Jika kalian tidak suka genre boys love atau YAOI, aku harap kalian tidak usah baca. Aku ga mau ada bash atau flame lagi seperti yang dilakukan beberapa reader pada salah satu fanfic-ku yang udah aku hapus. Thanks buat pengertian kalian.
WITH COFFEE
Author: yuunicorn
Genre: boys' love, fluff, romance,
Rating: PG
Pairing: ChanBaek
Cast:
Park Chanyeol
Byun Baekhyun
Rest of EXO members
Di salah satu sudut kota Seoul ada sebuah kedai kopi yang cukup mempunyai nama. Disana menyajikan berbagai macam minuman yang terbuat dari racikan kopi pilihan berkualitas tinggi dan cakes and pastries sebagai makanan pendamping. Banyak pengunjung yang datang kesana karena memang cita rasa hidangan yang kedai kopi itu sajikan sangat enak. Selain itu, tata ruang dan suasana yang diciptakan membuat pengunjung betah untuk berlama-lama menghabiskan waktu mereka disana. Sebenarnya tak hanya itu yang menjadi daya tarik dari kedai kopi tersebut. Pengunjung yang datang kesana akan berkesempatan melihat ketampanan para pegawai disana yang keseluruhannya adalah laki-laki. Yups, itulah sedikit penjabaran tentang kedai kopi ternama yang orang kenal dengan nama XOXO – de coffee shop.
Dan seperti hari-hari biasanya, XOXO – de coffee shop selalu ramai, terlebih hari ini adalah weekend. Pengunjung akan membludak dua kali lipat, membuat para pegawai disana bekerja extra. Meskipun lelah, mereka tetap bekerja dengan profesional. Mereka tidak mengeluh sedikit pun dan tetap memberikan senyum terbaik mereka saat melayani pengunjung. "Meja 12. Satu hot cappuccino. Satu caramel pancake," Kai – salah seorang pelayan disana yang memiliki kulit eksotis dan berwajah tampan itu menyerahkan daftar pesanan kepada Luhan – pemuda imut yang berdiri di loket kaca yang memang bertugas sebagai kurir yang menyampaikan pesanan kepada sang barista dan patissier, kemudian mentransfer daftar pesanan tersebut pada kasir untuk ditotal bill-nya.
"Meja 5. Empat espresso. Tiga cheese muffin. Satu rainbow cake," datang lagi satu pelayan membawa pesanan kepada Luhan.
"Okay, Tao," Luhan menerima daftar pesanan dari Tao – pelayan berperawakan tinggi dengan paras manis, meskipun terdapat garis hitam dibawah matanya. Setelah menerima beberapa pesanan dari beberapa pelayan, Luhan kemudian berjalan menuju coffee counter bar yang berjarak sekitar lima langkah dari tempatnya. "Yeol," panggil Luhan pada pemuda tinggi dibalik counter bar tersebut yang sedang berkutat dengan racikannya. Dialah sang barista – Chanyeol.
"Tempel saja disitu, baby Lu. Aku sibuk," Chanyeol menyahuti tanpa mengalihkan perhatiannya, hanya menggerakkan telunjuknya kearah papan tempel yang ada didekat coffee maker. Luhan memutar bola matanya malas mendengar Chanyeol yang selalu memanggilnya seperti itu – menganggapnya seperti bayi mungil, tetapi dia tetap menempel daftar pesanan sesuai urutan.
"Kyungsoo," kemudian Luhan beranjak ke counter bakery yang bersebelahan dengan counter bar Chanyeol. Seorang pemuda manis dengan mata belok muncul, kemudian langsung menerima daftar pesanan yang diberikan Luhan. "Jangan lama, okay?"
"Beres!" Kyungsoo menyahuti. Setelahnya dia segera menyiapkan cakes maupun pastries yang dipesan.
.
.
.
"Oh – Byunbaek boss!" seru Sehun – pelayan berwajah kekanakan dengan rambut berwarna rainbow yang sangat mencolok, saat tak sengaja melihat boss mereka yang masih berada di luar kedai. Segera Sehun menggeret Minseok untuk menyambut boss mereka.
"Selamat datang, Byunbaek boss," Sehun dan Minseok menyambut dengan serempak, membuat boss mereka yang sebenarnya bernama Byun Baekhyun itu tersenyum geli. Byunbaek boss sendiri adalah panggilan yang diberikan para pegawainya disana.
"Sudah berapa kali aku katakan? Panggil aku Baekhyun. Kita sepantaran," Baekhyun menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu masuk dan memperhatikan seisi kedai miliknya. "Kalian memang luar biasa," Baekhyun memuji kinerja para pegawainya dihadapan Sehun dan Minseok. Dia tidak menyangka kedai kopi miliknya bisa berkembang pesat seperti saat ini.
"Siapa dulu dong pegawainya?" Sehun narsis, diamini dengan anggukan Minseok. Baekhyun terkekeh.
"Dan siapa suruh kalian enak-enakan disini? Sana kerja!" sebuah suara menginterupsi, membuat tiga pemuda itu menoleh. Disana ada seorang pemuda berperawakan tinggi dan tampan dengan rambut blonde terang yang tengah menghampiri mereka. Dia mendecak saat sudah berada disebelah Sehun dan Minseok. "Sana kerja!" perintahnya lagi sebelum mengalihkan perhatiannya pada Baekhyun.
"Sorry, boss. Aku baru selesai memeriksa laporan persediaan bahan," Pemuda itu meminta maaf.
"Tak apa, Kris," Baekhyun memaklumi pekerjaan Kris sebagai manajer disana. Semua tugas dia serahkan pada pemuda tampan itu sehingga Baekhyun hanya tinggal menerima hasil laporannya.
"Boss mau pesan sesuatu?" Kris menawarkan saat mereka berjalan menuju tempat favorit Baekhyun – meja nomor 21 yang terletak di pojok belakang kedai yang juga tak jauh dari coffee counter bar. Baekhyun tak langsung menjawab. Dia mengambil tempat terlebih dahulu, kemudian melirik sekilas kearah coffee counter bar.
"Frappuccino, please," Kris mengangguk, lalu meninggalkan Baekhyun menuju tempat Chanyeol berada.
"Yeol, frappuccino untuk Byunbaek boss," Kris memesankan langsung pesanan sang boss. Chanyeol berhenti sesaat, lalu menoleh kearah meja 21. Disana ternyata Baekhyun tengah memperhatikannya. Segera Chanyeol kembali pada pekerjaannya yang tanpa disadarinya membuat Baekhyun cemberut.
"Okay. Sebentar lagi akan kubuatkan. Masih banyak pesanan yang harus kuselesaikan," Chanyeol memberitahu. Kris tak mempermasalahkannya. "Oh ya, pesankan pancake madu untuk boss," Chanyeol meminta tolong pada Kris yang hendak pergi. Si manager tampan itu mendecak, membuat Chanyeol mengangkat kepala menatapnya. "Apa?"
"Dasar kau ini, bilang saja kau peduli. Jangan sok cuek," tukas Kris, tetapi Chanyeol tidak menyahuti. "Kau tidak lihat si boss cemberut?"
"Lalu aku harus bagaimana? Tidak mungkin aku melalaikan pekerjaanku hanya untuk – ah sudahlah. Kau temani dia dulu," Chanyeol urung melanjutkan perkataannya.
"Oh ayolah. Lagi pula masih ada Suho yang bisa meng-handle pekerjaanmu," Kris coba memberi alasan agar Chanyeol bisa meluangkan waktu untuk boss mereka. Well – semua pegawai di XOXO – de coffee shop tahu hubungan Chanyeol dan boss mereka. Byunbaek boss mereka dan si barista tampan itu adalah sepasang kekasih. Biar begitu, mereka berdua tetap bekerja profesional. Mereka akan menjalankan peran mereka sebagai boss dan pegawai saat bekerja. Namun ada kalanya Baekhyun protes karena Chanyeol lebih memilih menghabiskan weekend dengan bekerja daripada dengannya. Dan itulah sebabnya setiap weekend meja nomor 21 selalu bertanda reserved karena Baekhyun akan datang kesana untuk sekedar melihat kekasihnya yang sedang bekerja.
"Baby Luuuuuuu~" tiba-tiba Chanyeol memekik memanggil Luhan, membuat pemuda imut itu kaget dan hampir terjungkal dari kursinya. Luhan dengan wajah kesalnya menghampiri Chanyeol.
"Apa? Kau hampir membuatku jatuh, bodoh!" kesal Luhan. Chanyeol terkekeh tanpa melihat kearah Luhan. Dia sibuk melakukan latte art. "Eh? K-kris?" Luhan baru tersadar dengan keberadaan si manager yang sejak tadi memperhatikannya. Kris segera berdehem untuk menghilangkan gugupnya karena ketahuan sedang memperhatikan pemuda imut itu.
"Ha-hai Xiao Lu," sapa Kris diikuti senyum kikuk. Luhan yang tadinya kesal, jadi tersenyum.
"Nah, baby Lu. Tolong urus manager kita ini karena dia sejak tadi mengganggu pekerjaanku," celetuk Chanyeol yang baru saja menyelesaikan latte art pada satu cangkir. Ditatapnya Kris dan Luhan bergantian. Chanyeol tertawa dalam hati karena senang menggoda dua rekannya yang sebenarnya saling suka, tetapi malu untuk mengakuinya itu.
"Aku ke Byunbaek boss dulu," Kris berbalik.
"A-aku juga kembali ke tempatku" Luhan pun kembali ke tempatnya.
Chanyeol tersenyum puas karena akhirnya Kris tidak lagi mengusiknya. Jadi, dia bisa lebih berkonsentrasi melakukan pekerjaannya. "Yo, Jongdae! Antar ini ke meja nomor 10," perintah Chanyeol saat Jongdae baru saja melintas didepannya. Dia letakkan secangkir cappuccino diatas nampan yang Jongdae sodorkan padanya. "Hati-hati. Jangan sampai tumpah," Chanyeol memperingatkan,
"Tenang saja, Yeol,"
.
.
.
"Yixing, tolong gantikan aku sebentar. Aku mau mengantar pesanan Byunbaek boss," Kyungsoo meminta tolong pada Yixing yang berada di dapur setelah menyiapkan pesanan Baekhyun. Yixing muncul dari dapur sambil mengaduk adonan muffin.
"Okay," Yixing menjawab singkat. Kyungsoo pun bergegas mengantarkan pesanan Baekhyun. "Ah – Suho, tolong taruh ini di dapur," Yixing meminta tolong saat Suho hendak masuk ke dalam dapur. Pemuda yang tak lebih tinggi dari Yixing itu berhenti dan berbalik untuk mengambil adonan dari Yixing. "Terima kasih,"
"It's okay, manis," Suho mengedipkan sebelah matanya – bermaksud menggoda Yixing yang memang berwajah manis menurutnya.
"Hey, hey, jangan menggodanya. Cepat kembali kesini," Chanyeol yang berada di counter bar-nya berkacak pinggang sambil menegur Suho.
"Kau ini mengganggu saja," Suho mendecih, membuat Chanyeol melotot.
"Kau bilang apa? Kau tidak lihat Byunbaek boss dari tadi cemberut karena aku belum selesai juga?"
"Salahmu sendiri!"
"Kau – "
"Yeol, sudah," Yixing menengahi, lalu cepat menyuruh Suho kembali ke counter bar Chanyeol setelah dari dapur. "Lebih cepat kau selesaikan pekerjaanmu, lebih cepat kau bisa bersama boss, kan?"
"Tinggal satu cangkir latte lagi kok. Dan suruh si pendek itu cepat kembali untuk menggantikanku," Yixing mengangguk meyakinkan. Setelah itu Chanyeol dengan cekatan menyelesaikan pekerjaannya. Sesekali Chanyeol melirik kearah Baekhyun. Dia bisa melihat boss-nya itu tampak bosan menunggunya. "Nah, selesai juga," akhirnya Chanyeol menyelesaikan satu cangkir terakhir, kemudian menyuruh Sehun untuk mengantarkannya kepada si pemesan.
Setelah itu, Chanyeol mengambil dua buah cangkir dan mulai membuat cappuccino latte untuk dirinya dan Baekhyun. Dengan cermat dan hati-hati dia melukis wajah cantik si boss dan wajahnya sendiri diatas cappuccino tersebut. Tak membutuhkan waktu lama Chanyeol sudah menyelesaikan latte art-nya, lalu membawa dua cangkir itu menuju meja Baekhyun. "Maaf lama," Chanyeol meminta maaf setelah menyimpan dua cangkir itu diatas meja, lalu mengecup pipi si boss yang jadi merona setelahnya sebelum mengambil tempat di hadapan Baekhyun.
"Aigoo, kau tidak malu dilihat banyak orang?" protes Baekhyun.
"Untuk apa aku malu? Kau kekasihku," Chanyeol menjawab dengan santai sambil menyodorkan secangkir cappuccino dengan lukisan wajahnya kepada Baekhyun. "Spesial untukmu," lanjutnya memberitahu. Baekhyun terkesan melihat karya latte art sang kekasih.
"Beautiful," puji Baekhyun sembari menghirup aroma cappuccino yang menguar dari cangkir miliknya.
"Tentu, tapi tak secantik dirimu," Chanyeol mengerling pada Baekhyun, kemudian mengikuti apa yang barusan Baekhyun lakukan – menghirup aroma cappuccino miliknya.
"Dari mana kau belajar menggombal seperti itu?" ledek Baekhyun. Chanyeol terkekeh. "Eh? Itu aku?" lanjut Baekhyun saat melihat latte art di cangkir Chanyeol adalah lukisan dirinya. Chanyeol tersenyum manis.
"Cantik, kan?" Baekhyun tersipu, tetapi mengangguk membenarkan. Latte art Chanyeol memang latte art seorang barista profesional – sangat indah dan menawan. "Tapi seperti yang kubilang tadi, yang asli lebih cantik," Chanyeol menggombal lagi. Baekhyun memutar bola matanya malas.
Setelahnya tak ada lagi pembicaraan diantara mereka. Masing-masing menikmati suasana tenang diantara mereka. Chanyeol dan Baekhyun hanya saling menatap dan tersenyum seolah mengerti pikiran masing-masing. Satu tangan Chanyeol meraih tangan Baekhyun dan menggamitnya. "Apa kau tidak bosan?" celetuk Chanyeol tiba-tiba.
Baekhyun mengerutkan kening, "Maksudmu?"
"Setiap weekend selalu kau yang datang menghampiriku. Sedangkan aku sendiri memilih berkutat dengan kopi-kopi itu dan membiarkanmu menunggu berjam-jam sampai aku selesai," ujar Chanyeol dengan memberikan sedikit remasan pada tangannya Baekhyun yang digamitnya saat dia bicara. Baekhyun jadi terenyuh mendengar penuturan sang kekasih. Baekhyun balas memberikan remasan, bahkan dia tanpa sungkan menggenggam tangan Chanyeol dengan kedua tangannya dan menatap lamat-lamat ke dalam kedua bola mata sang kekasih.
"Memangnya kau pikir berapa lama aku melakukan kebiasaan ini, hm? Kalau aku bosan, sudah kutinggal kau dari dulu, kalau perlu memecatmu," jawab Baekhyun dengan tenang, lalu melepas gengggaman tangannya pada Chanyeol untuk menikmati cappuccino-nya.
"Ah – Byunbaek boss, betapa aku mencintaimu!" tiba-tiba Chanyeol berdiri dan berseru keras, membuat pengunjung disana mengalihkan perhatian kepada mereka berdua. Para pegawai yang ada disana hanya menggeleng-gelengkan kepala mereka.
"Ya, Park Chanyeol! Apa yang kau lakukan?" Baekhyun menjadi salah tingkah dengan kelakuan Chanyeol. Sedangkan pemuda tampan itu hanya tersenyum lebar, lalu beranjak menghampiri Baekhyun dan berlutut dihadapannya. "Ye-yeol?" Baekhyun tampak gugup.
"Byunbaek – ah, tidak-tidak," Chanyeol menggeleng-gelengkan kepalanya. "Byun Baekhyun, will you marry me?" ucapnya kemudian dengan mantap dan sebuah cincin ditangannya. Baekhyun terkesima. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Ini terlalu mendadak untuknya. "Baekhyun?" panggil Chanyeol karena Baekhyun malah terdiam.
"Terima. Terima." tiba-tiba Kai berteriak memberi dukungan, sekaligus memprovokatori pegawai lainnya untuk melakukan hal yang sama.
"Byunbaek boss, terima saja," Sehun ikut menimpali. Tak lama terdengar dukungan untuk Chanyeol dari seluruh sudut kedai, baik dari pegawai maupun pengunjung yang ada disana.
"Terima. Terima. Terima. Terima…"
Baekhyun belum juga mengeluarkan suara, tetapi dari tatapan matanya, Chanyeol bisa melihat kebahagiaan di dalam mata sang kekasih. "Tak perlu kau jawab, aku sudah tahu jawabannya," celetuknya cepat dan tanpa peringatan langsung menyematkan cincin di jari manis Baekhyun. "Terima kasih sudah menerimaku," ucapnya dengan percaya diri.
PLETAK!
"Ouch! Kenapa kau menjitakku, Byunbaek?" protes Chanyeol sambil mengusap kepalanya.
"Bodoh! Aku kan belum menjawabnya," Baekhyun balas memprotes, tetapi setelahnya menarik Chanyeol ke dalam pelukannya.
"Kelamaan sih," sahut Chanyeol yang balas memeluknya.
"Aish, menyebalkan!" Baekhyun menggigit pundak Chanyeol karena kesal. "I love you," imbuhnya.
"I love you, too."
"Marry me?" Baekhyun bertanya setelah melepas pelukannya.
Chanyeol mengangguk pasti, "Marry you," balasnya dengan diakhiri sebuah kecupan lembut dan diikuti sorak sorai seluruh pengunjung dan pegawai kedai.
THE END
