BACA WARNING! YANG GA SANGGUP(?) LEBIH BAIK JANGAN DIBACA(?)
PROLOG
Asap rokok mengepul dari seorang yang tengah berdiri di bawah pohon besar terlihat sedang memperhatikan sosok lain. Dua jarinya mengapit batang tembakau itu dan menghisapnya hingga nyaris habis. Nafasnya berat dipenuhi oleh kepulan mematikan itu. Tenggorokannya terasa seperti terbakar dan tubuhnya mendadak panas. Bahkan angin malam tak urung membuat suhu tubuhnya menurun.
Ia jatuhkan puntung rokok tersebut lalu menginjaknya dengan kasar. Sepasang kaki panjangnya melangkah untuk mengikuti sepasang kaki lain yang berjalan beberapa meter di depannya.
Sesekali seringaian tipis muncul di wajah tampannya. Mata elangnya tak henti memperhatikan sosok lelaki mungil yang baru saja keluar dari sebuah Sekolah elit di Kota tersebut. Ia sengaja menunggu lelaki mungil itu, memang. Lalu mengikutinya seperti ini layaknya seorang penguntit. Meskipun pada kenyataannya memang benar.
Byun Baekhyun.
Sosok yang akhir-akhir ini diincarnya. Bukan dalam artian yang positif, namun sebaliknya. Ia mengincar Baekhyun untuk dijadikan Korban. Berikutnya. Entah yang keberapa, ia rasa tak penting untuk mengingatnya.
Ditemani oleh kedua orang temannya yang sedari tadi menunggu di dalam mobil mewah yang terparkir tepat di depan Sekolah tersebut, ia melancarkan aksi bejatnya.
Ia tak memerlukan tempat yang sepi atau waktu yang tepat, karena hanya dengan sebuah dekapan pada mulut si Korban, ia dapat dengan mudah melumpuhkannya.
Tak henti ia tatap wajah si mungil seolah menganggapnya sebagai makan malam yang lezat. Hingga ia tersenyum pada kedua kawannya, dan mobil itu berjalan mengarah pada satu tempat tujuan mereka.
"Kau salah pilih," ucap lelaki berkulit tan yang duduk di samping pengemudi.
"Aku rasa tidak," jawab si pengemudi yang memiliki kulit sangat putih. Kontras dengan lelaki yang berada di sampingnya.
Si penculik bejat tertawa ringan. "Tikus percobaan."
"Hey dia tidak seperti tikus. Umm... tapi lebih terlihat seperti Bidadari. Ya, menurutku."
"Otakmu sangat busuk!"
"Sudahlah, kita semua sama-sama busuk disini hahaha," si pengemudi mencoba menengahkan.
Park Chanyeol, Kim Jongin dan Oh Sehun.
Adalah tiga Mahasiswa yang memiliki catatan kriminalitas paling tinggi di antara Mahasiswa lainnya. Jarang mengikuti Mata Kuliah dan sering membuat keributan di Kampusnya. Bukan masalah ringan, bahkan mereka sering menghabisi siapapun yang berbuat salah pada mereka. Misalnya memukulinya hingga nyaris mati, mematahkan beberapa tulang anggota tubuh si Korban, bahkan membuat kejiwaan si Korban terganggu.
Menurut mereka, hal tersebut sangatlah menyenangkan. Tak ada yang tahu persis bagaimana latar belakang ketiganya, karena selama ini mereka selalu bersikap misterius dan aneh. Jarang berbicara dan menyimpan banyak catatan kejahatan personal maupun kelompok.
Sebuah Rumah kecil dua tingkat yang menjadi saksi penyiksaan mereka terhadap Korbannya. Sulit dijangkau oleh orang biasa karena letaknya yang tak memiliki akses jalan memadai. Mereka bahkan harus berjalan kaki kurang lebih 15 menit untuk tiba di Rumah kecil tersebut.
"Kenapa kau memilihnya? Kau sudah menjadi seorang penyuka anak kecil sekarang?" Ledek Jongin -lelaki yang memiliki kulit tan- pada Chanyeol saat mereka baru saja menuruni mobil dan bersiap berjalan kaki menuju Rumah kecil mereka.
"Entahlah, aku hanya ingin menghancurkan tubuhnya," jawab Chanyeol santai. Ia menggendong tubuh mungil tak berdaya itu di punggungnya, dan terus melangkah.
"Kali ini, apa kami boleh membantumu untuk menghancurkan tubuhnya?" Tanya Sehun -si pengemudi- dengan senyuman kecil di wajah bak Pangeran miliknya.
"Kalian bisa melakukan apapun padanya sepuas kalian."
Sehun dan Jongin melakukan toss dengan ceria di belakang Chanyeol. Jujur saja, sudah lama mereka tak menculik seseorang dan menjadikannya Budak. Dan Bidadari mungil itu, nampaknya sangat pas untuk dijadikan boneka kebutuhan seks mereka.
"Aku tak sabar untuk memperkosanya," gumam Jongin. Chanyeol berdecih.
"Akulah yang pertama kali melakukannya. Aku rasa dia masih bersih."
"Cepatlah. Penisku sudah gatal ingin segera merasakan lubangnya," rengek Sehun.
"Ck! Benar-benar bejat. Setidaknya, kita harus menunggunya sampai besok. Di pagi hari, bukankah sangat pas untuk melakukannya?"
.
.
.
-oOo- ABUSE -oOo-
.
.
.
Author:
Yuta CBKSHH
Title:
ABUSE (CHANBAEK)
Main Cast:
Park Chanyeol
Byun Baekhyun
Support cast:
Oh Sehun a.k.a Sehun
Kim Jong In a.k.a Kai
And others cast (EXO's members)
Rating:
M ++
Genre:
Crime, Angst, Drama, Hurt/Comfort
Length:
CHAPTERED
Disclaimer:
Fanfict yang terinspirasi dari kisah nyata siswi Jepang "Junko Furuta" yang disiksa oleh beberapa pemuda hingga tewas. Disini Yuta ga bikin salah satu cast sampe tewas ya, tapi mengarah pada cinta yang tumbuh seiring penyiksaan itu dilakukan. FF ini ditulis oleh Yuta sendiri dan tanpa dibantu oleh siapapun. Plot cerita dari 'pemikiran tiba-tiba' yang terlintas di otak Yuta. Cerita ini tidak memplagiat cerita dari orang lain atau cerita manapun. PLAGIARISM ISN'T MY STYLE! NO COPAST! NO PLAGIAT! Semoga kalian suka dan bisa menerima cerita ini dengan baik ^^
Warning:
BL-BoysLove / YAOI / SHOUNEN-AI / HUBUNGAN SESAMA JENIS. KEKERASAN (HANYA UNTUK HIBURAN, BUKAN UNTUK DICONTOH). MATURE CONTENT INSIDE! NC-21! DLDR! DO NOT BASH BUT KRITIK ATAU SARAN SANGAT DI PERBOLEHKAN. ENJOY IT!
Summary:
[YAOI! ABUSE! CRIME! NC-21!] Entah darimana perasaan benci itu muncul. Tiba-tiba tangan ini sangat ingin menyiksamu, menciptakan beberapa luka hingga banyak darah yang mengalir. Tangisanmu adalah nada indah bagiku. Hingga aku tak menyadari datangnya suatu hal yang fatal... yaitu cinta. (CHANBAEK) Slight KaiBaek HunBaek! RnR!
Backsong:
The Veronicas - You Ruin Me
- HAPPY READING -
.
.
.
Day 1
Tidak ada kasur empuk yang Baekhyun dapati pagi ini. Hanya lantai kayu yang dingin, yang membuat tubuhnya seakan mati rasa. Seluruh persendiannya terasa sakit dan kepalanya sangat pening. Ia bahkan tak tahu dimana dirinya berada saat ini. Hanya sebuah Kamar kecil dan ada satu jendela kecil di satu sisi dindingnya.
Ia masih mengenakan seragam Sekolah, karena seingatnya kemarin ia harus pulang agak malam karena menyelesaikan beberapa tugas yang tak bisa ditunda. Namun ia tak mengingat apapun yang terjadi setelahnya. Rasa takut mulai menghampiri dirinya.
Cklek
Pintu itu terbuka. Menampilkan sosok lelaki tampan dengan tubuh tinggi, memasuki Kamar berukuran 5x5 meter tersebut. Senyuman menawannya membuat Baekhyun sedikit terpaku, hingga tanpa sadar ia berjongkok tepat di depan Baekhyun yang sedang berusaha untuk terduduk.
"Baekhyun?"
Ia tahu betul siapa lelaki ini. Park Chanyeol. Tetapi apa tujuan Chanyeol membawanya ke tempat ini?
"Kau mengkhawatirkan kedua orangtuamu?" Tanya Chanyeol lagi.
"Dimana aku berada sekarang?"
Chanyeol berdecih. Baekhyun nampak sangat membencinya. Ia dapat melihat semua kebencian Baekhyun melalui matanya. Namun apa yang harus ia pedulikan? Baekhyun adalah Korbannya. Tidak lebih dari itu.
Masa lalu yang memaksa Chanyeol untuk menculik dan menyekap Baekhyun di tempat ini. Jangan salahkan dirinya, tetapi salahkan Baekhyun yang terus membakar hatinya. Hingga ia lepas kendali seperti sekarang, dan memutuskan untuk melakukan ini semua.
"Usiamu baru 16 tahun 'kan?" Chanyeol menarik dagu Baekhyun dan memperhatikan setiap inchi wajah cantik itu.
"Itu bukan urusanmu!"
PLAK!
"Akh!"
Chanyeol menampar Baekhyun dengan keras. Suaranya bahkan terdengar sangat nyaring.
"Kau berani membentakku?"
Baekhyun meringis dan airmata menggenangi pelupuk matanya. Tamparan itu terasa sangat perih, dan ia ingin pergi dari tempat ini sekarang juga.
"Lepaskan aku!"
"Cepat katakan pada kedua orangtuamu jika kau baik-baik saja. Katakan pada mereka kau sedang bersamaku sebagai Kekasihmu."
Chanyeol tak memperdulikan perkataan Baekhyun, dan mengeluarkan ponselnya. Satu tangannya melingkar di pinggang Baekhyun dan ia menarik tubuh Baekhyun agar merapat ke tubuhnya.
"Aku akan mengambil foto kita berdua lalu mengirimnya pada orangtuamu. Kau harus tersenyum, oke?"
Baekhyun terdiam menatap Chanyeol, mengabaikan seluruh perintah Chanyeol dan membuang wajahnya tak ingin menatap ke layar ponsel. Namun Chanyeol berbisik padanya, dan memaksanya untuk melakukan apa yang ia perintahkan.
"Menurutlah padaku, atau aku akan menancapkan pisau ini di perutmu?"
Baekhyun lihat pisau lipat itu. Chanyeol mengarahkan benda tajam itu tepat pada perut sampingnya. Daripada menerima resiko buruk, lebih baik ia menuruti perkataan lelaki brengsek tersebut.
"Sebenarnya apa yang kau inginkan dariku?" Tanya Baekhyun memelas.
Chanyeol sudah bangkit berdiri setelah mereka mengambil foto. Ia nampak puas dengan hasil gambar mereka yang terlihat seperti sepasang Kekasih yang tengah menikmati waktu mereka. Ia yakin, kedua orangtua Baekhyun tidak akan curiga dan mencari kemana Anaknya pergi.
"Menyiksamu. Hingga kau benar-benar mati."
Chanyeol berlalu darisana meninggalkan Baekhyun dengan rasa terkejutnya. Kemudian tiba-tiba Sehun datang membawa sebuah tali tambang, diikuti dengan Kai di belakangnya. Sungguh Baekhyun dapat melihat Chanyeol tersenyum kecil sebelum menutup pintu Kamar tersebut.
'Bu, aku sedang pergi bersama teman-temanku dan tidak berada dalam bahaya. Ibu tak perlu mengkhawatirkanku, karena aku bersama Kekasihku.'
Send.
Chanyeol mengangkat bahunya acuh dan memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana panjangnya.
"Hai Bidadari, apa kau keberatan jika kami menciptakan sebuah seni di tubuhmu?" Ucap Kai dengan seringaiannya pada Baekhyun.
.
.
.
-oOo- ABUSE -oOo-
.
.
.
Baekhyun mendapatkan luka benturan benda tumpul di sisi kiri dahinya. Pelipisnya bahkan memar dan mengeluarkan sedikit darah. Tanpa terasa malam sudah tiba, dan ia masih terperangkap di dalam Kamar kecil ini.
Tanpa sedikitpun makanan atau air yang masuk ke dalam perutnya. Ia benar-benar lapar. Dan kini rasa pusing menyerang kepalanya, akibat obat bius yang terus menerus dihirupnya. Tubuhnya terasa sakit dan ia tak dapat mengingat apapun.
Ia berusaha untuk bangkit, namun ia menyadari beberapa tali tambang menghalangi pergerakannya. Tali besar dan kasar itu, nyatanya telah berhasil melilit kedua kaki dan kedua tangannya dengan sempurna. Ia tak tahu kapan para bajingan itu melakukan hal ini terhadapnya karena ia dibius berkali-kali.
Beruntung bibirnya tak ditutupi oleh kain atau lakban, sehingga memudahkannya untuk berteriak meminta pertolongan. Ia berteriak cukup keras, tetapi telah lama ia berteriak, tak ada seorangpun yang dapat mengetahui keberadaannya atau bahkan menolongnya.
Apakah tempat ini semenyeramkan itu?
Baekhyun menyerah. Ia lebih memilih untuk membaringkan tubuhnya di atas lantai dingin dan menunggu para bajingan itu datang. Ia ingin segera terbebas dari sini. Satu hari ia disekap, bagaikan satu tahun. Hal ini benar-benar menyiksanya.
"Kau fikir dengan berteriak seperti itu, kau dapat terbebas dari tempat ini?"
Sebuah suara muncul dari balik pintu, menampilkan sosok tinggi Sehun yang sedang tersenyum remeh. Ia berjalan mendekati Baekhyun dan menarik tubuh Baekhyun secara kasar agar terduduk.
"Jangan banyak bicara. Suaramu membuat kepalaku sakit."
Sehun menatap wajah Baekhyun cukup lama, hingga tatapan itu beralih pada bibir tipis Baekhyun.
"Atau aku bungkam saja bibirmu ya?"
Baru saja Sehun ingin meraih bibir itu, Baekhyun lebih dulu memalingkan pandangannya. Ia tidak suka diperlakukan seenaknya seperti ini.
"Brengsek!" Umpat Baekhyun. Namun Sehun hanya tertawa.
"Wow! Dia masih berani mengataimu brengsek, Oh Sehun?" Ucap Kai yang baru saja memasuki Kamar penyekapan tersebut.
"Sebenarnya aku ingin sekali memperkosanya saat ini juga, tapi seperti yang kau dengar tadi pagi, Chanyeol masih belum mengizinkanku untuk melakukan hal itu," Sehun bangkit berdiri di hadapan Baekhyun.
"Ck! Kau fikir aku tidak ingin memperkosanya?" Ucap Kai.
"Baiklah sayang, aku tidak akan menyentuhmu sedikitpun, tetapi kau harus memanjakan milikku, oke?" Sehun bersiap membuka resleting celananya, diikuti oleh Kai di sampingnya.
"Baekhyun, kami tahu bahwa kau bukanlah orang yang polos. Kau tidak bodoh untuk memahami apa yang kami inginkan. Cepatlah kulum ini sayang," Kai berhasil membuka celananya dan mengarahkan kejantanannya pada mulut Baekhyun. Sehunpun melakukan hal yang sama. Namun untuk yang kesekian kalinya, Baekhyun menolak perintah mereka dan ia menunduk dalam.
"Lepaskan aku. Aku tidak ingin melakukannya," jawab Baekhyun. Ia masih berusaha untuk melepaskan ikatan tali di tangan dan kedua kakinya.
"Kau menjatuhkan harga diriku, cantik."
Sehun menaikkan kembali resleting celananya dan mengusap rambut halus Baekhyun dengan lembut. Ia kembali berjongkok dan menatap wajah manis Baekhyun dalam-dalam.
"Kau tahu benda apa ini?"
Baekhyun membulatkan kedua matanya saat melihat sebuah benda tajam yang baru saja Sehun keluarkan dari saku celananya. Itu adalah sebuah pisau lipat yang sama, yang ia lihat ketika Chanyeol mengancamnya tadi pagi. Apakah mereka semua memiliki pisau lipat tersebut untuk mengancamnya?
"Kau lebih memilih kejantananku yang masuk ke dalam mulutmu, atau benda tajam ini?"
"Hentikan."
Ketiga orang yang berada disana, mengarahkan pandangan mereka pada sosok Chanyeol yang sudah berdiri di ambang pintu.
"Aku tidak menyuruh kalian untuk mengancamnya. Aku menyuruh kalian untuk menyiksanya," lanjut Chanyeol.
Kai nampak jengkel dan menarik resleting celananya. Kemudian ia berjalan keluar dari Kamar tersebut dan menabrakkan bahunya ke bahu Chanyeol dengan sengaja.
"Kau ingin membantuku?" Tanya Chanyeol pada Sehun.
Kemudian Chanyeol melepaskan kaos yang dikenakannya dan melemparnya sembarang. Melihat tubuh mulus itu terikat, tiba-tiba membuat birahinya meningkat.
"Wow kau ingin menyetubuhinya?" Tanya Sehun dengan pandangan tak percaya.
"Pastikan tidak ada seorangpun yang berada di sekitar sini. Sepertinya aku membutuhkan waktu yang lama untuk menyiksanya," ucap Chanyeol tanpa memperdulikan pertanyaan Sehun. Sedangkan Sehun menuruti perintah Chanyeol dan bergegas keluar dari Kamar tersebut.
Menyisakan Baekhyun yang terduduk di sudut Kamar. Ia berusaha mati-matian untuk tetap membuka matanya dan waspada jika para bajingan itu melakukan kekerasan fisik terhadapnya.
Tak ada sedikitpun ekspresi yang ditunjukkan oleh Chanyeol saat ini. Ia hanya berjalan ke arah Baekhyun, dan menatapnya dengan pandangan kosong. Jujur, ia tidak memiliki ketertarikan untuk saat ini pada Baekhyun, ia hanya ingin melakukan hal yang dapat menyiksa Baekhyun secara fisik dan batin.
Dengan tiba-tiba Chanyeol menyelipkan kedua tangan kokohnya pada pinggang Baekhyun dan merangkulnya erat. Menempelkan bibirnya pada telinga Baekhyun dan menikmati ekspresi ketakutan yang ditunjukkan oleh Baekhyun saat ini.
"Nikmati rasa sakit yang aku berikan padamu, Byun Baekhyun," bisik Chanyeol.
Bruk!
Chanyeol membanting tubuh Baekhyun agar berbaring di lantai dan kemudian menindihnya. Melepaskan pakaian Baekhyun secara paksa, tanpa memperdulikan rontaan dan isak tangis Baekhyun. Berkali-kali tamparan tangan Chanyeol mendarat di pipi mulus Baekhyun dengan keras, bahkan hingga bibir mungil itu mengeluarkan tetesan darah di sudut. Chanyeol melepaskan ikatan tali di kedua kaki dan tangan Baekhyun, saat ia rasa Baekhyun tak mampu memberontak lagi.
"Sebenarnya aku sangat menyayangkan hal ini terjadi."
Baekhyun menangis terisak menahan rasa sakit, namun kuncian Chanyeol pada tubuhnya membuatnya tak mampu bergerak lagi. Ia hanya dapat melihat Chanyeol yang mulai menyentuh seluruh tubuhnya dan mengecupinya di setiap bagian.
"Cu.. kuph," pinta Baekhyun.
"Tidak. Ini belum cukup. Dan hentikan airmatamu itu, sayang."
Chanyeol menghapus airmata Baekhyun dengan jemarinya dan perlahan ia menautkan kedua tangannya pada tangan Baekhyun agar Baekhyun tak melawan. Ia tatap wajah cantik Baekhyun cukup lama.
"Kau pernah melakukan seks sebelumnya?"
Baekhyun menggelengkan kepalanya. Ia mencengkram tautan tangan Chanyeol cukup kuat.
"Kenapa? Apa kau menungguku untuk melakukannya yang pertama kali? Baiklah, sepertinya saat ini adalah waktu yang tepat."
"Aku... membencimu!" Ucap Baekhyun susah payah.
"Aku tahu itu. Kau tak harus mengulangnya dan membuatnya semakin jelas."
Chanyeol berbicara dengan sangat tenang, tak ada nada kecewa sedikitpun. Hingga sedetik kemudian ia meraup bibir Baekhyun lamat-lamat hingga menimbulkan decakan suara yang cukup keras memenuhi Kamar tersebut. Tangannya yang semula mencengkram tangan Baekhyun, kini beralih untuk melepaskan celananya sendiri hingga ia benar-benar telanjang bulat seperti Baekhyun.
Baekhyun semakin panik. Ia tahu tujuan bejat Chanyeol padanya, dan ia tak akan memberikan satu hal yang paling berharga di hidupnya untuk lelaki bajingan seperti Chanyeol.
"Aku sudah menantikan hal ini sejak lama," Chanyeol melepaskan ciumannya. Beralih menghisap leher Baekhyun dengan keras layaknya seorang vampire yang haus akan darah sang korban.
Baekhyun mulai memberontak. Ia dorong dada Chanyeol kuat-kuat hingga kedua kakinya menggelepar di lantai. Namun Chanyeol terlalu kuat, ia bahkan tak membiarkan Baekhyun bernafas lega sedetikpun.
"BERHENTILAH MEMBERONTAK!" Chanyeol berteriak.
Baekhyun menangis semakin kencang. Ia terkejut dan takut di waktu yang sama. Chanyeol terlalu menyeramkan baginya.
"APA AKU HARUS MEMBENTURKAN BATU KE KEPALAMU AGAR KAU BISA TENANG?!"
Chanyeol bangkit dan memandang ke sekelilingnya mencari suatu benda yang untuk memukul Baekhyun. Hingga pandangannya terhenti pada satu buah balok kayu yang tergeletak tak jauh dari tempatnya berada. Sepertinya kayu itu sudah digunakan oleh Sehun dan Kai untuk memukuli Baekhyun.
BUGH!
"AKH!"
Kayu itu berbenturan dengan kepala Baekhyun cukup keras. Baekhyun meringis kesakitan bukan main. Namun Chanyeol justru memukulinya di bagian tubuh yang lain.
Suara benturan benda tumpul itu menggema ke seluruh ruangan bercampur dengan isak pilu dari seorang Byun Baekhyun. Hingga cukup lama penyiksaan itu berlangsung, Baekhyun memutuskan untuk menahan kayu itu dengan tangannya dan menatap penuh harap pada Chanyeol.
"A-apa.. hh.. yang k-kau inginkan? A-aku.. sudah tidak sangguph.. hh. A-akuh.. akan melakukan apapun.."
"Kau sudah mengerti sekarang? Apa aku harus memukulimu seperti tadi agar kau mau memenuhi apa yang aku inginkan?" Nafas Chanyeol terengah. Ia cukup lelah mengerahkan tenaganya untuk memukuli tubuh Baekhyun.
Baekhyun terdiam dan memejamkan kedua matanya. Ia benar-benar lelah. Bahkan hingga Chanyeol kembali menyentuhnya, ia masih terdiam dan merasakan rasa sakit yang kian membesar. Harga dirinya sudah hilang di tangan lelaki bajingan ini. Masa depannya yang indah, sudah runtuh dihancurkan oleh tangan kotor seorang Park Chanyeol.
Tanpa ia mengetahui alasan di balik kenapa Chanyeol menyiksanya seperti ini.
.
.
.
.
.
.
To Be Continued...
.
.
.
.
.
.
NEXT? REVIEW JUSEYO~~
TERIMA KASIH..
사랑해 쀵(?) :*
