DISCLAMER
Author bukanlah manager pemilik dan tidak akan mengklaim sebagai manager ataupun pemilik dari grup boyband Super Junior. Author hanyalah salah satu dari fans baru Super Junior dan yang author miliki/klaim disini hanyalah ide cerita ini. Fanfiction ini tidak dibuat sebagai sarana mencari uang, menghina pihak tertentu ataupun untuk mempromosikan/mengiklankan suatu perusahaan, organisasi, dan produk tertentu. Mohon maaf sebesar-besarnya apabila banyak kata-kata yang mungkin menyinggung hati pembaca. Segala resiko dan tanggung jawab ada di tangan pembaca.
SM Entertaiment Production Office | Dance Pratice Room – 4th Floor
Waktu sudah menunjukkan pukul 23:47 dan kondisi di luar sudah benar-benar gelap dan hanya sedikit kendaraan yang lewat. Tapi tidak membuat semangat kesebelas pria yang masih berlatih dengan keras itu menjadi redup. Dengan diiringi lagu yang diciptakan khusus untuk band mereka, SPY, mereka dengan kompak berusaha bersatu dan mengikuti koreografi dengan dipandu oleh coach yang dengan sabar memandu dan mengajari mereka.
Suara dentuman sepatu yang dihentakkan ke lantai terdengar menggema di ruangan yang luas tersebut. Lantai tersebut pun sebenarnya sudah tidak benar-benar terlihat mulus, mengingat debu-debu yang mungkin berjatuhan dari sepatu dan baju yang mereka masing-masing mereka dan bulir-bulir keringat ataupun butiran ketomb-(dihajar) yang jatuh ke lantai. Refleksi mereka mereka pun terpantul di depan kaca besar yang terbentang luas seolah-olah menjadi alas dinding. Dari pantulan kaca tersebut, terlihat raut wajah semua member ataupun coach itu yang sudah sangat lelah. Tapi terlihat pula bahwa semangat mereka masih tetap berkobar.
Terkadang lagu berhenti dan coach akan berkeliling mengkritik dan mengajari tiap member yang tariannya dianggap belum sesuai dengan koreografi yang seharusnya. Mereka yang dikritik dan diajari pun tidak keberatan. Jika sudah dianggap cukup,maka lagu akan diputar kembali dan mereka akan mengulangi bagian yang tidak sesuai tersebut. Jika coach melihat ada yang salah lagi, maka hal yang sama pun akan diulang kembali. Terkadang mereka mengambil istirahat beberapa menit, lalu kembali berlatih. Terkadang juga terjadi perdebatan kecil ataupun besar. Tapi justru
"Baiklah, latihan hari ini cukup sampai disini. Terima kasih atas kerja keras dan kerja samanya" ucap coach itu sambil menepuk kedua tangannya beberapa kali dengan keras, memberi aba-aba untuk berhenti menari. Setelah itu, barulah mereka memperlihatkan wajah kecapekan mereka dengan jelas. Mereka mengeluarkan suara desahan dan lenguhan keras untuk melampiaskan seluruh rasa capek yang sudah memberontak keras di dalam tubuh mereka.
Beberapa dari mereka langsung duduk di bangku kayu panjang melintang yang sudah disediakan di sudut ruangan, ada juga yang langsung tidur-tiduran di lantai untuk mengistirahatkan tubuh mereka sejenak karena terlalu malas berjalan menuju bangku, beberapa dari mereka juga ada yang masih berdiri memegang kedua lututnya, mengatur nafas. Bulir-bulir keringat pun mengalir deras dari tubuh mereka dan membuat kaus dan celana training yang mereka kenakan terasa basah dan lembab.
"Aigooo~ sungguh tidak kusangka kita akan berlatih sampai selarut ini! rasanya otot-ototku sudah meleleh dan terbakaaaar~" keluh namja cantik bernama Heechul yang tiduran di sebelah Donghae yang meringkuk, setengah mengantuk dengan nafas terengah-engah. Heechul pun menggeliatkan badannya dengan malas sambil merenggangkan badannya. Terdengar bunyi seperti tulang yang meretak dari dalam tubuh Heechul. Memang suaranya tidak keras, tapi cukup untuk mengubah raut wajah namja di sebelahnya menjadi membelalakan matanya. Donghae meringis ngilu dan sedikit bergidik. Heechul yang menyadari hal itu pun langsung tertawa terbahak-bahak.
"Sialan kau Hyung, dasar Heechul si Cinderella Syndrome!" ejek Donghae dengan kesal sambil memutar badannya dan mengangkat kakinya dalam posisi badan masih menempel seluruhnya di lantai, mencoba menendang punggung Heechul. Tapi Heechul dengan cepat menghindari Donghae yang mencoba menyerangnya. Siwon yang berdiri memperhatikan tingkah mereka hanya menggeleng-gelengkan kepalanya tanpa bertindak apapun. Dia sebenar geli melihat tingkah kekanak-kanakan dua namja di bawahnya dan dia sudah ingin sekali tertawa. Tapi dia mencoba menjaga image nya. Alasannya? tidak ada alasan khusus, hanya ingin saja.
"Aigoo, kalian baru saja 15 menit yang lalu bertengkar gara-gara Donghae menginjak sepatu barunya Heechul Hyung. Dan kalian sudah mulai bertengkar lagi? benar-benar…" Eunhyuk duduk di lantai, posisinya tepat di atas kepala Donghae dan dia memukul pelan jidat Donghae yang masih berusaha menyerang Eunhyuk dengan botol minum yang dia pegang. Donghae pun mengaduh pelan sambil memegangi dahinya. Walaupun begitu, dia tetap tidak menghilangkan senyumannya. Dia juga masih tertawa renyah.
"Ayolah Hyukkie sayang~ wajahmu itu terlalu imut untuk memarahi orang lain~" rayu Donghae dengan nada menggoda dan menyenderkan kepalanya di kedua kaki Eunhyuk yang sedang duduk menyilang di lantai. Eunhyuk hanya memutar bola matanya melihat tingkah Donghae yang dia anggap bodoh tersebut. Dia sudah tahu semua gerak gerik, perubahan mimik ataupun tingkah laku Donghae apabila dia mencoba menenangkan (lebih tepatnya sih merayu) orang lain agar tidak marah kepadanya. Dan dia sudah kebal akan hal itu.
"Hahaha, mereka itu dari dulu sifatnya tidak pernah berubah yaaa…" tawa Yesung yang duduk di kursi sambil memandangi adegan mesra persahabatan 'ikan dan monyet' yang berada tidak terlalu jauh dari lokasi tempatnya duduk. Komentarnya disambut positif dengan suara tawa Ryeowook yang duduk di sebelahnya sambil masih menghapus bulir-bulir keringat yang terus mengalir di sekujur tubuhnya menggunakan sebuah handuk kecil. Suara nafasnya cukup kencang terdengar karena capek yang dideranya . Karena bosan, Sungmin pun menghampri Heechul dan bercakap-cakap dengan riang dengannya. Suara tawa sedikit flamboyan khas Heechul kadang terdengar keras dan disusul oleh tawa Sungmin.
Karena merasa dicuekin, akhirnya dengan kesal Siwon sambil melenguh keras berjalan dengan malas mengambil botol air minum yang berada di dalam Box di dekat bangku. Di depan box itu, Shindong sedang duduk dan meminum botol air di tangannya dengah heboh sampai suara tegukannya terdengar. Sementara tangannya satu lagi memegang 1 botol air yang masih tersegel. Siwon hanya mendecak malas melihat kelakuan rakus Shindong dan mendorong pelan Shindong agar memberinya jalan. "Minggir, kau menghalangi box nya" ujar Siwon dengan nada jengkel dan mengambil botol minum di dalamnya. Shindong hanya memutar bola matanya tidak peduli. Dia sudah tahu perubahan sikap Siwon yang jadi agak menjengkelkan+labil kalau sudah capek. Dan dia sudah biasa.
Sementara itu, tidak jauh dari Ryeowook, Kyuhyun duduk di lantai dengan anteng sambil memainkan PSP kesayangannya. Dia memilih duduk di lantai ketimbang duduk di kursi walaupun lokasi tempat Kyuhyun duduk tepat bersebelahan dengan bangku tersebut. Alasannya simpel, karena dulu kabel charger PSP nya putus gara-gara terlindas roda kursi dan menjadi agak pendek saat diperbaiki, kini dia harus berada di dekat stop kontak kalau dia ingin tetap memainkan PSP nya sambil tetap mencharger PSP nya. Dan saat itu lokasi stop kontak terdekat menempel di lantai. Dan panjang kabelnya tidak memungkinkan untuk Kyuhyun memainkan PSP nya sambil tetap duduk di atas bangku. Jadi ya begitulah..
"Jaehwa-ssi, ini handuk basah dan air minum untuk anda. Saya mewakili teman-teman saya yang lain sangat berterima kasih atas bantuannya karena bersedia melatih kami dari sore sampai selarut ini" Ujar Leeteuk menghampiri sang coach sambil membawa botol air bersama Kangin yang membawa sehelai handuk. Saat itu, coach bernama 'Lee Jaehwa' itu sedang sibuk memeriksa arloji berwarna perak yang melingkar di tangan kanannya. Menyadari pemberian Leeteuk dan Kangin, Lee Jaehwa tersenyum dan menerima barang tersebut. Sambil mengalungkan handuk tersebut di lehernya, dia membuka botol minum yang Kangin berikan dan meneguk seluruh isinya sampai habis dalam waktu singkat.
"Terima kasih juga atas kerja keras kalian berdua. Kalian tidak terlalu membuat banyak kesalahan tadi. Tapi, sepertinya Jungsoo-ssi tidak terlihat terlalu bersemangat hari ini. Berbeda dengan biasanya. Apa ada masalah?" tanya Lee Jaehwa kepada Leeteuk yang langsung kaget ketika ditanya seperti itu dan menjadi salah tingkah. Raut wajahnya terlihat menjadi sedikit bingung dan sedih, tapi tetap memaksakan tersenyum. Kangin menaikkan sebelah alisnya melihat tingkah aneh Hyung kesayangan sekaligus Leadernya tersebut.
"E-eeh…. tidak ada yang perlu di kuatirkan. Sa-saya hanya kurang begitu sehat hari ini. Ya, haha! tidak begitu sehat. Jaehwa-ssi kan sudah tahu kalau saya tidak pernah dalam kondisi yang benar-benar sehat!" balas Leeteuk sambil tertawa garing, berusaha mencairkan pandangan menyelidik yang diberikan oleh dua namja yang ada di depannya. Walaupun Lee Jaewa dan Kangin tidak terlalu percaya dengan jawaban Leeteuk, tapi mereka memilih untuk tidak mendesaknya untuk menjawab lebih jauh lagi. Daripada dia malah tersinggung.
Lee Jaehwa melihat arlojinya sekali lagi. Sambil merogoh sakunya, dia berkata "Jadwal kalian tidak begitu padat besok. Kalian bisa beristirahat sampai jam makan siang besok berakhir. Tapi sekarang sudah malam, saya yakin kalian tidak akan mampu menyetir sampai asrama setelah habis latihan selama ini, walaupun kalian gentian menyetir. Jadi kalian bisa memakai kamar inap yang ada di gedung lantai 26" sambil tetap merogoh sakunya. Leeteuk dan Kangin mengangguk. Wajahnya terlihat cukup lega karena itu berarti mereka bisa langsung beristirahat. Member lain yang mendengarnya pun bersorak gembira.
"Kalian sudah kuberitahu sebelumnya untuk membawa baju ganti sebagai jaga-jaga kalau-kalau akan pulang terlalu larut. Dibawa kan?" tanya Lee Jaehwa menunjuk Leeteuk dan Kangin dan tangannya memegang sebuah kunci dan sebuah kartu yang seperti kartu ATM, tapi bisa dilihat jelas kalau itu bukanlah kartu ATM. Mereka berdua mengangguk mengiayakan pertanyaan Lee Jaehwa. Lee Jaehwa hanya tersenyum melihat mereka berdua yang begitu kompak.
"Sebelum kami berangkat untuk latihan, kami juga sudah memeriksa barang-barang yang dibawa oleh para member karena kami takut mereka bawa hal-hal aneh seperti majalah porno atau apapun itu. Dan seingatku mereka membawa beberapa baju ganti kok, terutama Heechul. Dia dengan bodohnya membawa koper" lanjut Kangin dan disambut tawa keras Leeteuk yang membuatnya terdengar seperti maniak yang baru saja sukses menjalankan kejahatannya. Lee Jaehwa hanya ikut tertawa mendengarnya. Walau alasan dia tertawa bukan karena perkataan Kangin, tapi mendengar tawa Leeteuk.
"Kalau begitu, saya permisi dulu. Saya akan memberitahu kepada yang lainnya" kata Kangin membungkukkan badannya dan menjabat tangan Lee Jaehwa sebelum akhirnya berjalan mendekati keempat namja yang duduk di lantai. Setelah beberapa lama memandangi Kangin yang entah dia benar-benar memberitahu member lain atau hanya ingin mengobrol saja dan menggunakan alasan itu agar bisa beralasan untuk pergi dari hadapannya, Lee Jaehwa pun kembali mengalihkan pandangannya ke namja yang kini sibuk mengutak-atik smartphone nya.
"Baiklah. Jungsoo-ssi, ini adalah kunci master tiap ruangan dan master card untuk kamar inap di atas. Untuk kunci-kunci kamar di dalamnya tergantung di dalam rak yang ada di atas rak sepatu. Elevator akan dimatikan apabila sudah pukul 2 malam dan akan dinyalakan kembali pada pukul 4. Jadi sekarang kalian masih bisa memakai Elevator menuju lantai 26. Saya akan ada di Studio 7 pada jam 2 siang dan ada di ruang staff pada jam 5 sore. Kalian bisa mengembalikannya kepada saya pada jam-jam tersebut. Atau jika kalian terlalu sibuk, berikan saja pada petugas keamanan dan titipkan pesan agar dia memberikannya kepadaku"
Setelah menjelaskan itu semua. Lee Jaehwa menarik tangan kiri Leeteuk dan menaruh kunci dan master card di tangannya ke atas telapak tangan Leeteuk. Leeteuk memandangi sejenak kunci dan master card itu dengan bingung karena dia masih mencoba mencerna semua perkataan sang coach yang terlalu panjang dan seperti tak ada jeda sama sekali. Setelah itu, akhirnya Leeteuk memandang sang coach sambil mengangguk mantap dan menggenggam kedua benda itu erat-erat. Dia tersenyum.
"Anda bisa serahkan semuanya kepadaku. Kami janji akan membersihkan seluruh ruangan dan tidak membuat kekacauan selama berada disana" janji Leeteuk dengan mantap dan memukul bagian tengah dadanya dengan percaya diri. Lee Jaehwa akhirnya tersenyum kemudian mengepak semua barang-barang yang dia keluarkan sebelumnya ke dalam tasnya. Setelah menenteng tasnya di bahu, Lee Jaehwa pun berdiri.
"Baiklah, kalau begitu karena sudah larut saya akan pulang. Jungsoo-ssi, saya menaruh semua tanggung jawab kepadamu. Semoga kalian bisa menjalankan jadwal kalian besok dengan lancar dan tepat waktu tentunya. Naeil geogiseo mannayo!" kata Lee Jaehwa. Setelah bersalaman dengan semua member, akhirnya Lee Jaehwa melangkah ke arah pintu ruangan tersebut sampai akhirnya dia benar-benar tidak terlihat lagi.
SM Entertaiment Production Office | Guest Dorm – 26th Floor
"YAHOOO! Kim Heechul sang Cinderella tampan ini sudah datang membawakan beberapa bahan untuk bertahan hidup Super Juniooor!" teriak Heechul dengan lantang menendang pintu yang sebenarnya sudah setengah terbuka itu dan masuk membawa beberapa kresek berlogo Burger King diikuti oleh Kangin yang membawa 2 buah kantung kresek minimarket yang penuh dengan cemilan dan Shindong yang sudah makan dua buah burger sekaligus.
"Eoseyo oseyo, kalian bertiga pulang lebih cepat dari yang kami perkirakan. Kami pikir kalian akan pulang agak lama karena biasanya susah mencari restoran dan minimarket yang buka semalam ini" sapa Leeteuk kemudian membantu membawakan satu dari kantung kresek yang dibawa Kangin. "Tidak juga sih, kan Burger King dan 7Eleven buka 24 jam. Walaupun memang agak susah mencari transportasi dan kita terpaksa pergi ke Burger King berjalan kaki" jelas Kangin menahan tawa melihat Leeteuk yang sedang kesusahan mengatur cara pegangnya pada kantung kresek yang sudah agak berat karena penuh dengan minuman kaleng.
"Anyway, ayo cepat kedalam karena aku sudah sangat lapar! sekarang kita pestaaa!" ujar Shindong dengan riang masuk ke dalam ruangan sambil tetap membawa burger yang kini hanya tinggal 1 di tangannya. "HEI! KAU SUDAH MAKAN SATU BURGER DAN KAU MASIH LAPAR?! DASAR PERUT GENTONG!" maki Heechul ikut berlari ke dalam mengejar Shindong. Leeteuk dan Kangin tertawa melihat tingkah kekanak-kanakan mereka berdua sebelum akhirnya berjalan menuju dapur yang ada di tempat itu tanpa mempedulikan suara ribut-ribut yang ada di ruang tengah. Saat Leeteuk sedang menaruh barang-barangnya di kulkas, tiba-tiba Kangin memulai pembicaraan mereka.
"Hyung, sebenarnya kau sedang ada masalah kan?" Leeteuk sedikit berjengit karena kaget dan dia langsung menghentikan gerakannya. Kangin tahu betul kalau Leeteuk sedang menyembunyikan sesuatu. Dan dia sebenarnya sudah merasakannya dari 3 hari yang lalu dan hari ini sudah lebih membaik ketimbang hari-hari sebelumnya. Tapi Kangin baru berani menanyakannya hari ini. Setelah hening beberapa lama, akhirnya Leeteuk kembali menaruh barang-barangnya dan bertingkah seolah dia tidak pernah mendengar kata-kata Kangin sebelumnya. Dan itu tentu membuat Kangin menjadi jengkel.
"Hyung! aish, jawab aku!" rengek Kangin dengan jengkel. Leeteuk menutup kulkas kemudian berbalik badan menghadap Kangin, memperlihatkannya senyum malaikatnya. Tapi Kangin tahu betul, senyuman itu cuma senyuman palsu. Dibalik senyuman itu pasti Hyung-nya tersebut sedang berusaha menahan semua keluhan, jeritan dan tangisannya.
"Kangin-ah, kau pergi saja ke ruang tamu. Biar aku yang akan menaruh semua makanan ini"
"Hyung―"
"Atau mungkin ada yang ingin kau bawa? ambil saja dulu. Sisanya biar kutaruh di lemari"
"Hyung, jangan―"
"Anak-anak yang lain juga sepertinya sedang bertengkar di ruang tengah, bisa tolong kau―"
"Apa ini ada hubungannya dengan Taeyeon-ssi?"
Ibarat topeng yang hancur, raut wajah riang yang terpampang di wajah Leeteuk langsung memudar dan berubah menjadi senyum kecut dengan tatapan mata kosong. Dia hanya diam memejamkan mata dan kepalanya menunduk. Melihat itu, Kangin jadi sedikit merasa bersalah karena sudah menanyakan hal yang sepertinya saat ini agak tabu bagi Leeteuk. Tapi dia sudah tidak tahan lagi melihat sikap Leeteuk yang menyembunyikan semua masalahnya dan berusaha menahannya sendirian. Kalau seperti itu, apa gunanya kata 'teman'? 'sahabat'?
Terlebih lagi, mengetahui bahwa pertanyaannya tepat sasaran membuat Kangin semakin penasaran. Tapi Kangin memilih untuk diam daripada mendesaknya lagi. Karena Kangin merasa tanpa perlu melakukannya pun sepertinya Leeteuk akan segera mengatakannya. Suasana diam dalam jangka waktu agak lama. Sampai akhirnya Leeteuk menghela nafas panjang dan mengerjap-ngerjapkan matanya. Matanya terlihat agak memerah, pertanda kalau dia daritadi menahan tangis. Kemudian dia mengambil sisa botol air yang dia taruh di kulkas dan meneguknya. Setelah minum, dia memandang sebentar Kangin kemudian agak menunduk dan tersenyum. Tapi kali ini senyumnya senyum sedih.
"…. Kami sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Dia memutuskanku lewat telepon dan langsung mengganti nomornya. Aku juga tidak mendengar lagi kabar darinya, atau rekan-rekannya" lirih Leeteuk. Suaranya sedikit serak dan pelan, lebih seperti mencicit. Sepertinya dia menahan tangisnya yang nyaris ingin keluar. Dia menaruh air botol itu di meja kemudian memijit keningnya. Kangin tersenyum kemudian mendekati Leeteuk dan menepuk bahunya. Sepertinya dia mau mencoba sedikit menghibur leader sekaligus Hyung kesayangannya itu.
"Babo. Kau harusnya cerita kepadaku, atau kepada orang lain. Jangan dipendam sendiri. Kita ini kan sudah ibarat keluarga besar. Kalau kau memendam semuanya sendiri nanti bukan cuma kebersamaan para member yang bisa terpecah, tapi kesehatanmu bisa terganggu" ucap Kangin mengelus rambut halus Leeteuk. Leeteuk tersenyum dan menepuk bahu Kangin. Sepertinya usaha Kangin untuk menghiburnya cukup berhasil.
"Terima kasih karena memperhatikanku, Kangin-ah. Sebenarnya aku sudah tahu dari beberapa minggu yang lalu kalau sepertinya dia sudah tidak memiliki perasaan kepadaku dan aku sudah menduga kalau hubungan kami tidak akan bertahan lama lagi. Jadi aku sudah tidak terlalu kaget lagi" kata Leeteuk dan duduk dikursi meja makan di ruangan itu. Kangin ikut duduk di sebelahnya, mendengar dengan seksama curhatan Leeteuk. Berusaha menjadi pendengar yang baik. Tapi walaupun begitu, pikirannya tidak bisa fokus. Jauh di dalam otaknya dia sedang sibuk memikirkan apa cara terbagus dan tersopan untuk memberi Taeyeon pelajaran. Leeteuk mendengus dan menyenderkan pipinya di atas meja.
"Aku berusaha mengatur agar hubungan kami tidak diketahui media, karena kupikir dia tidak akan merasa nyaman jika dijadikan bahan berita oleh wartawan dan aku yakin karirnya juga akan terganggu kalau ada gosip semacam itu. Aku jadi membatasi pertemuan kami dan terkadang mengreject beberapa call darinya. Aku juga menyuruhnya mengganti namaku kontak di ponsel dan aku melakukan hal yang sama. Dan berusaha agar tidak terlalu gombal. Kupikir, ini semua demi kebaikannya. Tapi sepertinya itu membuatnya merasa kukucilkan…" lanjutnya sambil mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja, tetap dalam posisi yang sama. Kangin tetap diam dan mencoba mengerti masalah Leeteuk. Dia yakin betul kalau Leeteuk sebentar lagi pasti akan menangis.
"Aku juga dengar dari situs gossip kalau dia sepertinya dekat dengan Baekhyun dari EXO. Tapi entah, walau sudah tahu dan sudah menduganya, rasanya tetap sakit ketika akhirnya dia benar-benar mengatakannya…. entah sudah berapa kali aku putus cinta karena hal ini. Tapi, entah kenapa aku tidak bisa membiasakan diriku." Saat mengatakannya, air mata yang berusaha Leeteuk bendung akhirnya tidak bisa ditahan lagi. Dia menyembunyikan wajahnya ke meja dan bahunya gemetar. Kangin memeluknya dengan lembut dan mengelus-elus punggungnya.
"Sudahlah, jangan menangis.." ujar Kangin mengelus rambut Leeteuk. Leeteuk hanya mengangguk dan berusaha menghapus dan menahan air mata yang terus-terusan mengalir. Kangin mencoba memutar otaknya, memikirkan kata-kata untuk membuat perasaan Leeteuk lebih baik, tapi tidak harus menyindir mantan pacarnya tersebut.
"Kupikir, kau sudah melakukannya dengan baik. Kau memikirkan semua tentangnya, mempedulikannya, semua demi dirinya. Yah, terkadang ada beberapa wanita yang tidak menyukainya dan menyukainya" akhirnya Kangin mulai berbicara. Sebenarnya, nadanya agak ragu dan dia mengelus punggung Leeteuk dengan canggung. Tapi karena Leeteuk terlalu sibuk dengan rasa sedihnya, jadi dia tidak menyadarinya. Melihat kalau sepertinya apa yang dia katakan tidak membuat Leeteuk tersinggung, Kangin memutuskan untuk melanjutkan perkataannya.
"Tapi yang paling penting bukanlah siapa yang kau cintai ataupun siapa yang ingin kau damping. Tapi siapa yang mencintaimu dan siapa yang akan mendampingimu. Aku menyayangimu, Heechul menyayangimu, Ryeowook, Eunhyuk, Donghae, semua yang ada disini menyayangimu. Dan hal bodoh apapun yang akan kau lakukan, kami tidak akan meninggalkanmu seperti yang dia lakukan padamu" Leeteuk sudah mulai tenang dan memandang mata Kangin. Itu membuatnya tenang. Kangin tersenyum menatap Leeteuk. Perkataan dan senyuman yang Kangin berikan padanya membuat hati Leeteuk begitu tersentuh.
"Sekarang jawab aku. Apa saat kau memiliki kekasih dan kekasihmu memintamu meninggalkan kami, apa kau mau meninggalkan kami dan tidak lagi mempedulikan kami?" mendengar pertanyaan Kangin, Leeteuk langsung membelalakan matanya. Dia langsung berdiri dan benggebrak meja dengan pelan. "Jangan bodoh! kita sudah bersama selama hampir 10 tahun dan kita berdua sudah bersahabat bahkan sebelum aku mengenal anggota lainnya. Dan kau masih bertanya tentang hal itu?! dengar ya Kim Young -woon, bahkan jika aku benar-benar cinta sampai nyaris gila kepadanya dan dia meminta hal sebodoh itu, aku lebih milih memutuskannya bahkan menendang bokongnya ketimbang menurutinya!" ujar Leeteuk sedikit marah dan kecewa pada Kangin. Kangin melihat reaksi Leeteuk tersenyum lembut. Hatinya senang, bahagia, tidak terlukiskan. Betapa mulianya namja di depannya itu. Memang tidak salah dulu mereka semua memutuskan menjadikan Leeteuk sebagai leader.
"Nah, itu juga apa yang akan kami lakukan. Kami juga tidak akan pernah meninggalkan dirimu ataupun anggota lainnya. Walaupun suara tawamu seperti maniak yang psikopat, walau kau selalu menyimpan majalah porno di kolong tempat tidurmu, walau kau seorang playboy, kami akan tetap menerimamu apa adanya" Kangin ikut berdiri, kemudian memeluk kembali Leeteuk. Berbeda dengan sebelumnya, Leeteuk kini balas memeluk dan menangis. Tapi kini bukan tangisan sedih, tapi tangisan bahagia. Dia terharu dengan perkataan Kangin.
Kangin mengetahui Leeteuk menangis, langsung melepas pelukannya dan menghapus air matanya. "Jadi, berhentilah menangis. Jadilah leader yang hebat dan Hyung kami yang kuat. Cerialah, karena itulah Park Jung Soo yang kami kenal" kata Kangin. Leeteuk tersenyum dan menghapus air matanya. "Gomawo, Kangin-ah… tapi panggil Hyung mu ini Leeteuk! nama Park Jung Soo terlalu umum tahu!" rengek Leeteuk. Kangin tertawa dan mengacak-acak rambut Leeteuk. Dia begitu senang karena melihat wajahnya yang berseri dan senyuman tulusnya. Inilah Leeteuk yang dia kenal.
"Aigooo…. kami sudah menunggu kalian berdua daritadi dan ternyata kalian malah sibuk ngalor ngidul disini. Cepat ke ruang tengah! oh iya, jangan lupa bawa 3 kripik kentang dan Coca Cola yang kita beli tadi karena hari ini kita akan bermain dan begadang! Ah, iya! dan tentunya gelas!" ujar Heechul dengan cepat dan langsung kembali kabur ke ruang tengah sebelum Kangin dan Leeteuk sempat mengeluarkan protesnya dan menyuruh Heechul membantu mereka berdua.
"Aish, dasar anak itu. Tak heran kalau Donghae memanggilnya Cinderella Syndrome. Dia seperti putri saja, suruh sana suruh sini!" keluh Kangin dengan kesal. Leeteuk hanya tertawa pelan dan menumpukan badannya ke meja. "Baiklah, kalau begitu kita bawakan semua barang-barang ini padanya dan kita pastikan agar dia membayar semuanya nanti. Ok?" usul Leeteuk mengerlingkan matanya. Kangin hanya mengangguk sambil ikut tertawa. Dan dia langsung mengambil nampan dan 11 gelas kosong di atasnya.
"Baiklah. Hyung, aku akan membawa ini semua ke ruang tengah. Kau yang bawa Cola dan kripik kentangnya, ya?" kata Kangin dan Leeteuk mengangguk. Setelah memperhatikan Leeteuk yang membawa nampan itu dengan langkah pelan karena takut tersandung. Leeteuk membuka kulkas dan mengeluarkan kembali 3 bungkus kripik kentang dengan rasa yang berbeda di masing-masing bungkusnya dan mencampurnya ke satu mangkuk besar yang dia ambil dari lemari. Lalu mengeluarkan sebuah botol coca cola besar berukuran 1,5 liter. Sebenarnya, Leeteuk belum benar-benar bisa melupakan kesedihannya. Tapi untuk saat ini dia sudah benar-benar terhibur.
"Apa kau sepolos itu? terhibur dengan kata-kata saja?"
"Apa kau bisa melupakan semua kegelapan yang kau ciptakan di hatimu?"
"Apa kau benar-benar mempercayai semua kata manis yang manusia katakan padamu?"
"Bagaimana jika kau itu adalah oleh madu manis yang beracun?"
"Bagaimana jika mereka serigala berbulu domba?"
"Kau semudah itu membiarkan dirimu melekat di sarang laba-laba?"
"Tinggalkan semuanya, atau kau akan jadi pecundang"
Kaget mendengar suara asing tersebut, Leeteuk membalik badan dia semakin dikagetkan dengan sosok seorang wanita yang berambut hitam pekat yang mengkilat dan panjang, sampai menyentuh lantai. Dia memakai gaun tidur panjang dan poninya sangat panjang sampai menutup semua wajahnya. Kulitnya putih, dan terdapat beberapa lekukan di tiap sendi tubuhnya. Seperti boneka marionette.
Leeteuk memandangi sosok misterius dan mengerikan itu tanpa berkedip, dan tanpa disadari dia menjatuhkan botol cola yang dia pegang dan langsung jatuh tersungkur. Dia tidak tahu apakah sosok mengerikan itu melihat kearahnya atau tidak karena wajahnya tertutup oleh poninya yang lurus. Entah dia sudah berapa lama memandangi sosok itu, dia tidak mampu bergerak ataupun bersuara. Entah kenapa dia sangat takut, sampai lidahnya kaku. Bagi Leeteuk, satu detik terasa seperti 1000 tahun baginya. Sosok itu bergemin, tidak bergerak sama sekali.
"Hyung?"
Leeteuk merasa seperti dibebaskan begitu mendengar suara itu dan langsung menoleh ke arah pintu. Di depan pintu, Sungmin dan Ryeowook berada di sana memandangi Leeteuk dengan pandangan heran, bingung dan khawatir. Apalagi sosok Leeteuk terlihat begitu kacau. Rambutnya basah kuyup oleh keringatnya sendiri, begitu pula baju dan celananya. Kulitnya pun mengkilat karena pantulan keringat-keringat yang melekat di tubuhnya. Muka Leeteuk begitu pucat pasi, dan sepertinya Leeteuk tidak menyadari kalau ternyata dia menggigit bibirnya sendiri sampai berdarah. Untung saja dia tidak sampai mengompol. "H-hyung? kau tidak apa-apa?" kata Ryeowook dengan khawatir mencoba memapah tubuh Leeteuk yang sepertinya menjadi lemas.
"Wookie-ah! Minnie-ah! sebenarnya siapa wanita it….u?"
"HAH?"
Leeteuk tercengang melihat arah yang dia tunjuk. Sosok mengerikan tadi sudah menghilang tanpa jejak, dan yang dia tunjuk cuma sebuah ember yang berada di dekat meja counter dapur, yang di dalamnya terdapat seperangkat alat untuk bersih-bersih berwarna putih. Leeteuk mengerjapkan matanya tidak percaya. "Apa-apaan?! tidak mungkin!" pikirnya dengan panik sekaligus kebingungan. Apalagi saat Ryeowook dan Sungmin malah memandanginya dengan pandangan aneh.
"Wanita? maksud hyung kain pel ini?" ujar Sungmin mengambil kain pel di dalam ember tersebut dan menggoyang-goyangkan di atas kepalanya, seolah-olah dia memakai wig. Mulut Leeteuk menganga tidak percaya, pikirannya benar-benar kusut. Ryeowook khawatir melihat keadaan Hyung yang benar-benar kacau hanya mampu mengelus punggung Leeteuk dan berusaha menghapus keringat Leeteuk yang mengucur di menggunakan telapak tangannya.
"Hyung berhalusinasi karena kecapekan. Bagaimana jika Hyung mandi dulu? mungkin dengan berendam air hangat di bathtub bisa membuat tubuh Hyung jadi agak enakan? mereka menyediakan garam mandi beraroma terapi lho! wanginya wangi madu dan teh hijau, pasti Hyung menyukainya!" ujar Ryeowook berusaha memberi Leeteuk usul. Leeteuk masing termenung tidak percaya. Apa iya yang dia lihat hanya halusinasi? rasanya begitu nyata! tapi walau begitu akhirnya dia memandang Ryeowook dan coba memapah dirinya sendiri untuk berdiri dengan bertumpu pada counter dapur. Kakinya benar-benar lemas, pasti dia benar-benar merasa tegang tadi.
"Ya-yah, mungkin aku berhalusinasi. Aku benar-benar kecapekan hari ini. Wookie-ah, Minnie-ah, bisa kalian tolong bawakan kripik kentang dan botol Cola itu ke ruang tengah? aku ingin segera mandi sekarang! sa-sampai nanti!" tanpa mendengar jawaban dua dongsaengnya, Leeteuk tertatih-tatih melangkah keluar dari dapur dengan setengah berlari. Berkali-kali dia tersandung meja, kursi, bahkan tembok. Tapi dia tetap melangkah pergi.
Ryeowook dan Sungmin saling berpandangan. Mereka tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada Leadernya tersebut. Bisa diakui, mereka berdua sangat lelah karena latihan itu dan jadwal yang begitu padat. Tapi tidak pernah sampai jadi gila dan berhalusinasi seperti itu. Tapi, tiap orang ketika kecapekan memiliki reaksi tubuh dan pikiran yang berbeda-beda kan? jadi mereka memilih untuk tidak ambil pusing dan menuruti suruhan Leeteuk. Akhirnya mereka berdua meninggalkan dapur, dengan Ryeowook membawa cola dan mangkuk keripik tersebut sementara Sungmin membawa kresek berisi beberapa jenis permen dan cokelat.
TO BE CONTINUE
WUASTAGA GILA GUE CAPEK BANGET MASYAALLAH NGETIKNYAAAAAAA *dihajar readers*
Yak, ini adalah fanfic pertama gw yang gw upload di akun ini dan juga fanfic pertama gw tentang Super Junior. Di akun gw yang lama, gw biasanya nulis seputar Mirai Nikki ama Hetalia. Dan gw agak terbata-bata karena gw ga ngerti banyak tentang budaya korea, dunia artis dan lain-lain. Tapi semoga ga bikin fanfic ini jadi aneh. Semoga…. (mewek di pojokan)
JUJUR BANGET! tadinya gw gamau fanfic ini jadi agak noel-noel sedikit shonen-ai dan mau ngedepanin full ke horror. Tapi, kata pikiran gw kalah ama kata hati gw HAHAHAHAHAHAHA (malah tawa lagi, dasar gila). Jadinya nongol sedikit pasangan HaeHyuk di awal dan KangTeuk. Tapi gw berusaha biar fanfic ini jadi ga ada romancenya sama sekali. Semoga bisa…. semogaaaaaaa…. (makin mewek)
Tadinya sih, gw mau nulis cuma sampe pokok utamanya. Tapi sampe sini aja udah nyampe 4 ribu kata dan 9 halaman. Jadinya gw potong dulu disini. Pokok utamanya bakal gw tulis di chapter selanjutnya. Maaf ya, anggap aja part ini sekedar fanservice biasa HUAHAHAHAHAHAHA (author bosen idup).
Oh iya, makasih yang mau baca fanfic kelewat rendem ini. Author masih nubi di dunia perSUJU an+perHALLYUU an dan baru keracunan sebulan lalu. Gw bener-bener berterimakasih banget kalo kalian suka ama fanfic ini dan mau ngasih pujian, komentar, kritik dan saran kalian di bagian Review. Jika kalian suka, feel free to add to Favorite! penasaran dengan kisah lanjutannya? Follow aja fanfic ini!
Gw usahain buat update secepatnya dan gw janji pasti bakal update. Tapi maklumi ya kalau agak lama, Author beda planet soalnya. Jadinya waktunya lebih lama (ngeles banget sih thor, bilang aja nulisnya males-malesan lol). Kalo mau temenan dan kenal baik ama gw, kalian bisa PM akun gw. Atau pergi ke akun social media gw yang udah gw cantumin di profile gw. Tapi untuk Facebook maaf banget kalo gw accept nya agak lama, maklum Author agak ngefilter pertemanan di Facebook hehe…
See you later, MYAW MYAW~
