"Padahal aku bilang pada mereka tidak begitu ingin diantar. Tapi aku tidak menyangka kalau mereka benar-benar tidak datang sungguhan"
"Sebenarnya kau ini ingin diantar oleh mereka"
"Mereka memang polos yah"
"Aku yakin mereka akan merasa kesepian"
"Jaga diri ya"
"Ya!"
Rekan-rekan satu tim Kiyoshi mengantarkan Kiyoshi sampai bandara di waktu Kiyoshi yang tak lama lagi akan meninggalkan Jepang untuk operasi dengan diantar oleh Alex. Koganei, Riko, Tsuchida, dan Izuki mengucapkan kata-kata perpisahan.
"Jika operasinya sukses, masa pemulihannya akan bergantung pada masa rehabilitasinya. Tenang saja, Kiyoshi akan segera bejumpa dengan mereka lagi"
Hyuga yang sedari tadi diam akhirnya berniat buka suara juga. Ia menghampiri Kiyoshi dan tersenyum.
"Kami akan menunggumu"
Kiyoshi hanya tersenyum. Tak lama, rekan-rekannya pamit dan meninggalkan Kiyoshi beserta Alex disana.
Sebelum berangkat, ia menghampiri seseorang yang sedari duduk namun tak menyapanya. Entah karena memiliki harga diri yang tinggi atau karena memang pemalu.
"Aku tahu kau disana, Hanamiya"
Yang dipanggil oleh Kiyoshi hanya memalingkan wajahnya untuk menghindari menatap wajah Kiyoshi.
"Hehe. Tidak perlu malu begitu, Hana-chan"
"Apa-apaan itu? Jangan panggil aku seperti itu!"
"Hmm. Padahal sebentar lagi aku akan segera pergi dan-"
Hanamiya menarik tangan Kiyoshi dan memeluknya sambil menyembunyikan wajahnya. Ia tidak mau digoda Kiyoshi habis-habisan karena wajah merahnya. Walau mudah saja beralasan cuaca yang dingin menjadi penyebabnya, tapi Kiyoshi pasti akan bersikeras tentang alasan lain mengenai rona merah di wajah Hanamiya.
Segaris senyuman lebar tak kunjung terhapus dari wajah Kiyoshi. Ia mengusap puncak kepala Hanamiya dan mengecupnya. Namun Hanamiya masih menyembunyikan wajahnya di balik tangan besar Hanamiya.
"Makoto"
Hanamiya menghiraukan panggilan dari Kiyoshi.
"Hana-chan"
Panggilan yang paling tidak disukai Hanamiya keluar dari mulut Kiyoshi. Dengan panggilang tersebut Hanamiya merespon, namun disertai dengan emosi dari Hanamiya.
"Kau mau pergi? Pergi saja sana! Tidak usah kembali!"
"Hey hey kau jangan marah begitu. Aku hanya bercanda Makoto"
Mereka hanya tersenyum sambil menahan rasa perih karena sebentar lagi, mereka akan terpisahkan oleh jarak dan waktu. Kiyoshi akan sibuk dengan rehabilitasinya dan Hanamiya akan sibuk mengurus tim basket di sekolahnya. Terlebih bulan depan adalah perekrutan anggota baru.
Sedih, khawatir, hampa, semua tersirat di wajah Kiyoshi dan Hanamiya. Mereka saling bertatapan, seolah berkata pada pasangan masing-masing "aku tidak apa-apa" walau banyak arti dibalik tatapan mereka berdua itu. Tanpa disadari, jarak wajah mereka makin berkurang. Mengabaikan bahwa ini tempat umum dan di tengah keramaian.
"Untuk penerbangan America Sky AA170 tujuan Los Angeles, silahkan menuju gerbang tujuh"
"Ja, saatnya aku untuk berangkat"
CUPP
Kiyoshi mencium bibir Hanamiya. Yang dicium kaget namun tidak menolaknya. Tangan Kiyoshi mendorong wajah Hanamiya untuk memperdalam ciuman mereka. Namun tak lama, Kiyoshi melepaskannya karena sebentar lagi ia harus berangkat.
"Aku akan sering-sering menghubungimu. Ja"
"Sudah cepat berangkat sana! Kau mau ketinggalan pesawat?"
"Sebenarnya aku ingin tinggal disini saja denganmu daripada harus pergi ke Amerika"
"Kau mau semakin banyak menumpuk cedera dan akhirnya lumpuh? Yah terserah kau saja"
"Hehe. Baiklah aku berangkat. Dah!"
"Yah selamat bersenang-senang dengan Alex"
Kiyoshi yang hendak berangkat kembali menghampiri Hanamiya sebentar dan membisikkan sesuatu ke telinga Hanamiya dengan suara yang rendah.
"Aku tidak tertarik dengan yang bermelon besar. Tapi aku akan segera memakanmu ketika aku kembali ke Jepang. Hana-chan"
Hanamiya langsung memaki-maki Kiyoshi sementara Kiyoshi hanya tertawa sambil berjalan santai menuju pesawatnya. Memiliki uke tsundere memang memiliki sensasi unik tersendiri bagi Kiyoshi.
Waiting time
copyright by Satsuki Tori
Kuroko no Basuke
copyright by Fujimaki Tadatoshi
Fanfiction ini saya buat untuk kesenangan saya semata, saya tidak mengambil keuntungan apapun dalam penulisan Fanfiction ini
Pair:
KiyoHana
Slight:
ImaHana
Semi Canon, OOC (dikit), maybe typo(s)
Menunggu itu membosankan. Apa yang dilakukan Hanamiya di waktu ia menunggu kepulangan Kiyoshi dari Amerika?
Tidak ada yang menarik di kehidupan sekolah Hanamiya. Ia hanya belajar, mengikuti aktivitas klub dan pulang. Berputar seterusnya dan akan terus seperti itu hingga ia lulus sekolah nanti.
Sama seperti hari ini. Ketika tidak ada aktivitas klub, Hanamiya langsung pulang ke rumah. Namun di jalan, ia melihat para anggota Rakuzan sedang berkumpul di lapangan basket street ball. Beberapa bulan yang lalu, lapangan basket ini di gambari grafitti oleh beberapa tim basket SMA untuk menarik perhatian masyarakat umum agar bermain street ball di lapangan ini.
'untuk apa pemain Rakuzan datang kemari? Pertandingan winter cup sudah lama berakhir' batin Hanamiya.
Hanamiya melihat Hayama dan Mibuchi sedang asik berfoto ria dengan objek grafitti yang berwarna-warni. Nebuya sedang menggambar grafitti sedangkan Mayuzumi yang sedang memegang kuas cat, asik mengobrol dengan Akashi. Ia seharusnya melanjutkan langkahnya menuju rumah, namun terhenti oleh sapaan ultrasonik Hayama yang menurut Hanamiya mencemari indera pendengarannya.
"Hanamiyaa~"
Mau tidak mau Hanamiya menghampiri mereka dengan terpaksa.
"Apa?"
"Dingin sekali kau ini. Padahal kita ini kan sama-sama anggota Mukan no Kosho" komentar Mibuchi yang ikut menanggapi.
"Jangan begitu Hanamiya. Kita berteman saja. Bagaimana kalau kita foto-foto bersama? Bagaimana menurutmu Reo-nee?"
"Ide yang bagus. Ayo kita berfoto bersama. Ne? Mako-chan"
Hanamiya bergidik ngeri menatap ke arah Mibuchi dan Hayama dengan tatapan tidak suka. Terutama Mibuchi, ia tidak suka dengan panggilan aneh yang diberikan seenak jidat.
"Tidak-tidak. Aku harus segera pergi. Kemudian apa-apaan panggilan itu? Hentikan!"
"Ei-chan! Kemari! Ayo kita foto selagi anggota Mukan no Kosho lengkap"
Nebuya menghentikan pekerjaannya sejenak dan menghampiri Hayama, Mibuchi dan juga Hanamiya.
"Tunggu. Kouta-chan, Ei-chan, Mako-chan, aku... Teppei-chan dimana?"
"Reo-nee, kau tidak tahu kalau Kiyoshi sedang rehabilitasi di Amerika?"
"APA? TEPPEI-CHAN!? BENARKAH ITU? MAKO-CHAN?"
Hanamiya memutar kedua bola matanya dan tidak peduli pada Mibuchi yang mengguncang-guncang badannya karena kaget dengan keadaan Kiyoshi. Sebegitu parahkah cedera Kiyoshii sampai ia harus menjalani pemulihan dan rehabilitasi di Amerika.
"Diam kau! Kenapa orang-orang menanyakan kabar Kiyoshi kepadaku? Kalau mau tahu keadaannya hubungi saja langsung orangnya"
"Kau kan yang paling dekat dengannya, Hanamiya"
"Ngomong-ngomong, bagaimana perkembangan hubungan kalian? Bukankah kalian berpacaran?"
"Hey! Siapa yang menyebarkan berita yang tidak-tidak seperti itu? Mibuchi, Koutarou, kalian jadi lebih mirip wartawan infotainment daripada atlit basket"
"Tapi disana Kiyoshi bersama Alex kan?"
"BAGAIMANA JIKA IA MELAKUKAN HAL YANG TIDAK-TIDAK DENGAN ALEX?"
Perbincangan ini topiknya jadi nyambung kemana-mana. Apalagi Mibuchi, ia jadi heboh dan ribet sendiri.
"Tenang saja. Ia tidak akan macam-macam disana. Ia hanya melakukan pemulihan dan rehabilitasi. Lagipula ia tidak tertarik dengan melon besar"
"Nah disitu masalahnya"
Hanamiya mengernyitkan alisnya karena tidak paham dengan maksud Hayama. Gelak tawa keluar dari mulut Hayama karena Hanamiya tidak mengerti apa yang di maksudkan Hayama. Ia merangkul bahu Hanamiya dan membisikkan maksud perkataannya.
"Ia memang tidak tertarik dengan melon besar. Tapi siapa tahu saja ia tertarik dengan belalai yang besar"
Sontak Hanamiya langsung kaget mendengarnya namun ia berusaha tetap tenang dan kalem.
"Itu tidak mungkin Hayama. Kiyoshi-"
"Disana Los Angeles loh. Siapa tahu saja"
"Nah jadi benar kan kalau Mako-chan memang memiliki suatu hubungan dengan Teppei-chan?"
"Apa maksudmu itu. Sudahlah, aku tidak ada waktu meladeni pertanyaan kalian"
"Jangan pura-pura tidak mengerti. Semua orang tahu kalau kau itu jenius"
"Ja ne! Sampai jumpa di pertandingan!"
Hanamiya menghindari ditanyai aneh-aneh oleh Hayama dan juga Mibuchi. Selain itu, ia teringat dengan tugas sekolah yang belum ia selesaikan.
.
.
.
.
Di rumah, Hanamiya hanya tinggal berdua dengan ibunya. Biasanya ibunya pulang malam karena seorang sallary woman. Itupun kalau ibunya pulang, kalau tidak pulang ia harus di rumah sendirian. Waktu Hanamiya dihabiskan dengan membaca buku pelajaran di perpustakaan pribadinya. Tak heran jika ia selalu mendapat nilai sempurna di semua mata pelajaran.
Teppei calling...
Hanamiya melihat jam di ponselnya yang menunjukkan pukul 07.30 pm. Berarti di Los Angeles itu jam 02.30 am. Untuk apa si bodoh itu meneleponnya larut malam?
Rejected
Kiyoshi itu pergi ke Los Angeles untuk menyembuhkan cederanya. Bukan untuk menambah daftar penyakitnya. Hanamiya menolak telepon dari Kiyoshi dan berharap agar Kiyoshi segera tidur.
Teppei calling...
Rejected
Si Kiyoshi itu benar-benar keras kepala. Kalau mau menelepon siang-siang saja kan bisa.
Teppei calling...
Rejected
Teppei calling...
"Baiklah. Ada apa Kiyoshi? Kau tidak lihat jam berapa sekarang?"
"Bukankah di Tokyo masih jam 7.30 malam?"
"TAPI DI TEMPATMU SEKARANG SUDAH JAM BERAPA?"
"Hehe. Aku tidak bisa tidur Hana-chan, aku memikirkanmu. Kau tidak apa-apaa kan?"
"HARUSNYA AKU YANG BERTANYA SEPERTI ITU!"
"Maaf membuatmu khawatir Hana-chan. Aku tidak apa-apa kok"
"Kau mau membodohiku? Itu tidak mungkin. Kau baru kali ini menghubungiku lagi setelah sebulan kepergianmu. Mana mungkin kau tidak apa-apa"
Kiyoshi tidak menjawab.
"Kau tidak bisa membohongiku Kiyoshi"
"Yah seperti yang kau duga. Dokter bilang aku masih harus menjalani masa pemulihan"
"Souka"
"Bagaimana denganmu, kau baik-baik saja kan Hana-chan?"
"Ya, selama kau tidak macam-macam dengan melon atau belalai-belalai yang ada disana aku baik-baik saja disini"
"Apa yang kau katakan?"
"Tidak"
"Hehe. Aku tidak tertarik dengan siapapun disini. Aku ingin segera lekas sembuh dan bertemu denganmu. Oh ya Hanamiya, berhati-hatilah dengan Imayoshi"
"Untuk apa aku berhati-hati dengannya. Dia bukan hewan pemakan daging. Sudah sana tidur, jangan menambah penyakit kau!"
"Karena kau yang menyuruhnya, sepertinya malam ini aku akan tidur nyenyak. Oyasumi Hana-chan"
" Oyasumi"
.
.
.
.
Satu bulan kemudian
Ibu harus keluar kota selama seminggu. Maaf mendadak Makoto.
Ibunya mendadak pergi selama berhari-hari itu sudah biasa. Menghabiskan waktu bersama orangtua adalah harga mahal bagi Hanamiya. Baik ibu atau ayah. Hanya itu pilihannya, tidak ada ayah dan ibu. Hanya ada ayah atau ibu.
Minggu-minggu ini begitu melelahkan karena ia sibuk mengurus timnya. Sebagai pelatih dan juga kapten bagi tim Kirisaki Daiichi. Tapi biasa saja karena ia sendiri tidak punya kesibukan selain mengurus timnya dan juga akademiknya.
Maji burger. Tempat terakhir yang menjadi pilihan Hanamiya untuk mengisi kebutuhan nutrisi bagi tubuhnya. Mungkin selama seminggu, Hanamiya akan makan disini karena ia malas memasak makanannya sendiri.
"Maji chicken set dan milkshake coklat ukuran besar"
Hanamiya memakan makanannya di Majiba. Supaya sesampainya di rumah, ia langsung tidur. Lagipula untuk apa berlama-lama di rumah, ia hanya sendirian di rumah.
"Hanamiya"
"Imayoshi"
Imayoshi ikut bergabung duduk dengan Hanamiya tanpa meminta izin dengan orang yang duduk di sebelahnya. Hanamiya memakan makanannya tanpa berbicara sepatah kata apapun kepada senpainya ketika SMP dulu.
"Jadi kau memilih Kiyoshi daripada aku?"
Hanamiya tidak menjawab pertanyaan Imayoshi dan asik memakan makanannya.
"Sendiri saja? Tidak bersama Kiyoshi? Oh ya aku lupa, kau ditinggal olehnya ke-"
"Berisik. Imayoshit!"
"Kau nampak kesepian"
"Itu bukan urusanmu"
"Kau memilih orang yang salah, Hanamiya"
Hanamiya menelan makanannya dan meminum milkshakenya sedikit dan berbicara panjang lebaar karena muak mendengar kata-kata yang sedari tadi dikeluarkan oleh Imayoshi.
"Salah atau tidak, itu adalah pilihanku. Memangnya kau tahu apa tentangku?"
"Kau tidak tahu kan apa yang dilakukan Kiyoshi disana? Apakah menunggunya adalah pilihan yang tepat atau tidak? Kenapa kau tidak memilih yang sudah jelas dan pasti saja?"
"Ya ya. Aku tahu itu semua sia-sia! Melakukan semua itu begitu memuakkan! Aku memang menderita karenanya kau tahu! Sialan kau! Kau membuat aku mengatakan ini. baka! Baka!"
"Lihat? Kau hanya menunjukkan sisi lembutmu di depanku? Tapi"
Imayoshi menggantung kata-katanya. Ia sudah menghabiskan makanannya dan hendak pulang sambil menghabiskan minumannya yang tersisa sedikit lagi.
"Mendobrak hati seseorang itu seperti memainkan perjudian. Jadi, lakukan saja sesukamu"
.
.
.
.
Satu bulan kemudian
Libur musim panas sudah datang. Banyak yang harus Hanamiya lakukan. Menyusun menu latihan ketika pelatihan musim panas, menyelesaikan tugas musim panas, dan yang lainnya.
Namun, semua yang ia lakukan terasa hampa dan hambar karena hatinya berasa kosong. Walau ada Kiyoshi yang kini mengisi hatinya, tapi ia tidak ada di sini. Empat bulan setelah kepergian Kiyoshi ke Los Angeles dan tiga bulan tanpa kabar dari Kiyoshi.
Hanamiya berusaha menyibukkan diri untuk menghindari memikirkan Kiyoshi terus menerus. Tapi tetap saja tidak berhasil. Mau menghubunginya duluan, harga diri Hanamiya terlalu tinggi.
Lama-kelamaan Hanamiya semakin memikirkan perkataan Imayoshi sebulan yang lalu.
"Kau memilih orang yang salah, Hanamiya"
Tapi Hanamiya selalu meyakinkan diri kalau dirinya benar. Namun kenyataan berkata lain mengingat Kiyoshi yang tak kunjung menghubunginya.
Sekelebat memori bersama Imayoshi, mendadak bergentayangan di pikiran Hanamiya.
"Hahaha. Untuk apa kau menggunakan kacamata kalau kau masih keliru membedakan obat tetes mata dan lem? Selamat menikmati gelapnya dunia, Imayoshi"
Tanpa sadar, Hanamiya mengantuk dan tertidur di sofa ruang tengah rumahnya. Setidaknya itu dapat menghindarinya dari berbagai pikiran yang aneh-aneh tentang Kiyoshi dan Imayoshi.
TING TONG
"Hanamiya, ini aku. Buka pintunya"
Tamu yang sudah akrab dengan tuan rumahnya masuk ke dalam karena tidak ada jawaban dari si tuan rumah.
"Aku masuk yah, Hanamiya"
"Are? Tidak dikunci? Dasar ceroboh"
Si tamu kemudian mengunci pintu dan masuk ke dalam. Ia menemukan Hanamiya yang tertidur di sofa ruang keluarga. Ponsel Hanamiya pun masih berada di tangan pemiliknya. Kiyoshi penasaran dan menemukan bahwa Hanamiya sedang mencari kontak Kiyoshi namun tidak menghubunginya sama sekali.
"Aku mau memberinya kejutan malah aku yang terkejut"
Kiyoshi menggendong Hanamiya dengan bridal style ke kamarnya. Ia membaringkan Hanamiya di atas kasur dengan hati-hati agar Hanamiya tidak terbangun.
"Kau sudah berusaha keras, Hana-chan?"
Kiyoshi mengusap puncak kepala Hanamiya dan mengecupnya. Kemudian ia membawa tubuh Hanamiya dalam dekapan tubuh besarnya.
"Oyasumi"
TBC
AN: Yeeee, libur kuliah terus bingung mau ngapain dan akhirnya jadilah ini FF gak jelas :v Sebenarnya ada lagi satu judul FF KiyoHana rate M tapi belum tuntas karena one-shoot puanjaaang banget.
Buat chapter depan Cuma lemon aja sih. Awalnya mau langsung di publish tapi karena mengingat bulan puasa (walau ini udah akhir bulan puasa sih xD) aku jadi mengurungkan niatku :'3
Buat my seme: HUUUAAAAA hape aku ilang jadi kagak bisa main RP di line *nangis kejer guling2* tapi selama belum dapet hape baru, aku bakal aktif di Fb dan FFn aja. Aku gak pegang hape sama sekali sekarang, Cuma pegang laptop aja '-' huuuaaaaa aku kangen anak-anak rp yang lain :"
Buat yang mau kenal author di real life *emang ada yang sudi?* bisa add Fbku dan kirim PM biar aku confirm. Aku suka kasih spoiler buat next FF atau next chapter FF ku, dan sharing2 asupan juga (?)
Fb: Triyana Tori
