halo semua ! ini fic pertama ku di KH ! awalnya aku ragu-ragu, tapi karena menurut ku lumayan layak untuk di post ya aku coba, semoga ceritanya ga garing (amiiiinn...)
disclaimer : KH milik disney dan Squere Enix bukan milikku, aku hanya pinjem
ide cerita : Sket-dance(anime)
warning : typo,OOC,abal-abal, garing,dll
Chapter 0 : Prolog
Awal musim semi merupakan awal dimana para siswa memulai tahun ajaran baru. Para siswa saling bertegur sapa sambil membicarakan liburan mereka. Bagi sebagian murid ada yang merasa gugup karena ini merupakan awal dimana mereka memasuki sekolah yang baru. Dan bagi sebagian siswa lain, mereka sibuk memikirkan masa depan masing-masing, itu disebabkan ini merupakan tahun terakhir mereka belajar di sekolah tersebut dan akan menghadapi yang namanya ujian nasional.
Namun awal musim semi kali ini adalah waktu yang paling ditunggu-tunggu oleh salah satu siswa paling bersemangat diantara yang lain. Lelaki itu berambut blonde,bermata biru, mengenakan tas slendang berwarna biru, tak lupa dengan gelang olahraga bermotif warna papan catur. Dia bernama Roxas, nama yang aneh menurutnya. Namun dia cukup menikmati namanya tersebut.
"Awal yang indah untuk memulai hari yang baru" gumamnya sambil menyebar senyum semangat yang lebar. Roxas adalah salah satu siswa kelas 2-B dari sekolah di Twilight Town yang bernama Twilight High School. Twilight High School adalah sekolah biasa namun merupakan salah satu pilihan bagi banyak orang tua untuk memasukan anaknya ke sekolah tersebut. Banyak yang mengatakan bahwa Twilight High School telah banyak mencetak siswa yang berprestasi. Namun tidak berlaku untuk Roxas, alasan utamanya masuk Twilight High School karena dekat dengan rumahnya.
"Cih ! gue bakalan telat..." Roxas pun berlari secepat mungkin menuju sekolah.
Jam Istirahat
"Yo Rox ! tumben telat... ada apa ?" Salah satu siswa perempuan menegur Roxas yang sedang duduk lemas karena mendapat hukuman.
"Karena bus yang gue naikin datengnya telat" jawan Roxas lemas.
PLAAK ! "Ayo dong semangat dikit !" Katanya sambil menepuk keras pundak Roxas.
"AAWW... bisa pelan dikit ga sih ? Nam... walaupun kau cewe tapi tenagamu seperti preman pasar" Roxas yang lemas itu pun menjadi kesakitan karena tepukan keras dari perempuan yang dipanggilnya 'Nam' tadi. Perempuan itu bernama Namine, walaupun dia perempuan tapi memiliki kekuatan lelaki. Beramput putih dan berwajah pucat adalah topengnya untuk mengibul para penjahat. Sudah 5 pencuri yang dia tangkap, karena perbuatannya itu dia menjadi asisten polisi di daerah Twilight Town.
"Kita keruangan klub yuk ! Riku sudah disana sejak bel berbunyi" kata Namine merasa tidak bersalah atas perbuatannya tadi.
"Ga ada kata MAAF ? dasar preman.." BUGH ! sebuah pukulan keras dari Namine sukses membuat Roxas tersungkur lemah. Roxas yang masih tersungkur itu pun diseret oleh Namine dengan paksa.
Ruang klub
BRAAAKK "Yahooo... Riku ! sedang apa nih ?" teriak Namine sehabis menggeser pintu dengan kerasnya.
Riku adalah lelaki berambut sama seperti Namine namun lebih gelap dikit. Dia mengenakan rompi abu-abu dan sedang bermain dengan komputernya.
CTEK CTEK CTEK "Ho..ho..ho.. Namine... kau mendapatkan mangsa yang bagus kali ini" selama ini Riku selalu berkomunikasi dengan komputer atau laptopnya. Untuk suatu alasan dia tidak mau bersuara. Karena itu, kemampuan mengetiknya sangat cepat dan sering dijuluki Ketikan Dewa oleh Roxas. Riku sangat lihai dalam mendapatkan informasi dari itu yang penting sampai informasi yang tidak penting.
"Mangsa !? oh maksudmu dia ?" sambil menunjukan Roxas yang dia seret. "Dia dateng telat hari ini, karena wajah begonya itulah yang membuat dia seperti ini" Namine pun masuk dan melempar (?) Roxas kearah bangku yang panjang dekat jendela. Dan sepertinya meleset.
BRAK BRUK ! Roxas terjatuh dengan kerasnya dan menabrak jendela. Untungnya jendelanya hanya retak dikit(?).
"HEI ! bisa kah kau lembut dikit ?" Roxas pun babak belur, dia pun bersusah payah untuk berdiri.
CTEK CTEK CTEK "Yo ketua. Ayo kita mulai upacara pembukaanya" kata Riku.
"Ya kau benar" Roxas akhirnya berdiri. Roxas pun mengambil ancang-ancang untuk berpidato. "Hari ini. Kita telah memasuki tahun ajaran baru. Tahun kedua kita berada di Twillight High School. Tahun ini kita akan memulai misi kita yang telah di rancang selama liburan kemarin. Yaitu, Membantu dengan segenap hati kita kepada siswa yang sedang dalam masalah tanpa memandang status sosial dan fisik siswa. Dengan ini klub KEN. Kindness, Encourage dan Necessary. Kemurahan hati, Pemberi dukungan dan Diperlukan, akan melakukan tugas mulianya mulai dari hari ini" teriak Roxas dengan semagat.
Namine dan Riku pun bertepuk tangan dengan meriah.
"OI Riku.. berapas sih nilai bahasa inggris Roxas ?" bisik Namine.
CTEK CTEK CTEK "Kau tidak akan percaya jika aku kasih tau".
"Ah ya sudah, yang penting niatnya baik".
CTEK CTEK CTEK "Ya kau benar".
Chapter 1 : Tangkap Hewan itu !
Ruang klub, Pulang Sekolah
*menguap* "Bosaaaaaannn..." keluh Roxas yang sedang santai-santai di bangku sambil melipat beberapa origami.
"Sudah 3 hari sejak terbentuknya klub ini belum ada yang dateng" tambah Namine yang sedang membuat teh.
"Padahal kita sudah membuat poster, untungnya gue yang buat poster itu. Jadinya gratis" Roxas dan Namine menghebus napas panjang.
CKELK tiba-tiba terdengar suara orang membawa acara, ternyata Riku sedang menyalakan televesi yang dia bawa 2 hari lalu.
"Rikuuuu... sedang apa kau ?" tanya Roxas sambil mendekati Riku.
CTEK CTEK CTEK "Sedang menonton acara hewan, Majikan dan Peliharaan" katanya dengan sedikit nada meledek. Kali ini Riku menjawab dengan laptop yang di pangku.
"Apaan nadamu itu ? tentu aku tau acara itu" sambil memukul pelan Riku. "Gue baru tau kalo lo suka acara kaya giniaan"
CTEK CTEK CTEK "Majikan dan Peliharaan, merupakan acara top ten tahun ini, karena membahas mengenai hewan secara mendetail. Dari lahir hingga dia mati"
"Yang bener ? apa ga kelamaan ?" sewot Namine.
CTEK CTEK CTEK "Bahkan cara mereka berkembang biak pun diliatin" kali ini Riku menggunakan nada perempuan genit.
"Hentikan Riku. Kau membuat ini menjadi hal yang menyimpang" kata Roxas.
"Hei hei hei... bayangkan jika pembudakan masih ada, apa akan ditayangkan ?" kata Namine antusias.
"WOI WOI sudah hentikan komedi mesummu itu !" teriak Roxas.
Acara dilanjutkan dengan seorang wanita gendut yang sedang menjelaskan hewan peliharaannya yang berupa babi kecil. Wanita itu menjelaskan cara memandikannya, cara memberi makan, bahkan cara yang tepat untuk membuat dia berguling-guling.
"Apa-apaan orang itu ? membagikan informasi yang ga penting" komentar Roxas sambil menyilangkan kedua tangannya.
"Wanita itu tampak mirip dengan peliharaannya" kata Namine.
CTEK CTEK CTEK "Namun kebanyakan yang memlihara babi saat ini wanita berbadan besar" Riku memberikan informasi yang kurang penting.
"Bayangkan jika ada yang memelihara babi namun orangnya cantik" kata Roxas yang masih serius mendengar pembawa acara tadi menjelaskan cara babi untuk berguling-guling.
"Aku mau koq memelihara babi" kata Namine.
"Hahahahahaha... secara tidak langsung lo mau mengatakan bahwa lo cantik kan ?" sewot Roxas dengan nada meremehkan. "Itu jelas tidak mung—" BUGH ! sebuah pukulan keras dari nampan yang Namine pegang tepat mengenai kepala bagian belakang Roxas.
CTEK CTEK CTEK "Aneh bunyinya BUGH bukan PLANG" kata Riku.
Di saat yang sama mereka mendengar kegaduhan dari luar ruangan, suara itu sedikit keras dan hampir bisa terdengar dengan jelas.
"Ada apa sih ?" tanya Namine.
"Suaranya tidak begitu jauh mungkin daerah sini" Pikir Roxas. "Riku !"
CTEK CTEK CTEK dengan cekatan Riku langsung membuka denah sekolah dan mencari nama ruangan di sebelah ruangan klub. "Sebelah kanan kita adalah lab IPA dan sebelah kiri kita adalah Klub Softball perempuan biasa ganti baju"
"Kemungkinan besar Klub Softball yang membuat keributan, namun gue baru tau klo sebelah raungan ini Ruang ganti Klub Softball" Roxas berpendapat.
"Ruangan ini luasnya secara kedepan makanya kecil, namun untuk ruangan lain luasnya menyamping, secara besar ruangan ni sudah jarang dipake" kata Riku. Tak lama keributan semakin keras dan semakin ripuh.
"Nam ! coba periksa gih ruang sebelah kami ikuti lo dari belakang" perintah Roxas. Namine mengangguk pelan dan mereka bertiga pergi melihat ruangan sebelah. Dan benar ruang klub Softball sedang ada keributan. Roxas memberi kode untuk mencoba masuk. Tak lama setelah itu, sebelum Namine memegang gagang pintu, pintunya sudah tergeser dan keluar seorang perempuan sambil berteriak.
"Gawat pintunya terbuka, cepat halangi pintu atau tutup pintunya !" perintah seseorang dari dalam, namun sebelum pintu itu tertutup, tiba-tiba keluar mahluk kecil berkaki empat berlari dengan cepat menghindari kejaran dari para siswa perempuan.
"BABI !?" Namine, Roxas dan Riku pun kaget melihat mahluk yang berlari tadi.
"Ketua kita gagal mendapatkannya" kata perempuan yang tadi mengejarnya.
"XION ! kenapa dia bisa menjadi liar begitu ?" kata perempuan yang mungkin seorang ketua klub Softball.
"Aku tidak tau, tadi biasa saja saat aku tinggalkan dia di sini sebentar. Namun setelah kita kembali kesini dia menjadi liar" kata perempuan berambut hitam pekat yang tadi berteriak keluar.
"Bisa gawat klo kepala sekolah, guru atau anggota OSIS tau. Lebih baik kau temukan babi itu secepatnya"
"Ba-baik ketua, aku pergi dulu" Xion pun pergi kearah babi itu berlari.
"Hei" kata Roxas tiba-tiba. "Kita dapat tugas nih. Ayo pergi !" Roxas pun menyusul Xion yang sudah pergi jauh di ikutin Namine dan Riku.
Lapangan Softball
"Aduuuh dimana sih dia ?" keluh Xion yang dari tadi berlarian mencari babi tadi.
"Hei, perlu bantuan ?" tiba-tiba Roxas datang dari belakang Xion yang sukses membuat Xion kaget.
"Kalian kan yang tadi ada di depan ruang klub ?"
"Ya itu kami, tadi kami melihat kalian mengejar babi, sepertinya kau butuh bantuan jadi kami datang kesini" jelas Roxas.
"Cih ! si Roxas sok keren" cetus Namine.
"Ga usah ! aku bisa sendiri koq" bantah Xion.
"Sudahlah serahkan pada kami. Riku kau cari di dekat gerbang sekolah, Namine kau cari sekitar gudang dan aku akan mencarinya sekitar lapangan" Namine dan Riku pun mneyebar sesuai yang diinstruksikan.
"Hei ! kan aku bilang ga usah, jadi ngerepotin"
"Siapa bilang ngerepotin, kami iklas koq"
"Tapi bagaimana caranya ? babi itu kan kecil dan bisa saja dia sudah keluar sekolah ini"
"Percayalah klo dia belum keluar" kali ini Roxas sedang mengelilingi lapangan.
"Bagaimana kau bisa memiliki kepercaya sebesar itu ?" tanya Xion yang dari tadi berusaha membuat Roxas berhenti.
"Biar aku jelaskan. Jika yang kau katakan bahwa babi itu sudah keluar, maka penjaga gerbang ataupun anggotan OSIS pasti menemukannya dan membuat pengumuman. Karena pertemuan OSIS dilaksanakan kurang lebih jam empat sore, atau bahkan jam setengah empat. Namun sekarang masih jam tiga sore, jadi masih ada OSIS yang menjaga" jelas Roxas kepada Xion.
"Lalu, babi. Babi adalah mahluk yang biasa tingal dekat lumpur, jadi dia pasti ada di sekitar tempat yang berpasir yang terkena air ataupun hujan. Dan kenapa dia menjadi liar ? itu karena baju softball kalian yang penuh pasir sehabis latihan. Karena penciuman mereka tajam, bisa jadi dia berada di sini"
"Tapi, hari ini ga hujan, bahkan kemarin pun ga hujan" Xion mengeluarkan pendapatnya.
"Apa kau tidak memperhatikan sekelilingmu ? lapangan softball hampir dikelilingi oleh pohon kecil, sebagai tempat istirahat para siswa. Setiap sore ada penjaga kebun yang menyiram pohon-pohon tersebut. Jika kau perlu bukti ikut denganku kearah pohon-pohon itu" Roxas pun pergi kearah pohon-pohon kecil dibalik pagar pembatas yang biasa berada di lapangan softball. Dan benar setelah beberapa lama mencari, terdengar suara babi di balik salah satu pohon yang penuh dengan lumpur. Dan Xion pun mengambil babi itu dan memeluknya.
"Gile nih cewe... cantik-cantik melihara babi, terlebih lagi meluk babi yang masih berlumpur" batin Roxas.
Mereka berdua pun balik keruangan klub, di sana sudah ada Namine dan Riku yang kembali menonton televisi, namun kali ini menayangkan anime berjudul ONE PIECE.
"Semuanya terima kasih banyak" kata Xion sambil membungkukkan badannya.
"Sudahlah ga apa-apa. Itu memang tugas kami" kata Roxas malu-malu. "Oi Nam ! siapin teh dong !" bisik Roxas kepada Namine yang semenjak bertemu Roxas langsung cemberut.
"Jadi kalian adalah klub pembantu para siswa ?" tanya Xion sambil duduk di bangku yang membelakangi jendela.
"Yaa... bisa dibilang begitu. Tapi boleh bertanya ? apa benar itu hewan peliharaanmu ?" tanya Roxas.
"Bukan, ini milik temanku, dia sedang sibuk sekarang"
"Sibuk ? memang apa kegiatannya ?" kali ini Namine yang bertanya sambil membagikan tehnya.
"Ah terima kasih. Dia anggota cheersleader" WUUUUSSSSHH Roxas dan Riku langsung pergi ke pojokan dan berbisik-bisik.
'Riku gimana pendapatmu ?' bisik Roxas.
ctik ctik ctik 'Anak cheers melihara babi ? mungkin dia biasa saja' jawab Riku.
'Aku membayangkan klo yang punyanya gendut seperti yang di tv tadi'
ctik ctik ctik 'semoga bayanganmu salah'
"Anooo... apa yang kalian bisikan ?" tanya Xion.
"Jangan dipikirkan Xion. Mereka adalah duo mesum, pasti sedang memikirkan pemilik babi ini" jawab Namine.
"Oh ya, kau Namine-san ?" tanya Xion kepada Namine.
"Namine-san ? ah ya aku Namine, Namine Blake"
"Benarkah ? kau sering dibicarakan oleh teman sekelasku karena kau sering mendapat nilai olahraga yang tinggi"
"Ah tidak juga" kata Namine malu-malu.
'Xioooonnn... jangan percaya, aslinya sih ibl—' bisik Roxas. "Tu-tung—tunggu Nam ! bercanda koq, bercanda, jangan di lempar" Roxas pun berlarian karena Namine sudah mengangkat salah satu bangku dan siap untuk di lempar.
ctik ctik ctik "Selamatkan laptop dan Komputer" kata Riku sambil merapihkan barangnya.
"RIKUUU ! tolong aku—" WUUUUUSSSSHHHH sebuah bangku melayang dihadapan Roxas dan hancur setelah menganai pintu. "AAAAAaaaa TOLOOOONG !" Roxas pun melanjutkan larinya.
Xion dan Riku saling tertawa melihat tingkah laku Roxas dan Namine seperti Anjing dan Kucing. Ruangan klub sudah seperti terkena badai dahsyat, Roxas dan Namine kelelahan karena berlarian di ruang klub.
CTEK CTEK CTEK "Hei kalian ! cepat bangun dan bereskan tempat ini" perintah Riku.
"Biar aku ikut bantu" kata Xion sambil menaruh babi itu di pojokan.
5 Sore
"Ayo pulang, anggota OSIS pasti sudah pulang" ajak Roxas sambil menaruh dus terakhir di pojokan ruangan klub.
"Ternyata sudah jam segini, Xion bareng yuk ! seorang gadis pulang sendiriankan bahaya" ajak Namine kepada Xion.
"Bahaya ?, pale lu bahaya ! kau kan punya tenaga preman, pasti semua orang takutlah sama kau" ejek Roxas.
"What do you say Roxas ?" tanya Namine sambil mengacungkan tinju kearah dagu Roxas.
"OKE OKE ! aku tarik lagi perkataanku" kata Roxas sambil bercucuran keringat. Namine pun menarik tinjunya dan menarik Xion untuk pulang.
"Oh ya, Roxas. Pemilik dari Bonny akan ke sini, kau kasih dia ya, maaf merepotkan Daaaaahh !" kata Xion sambil pergi menjauh dan menghilang.
"Bonny ?! mungkin maksudnya babi itu" pikir Roxas. "Oi Riku tinggal kita berdua nih. Nah loh Riku ? kau kemana ?" Roxas mencari Riku yang tiba-tiba menghilang, dan Roxas menemukan sebuah kertas yang bertuliskan.
"Ada barang yang harus ku beli, yaitu Action Figure Luffy ONE PIECE, jadi pulang duluan, RIKU" Roxas membacakan surat itu dengan keras. "DASAR OTAKU !" Roxas pun mengambil tas slendangnya dan mengunci ruang klub. Dia pun berdiri melihat ruang klubnya, Sebuah sloga klub "KEN, ketajaman dalam membantu anda".
"Akhirnya impianku untuk membantu orang terwujud juga" gumam Roxas.
"ROXAAASSS !" tiba-tiba seseorang memanggil namanya. Dia sedang berlari dengan mengenakan kostum berwarna orange terang.
"Kairi ? kenapa kau berlarian di lorong ?" tanya Roxas.
"Bu-bukannya aku bermaksud memanggilmu, aku hanya mau mengambil Bonny" teriak Kairi.
"Tsunderenya keluar" batin Roxas. "Jadi babi ini milikmu ? ga nyangka kau bakalan melihara babi"
"Apa maksudmu ? terserah aku dong !" sambil mengambil Bonny dengan kasar.
"Kau sudah selesai dengan cheers-nya ?" tanya Roxas.
"Klo belum selesai mana mungkin aku kesini, dasar bego !"
"Oh bener juga, maaf klo begitu. Mana tasmu ?"
"Ah ya kau bener, tunggu aku, aku mau ambil tasku dulu" Kairi pun berlari dan tiba-tiba berhenti. "Bu-Bukan maksudku untuk pulang bersamamu" teriak Kairi.
"Ya ya aku tau, ku tunggu kau di gerbang sekolah" Roxas pun pergi ke gerbang sekolah dan menunggu Kairi.
TO BE CONTINUE
Gimana fic-nya ? garing ? aneh kah? mungkin alurnya kecepetan karena masih kurang ide untuk cerita ini, akan ku coba untuk chapter 2-nya lebih tertata
mohon kritik dan sarannya
