobo masing-masing mengejar beberapa meter di belakang mereka.
"Tch. Dasar ngotot." Desis lelaki tersebut, melecutkan sepatu bootnya ke sisi chocobo-nya untuk mempercepat langkahnya.
Seberapapun cepatnya mereka menyelinap menyalip ke balik pepohonan, prajurit di belakangnya tetap dapat mengikuti jejak mereka.
Seiring dengan berjalannya waktu, kecepatan chocobo hitamnya melambat, kelelahan tampak dalam setiap langkahnya. Lelaki tersebut mengelus bulu di lehernya,
"Sebentar lagi, Secret. Sebentar lagi kita sampai." Bisiknya, hampir terkubur oleh suara gemerisik daun di sekeliling mereka.
Seolah mengerti, Secret terus berlari menembus dinginnya malam.
x-x-x
Dazling Flame di sini! Aku tahu aku seharusnya ngelanjutin cerita Remember dan Life as a Billionaire malah terlantar :(
Tapi aku punya ide cerita baru di kepala, dan akhir-akhir ini kepikiran terus buat direalisasikan. Jadi... ini dia. Cerita dengan unsur fantasy
di dalamnya! Setelah baca, jangan lupa review yak :3
Salam Flame
