PERGI JAUH DAN KEMBALILAH

Rate : T

Genre : Romance, drama, hurt/comfort

Pairing : Sasuke U, Sakura H

Author : Zau Latifah

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Warning : OOC,typo bertebaran dan hal-hal lain yang di lewatkan oleh author

Author note : haii semua,,, aku Author baru di sini. Ini adalah fanfic pertamaku, aku ada mengambil beberapa adegan dari sebuah novel (maklum masih perlu bimbingan :D) semoga kalian suka. Jika banyak reveiw Ifah akan lanjutkan chapter ke 2 nya. Silahkan membaca. Review nya di tunggu

Warning : Jika ada yang ga suka klik Back, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan

Chapter 1

Pagi ini awan mendung tampak bernaung di atas langit, cuaca abu-abu gelap menyelimuti pagi ini.

Jam sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi, harusnya nona haruno sudah bangun beranjak ke kamar mandi dan bersiap untuk ke sekolah.

"Sakura apa kau sudah bangun?" terdengar suara sambil membuka pintu kamar.

"Hn" sahutnya singkat.

"Ternyata anak gadis papa ini masih bermalas-malasan dengan selimutnya" kata Khizashi ayah sakura.

"Cepatlah bersiap-siap, kau ingin membuat sasuke menunggumu lama?" tambahnya lagi.

Mendengar nama 'sasuke' mata emerland sakura tiba-tiba terbelalak dan beranjak menuju kamar mandi untuk bersiap-siap.

Sambil menuruni beberapa anak tangga menuju ruang tamu dengan berpakaian putih biru tua, seragam SMP, sakura bergumam dalam hati 'huhh dasar sasuke, selalu membuatku tergesa-gesak'

"Gomen lama" gumam sakura pelan kepada sasuke.

"Jika kau sedikit lebih cepat, aku akan beri tahu sesuatu" cibir sasuke.

"Beri tahu sesuatu?apa?" sakura penasaran.

"Kan aku sudah bilang, jika kamu sedikit lebih cepatt..." sambung sasuke.

Sasuke tidak bicara lagi,tatapannya kosong dengan raut muka yang serius

"Kamu kenapa sas, ada masalah?" pikir sakura.

"Sh,tidak ada apa-apa. Ayo berangkat nanti terlambat" dengan senyum tipis yang mengartikan tanda tanya.

Sasuke berjalan dengan cepat didepan sakura, tanpa menoleh sedikitpun. Yang terlihat hanyalah rambut yang melawan arah gravitasi yang di sebut pantat ayam. Tiba-tiba sasuke berhenti dan berpaling menghadap sakura, mata onyx sakuke bertemu dengan mata emerland sakura.

"Sakura.." panggil sasuke pelan.

"Menurutmu apakah kita masih bisa bersama-sama seperti ini terus-menerus" sambung sasuke.

"Sasuke, sahabat itu tidak akan pernah putus dan berakhir, walaupun seandainya jarak memisahkan di antara kita. Kenapa? Kamu tidak seperti biasanya..." jawab sakura dengan tatapan bingung.

"Ahh, tidak... ayo cepat sakura nanti keburu hujan dan aku akan dapat omelan dari ayahmu jika anaknya yang manja ini sakit" ledek sasuke sambil berlar.

"Dasar kauuu..." teriak sakura masih dalam tatapan bingung.

Gerimispun turun seketika membasahi rumput, tanah, dan pohon di bawahnya. Sontak sasuke berlari menuju tempat teduh terdekat dari perjalanan mereka ke sekolah tadi.

"Sakura cepattt..." teriak sasuke.

Entah kenapa perasaan sakura jadi kacau balau dengan kebingungan yang dibuat sasuke. Dari dulu sakura memang menyukai sasuke, dengan perilaku sasuke tadi itu membuat sakura menaruh harapan besar akan pernyataan yang membuat sakura penasaran.

"Haccihhhhh" suara sakura memecahkan suasana.

"Hahahaaa... sudah ku duga hal ini akan terjadi" gumam sasuke.

"Kenapa? Kamu senang. Tidak masalah, jika aku sakit kamu yang akan di marahi oleh papa" cibir sakura ketus.

Sasuke sudah kenal bahkan terlalu mengenali sakura. Mereka berteman sejak umur 5 tahun, bahkan keluarga Uchiha sangat mengenal keluarga Haruno, segala sesuatu dan kemenapun mereke selalu bersama sehingga yang ada dalam diri sakura sasuke sudah sangat hafal dan terbisa.

Gerimis sudah berhenti, walaupun dengan pakaian yang sedikit basah mereka melanjutkan perjalanan menuju SMP konoha yang terletak di sebelah kiri ujung jalan yang mereka tempuh.

.

.

.

.

Di Kelas Sakura

"Sakuraa, hidungmu terlihat merah" kata ino yang duduk si sebelah sakura.

"Iyaa, sepertinya aku flu gara-gara gerimis tadi" jawab sakura dan...

"Hacihhhh"

"Apa kamu tidak apa- apa, kamu kan alergi terhadap udara dingin" cemas ino.

"Ini cuma bersin ino" jawab sakura dengan senyum tipis.

"Sebaiknya kamu tidak mengikuti pelatihan olah raga pada jadwal kedua nanti, aku khawatir dengan keadaanmu sakura"

"Aku juga berencana tidak mengikutinya ino, karena kepalaku sedikit pusing akibat terkena guyuran air hujan tadi" jelas sakura dengan membaringkan kepalanya di atas meja.

.

.

.

Di kelas sasuke

"Haii teme" teriak naruto memecahkan suasana.

"Hn" jawab sasuke singkat.

"Apa kamu sudah mempersiapkan diri untuk pentas seni akhir tahun" ucap naruto dengan senyum menyeringai di wajahnya

Tatapan tajam dengan death glare sasuke membuat naruto cengengesan dan mampu membuat neji beranjak dari tempat duduknya. Naruto tahu betul bahwa temanya yang satu ini sangat benci dan benci akan pejajaran seni dan semacamnya yang membuat harga dirinya jatuh sebagai pangeran es di SMP konoha.

"Sas, ini harus dikerjakan berkelompok" kata neji.

"Tidak" jawab sasuke ketus.

"Teme, kau mau nilai seni mu rendah bahkan tidak tuntas" sambung naruto.

"Hal bodoh memikirkan itu" jawab sasuke dengan wajah dingin.

Percakapan mereka terputus dengan datangnya Detsuki sensei yang menjadi guru di bidang seni di SMP konoha.

"Saya akan akan bagikan beberapa kelompok di kelas ini, untuk tampil tari dalam pentas akhir tahun di SMP konoha ini. Dan ini akan saya jadikan penilaian terakhir sekaligus penentu ketuntasan nilai seni kalian" panjang lebar Datsuki sensei berbicara.

"Aku mengundurkan diri" ucap sasuke.

"Maaf uchiha ini tidak ada keringanan" sambung Detsuki sensei.

"Ayolahh teme, ini untuk pertama dan terakhir yang kita lakukan di sekolah ini".

"..." sasuke tidak menjawab dan memilih diam karena dia tahu jika Detsuki sensei berbicara, itu mustahil dapat di tari kembali.

.

.

.

.

Di perjalanan pulang bersama sakura, sasuke di kagetkan dengan keadaan sakura dengan hidung memerah tanda flu yang menyerang tubuh sakura.

"Hacihhh"

"Sakura kau tidak apa apa?" kata sasuke cemas.

"Ah tidak, Cuma flu ringan" jawab sakura.

"Flu ringan katamu, kamu tau kan aku bisa bisa di omelin oleh ayahmu dengan keadaanmu yang seperti ini, tadi kan aku sudah bilang untuk cepat berteduh di sampingku, kamu malah sangat lelet" ketus sasuke.

"Kau yang meninggalkanku tadi" gumam sakura.

"Ahh sudahlah, ayo cepat kita pulang sebelum flu mu bertambah parah" kata sasuke yang menarik tangan sakura cepat.

Akan tetapi di perjalanan mereka terhenti karena di hadang oleh sekelompok orang berandalan jalanan. Sasuke yang menyadari hal itu menyuruh sasuka untuk berdiri di belakang nya. Sakura pun memegang pundak sasuke dengan erat.

"Hei cantik..." ucap salah satu orang itu sambil mendekati sakura.

Sakura hanya diam dan bergumam "sasuke aku takut".

"Rambutnya sangat lucu dan bibirnya mungil" sambung orang kedua.

"Jangan pernah kau menyentuhnya brengsek" bentak sasuke.

"Owww, dia membentakku" dengus orang itu dengan memasang kuda-kuda bersiap untuk melepaskan tinjuan kepada sasuke.

"Sakura menjauhlah dan pejamkan matamu" gumam sasuke pelan kepada sakura. Sakura hanya memberikan anggukan kecil sembari memejamkan matanya dan menjauh beberapa meter dari jarak sasuke dan orang-orang itu.

"Bruakkk, dushh..."

"ahhh, brukkkhh"

Sasuke menghampiri sakura dengan nafas yang ter- engah-engah.

"Buka matamu" sasuke memegang kedua pipi sakura.

Sakura membuka matanya dan melihat keadaan sekeliling. Tidak ada siapa-siapa selain dia dan sasuke, itulah yang ada di benak sakura.

"Sasuke kamu tidak apa-apa? Dan di mana orang-orang tadi " sakura melihat keadaan sasuke dengan tatapan cemas.

"Tidak usah memikirkan hal itu" ucap sasuke yang memandang sakura.

"Wajahmu..." gumam sakura

"Ini hanya memar, yang ku khawatirkan adalah keselamatanmu sakura"

"Terima kasih sasuke" air mata keluar dari pelupuk mata sakura sambari memeluk sasuke hangat.

"..."

"Baiklah, ayoo kita pulang. Aku akan mengantarmu sampai ke depan pintu rumahmu" sambung sasuke yang langsung menggandeng tangan sakura.

Sakura mengangguk pelan di iringi senyuman penuh makna untuk sasuke, orang yang di cintainya selama ini.

Malam nya sasuke mengajak sakura untuk keluar, yahh sebelum itu dia tentu meminta ijin kepada Khizhazi selaku ayah sekura. Sakura mengusap usap tangannya yang terlalu dingin buat sakura untuk malam ini. Sasuke yang dari tadi membawa jaket, langsung menempatkan jaket itu di tubuh sakura, karena dia tau sakura tidak bersahabat dengan udara dingin di malam hari.

"Sakura..." ucap sasuke lirih sambil menggaruk lehernya yang sebenarnya tidak gatal.

"Iya ada apa..?" tanya sakura dengan tatapan halus menuju onyx sasuke.

"Se-sebenarnya a-aku sudah lama ingin mem-memberitahumu" ucap sasuke terbata-bata.

Sakura sontak kaget atas ucapan sasuke barusan, perasaanya campur aduk dan jantungnya berdetak sangat kencang. Mungkin sasuke dapat mendengarnya, 'apakah sasuke mau menyatakan perasaannya padaku' pikir sakura yang tidak sabaran mendengar kata selanjutnya yang akan keluar dari mulut sasuke.

"Sa-sakuraa..." sambung sasuke yang ucapannya jadi tidak teratur.

"Ada apa, mau membuatku bersin lagi, dengan membawaku di cuaca dingin seperti ini?" sakura menutupi ke gugupan nya.

"Plakkk," jitakan kecil berhasil mendarat di kepala sakura.

"Sasukeee sakit" jerit dakura sambl mengusap kepalanya.

"Hahaaa"

"Sakura, sebenarnya aku ingin bilang hal ini setelah kita selesai ujian, tapi menurutku lebih baik sekarang dari pada menunda nanti tapi sebelumnya kamu jangan marah" lanjut sasuke.

"A-aku akan pindah ke Amerika b-bulan d-depan" jawab sasuke pelan sambil memalingkan wajahnya.

'Dekk' sakura sontak kagettt sangat kaget. Kebekuan dalam diri sakura makin bertambah. Sakura tidak dapat berkata apa apa dia terlalu syokk akan kabar ini.

"Ta-tapi sasukee..." mata emerland sakura menjatuhkan bahtera air yang tiba-tiba jatuh membasahi ke dua belah pipinya tanpa bisa di kontrol lagi oleh sakura.

T

B

C

A/N : Bagaimana menurut kalian cerita di fanfic ini, maaf jika terlalu singkat dan tidak nyambung. Jujur Ifah sangat kesulitan dalam menemukan judul di atas... ngetik memang cukup waktu 2 jam (tepuk tangan :D) tapi menentukan judulnya 2 hari 2 malam *plakk

"Okeee,, di tunggu reveiw dari kalian, kritik dan saran yang MEMBANGUN akan Ifah terima secara positiv dan terima kasih udah menyukai fic ini. Salam kenal dari Ifah. Jaaaaa..."